Rumah Kosong Sarang Jin?

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Saya memiliki beberapa pertanyaan untuk ustadz, sebelumnya jangan marah dulu karena saya baru kali ini kirim surat ke Majalah Ghoib. Salam kenal buat semua redaksi. Pertanyaan saya adalah

  1. Apa benar kalau rumah yang sudah lama tidak ditempati orang, maka rumah tersebut akan dihuni makhluk halus?
  2. Bagaimana nasib orang yang meninggalnya tidak wajar seperti dibunuh dan kecelakaan, Apakah arwahnva akan bergentayangan?
  1. Kami mempunyai dua teman. Yang satu beragama Hindu dan yang lain Kristen. Kami berteman baik walau berbeda agama. Singkat cerita, ketika mereka datang ke rumah saya, mereka mengucapkan assalaamu’alaikum, karena sering mendengar umat Islam membaca itu. Ustadz apa boleh kami menjawab salamnya itu dan berdosakah apabila menjawabnya? 

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Fitra, Padang

 

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh

Alhamdulillah wasshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, saudara Fitra dan para pembaca yang mudah-mudahan dirahmati Allah. Kami sangat berterima kasih kepada para pembaca atas kiriman surat-suratnya ke kantor redaksi baik yang baru atau yang sudah pernah mengirim sebelumnya, maka jangan sampai ada yang merasa canggung untuk bersurat ke Majalah Ghoib karena khawatir kami marah, bahkan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pembaca yang telah mengirimkan surat namun belum terjawab.

Pertanyaan saudara kita ini berkenaan dengan tempat tinggal jin. Selain manusia dan hewan yang tinggal di muka bumi ini ada makhluk lain yang tidak kelihatan oleh manusia yaitu bangsa jin. Walaupun jin itu berstatus makhluk halus yang tidak nampak akan tetapi mereka juga membutuhkan tempat tinggal seperti manusia. Persamaan ini tidak mengharuskan adanya persamaan bentuk dan besar kecilnya tempat masing-masing misalnya kalau tempat tinggalnya manusia disebut rumah yang terdiri dari bangunan yang beratap dan memiliki banyak ruang dan lain-lain. Tempat jin tidak pasti sama dengan rumah manusia, tempat jin ini bentuk dan ukurannya mengikuti hukum keghoiban mereka. Di muka bumi ini jin bertempat tinggal di mana saja. la suka ada yang di lautan, hutan, padang pasir tempat-tempat yang tidak dihuni manusia.

Ada juga yang tinggal bersama dengan manusia dan ada juga yang tinggal di tempat-tempat kotor seperti tempat sampah, wc atau kamar mandi. Hal ini berdasarkan keterangan dari hadits-hadits yang shahih seperti yang terdapat di kitab shahih Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma.

Jadi kemungkinan rumah kosong dihuni oleh jin sangat besar dibandingkan dengan rumah yang ada penghuninya. Rumah kosong yang dirawat baik, dibersihkan, diberi lampu penerang berbeda dengan rumah yang ditelantarkan, gelap dan kotor.

Saudara dan saudari pembaca yang sholeh dan sholehah, janganlah di antara kita merasa takut karena sebenarnva kapling manusia dengan jin berbeda. Kita di alam nyata yang nampak sedang jin di alam ghaib yang tidak kelihatan. Jika ada seseorang yang menempati rumah baru atau kosong dan merasa ada gangguan jinnya jangan dipahami bahwa sebenarnya tanah itu ditempati kerajaan jin atau kaplingannya jin. Yang harus kita lakukan adalah membersihkan tempat itu dari pengaruh-pengaruh jahatnya. Seperti membaca surat al-Baqarah di tempat itu atau meruqyahnya.

Kematian adalah keniscayaan yang akan dialami oleh semua makhluk hidup. Apabila seorang telah tiba saatnya tidak ada yang bisa mempercepat atau memperlambat. Allah berfirman, “Dan setiap umat memiliki ajal, maka apabila telah datang ajal mereka, tidak ada yang mengakhirkan sesaat pun dan tidak ada yang memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34).

Sebenarnya jika mengikuti ayat ini tidak ada yang namanya mati tidak wajar karena semua kematian itu sudah ditentukan waktunya. Dengan demikian, maka kematian itu adalah kematian yang wajar, hanya mungkin sebab yang melatar belakangi kematian itu yang berbeda- beda lalu orang-orang menganggapnya tidak wajar. Hal inilah yang menimbulkan kepercayaan yang salah karena boleh jadi yang dianggap mati tidak wajar itu justru ada yang termasuk syahid dalam pandangan syariat, seperti seseorang yang berangkat untuk mencari ilmu kemudian terjadi kecelakaan dan meninggal di jalan maka ia mati fisabilillah. Orang yang terbunuh karena mempertahankan agamanya, hartanya, kehormatannya dan keluarganya matinya juga syahid.

Alangkah jeleknva anggapan kita jika orang yang matinya mulia seperti itu dipercayai ruhnya bergentayangan atau penasaran. Ruh-ruh orang yang telah meninggal akan ditempatkan oleh Allah sesuai amal perbuatan orang yang meninggal tersebut, yang sholeh akan mendapatkan tempat yang terhormat dan mulia sedang bagi yang ahli maksiat tentu akan mendapatkan tempat yang rendah dan penuh dengan kehinaan.

Tidak ada reinkarnası dalam Islam dan tidak ada ruhnya orang mati menjelma menjadi hantu, pocong atau merasuk dalam jasad manusia. Jika ada kejadian gangguan terhadap manusia kemudian mengaku sebagai ruhnya fulan bin fulan itu adalah perbuatan syetan yang telah merasuk dalam tubuh orang itu. Bisa jadi jin atau syetan itu merupakan qorin (jin pendamping), khodam (jin pembantu) atau jin piaraan orang yang meninggal itu semasa hidupnya.

Untuk pertanyaan yang ketiga dalam prinsip Islam kita tidak boleh memulai memberi salam kepada orang selain Islam, sedang jika mereka yang mengucapkan salam ke kita maka kita boleh menjawabnya dengan ‘wa’alaikum’ Seperti yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bahwa Rasulullah bersabda, “Jika orang- orang ahli kitab mengucapkan salam kepada kalian maka jawablah, wa’alaikum. (HR. Bukhari dan Muslim). Wallhu alam.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 32 Th. 2/ 1452 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN