Sandal neraka? Tidak perlu heran mendengarnya. Di neraka memang tersedia sandal untuk orang tertentu. Bukan untuk setiap penghuninya.
Meski benda itu disebut dengan sandal dan tempatnya juga di telapak kaki, tapi jangan pernah membayangkan bahwa sandal neraka itu berfungsi seperti sandal dunia. Ya, kita bisa memakai sandal untuk melindungi kulit dari duri atau terik panas matahari yang membakar jalan beraspal dan batu. Panas dan membuat kulit kaki melepuh. Dengan sandal di telapak kaki kita, maka tidak perlu lagi takut pada duri yang melintang di jalan. Atau tajamnya batu cadas.
Tapi… Sandal neraka? Jauh berbalik 180 derajat. Alih-alih melindungi kaki dari panas dan duri. Justru sandal itu sendiri menjadi bagian dari siksa yang tiada terkira. Dialah sumber aliran panas. Dari sandal aliran panas terus menjalar naik, merambat ke mata kaki. Terus ke betis, lutut, perut, dada dan… aliran panas itu terus menjalar hingga akhirnya otak pun mendidih.
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksanya adalah yang memakai sepasang sandal dari api hingga mendidih otaknya lantaran kehebatan panas sandalnya.” Demikianlah Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Hudhri.
Fantastis. Sandal yang mendidihkan otak itu masih tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan aneka siksa lainnya. Sandal itu hanyalah siksa yang paling ringan di neraka. Lalu terbuat dari bahan apakah sandal itu?
Terbuat dari kulit harimau? Jelas tidak. Di neraka tidak ada harimau. Terbuat dari besi? Mungkin itu yang cocok untuk tapak kaki kuda. Tapi sandal neraka bukanlah seperti itu. Juga tidak terbuat dari bahan yang sama dengan cambuk neraka. Tapi, sandal neraka terbuat dari api. Ya, bara api membaras.
“Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya pada hari kiamat adalah orang yang di bawah kedua telapak kakinya terdapat dua bara api, hingga otaknya mendidih seperti panci mendidih di atas tungku” (HR. Bukhari). Hadits riwayat Imam Bukhari ini, memberikan gambaran kepada kita, bagaimana otak bisa mendidih.
Setiap orang yang pernah berurusan dengan dunia masak memasak, tanpa penjelasan ilmiah pun dia akan paham. Bahwa air dalam panci akan mendidih bila terus dipanaskan. Padahal jarak antara kayu bakar dengan tungku itu tidak bersentuhan langsung. Ada sekat udara yang memisahkan antara keduanya. Tapi panas itu akan terus meningkat dan dalam waktu tertentu air itupun mendidih. Orang bilang dalam derajat seratus derajat celcius.
Di neraka ukuran derajat itu tidak lagi menjadi penting. Karena sebenarnya hadits di atas hanya ingin mendekatkan obyek dengan benak kita. Dan secara lebih jauh sandal penghasil panas itu menjadi siksa yang paling ringan. Secara eksplisit hadits riwayat Imam Muslim berikut menjelaskan bahwa siksa yang paling ringan ini diperuntukkan buat Abu Tholib, paman Rasulullah.
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya siksa yang paling ringan di neraka itu akan dialami Abu Thalib. Dia akan memakai dua buah sandal yang akan membuat otaknya mendidih.” (HR. Muslim).
Bagi kita. tidak menjadi soal, apakah sandal itu hanya untuk Abu Thalib. Karena toh: hakekatnya ia masih siksa yang tidak terbayangkan perihnya, bagaimana seseorang memakai sandal dari bara api. Justru seharusnya kita manfaatkan waktu yang tersisa untuk dapat menikmati sandal surgawi. Bukan dengan sandal neraka, sumber bencana.
Ghoib, Edisi No. 17 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M