Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya pembaca setia Majalah Ghoib, alhamdulillah majalah ini memberi saya banyak pengetahuan seputar masalah ghaib yang tadinya kurang saya pahami. Terutama yang berhubungan dengan pengobatan alternatif yang sekarang ini marak menggunakan bantuan jin. Pertanyaan saya masih mengenai pengobatan alternatif.
- Ada metode pengobatan alternatif yang melakukan deteksi penyakit jarak jauh melalui suara penderita penyakit, biasanya melalui media telepon. Setelah mendeteksi dan menebak penyakit si pasien, (dan menurut si pasien benar) mereka akan memberikan solusi untuk menyembuhkan penyakit tersebut, baik dengan menyebutkan pantangan makanan atau meminta pasien agar banyak membaca istighfar dan do’a- do’a lainnya, bahkan si tabib pun ikut membacakan do’a dan mengirimnya ke pasien. Bagaimana hal Ini dipandang dari segi syar’i, apakah ini merupakan bagian dari tipu daya syetan?
- Sepupu teman saya menderita sakit cukup lama dan parah. Dokter sudah memvonis umurnya tidak akan lama, dan meminta keluarganya selalu menemani dan membacakan surat Yasin dan kalimat-kalimat yang dapat menenangkannya. Hingga sebelum meninggal, sepupu teman saya ini gelisah seperti ada yang memberatkan perasaannya. Orang tuanya lalu memanggil tabib pengobatan alternatif yang katanya dapat mengobati dari jarak jauh dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Ketika datang, sang tabib bilang bahwa mungkin si ibu masih berat melepasanaknya, untuk itu ia meminta si ibu mencuci kakinya dan meneteskan air cucian kaki tersebut ke mulut anaknya. Setelah hal tersebut dilakukan, sepupu teman saya itupun meninggal dan sebelumnya minum susu terlebih dahulu. Apakah yang dikatakan sang tabib tersebut benar, dan bagaimana dengan sepupu teman saya yang mau tidak mau harus menerima suruhan tabib tersebut, apakah ia berdosa?
Jazaakumulloh khairan katsiran atas jawaban Ustadz?
Herny, Jakarta Selatan
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Alhamdulillah, wash-Shalatu was-Salamu ala rasulillah wa ba’du. Kita patut bersyukur kepada Allah Swt yang telah menjaga aqidah dan keimanan kita. Semoga kenikmatan ini bisa terus terpelihara hingga kita menemui-Nya. Amin
Saudari Herny dan pembaca Majalah Ghoib lainnya yang budiman… Berobat atas suatu penyakit diperintahkan dalam agama Islam. Rasulullah saw. menyatakan; “Wahai hamba-hamba Allah berobatlah, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya, kecuali satu penyakit yaitu kematian” (HR. Bukhari di Adabul Mufrad)
Salah satu metode pengobatan alternatif yang tidak sesuai dengan syari’at adalah dengan mendeteksi penyakit melalui telepon. Atau yang dikenal dengan pengobatan jarak jauh seperti yang saudari sampaikan. Dengan alasan sebagai berikut:
- Rasulullah tidak pernah mengajarkan metode pengobatan jarak jauh kepada ummatnya. Maka dari itu ketika Utsman bin Abil Ash sakit dan posisinya lagi di Thaif (400 KM) dari Madinah, dia datang langsung ke Rasulullah. Sewaktu di depan Rasulullah, da disuruh mendekat sehingga tangan beliau bisa menyentuh dadanya, lalu beliau meruqyahnya.” (HR. Ibnu Majah dan sanadnya shahih). Kalau pengobatan jarak jauh itu ada, pasti Rasulullah akan mengajarkannya pada ummatnya. Tapi kalau hanya dengan mendo’akannya itu tidak apa-apa.
- Dalam kondisi tertentu, seperti tempat tinggal pasien dan peruqyah jaraknya sangat jauh, atau waktunya tidak memungkinkan untuk datang langsung. Maka bisa saja kita telepon ke salah seorang dokter atau pengobat lain untuk berkonsultasi dengan menceritakan kondisi kita, lalu dia memberi resep atau obat yang bisa kita konsumsi. Walaupun hasilnya tidak maksimal dibanding bertemu langsung dengannya. Tapi kalau tanpa cerita terlebih dahulu, ternyata si tabib bisa menebak sakit yang ada serta memberi obatnya, maka itulah praktik perdukunan yang ditentang syari’at Islam.
- Kami pernah bertemu dengan seorang ahli pengobatan akupuntur, kami tanyakan fenomena diagnosa pasien hanya melalui telepon tanpa cerita sebelumnya. Dia mengatakan bahwa orang tersebut pakai media lain yang bisa menginformasikan padanya perihal penyakit si penelpon. Memang ada seorang akupuntur yang bisa mengetahui jenis penyakit seseorang hanya dengan melihat sorot matanya dan cara berjalannya. Tapi kalau hanya mendengar suara tanpa tatap muka itu mustahil, terkecuali jika si penelpon sakit batuk atau pilek.
- Ada beberapa pasien yang sebelum diruqyah di Majalah Ghoib, mereka bercerita soal kemampuan menerawang yang dimiliki dari hasil ritual menyimpang atau ditranfer dari gurunya. Mereka mengaku kalau lagi menerawang merasa ada kekuatan lain yang membantunya dan memberi gambaran jelas seputar obyek yang diterawangnya. Setelah diruqyah, kemampuan itu hilang juga.
- Dan ada juga pasien yang sebelumnya mengaku bisa menebak pasiennya melalui selembar foto. Saat memandangi foto ia merasa ada yang membisiki dan menggerakkan tangannya. Setelah diruqyah beberapa kali, kemampuan itu sirna.
Jangan mengamalkan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya, termasuk mengamalkan doa dan wirid tertentu. Para ulama menegaskan bahwa pengkhususan ayat atau doa untuk tujuan tertentu yang tidak ada dalilnya dilarang. Bahkan dengannya dimungkinkan mengundang datangnya Jin. (Al-Fatawa Adz-Dzahabiah: 37).
Untuk permasalahan kedua, memang setiap manusia akan merasakan sakaratul maut. Rasulullah Saw pun merasakan sakitnya sakarat menjelang kematian. Namun apakah hal ini ada kaitannya dengan keberatan atau tidaknya sang keluarga terhadap kematiannya? Sangat tidak berdasar sekali. Dan di antara cara dukun dalam menjalankan aktifitasnya adalah dengan menggunakan hal-hal yang kotor dan jorok. Ustadz Wahid Abdus Salam al-Bali mensinyalir orang yang memberi amalan seperti itu berarti khadamnya atau jin perewangannya adalah jin Nashrani. Keterangan bahwa ‘surga di bawah telapak kaki ibu’ bukan berarti kita harus memperlakukan ibu dengan cara-cara seperti ini. Namun dengan berbakti, taat kepadanya. Karena Rasulullah bersabda, “Ridha Allah ada pada ridha orangtua dan murka Allah ada pada murka orangtua.” (HR. Muslim). Kemudian dengan wafatnya sepupu teman saudari setelah minum tetesan air dan susu, jangan disalah artikan. Yang pasti, meninggalnya dia sudah suratan Allah dan bukan karena pengaruh minum tetesan air tersebut. Dan jangan mengamalkan sesuatu yang tidak ada dasarnya, karena itu merupakan perbuatan bid’ah. Wallahu Alam.
Oleh: Ustadz Agus Setiawan, MA
Ghoib, Edisi No. 36 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M