‘Pembantu’ Itu Kini Telah Pergi

Sudah satu tahun lebih saya jadi pelanggan dan pembaca setia Majalah Ghoib, yang diantar oleh seorang teman dari sebuah agen majalah. Suatu ketika saya membawa majalah ini ke kantor tempat kerja saya, dengan maksud untuk mengisi waktu luang kalau ada, daripada bengong atau ngerumpi yang tidak karuan. Perkenalan dan ketertarikan saya pada Majalah Ghoib bermula ketika saya mengikuti acara ruqyah syar’iyyah di sebuah masjid kampung, yang diadakan oleh DPD PKS Sidoarjo ketika musim kampanye Pemilu 2004 lalu.

Majalah dengan semboyan “Mengimani yang Ghoib Sesuai Syari’at” ini pernah saya bawa ke kantor dan kemudian dipinjam teman-teman. Tanpa saya prediksi sebelumnya, ternyata pada akhirnya sampai juga di meja ‘big boss’ alias atasan saya yang memiliki ruangan tersendiri. Saya lebih kaget lagi ketika suatu siang dipanggil oleh ibu pimpinan Setelah saya duduk di kursi tamunya yang empuk, beliau mulai berkata “Apa benar majalah ini milikmu?” Deg plass pasti saya akan dimarahi, batinku. Karena sepengetahuanku beliau tidak suka kalau ada anak buahnya yang membaca koran waktu kerja, apalagi majalah. “Ya Bu”, jawab saya sambil menunggu berbagai kemungkinan terburuk sekalipun. Beliau melanjutkan perkataannya: “Saya sudah membacanya sampai tuntas, isinya sangat berguna. Saya minta tolong agar tiap terbit saya dibelikan” Alhamdulillah perkiraan saya meleset. Sejak saat itu beliau menjadi pelanggan rutin yang titip lewat saya. Bahkan kadang memberi tambahan uang sebagai ongkos transportasi meski tidak serta merta saya terima.

Hari demi hari berikutnya dapat diduga. Di tempat kerja kadang beliau menyempatkan diri keluar dari ruangannya hanya untuk mengomentari topik-topik yang sedang dibahas oleh Majalah Ghoib. Dari pengakuannya, beberapa kasus yang ditampilkan majalah ini ada yang mirip dengan apa yang pernah dialaminya di masa lalu. Bahkan suatu ketika beliau menyampaikan bahwa sudah lama ada ‘makhluk lain’ yang mengikuti dan membisikinya, ia menyebutnya sebagai khodam, yang katanya ditugasi sebagai pengaman oleh kakeknya dahulu yang dikenal sakti.

Mungkin karena sering membaca Majalah Ghoib yang banyak mengisahkan hal-hal seperti itu. Suatu ketika beberapa bulan yang lalu, beliau bertanya ke saya tentang hal-ihwal ruqyah syar’iyyah. Berbekal sedikit pengetahuan dari acara ruqyah yang pernah saya ikuti, akhirnya saya berikan sebuah alamat tempat tinggal seorang ustadz yang dapat meruqyah. Benar saja, ternyata tekadnya untuk mengusir ‘perewangan halus’ itu cukup kuat, sehingga dia sabar walau harus berkali-kali mengikuti acara ruqyah. Sampai suatu ketika beberapa minggu yang lalu, dengan wajah ceria beliau berkata pada saya bahwa dirinya sekarang sudah menjadi manusia normal, tanpa diikuti pembisik-pembisik dari makhluk ghaib lagi. Kedua pembantu itu kini telah pergi Subhanallah wal Hamdulillah..
Oleh : jamilatun Heni Marfu’ah, Sidoarjo-Jawa Timur
Ghoib, Edisi 64 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN