“Peristiwa Selamatnya Bangunan Masjid di Aceh, Merupakan Pertolongan Allah”

Saat ditemui di ruang kerjanya yang tertata dengan rapi di komplek Masjid Istiqlal. Profesor yang memiliki judul desertasi, Riwayat Hidup al Imam at Tirmidzi dan Peranannya Dalam Pengembangan Hadits dan Fiqih ini, menuturkan banyak hal kepada Majalah Ghoib, tentang fenomena bangunan Masjid yang selamat dari derasnya gelombang tsunami di Aceh. Berikut petikannya.

 

Bisa Anda jelaskan, sejarah pembangunan masjid di Indonesia secara umum?

Secara umum, pembangunan masjid di Indonesia paling tidak, dibagi dalam beberapa periode, yang paling awal adalah periode masjid yang dibangun oleh para wali. Seperti misalnya masjid Demak, masjid Sunan Giri di Gresik, masjid Sunan Drajat di Lamongan, masjid di Cirebon yang dibangun oleh Sunan Gunung Jati, periode ini memakan waktu kira-kira 100 sampai 200 tahun.

Kemudian dilanjutkan dengan periode baru, yaitu periode Masjid Kesultanan. Jadi, setelah para wali ini mengembangkan agama Islam di Nusantara. Dilanjutkan dengan kedatangan para pedagang dari Gujarat, dimulailah bermunculan koloni-koloni (komunitas) umat Islam di Nusantara ini. Koloni-koloni tersebut pada perkembangannya menjadi sebuah Kesultanan, dimana masjid menjadi sebuah keniscayaan yang harus ada. Dari situ kita dapat melihat perkembangan pembangunan masjid kesultanan ini, seperti masjid kesultanan Jogja, Solok, Cirebon termasuk di Banjarmasin ada sebuah masjid yang dibangun oleh Sultan Suriansyah, dan lainnya. Yang akhimya sampailah pada jaman sekarang ini.

 

Bisa Anda jelaskan sejarah perkembangan pembangungan Masjid di Aceh?

Konon menurut sejarah, Masjid Baiturrahman di Banda Aceh yang tetap berdiri gagah perkasa walaupun diterjang gelombang, pernah direhabilitasi oleh penjajah Belanda setelah dibangun oleh Sultan Malikus Saleh, dengan tujuan agar rakyat Aceh tidak melawan Belanda. Belanda mendatangkan batu-batu pualam dari Italia, untuk membangun masjid ini. Sehingga bangunannya sangat kokoh.

Perkembangan pembangunan masjid di Aceh sangat pesat. Kita sangat maklum karena Aceh mempunyai julukan Serambi Mekkah, sehingga sampai sekarang jumlahnya sangat banyak dan bagus-bagus bangunannya sampai ke pelosok- pelosok desa. Walaupun demikian, sekarang ini masjid sudah tidak lagi ramai didatangi kaum muslimin untuk melaksanakan sholat berjamaah.

 

Menurut Anda, apa fungsi masjid pada kultur masyarakat Islam Indonesia dari jaman dahulu hingga sekarang?

Nah, awal mula masjid dibangun adalah untuk dakwah Islam, dengan menyelenggarakan pengajian-pengajian untuk masyarakat sekitar masjid. Dari sini masyarakat diajarkan cara membaca al-Qur’an, tata cara sholat dan tata cara berwudhu. Di beberapa daerah, di halaman masjid terdapat kolam yang dapat dipergunakan untuk berwudhu, ternyata cara ini efektif untuk mangajarkan kepada masyarakat agar membersihkan diri dahulu sebelum masuk ke masjid. Dan pada perkembangannya, masjid sekarang sudah sangat multi fungsi, sampai ada aulanya yang dipakai untuk resepsi pernikahan serta berbagai acara seminar, bahkan banyak masjid yang sudah memiliki koperasi sendiri, sehingga bisa meningkatkan pendapatan jamaah masjid yang mengurusnya. Ini perkembangan yang sangat menggembirakan.

Kalau Pada zaman Rasulullah itu kan selain dipakai untuk pembinaan aqidah para shahabat. Masjid juga dipergunakan untuk menetapkan strategi perang yang akan dilakukan oleh kaum muslimin. Jadi fungsi masjid tidak hanya yang berbentuk ritual ibadah keseharian saja.

 

Kalau ada orang yang berlindung ke masjid saat terjadi gempa seperti di Aceh, bagaimana kajian Anda?

Ini menurut saya sangat wajar, karena sifat asasi manusia kalau sedang kesusahan itu pasti semakin dekat dan sangat membutuhkan perlindungan dari Allah. Selain itu juga dalam pandangan masyarakat, biasanya masjid memiliki bangunan yang lebih kokoh dari bangunan yang lain, sementara di masjid pula pertolongan dari Allah kepada manusia sangat dekat. Di jaman revolusi dulu juga banyak kejadian, para kyai dan murid-muridnya selamat karena berlindung di masjid. Meskipun juga ada yang terbunuh ketika sedang berlindung di masjid. Jadi sesuai dengan permohonan doa mereka kepada Allah.

 

Ada beberapa Masjid yang terkena gempa di Aceh, tidak mengalami kerusakan yang berarti bahkan tetap berdiri dengan kokoh, bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini?

Menurut saya, ini merupakan Sunatullah, dalam arti semua kejadian berjalan sesuai alurnya. Kalau masjid yang dibangun itu bangunannya memang kurang kokoh, maka kalau tertimpa gelombang Tsunami ya akan hancur juga. Demikian juga kalau bangunan masjid tersebut kokoh, maka akan tahan dari gelombang yang menerjang. Tetapi kalau ada masjid sederhana yang tetap berdiri kokoh diterjang badai, itu semua sudah ketentuan dari Allah. Menurut data yang ada, masjid yang hancur itu jumlahnya ada 285 buah. Tapi ada juga yang tetap tegak berdiri. ini dikarenakan bangunan yang kokoh dan juga bentuk pertolongan dari Allah.

 

Faktor-faktor datangnya pertolongan Allah itu apa saja?

Semua manusia itu mengharapkan pertolongan Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka. Dalam keadaan terkena musibah, pasti semua orang ingin sekali mendapatkan pertolongan Allah. Tetapi secara fakta, ada orang yang dikabulkan, sehingga selamat dari bencana, juga ada orang yang akhirnya syahid. Jadi semuanya berdasarkan amal ibadah manusia selama di dunia, tapi yang terpenting bahwa semua yang terjadi ini sudah merupakan ketentuan Allah. Dan yang paling utama kita harus mengambil hikmat dari semua kejadian ini, agar kita bisa memperbaiki amal ibadah kita kepada Allah.
Ghoib Edisi 33 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN