Jangan pernah membayangkan bahwa syurga akan dihuni oleh sosok raksasa sebagaimana yang terjadi pada neraka. Dan, jangan pula mengira bahwa penghuni syurga akan sama dengan postur tubuh mereka ketika masih hidup di dunia. Tidak. Karena raksasa yang mengerikan itu hanya ada di neraka. Dan, manusia pendek lagi kerdil itu hanya ada di dunia. Sebaliknya syurga, tempat aneka macam kenikmatan, itu dihuni oleh orang-orang yang sejajar dan sama tingginya. Mereka seukuran dengan manusia pertama yang diciptakan Allah, yang bernama Adam as. Dengan tinggi enam puluh hasta.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Allah menciptakan Adam dengan tinggi enam puluh hasta. (Ketika menciptakan Adam) Dia berfirman, “Berilah salam kepada para malaikat dan perhatikan jawaban mereka, karena itu akan menjadi salammu dan anak cucumu”. Nabi Adam berkata, “Assalaamualaikum”, para malaikat berkata, “Assalaamualaika warahmatullah”. Malaikat menambah salam itu dengan warahmatullah. Setiap orang yang masuk syurga, akan tampak seperti Adam (dalam rupa dan penampilannya). Setelah Adam, manusia yang diciptakan tingginya semakin berkurang” (HR Bukhari).
Ya, betapa indahnya pemandangan itu. Jutaan bahkan milyaran manusia semuanya dengan tinggi badan yang sama. Jauh lebih menyilaukan mata dari sepasukan tentara yang sedang berbaris rapi.
Tapi lebih menakjubkan lagi bila usia penduduk syurga yang tak terhitung jumlahnya itu tidak jauh berbeda. Usia mereka sebanding, tidak ada yang lebih tua atau lebih muda. Meski mereka meninggal dalam usia yang berbeda-beda. Ada yang baru akil baligh atau sebaliknya. Tidak sedikit pula yang sudah kenyang menikmati pahit getirnya kehidupan duniawi.
Mujahid meriwayatkan sebuah hadits. Tatkala Rasulullah menemui Aisyah yang ditemani seorang nenek yang tua renta di rumahnya, Rasulullah bertanya, “Siapakah dia?” “Dia adalah bibiku” jawab Aisyah. Lalu Rasulullah pun bercanda, “Sesungguhnya seseorang yang sudah tua tidak akan masuk syurga.” Mendengar perkataan itu sang nenek menjadi gelisah sekali. Saat Rasulullah telah masuk ke dalam, Aisyah berkata, “Sesungguhnya Allah membangkitkan mereka (orangtua) dalam bentuk fisik yang tidak sama dengan fisik ketika mereka meninggal.”
Itulah kenyataannya. Syurga tidak dihuni oleh sekumpulan orang tua. Tetapi orang-orang muda yang penuh fitalitas. Orang-orang muda yang mencapai puncak kekuatan fisik. Dan dengan itu, mereka bebas menikmati aneka kenikmatan syurgawi yang tidak pernah terlintas dalam bayangan siapapun. Sulit kita membayangkan betapa kuatnya mereka. Tapi yang jelas kekuatan satu orang sebanding dengan kekuatan seratus orang. Ini bukanlah berita yang mengada-ada, meski awalnya sempat memancing rasa penasaran sahabat.
Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Orang mukmin di syurga diberi kekuatan sekian dan sekian kali dalam berjimak”. Ada yang bertanya, “Ya Rasulullah, apakah ia mampu melakukan itu?”. Rasulullah menjawab, “la diberi kekuatan seratus orang lelaki.” (HR. Tirmidzi). Dalam hadits lain disebutkan bahwa kekuatan mere- ka itu tidak hanya ketika berjimak bahkan juga ketika makan dan minum. Ketika ada seseorang yang bertanya, Rasulullah menjawab, “Benar, setiap penduduk syurga diberi kekuatan seratus orang dalam hal makan, minum dan jima. (HR. Nasai).
Dalam keseharian kita, kita menyaksikan orang yang banyak makannya seringkali memiliki kekuatan fisik yang berlipat ganda. Apalagi kalau daya makannya sebanding dengan seratus orang.
Itulah gambaran penghuni syurga yang ternyata jauh berbeda dengan penghuni neraka. Setiap kelompok memiliki ciri has masing-masing sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Tinggal kita, mau pilih yang mana.
Ghoib, Edisi No. 11 Th. 2/ 1424 H/ 2004 M