Rompi “Anti Peluru” dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan

Seorang bapak pensiunan Brimob berusia 60 tahunan, di penghujung tahun 2004 datang dari Ciputat ke kantor Majalah Ghoib untuk diruqyah, karena merasakan sering batal (buang angin) saat sedang melaksanakan shalat wajib. Bapak ini mengetahui Majalah Ghoib dari seorang Kiyai, guru ngajinya, yang juga ketua pengurus masjid di daerah Kedaung. Kiyai ini juga pernah datang ke Majalah Ghoib untuk diruqyah dan menyarankan kepadanya untuk datang. Dari sebuah buku terbitan Majalah Ghoib yang dibacanya, mengenai ruqyah, ia bertambah yakin untuk segera datang ke kantor Majalah Ghoib serta menyerahkan jimat yang selama Ini ada di tangannya.

Jimat ini berawal, ketika sekitar tahun 1988, kakak iparnya/kakak istrinya yang bernama Mbak Imah (bukan nama sebenarnya), tiba-tiba menjadi seorang paranormal, di daerah Ciputat. Suami Mbak Imah, dulunya adalah seorang anggota Brimob. Kemudian pindah ke kepolisian dinas umum. Karena di kepolisian dinas umum hubungannya banyak dengan masyarakat umum di lapangan. Suami Mbak Imah tersebut, ketika sedang bertugas akhirnya kecantol dengan wanita lain. Karena perasaan bingung dan panik. Mbak Imah kemudian pergi ke paranormal untuk meminta tolong, agar suaminya kembali kepadanya. Dan itu memang terbukti, dengan bantuan sang paranormal yang didatanginya tersebut, kehidupan bersama suaminya, kembali harmonia. Kemudian sang paranormal membujuk dengan menjelaskan bahwa Mbak Imah bisa juga menjadi seorang paranormal yang dapat menolong siapapun. Semenjak itu, profesi paranormal ditekuni Mbak Imah dengan profesional.

Ketika praktik menjadi paranormal, Mbak Imah, mengaku mendapat bantuan ghaib dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan. Mbah Imah dalam waktu dekat sudah sangat terkenal kemana-mana dan pasiennya sangat banyak. Pernah Mbak Imah bisa menemukan senjata seorang polisi yang hilang, dengan jaminan waktu hanya sebulan saja.

Suatu ketika di tahun 2001 Mbak Imah menyuruh bapak ini menjualkan rompi loreng seharga Rp 100.000 sebagai jimat kepada anggota kepolisian atau siapa saja yang mau. Tetapi semenjak ia sering membaca buku tentang Islam. ia menjadi mengerti bahwa jimat-jimat ini adalah sumber kemusyrikan. Sehingga sampai saat ini ia tidak mau menjualkannya kepada siapapun, karena takut dimurkai Allah. Akhirnya dengan mengharap perlindungan dari Allah, bapak ini menyerahkan jimat tersebut ke Majalah Ghoib, untuk dimusnahkan.

 

Bentuk Jimat

Rompi "Anti Peluru" dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan
Rompi “Anti Peluru” dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan

Jimat ini berbentuk sebuah baju rompi, berwarna loreng, seperti seragam TNI. Pada bagian dalamnya terdapat sebuah lapisan tambahan yang bertuliskan rajah-rajah berbahasa arab dengan tinta warna merah berbahan dasar hitam. Pada lapisan kain hitam tersebut, bertuliskan beberapa ayat suci al Qur’an, seperti surat Al-Fath ayat 29. Sebuah gambar bulan sabit yang di atasnya terdapat tiga buah bintang juga terpampang di sana. Sementara tulisan-tulisan rajah berbahasa arab lainnya, tidak jelas maksud dan maknanya.

 

‘Kesaktian Jimat’

Jimat baju rompi ini, berkhasiat agar si pemakainya, tidak mempan atau kebal dari senjata tajam dan peluru yang akan mengenai dirinya. Jimat rompi ini juga diyakini memiliki kekuatan yang berasal dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan.

 

Bongkar Jimat

Inilah potret kehidupan masyrakat kaum muslimin pada umumnya, di mana kesyirikan telah mendarah daging dan telah membuat gelap hati banyak orang. Pemahaman aqidah mereka sudah sangat ‘rentan’, sehingga kesyirikan yang sesungguhnya sangat membahayakan keislaman itu, sudah menjadi hal yang biasa untuk dikerjakan. Pergi ke paranormal untuk meminta pertolongan terhadap masalah yang sedang dihadapi menjadi alternatif baru yang sedang digandrungi sebagian besar masyarakat kaum muslimin. Padahal dalam sebuahnya hadits Rasulullah telah menjelaskan mengenai hal ini kepada kita. Simaklah riyawat berikut ini, Aisyah berkata, “Orang-orang datang ke Rasulullah dan bertanya tentang dukun-dukun. Rasulullah menjawab: ‘Mereka itu tidak ada apa-apanya. Lalu ada yang berkata: ‘Wahai Raulullah, sesungguhnya mereka kadang-kadang memberitahu kepada kami berita (ramalan) yang benar-benar terjadi, Rasulullah menjawab: ‘Kalimat itu besumber dari kebenaran yang telah dicuri jin, kemudian disampaikan ke telinga walinya (dukun/paranormal). Tapi jin telah mencapur kebenaran dengan seratus kebohongan.” (HR Riwayat Bukhari ).

Sementara, baju rompi berwarna loreng yang kemudian disulap menjadi jimat dan benda keramat ini, diyakini bisa melindungi si pemakai dari benda atau senjata tajam yang akan melukainya. Ini merupakan sebuah keyakinan yang menyesatkan, Karena yang bisa melindungi diri kita dari berbagai bentuk marabahaya hanyalah Allah SWT. Sementara setiap kejadian yang akan menimpa siapapun sudah dengan ketentuan Allah (QS. al-Qomar ayat 49). Termasuk celaka atau tidaknya seseorang ketika akan dilukai oleh senjata tajam atau senjata api. Jadi tindakan bapak ini, untuk tidak menjual jimat ini kepada siapa pun, merupakan sebuah bentuk perbuatan yang menjaga dirinya dan orang lain dari perbuatan kemusyrikan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua.
Ghoib, Edisi No. 33 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN