Bila Anda mendengar ringkikan keledai maka itu adalah hal biasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena ringkikan adalah bagian dari cara keledai berkomunikasi dengan sesamanya. Atau sebagai bentuk pertahanan diri dari gangguan makhluk lain. Tapi bila Anda mendengar berita bahwa ada api yang meringkik, maka itu baru sebuah berita yang layak untuk dicermati dan diwaspadai.
Jelas, Api itu bukanlah api biasa. Karena semua orang tahu bahwa api dunia tidak ada yang mengeluarkan suara ringkikan seperti layaknya seekor keledai. Apalagi sampai menggoncang dunia. Lain halnya dengan api neraka. Banyak sisi api neraka yang membuat manusia tercengang. Sesuatu yang sulit diterima akal sehat manusia.
Tapi di sinilah keimanan seseorang itu diuji. Sejauh mana dia percaya dan mengakui kebenaran informasi yang didapatkan dari sumber yang terpercaya. Al-Qur’an dan hadits. Sebutlah sebuah hadits yang dinukil imam Ibnu Katsir dalam an-Nihayah. Yang bersumber dari sahabat Ibnu Abbas dengan sanad yang shahih.
“Ada seseorang yang diseret ke neraka, lalu apinya menyerang dan sebagiannya merapat pada sebagian yang lainnya. Lalu Allah Yang Maha Pengasih berkata, ‘Kenapa engkau? Neraka menjawab, ‘Sesungguhnya ia meminta perlindungan dari (keburukan) ku. Kemudian Allah berkata, ‘Lepaskan hamba-Ku.’ Ada seseorang yang diseret ke neraka, lalu ia berkata, ‘Ya Tuhanku, bukan ini sangkaanku kepada-Mu’. Maka Allah berkata, ‘Bagaimana sangkaanmu itu? Orang itu menjawab, “Engkau akan melimpahkan rahmat-Mu kepadaku,” kemudian Allah berkata, ‘Lepaskanlah hamba- Ku.’ Ada orang yang diseret ke neraka. Kemudian mereka mengeluarkan suara yang keras kepadanya seperti keledai yang meringkik kepada unta. Dan ia bersuara sekali lagi yang menakutkan setiap orang.”
Neraka meringkik laksana keledai? Itulah berita keghaiban yang disampaikan hadits di atas. Sebenarnya ringkikan yang berasal dari neraka itu bukanlah sesuatu yang asing. Karena di dalam Al-Qur’an sendiri telah disebutkan bahwa neraka juga menjawab pertanyaan Allah.
“(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahannam, ‘Apakah kamu sudah penuh?” dia menjawab, ‘Masih adakah tambahan?” (QS. Qaaf: 30).
Ungkapan tentang jawaban neraka di atas dapat juga dilihat dalam beberapa hadits shahih. Sebut saja, hadits riwayat imam Bukhari dan Muslim, Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Jahannam terus menerus diisi dan berkata, Apakah masih ada tambahan? Akhirnya Tuhan Yang Maha Mulia meletakkan kaki-Nya di dalamnya, lalu sebagian yang satu mendekat kepada lainnya, Jahannam berkata, Cukup, cukup, demi keperkasaan dan kemurahan-Mu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Secara lebih jauh imam Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa munculnya perkataan neraka itu pada saat Allah telah meletakkan kedua kakinya di neraka. Saat neraka telah penuh dan tidak ada lagi tempat untuk menerima tambahan orang-orang berdosa. Saat tidak ada lagi tempat untuk mereka walau selebar lubang jarum.
Dengan demikian, apakah neraka juga memiliki mulut? Terus terang ini adalah wilayah keghaiban yang tidak boleh dibicarakan dengan sembarangan. Tidak ada dalil yang dengan tegas mengatakan bahwa neraka itu memiliki mulut. Sebagaimana halnya neraka memiliki mata dan telinga.
Cukuplah jawaban dan ringkikan neraka menghalau kita untuk menjauh darinya.
Ghoib Edisi 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M