Menjadi seorang raja. Mungkin setiap orang menginginkannya, walau kesempatan itu hanya dalam sehari. Karena kehidupan seorang raja sangat mempesona bagi setiap yang membayangkan kesenangan. la tidak perlu repot mengurus keperluannya. Karena apapun yang diinginkannya, tinggal memanggil pelayan yang selalu siap sedia setiap saat. Mau makan, tinggal bilang. Mau minum, tinggal panggil. Pendek kata, semua urusan menjadi beres.
Namun seenak-enaknya menjadi raja, masih tidak senikmat hidup di surga. Itu tentu. Setiap penghuni surga akan dikelilingi pelayan-pelayan yang sangat setia. Kesetiaannya tidak bisa diukur dengan pelayan dunia, walau dayang seorang raja sekalipun.
Lihatlah bagaimana Allah menggambarkan etos kerja mereka, para pelayan surga. “Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda (Wildan Mukhalladun), dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir.” (QS. Al-Waqi’ah: 17-18)
Itulah gambaran kesetiaan pelayan surga yang tidak lagi disibukkan dengan urusan pribadi. Sangat jauh berbeda dengan pelayan dunia. Seluruh waktu mereka hanyalah untuk majikan. Tidak lagi terpikir untuk melayani kebutuhan mereka sendiri karena pada hakekatnya pelayan surga diciptakan untuk mengabdi kepada penghuni surga. Sedang pelayan dunia masih memiliki hak yang berhubungan dengan diri dan keluarga. Hak yang harus dipenuhi oleh majikannya.
Pada sisi lain, pelayan surga tidak akan pernah berubah sepanjang masa. Mereka tetaplah muda, tentu dengan tenaga yang perkasa dan tidak mengeluhkan beratnya beban kerja. Ibnu katsir menjelaskan karakter mereka. Mereka adalah sekelompok anak muda yang tetap muda sepanjang masa. Mereka tidak akan menjadi tua atau berubah seiring perkembangan waktu. Memang, kehidupan surga yang kekal abadi juga melanggengkan kemudaan para pelayannya.
Dalam ayat lain Allah menggambarkan keadaan mereka, “Dan mereka dikelilingi oleh pelayan- pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka mutiara yang bertaburan.” (QS. Al-Insan: 19)
Subhanallah. Seperti apa sebenarnya pelayan surga itu. Sehingga Allah menyandingkannya. dengan mutiara yang bertaburan. Sebuah perbandingan yang menunjukkan bahwa pelayan surga jelas memiliki keistimewaan tersendiri.
Ketika menafsirkan ayat di atas Ibnu Katsir mengatakan bahwa pelayan surga seperti mutiara yang tersebar pada saat mereka menunaikan tugas dari majikannya. Hal ini tak lain karena ketampanan wajah dan kecerian mereka. Ditambah lagi dengan keindahan pakaian dan perhiasan mereka.
Lalu, siapakah sebenarnya pelayan surga itu? Apakah mereka adalah anak-anak yang meninggal sebelum baligh? Tidak, mereka bukan anak- anak yang meninggal sebelum baligh, tetapi mereka merupakan makhluk yang diciptakan khusus untuk menjadi pelayan di surga. Demikianlah pendapat Ibnu Taimiah. “Anak-anak yang mengitari penghuni surga merupakan makhluk yang diciptakan di surga. Mereka bukanlah anak-anak yang terlahir di dunia. Bahkan anak-anak penghuni dunia bila masuk surga maka postur tubuh mereka menjadi sempurna seperti halnya penghuni surga lainnya, seperti bentuk ayah mereka nabi Adam.” Majmu fatawa: 4/279.
Sungguh sebuah anugerah yang tiada terkira. Namun untuk memperoleh pelayanan dari para pelayan surga tidaklah semudah membalik telapak tangan. Banyak hal yang perlu dipersiapkan. Itulah yang harus kita lakukan selama kita masih berada di dunia yang fana ini.
Ghoib, Edisi No. 20 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M