Pare “Si Pahit” Pemberantas Cacingan pada Anak

Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, bisa juga dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan pada pagar untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman dalam setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras.

Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Penyakit Yang Dapat Diobati antara lain: Batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria, menambah nafsu makan, kencing manis, rhematik, sariawan, bisul, abses, sakit lever, sembelit, serta cacingan terutama pada anak-anak.

Cacing, selain merebut jatah makanan dan zat gizi dalam usus sehingga membuat anak kurang gizi dan prestasi belajar rendah, ternyata bisa mengganggu paru dan saluran empedu, memicu radang usus buntu, dan menyumbat usus. Pada umumnya penderita infeksi cacing atau cacingan adalah anak-anak. Hal itu karena cacing kebanyakan ditularkan lewat tanah. Akibatnya anak yang hidup di lingkungan dengan sanitasi buruk dan kebersihan pribadi yang kurang baik sangat rentan tertular cacing. Cacingan yang sering diderita anak-anak biasa disebabkan oleh cacing-cacing ascaris dan parasit lainnya yang bergerombol di usus dan menyebabkan kekurangan gizi pada anak-anak.

Menurut dr. Is Suhariah Ismid dari Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ada banyak jenis cacing yang sering menyebabkan anak menderita cacingan. Antara lain, cacing gelang yang panjangnya 20-30 cm hidup di rongga usus halus, Cacing ini mengkonsumsi makanan yang telah dicerna di usus halus, sehingga anak menjadi kurang gizi. “Akibatnya, anak menjadi lesu, kurang nafsu makan, apatis, susah belajar, dan angka raport kurang memuaskan,” ujar Suhariah.

Sebelum tiba di usus, larva cacing gelang melewati paru. Di paru, larva menyebabkan pendarahan ringan dan peradangan, sehingga timbul batuk dan sesak napas. Sementara di usus, cacing menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare. Jika tersesat ke usus buntu, cacing menyebabkan radang (apendisitis). Kalau tersesat ke saluran empedu bisa menyebabkan sakit kuning. Sedang bila cacing di usus terlalu banyak, akan menyumbat dan penderita perlu dioperasi.

Kemudian Cacing cambuk yang berukuran 4- 5 cm hidup di usus besar. Kepala dan sebagian badan masuk ke selaput lendir usus, menyebabkan luka-luka kecil dan pendarahan. Infeksi ringan menyebabkan radang usus ringan. Sedang infeksi berat bisa menimbulkan disentri (buang air besar disertai darah, lendir, dan rasa sakit di sekitar dubur), diare menahun, dan bagian ujung usus keluar dari dubur.

Ada lagi cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) hidup di usus halus. Cacing berukuran pendek ini (1-2 cm) bergigi runcing. Cacing ini mengisap darah dan melukai selaput lendir usus. Luka makin banyak jika cacing jantan berpindah-pindah tempat mencari pasangan. Luka yang ditinggalkan terus berdarah, karena cacing mengeluarkan zat pencegah pembekuan darah. Akibatnya, penderita mengalami anemia (kurang darah). Umumnya penderita infeksi cacing tambang adalah orang dewasa. Namun, didapati pula pada anak sekolah.

Dan yang paling kecil adalah cacing keremi. Panjangnya 0,5-1 cm, hidup di usus besar. Berbeda dengan cacing lain, keremi tidak ditularkan lewat tanah, melainkan langsung dari manusia ke manusia. Cacing betina meletakkan banyak telur di sekitar dubur. Hal ini menyebabkan gatal luar biasa, membuat anak sulit tidur, sering menggaruk dubur, dan menular ke orang di sekitarnya.

Ada beberapa cara untuk tindakan pencegahan terkena infeksi cacing atau cacingan: Mandikan anak-anak dan bayi setiap hari. Cuci dengan sabun dan air atau bersihkan dari hama, buah- buahan serta sayur-sayuran yang dimakan mentah. Gunting kuku. Ajari anak-anak atau siapa pun supaya menggunakan sandal atau sepatu, terutama bila berjalan di tanah. Ajari anak-anak supaya tidak memasukkan jari ke dalam mulut. Pelihara kebersihan lingkungan. Pelihara kebersihan dalam rumah serta ajarkan anak-anak menggunakan WC secara benar.

Sebenarnya infeksi cacing atau cacingan bisa dihindarkan dengan cara sangat sederhana, yaitu memutus rantai penularan cacing. Antara lain, membangun jamban yang saniter (terjamin kebersihan dan tidak mencemari lingkungan), mencuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan, membersihkan kuku dari kotoran, serta memakai alas kaki jika berjalan di tanah. Untuk pencegahan infeksi cacing bisa juga dengan menggunakan tanaman obat seperti Pare yang banyak kita jumpai di pasar tradisional. Ada dua cara yang biasa digunakan: yang pertama, ambil  daun segar sebanyak 7g, diseduh dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus sebelum makan pagi, Yang kedua, Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat. Ramuan ini biasanya untuk pengobatan infeksi cacing gelang. Dari berbagai sumber

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 32 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN