“Hitunglah enam tanda menjelang kiamat, yaitu kematianku, kemudian penaklukan Bait Al Magdis, kemudian wabah yang menjangkiti kalian bagaikan wabah yang menyebabkan kematian damba-domba, kemudian melimpahnya kekayaan sehingga seseorang yang sudah diberi seratus dinar masih saja belum merasa puas, kemudian tersebarnya fitnah dimana tidak satu rumah bangsa Arab pun yang tidak dimasukinya, kemudian gencatan senjata antara kalian dan Bani Ash-far (Romawi), tetapi kemudian mereka berkhianat dan kembali menyerang kalian di bawah delapan panji, dimana setiap panji terdapat dua belas ribu prajurit.”
Tingkatan hadits
Hadits ini berstatus sahih, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari didalam kitab shahihnya.
Kenyataan dari yang dinubuwwatkan
Telah menjadi kenyataan apa yang diramalkan oleh Rasulullah tersebut, dengan dibebaskannya Bait Al Maqdis pada masa Khalifah Umar bin Al Khaththab Radhiyallahu Anhu, tepatnya pada tahun kelima belas (XV) Hijriyah. Dan pada kali kedua, pahlawan Islam nan gagah perkasa Shalahuddin Al Ayyubi, juga telah berhasil membebaskan Al Maqdis dari cengkraman orang kafir. Pasa saat berkecamuknya perang salib sekitar abad kedelapan.
Walaupun telah dibebaskan oleh para pejuang Islam sejak jaman keemasan. Namun sampai hari ini, nasib Masjid Al Aqsha masih tetap dalam bayang-bayang penghancuran oleh “bangsa kera” Yahudi, Zionis Israel. Upaya Yahudi menghancurkan Masjid Al Aqsha sebenarnya sudah dilakukan sejak 38 tahun yang lalu, dari tahun 1967, baik berupa terowongan, pembakaran dan sebagainya. Pada Ahad (10/4/2005) kelompok pencaplok Yehuda berusaha melancarkan serangan massal untuk menghancurkan Masjid Al Aqsha dengan jumlah massa puluhan ribu. Otak dari kelompok ini diduga bernama David Ibrani dari tanah caplokan Tafwah, dekat kota Nablus.
Mereka kembali melakukan upaya penghancuran Masjid Al Aqsha, karena dalam ajaran agama Yahudi, yang diajarkan oleh para pendeta Yahudi, tahun 2005 adalah akhir dari pembangunan Haikal Sulaiman, sinagog Yahudi yang diklaim oleh mereka akan segera dibangun di komplek mesjidil Aqsa itu. Mereka mengejar target untuk melakukan pembangunan itu, sebab dalam kepercayaan mereka kalau tahun 2005 ini Haikal Sulaiman tidak dibangun, mereka mengatakan kemarahan Tuhan akan turun pada mereka. Untuk mengejar target tersebut kaum ektrimis Yahudi Revava, berencana pada tanggal 9 Mei akan kembali berusaha menghancurkan Masjid Al Aqsha. Akankah kita hanya berdiam diri saja. Al Aqsha harus segera kembali ke tangan kaum muslimin.
Ghoib, Edisi No. 40 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M