Rosulullah Meruqyah dengan Air Garam

Bagaikan sayur tanpa garam”, begitulah ungkapan yang sering digunakan untuk menggambarkan ketidakadaannya sesuatu yang vital dalam suatu formula. Yang sekaligus menandakan betapa pentingnya keberadaan garam dalam suatu masakan. Memang garam yang akrab kita jumpai di dapur mengandung unsur ion-ion sodium dan klorida, yang merupakan zat gizi penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain itu, garam juga berfungsi sebagai bahan pengawet dan penyedap rasa, yang sekaligus sebagai sumber mineral cukup berharga.

Sebagian orang menggunakan air yang bercampur garam untuk mandi, sebagai upaya terapi bagi jenis penyakit tertentu, Tujuan utama mandi garam adalah untuk membuang unsur-unsur ve yang terdapat dalam tubuh orang yang sakit. Termasuk jenis penyakit yang terapi kesembuhannya menggunakan air garam adalah penyakit kulit seperti gatal-gatal.

Dalam dunia ruqyah, air garam juga digunakan sebagai ramuan untuk menetralisir racun binatang, yang tentunya disertai bacaan- bacaan ruqyah yang syar’iyyah.

Ali bin Abi Thalib radhiallahuanhu pernah bercerita, “Ketika Rasulullah saw sedang shalat, ada seekor kalajengking yang menyengatnya. Sehabis shalat beliau berkata, “Laknat Allah untuk kalajengking, orang yang sedang shalat pun disengatnya. Lalu beliau mengambil air yang dicampur dengan garam. Kemudian diusapkan ke bagian yang sakit sambil membaca surat al-Kafirun, surat al-Falaq dan surat an-Nas.” (HR. Ath-Thabrani dan dishahihkan oleh Syaekh Al-Albani hadits no. 548).
Ghoib, Edisi No. 20 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN