Tahun 2003, warga Dawung Sragen Jawa Tengah menebang tiga pohon Jati yang telah berumur ratusan tahun. Kayu jati itu kemudian dimanfaatkan bagi keperluan umum. Sebagian diambil oleh Bayan desa untuk pembangunan masjid, sebagian yang lain dipakai pak Lurah memperbaiki pendopo.
Tak lama setelah pemanfaatan kayu jati untuk pembangunan masjid, Bayan desa meninggal. Selang beberapa minggu kemudian disusul oleh pak Lurah yang terkena stroke. Sementara sopir yang diketahui sebagai pengangkut kayu jati mengalami peristiwa yang tidak kalah tragisnya. la meninggal karena tabrakan. Dari sini masyarakat mulai kasak-kusuk bahwa penunggu kayu jati marah karena rumahnya diganggu. Dan dia ingin membalas dendam.
Keyakinan masyarakat itu semakin didukung oleh jin yang merasuk ke belasan siswa SMP yang kebetulan hanya berjarak 5 meter dari lokasi penebangan tiga kayu jati. Lebih parah lagi Kapolsek sebagai penanggung jawab wilayah desa Dawuk bermimpi bahwa penunggu kayu jati meminta dibuatkan rumah terbuat dari kayu jati yang ditebang dengan genteng yang baru. Singkat cerita, akhirnya warga meminta bantuan paranormal untuk mengusir jin dan disepakati bahwa untuk menghindari korban berikutnya diadakan ritual penyembelihan kambing. Upacara adat besar-besaran yang dihadiri pemong desa, aparat keamanan dan paranormal itu menancapkan kaki kambing di empat penjuru lahan penebangan kayu jati.
Walau semua hal itu telah dilakukan tetap saja korban kesurupan terus berjatuhan. Hingga seorang pegawai di SMP memutar kaset ruqyah. Setelah beberapa hari kaset itu diputar dengan keras di musholla, akhirnya tidak lagi terjadi siswa yang kesurupan. Melihat keberhasilan kaset ruqyah, sang kepala desa kemudian mengundang ustadz Fadhlan untuk memberikan nasehatnya.
Ghoib, Edisi No. 18 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M