Hampir saja setiap jengkal tanah bumi pertiwi ini dikuasai oleh jin. Mulai dari rakyat hingga pejabat, dari masyarakat hingga aparat. Polisi di antaranya. Bapak- bapak polisi yang hari-hari ini mendapat sorotan dari pihak mahasiswa, ada juga yang mempunyai “pegangan” untuk menjalankan tugasnya. Tidak rasional memang, tetapi itulah kenyataannya.
Sebagian orang membagi polisi menjadi hitam dan putih. Walaupun gubernur PTIK membaginya menjadi polisi peninggalan masa lalu dan polisi hari ini. Pernyataan itu diungkapkan menanggapi kebrutalan aparat kepolisian di kampus UMI, Makassar, yang dikatakannya sebagai polisi- polisi peninggalan masa lalu.
Apa pun pembagian kita terhadap polisi, yang jelas mereka tengah mendapatkan raport merah. Harus diakui bahwa nilai merah itu lebihkampus UMI, Makassar, yang dikatakannya sebagai polisi- polisi peninggalan masa lalu.
Apa pun pembagian kita terhadap polisi, yang jelas mereka tengah mendapatkan raport merah. Harus diakui bahwa nilai merah itu lebih mendominasi raport polisi. Kritikan sampai cercaan disampaikan kepada polisi. Kalau nama polisi disebut, rata-rata opini masyarakat sama, yaitu opini negatif.
Kasus demi kasus mendera polisi. Padahal tentu tidak semua polisi melakukan kesalahan itu. Begitu pula yang terjadi pada masalah keimanan yang sangat menentukan sikap para polisi. Tentu tidak semua polisi mempunyai jimat dan “pegangan” yang jelas-jelas syirik itu. Masih ada saja polisi-polisi yang memang putih sejak awal atau memang telah menjadi putih setelah dulunya hitam legam.
Tugas-tugas lapangan yang bersifat fisik, menuntut para polisi untuk berlatih fisik lebih intensif. Apalagi daerah konflik dan rawan konflik hingga hari ini belum juga selesai. Tetapi yang sangat disayangkan adalah, ketika mereka menggunakan cara-cara yang bukan saja tidak rasional tetapi sudah, tidak Islami. Yaitu datang ke dukun, orang pinter, paranormal atau apapun namanya yang memberikan amalan yang tidak syar’i atau jimat dan pegangan-pegangan yang lain.
Bisa jadi, kebrutalan aparat dan citra negatif mereka berawal dari kedekatan sebagian mereka kepada dunia syirik dan jauh dari Allah. “Dengan ‘kemampuan itu kita bisa sombong,” kata seorang Brigadir polisi kepada kami.
Ikuti berikut ini penuturan polisi-polisi kita seputar jimat dan “pegangan” di kalangan mereka. Bersambung.
Ghoib, Edisi No. 18 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M