Ruqyah Mempermudah Proses Kematian

Kematian seseorang sudah ditentukan oleh Allah. Diminta atau tidak, kematian pasti datang. Kita sebagai makhluk hidup tidak bisa mempercepatnya atau menunda dan melambatkannya. Allah berfirman, “Maka apabila telah datang ajal mereka, mereka tidaklah dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS. an-Nahl: 61).

Penyakit yang diderita oleh seseorang tidak bisa mendekatkan dia kepada ajalnya. Sebagaimana kesehatan yang dimiliki seseorang juga tidak bisa menjauhkan kematian darinya. Semua sudah ada ketentuannya di sisi Allah. Bila ketentuan itu datang kepada seseorang, ajal akan menghampirinya walau pun ia dalam keadaan sehat dan segar bugar. Allah berfirman, “Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati, melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.” (QS. Ali ‘Imran: 145).

Oleh sebab itu, apabila penyakit yang kita derita sudah parah adanya, dan rasa sakit telah menggerogoti tubuh kita, janganlah berharap dan berdo’a untuk segera mati. Rasulullah bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian berharap untuk mati. Kalau ia tipe orang baik, maka sisa umurnya akan menambah kebaikan. Dan kalau dia orang yang suka berbuat dosa, semoga sisa umurnya bisa dipergunakan untuk bertaubat.” (HR. Bukhari). Dan kalau kondisinya betul-betul mendesak, maka berdo’alah kepada Allah “Ya Allah, hidupkanlah aku bila kehidupan ini lebih baik bagiku. Dan matikanlah aku bila kematian itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ya, berdo’alah kepada Allah untuk memohon kepadanya keputusan yang terbaik, karena Dialah yang Maha Tahu apa yang telah terjadi, sedang terjadi dan yang akan terjadi. Dan ruqyah adalah bagian dari do’a. Dengan melakukan ruqyah, kita berdo’a kepada Allah. Jika kehidupan seseorang lebih baik baginya, kita memohon kepada Allah agar ia segera diberi kesembuhan. Tapi jika kematian lebih baik baginya, kita memohon agar Allah memberi kemudahan untuk menjemput ajalnya dan ketetapan iman untuk menghadapi godaan syetan pada sakaratul maut.

Ruqyah bisa mempermudah kematian? Beberapa ustadz peruqyah telah banyak menjumpai kasus di lapangan saat melakukan ruqyah. Ini bukanlah iklan, tapi realita yang terjadi di lapangan. Sebagaimana yang diceritakan para ustadz yang tergabung dalam Tim Ruqyah Majalah Ghoib berikut ini.

 

Mereka yang Mati Pasca Ruqyah

  1. Penggemar Ilmu Tenaga Dalam

Ada seorang laki-laki berumur 25 tahun tinggal di Yogyakarta. la gemar belajar ilmu tenaga dalam, di antaranya pukulan telapak sakti. Kalau ilmu ini dipakai memukul lawan, maka di tubuhnya meninggalkan gambar telapak tangan. Suatu saat ia jatuh sakit, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam perutnya. Dan efek dari gangguan tersebut. telapak tangan dan kakinya menghitam, la beranggapan bahwa apa yang ia rasakan adalah pengaruh sihir dan dampak dari ilmu kesaktian yang ia pelajari. Setiap ia mendengar lantunan adzan badannya terasa lemas tidak bertenaga. Lalu keluarganya memanggil Ustadz Fadhlan untuk meruqyahnya. Sewaktu diruqyah, reaksinya sangat keras, meronta dan berusaha untuk melakukan perlawanan. Walaupun akhirnya berangsur tenang. Ustadz Fadhlan menyuruhnya untuk bertaubat, melepas ilmu kesaktian yang pernah dipelajarinya. Telapak tangan dan kakinya yang gosong berangsur memudar. la merasa tenang saat mendengar adzan. Dan dalam jarak 2 pekan lamanya, keluarganya memberi tahu Ustadz Fadhlan bahwa orang tersebut telah meninggal dengan tenang.

 

  1. Lelaki eks anggota PKI

Seorang laki-laki eks anggota PKI, umurnya telah mencapai angka 75 tahun. la pernah diasingkan di Pulau Buru. Sudah berbulan-bulan lamanya ia tergolek sakit di atas ranjang. Sudah beberapa orang pintar dan dianggapnya sakti ia undang untuk melepas ilmu hitam yang pernah ia pelajari. Tapi tak satupun dari mereka yang merasa sanggup untuk membersihkannya. Lalu keluarganya mengajaknya untuk menjalani terapi ruqyah. Karena tekadnya sudah bulat untuk bertaubat, maka ia pun bersedia untuk diruqyah. Sewaktu mendengar bacaan ruqyah Ustadz Fadhlan, ia merasa tenang dan tentram. Lalu ia diberi air ruqyah untuk diminum dan sebagiannya untuk mandi. Pada malam harinya keluarganya mengabarkan kalau ia telah meninggal dunia dengan tenang.

 

  1. Jawara yang Bertaubat

Seorang laki-laki berumur 80 tahun. Pada masa mudanya ia dikenal masyarakat sekitarnya sebagai jawara. Banyak kehebatan dan kesaktiannya yang dilihat oleh masyarakat dan membuat nyali mereka ciut di hadapannya. Di masa tuanya ia terserang penyakit yang cukup aneh. Selama 12 hari dirawat di ruang ICU rumah sakit. Pertamina, tapi hasil perkembangannya tak kunjung tampak. Keluarganya khawatir dan gelisah melihat kondisinya. Mereka tidak tega melihat penderitaannya yang seakan tiada berkesudahan. Mereka berharap kalau memang penyakitnya tak kunjung sembuh, agar ajal menjemputnya untuk mengakhiri penderitaannya. Sampai akhirnya, ada keluarganya yang mengusulkan untuk menjalani terapi ruqyah. Setelah diruqyah Ustadz Junaidi satu kali, 2 hari kemudian ia menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan tenang.

 

  1. Jagoan Empat Bulan Sekarat

Seorang laki-laki berusia 70 tahun. la ditemukan warga masyarakat, jatuh tergolek di kawasan terminal Kampung Melayu Jakarta Timur. la dilarikan ke rumah sakit Cipto Mangunkusumo untuk dirawat. Hampir empat bulan lamanya, ia dalam perawatan medis. Tapi penyakitnya tak kunjung sembuh. Badannya semakin kurus seakan tidak terurus. Tidak ada satu pun familinya yang datang menengoknya. la hanya bisa berbaring di ranjang rumah sakit. Sebagian tubuhnya sudah membusuk, di pantat dan punggungnya. Yang selalu menebar aroma tak sedap bagi orang di sekelilingnya. Suatu saat salah seorang dari dokter jaga rumah sakit tersebut menghubungi Ustadz Hasan untuk meruqyahnya. Karena para perawat sudah lama tidak betah dengan bau busuknya. la tak ubahnya telah menjadi bangkai, tapi nafasnya masih berhembus masuk keluar hidungnya. Konon laki-laki itu mantan jagoan terminal. Setelah diterapi ruqyah, selang sepuluh hari lamanya ia meninggal dunia.

 

  1. Nenek yang sakit-sakitan

Seorang perempuan berumur sekitar 60 tahunan tinggal di Bekasi. Badannya yang sudah udzur sering sakit-sakitan. Dan kali ini keluarga merasa penyakitnya sudah parah. Badannya yang sudah renta tampak loyo dan tak bertenaga. la sudah tidak mau makan lagi, hanya air minum saja yang beberapa teguk membasahi tenggorokannya. Sudah beberapa kali ia menjalani terapi medis maupun non medis, tapi perubahannya belum juga tampak. Sampai ia mengenal pengobatan ruqyah. Kebetulan rumahnya dekat dengat Ustadz Sadzali, salah satu dari Tim Ruqyah Majalah Ghoib. Akhirnya anaknya minta bantuannya untuk meruqyah sang ibu. Setelah menjalani terapi ruqyah, ia berubah menjadi tenang dan tidak gelisah lagi. Jarak dua hari, anaknya menemui Ustadz Sadzali dan mengabarkan bahwa ibunya telah meninggal.

 

  1. Ibu Pengidap Kanker

Seorang perempuan beranak dua berumur 35 tahun, ia mengidap suatu penyakit yang sangat berbahaya. Tapi aneh nya, di malam hari ia sering mengalami hal-hal yang aneh. Ada keluarganya yang berusaha untuk meruqyahnya, la sempat muntah-muntah saat mendengar ruqyah. Dan setelah itu kondisinya berangsur membaik. Tapi selang beberapa minggu, penyakitnya kambuh lagi. Sewaktu dibawa ke seorang dokter, ia divonis sakit kanker. Lalu suaminya memutuskan untuk dirawat di salah satu rumah sakit swasta di jakarta Barat. Tapi setelah beberapa hari menginap di rumah sakit. hasilnya belum tampak. la seperti orang yang selalu ketakutan. Di samping terapi medis, suaminya juga mengundang Ustadz Aris dari Majalah Ghoib untuk meruqyahnya. Saat ruqyah pertama, tampak tenang tingkah lakunya. Bahkan bisa komunikasi lagi dengan anak-anaknya. Setelah ruqyah kedua, la agak gelisah di malam harinya. Suaminya berusaha menenangkannya dengan membaca ayat-ayat al-Qur’an. Menjelang shalat Shubuh ia menghembuskan nafasnya yang terakhir, dan sebelumnya sempat berpesan kepada suaminya agar anak-anaknya kelak bisa hafal al-Qur’an. Semoga Allah mengampuni kesalahannya.

 

  1. Laki-laki Penderita Sakit Jantung

Seorang laki-laki berumur 60 tahunan, sakit jantung dan komplikasi dengan penyakit lainnya. Berbulan-bulan ia dirawat di rumah sakit, tapi hasil yang diharapkan tak kunjung terwujud. Keluarganya sangat prihatin dengan kondisinya. Staminanya semakin loyo, susah bernafas dan badannya makin kurus. Yang bisa dilakukan keluarganya hanya berdo’a. Mereka berharap cepat sembuh bila masih ada umur yang tersisa, tapi bila sudah saatnya ajal tiba, mereka berharap agar Allah memudahkannya. Di tengah bayang-bayang keputusasaan mereka diberitahu oleh kenalan si penderita sakit tentang terapi ruqyah. Akhirnya keluarganya sepakat untuk datang ke kantor ruqyah Majalah Ghoib. Setelah menjalani ruqyah pertama dengan Ustadz Syafi’uddin, la tampak lebih tenang dan penderitaannya berkurang. Dua pekan kemudian anak-anaknya datang ke Majalah Ghoib, dan merasa lega karena Allah telah memberi keputusan yang terbaik, dengan menjemput ajal bapak nya. Mereka berterima kasih kepada tim ruqyah dan berharap semoga kesalahan bapaknya diampuni oleh Allah.

 

Mereka yang sembuh Pasca Ruqyah

Di antara mereka ada juga yang diberi kesembuhan oleh Allah setelah diterapi ruqyah. Padahal para tenaga medis telah angkat tangan dan bingung untuk mendiagnosa penyakit mereka yang aneh dan dianggap ganjil. Berikut ini sebagian kisahnya.

 

  1. Nenek yang Sakit-sakitan

Seorang perempuan berumur 74 tahun 2 minggu ia dirawat di rumah sakit swasta yang berada di Jakarta Pusat. Berhari-hari para tim medis berusaha untuk mengobati sakitnya, tapi usaha mereka belum membuahkan hasil. Akhirnya ada seorang dokter yang menganjurkan keluarganya untuk berobat ke alternatif, karena penyakit yang diderita pasien agak aneh. Kebetulan anaknya sudah kenal dengan Majalah Ghoib, akhirnya ia meminta kesediaan Ustadz Junaidi untuk meruqyahnya. Tubuhnya terkulai lemah di ranjang rumah sakit. Setelah dilakukan terapi ruqyah, kondisinya berangsur membaik. Sudah mau makan nasi, dan bisa diajak komunikasi. Dua hari kemudian kondisinya sehat dan segar kembali. Bahkan ia berani untuk bepergian sendirian menengok kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.

 

  1. Wanita Karir Sakit Pendarahan

Seorang perempuan paruh baya, ia seorang wanita karir dan punya posisi di salah satu perusahaan di Jakarta. Sudah hampir dua bulan lamanya ia mengalami pendarahan. Dan anehnya pendarahan itu selalu dialaminya ketika waktu Maghrib datang. Debit darah yang keluar pun tidak wajar, seperti layaknya pendarahan seorang ibu yang hendak melahirkan. la sudah berusaha untuk konsultasi ke beberapa ahli penyakit dalam dan menjalani terapi medis yang dianjurkan, tapi hasilnya nihil. Sampai ada dokter spesialis kandungan yang menyuruhnya untuk menjalani terapi, tapi dia menolak. Akhirnya ia memutuskan untuk berobat ke Singapura. Sesampai di sana dokter ahli hanya memberinya obat anti biotik dan beberapa vitamin. Setelah dikonsumsi beberapa hari, tak ada perubahan. Pendarahannya tetap banyak dan nyeri tak tertahan kan. Pada suatu saat, ia melihat temannya membaca Majalah Ghoib lalu ia tertarik dan membacanya. Dari situ ia mengenal terapi ruqyah. Lalu is datang ke kantor untuk diterapi. Pada terapi yang pertama bersama Ustadz Syafi’uddin, ia merasakan perubahan yang signifikan. Hanya saja jadwal pendarahannya bergeser dari Maghrib ke Isya, dan durasinya berkurang. Setelah ruqyah yang kedua. pendarahannya jadi semakin jarang, dan darah yang keluar semakin sedikit. Sehabis ruqyah ketiga, siklus haidnya jadi normal kembali, dan pendarahannya hilang sama sekali. Alhamdulillah.

 

  1. Dokter yang Bengkak Kakinya

la seorang dokter ahli penyakit dalam, umurnya sekitar 45 tahunan. Suatu saat ia mengalami hal yang aneh. Karena kakinya sebelah kanan membengkak, dan beberapa hari setelahnya bengkaknya semakin besar dan menghitam. la telah menjalani pengobatan medis dan dirawat inap selama tujuh hari. Tapi dokter spesialis setempat belum mengetahui jenis penyakitnya. Akhirnya keluarganya dapat rekomendasi untuk menjalani perawatan di rumah sakit negeri di Jakarta. Setelah seminggu lamanya di rumah sakit tersebut, pihak dokter masih belum berani menyimpulkan jenis penyakitnya. Sampai saudaranya yang tinggal di Jakarta memperkenalkan dengan Ustadz Hasan dari Majalah Ghoib untuk menjalani terapi ruqyah. Sewaktu dilakukan ruqyah, reaksinya tidak keras. Tapi keesokan harinya isterinya menyatakan, bahwa suaminya berangsur normal pola makannya dan buang airnya. Kakinya yang bengkak berangsur mengempes dan normal kembali. Setelah seminggu lamanya, ternyata ia sudah berada di daerah tinggalnya untuk menunaikan tugas kembali. Kakinya yang tadinya bengkak dan menghitam, ternyata sudah pulih kembali, alhamdulillah.

Maka dari itu janganlah berputus asa dalam melakukan usaha, walaupun penyakit yang dirasa lama sembuhnya. Berdo’alah kepada Allah memohon jalan keluarnya, karena hanya Dialah yang bisa menolong kita dan memberikan solusi yang terbaik. Abdullah bin Umar ketika mendengar orang yang sedang sakit dan berharap datangnya kematian, dia berkata kepada orang tersebut: “Janganlah mengharap datangnya kematian, karena kamu pasti akan mati, tapi mohonlah kesembuhan kepada Allah.” (Kitab az-Zuhd: 255).
Ghoib, Edisi No. 39 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN