Ustadz Pengasuh konsultasi yang dimuliakan Allah. Langsung saja saya punya masalah, ketika mau shalat hati selalu was-was, sehingga sampai takbir berkali-kali. Rasanya, ketika baca basmalah dan takbir selalu kurang tepat dan muncul dari hoti keyakinan kurang sah dan harus diulang. Saya lihat ayah dan kakak laki-laki saya juga demikian, tapi ibu dan kakak-kakak perempuan tidak. Apakah itu pengaruh jin? Apa yang harus saya lakukan? Bacoon apa yang harus dibaca?
Imron R, Sumatera Selatan
Saudara Imron R dan pembaca yang dirahmati Allah, ada bermacam-macam gangguan jin terhadap manusia, ada gangguan sebelum tidur sehingga susah tidur. Ada yang diganggu saat tidur dengan mimpi-mimpi buruk atau menyeramkan. Ada juga seperti yang Anda alami yaitu gangguan saat shalat. Untuk masalah yang terakhir ini sebetulnya juga mencakup gangguan pada seseorang yang malas untuk melakukan shalat atau selalu mengulur-ulur waktu shalat, sehingga tidak melakukan shalat kecuali di akhir waktu atau bahkan bisa saat waktu telah lewat dan telah masuk waktu shalat yang lain. Begitu pentingnya shalat itu dalam Islam, sehingga syetan tidak akan tinggal diam ketika melihat orang shalat dengan khusyu’. Khanzab, begitulah nama syetan itu. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya dari Utsman bin Abil ‘Ash berkata, “Ya Rasulullah, syetan telah mengganggu shalatku dan bacaanku pun menjadi lupa karenanya.” Nabi berkata, “Itu adalah ulah syetan, namanya Khanzab, jika kamu merasakan gangguannya berlindunglah kepada Allah dari gangguannya dan meludahlah ke arah kirimu tiga kali. Kemudian aku melakukannya dan Allah menghilangkan gangguannya dariku.”
Imam Bukhari dalarn shahihnya dari Abu Hurairah berkata, Nabi bersabda, “Apabila dikumandangkan adzan shalat, syetan menyingkir sambil terkentut-kentut dengan bersuara dan ketika telah selesai ia kembali, apabila adzan dikumandangkan kembali, maka ia menyingkir, jika selesai ia kembali, sehingga terbetik dalam hatinya dan syetan berkata, ‘Ingatlah ini, ingatlah itu.’ Sehingga ia lupa tiga raka’at atau empat, jika ia tidak tahu tiga atau empat maka ia melakukan sujud sahwi.
Demi Allah, Allah tidak akan menghisab pikiran dan bisikan dari syetan tetapi Allah meminta pertanggungjawaban dari merespon pikiran-pikiran itu dan mengikutinya serta tidak khusyu’ karena tersibukkan olehnya.”
Saudara Imron dan pembaca yang budiman, Syekh Wahid Abdus Salam Bali mengatakan, “Ketahuilah sesungguhnya syetan mengganggu orang shalat melalui dua pintu:
Pintu yang pertama: Sesuatu yang berhubungan dengan indera yang nampak.
Seperti orang shalat yang mendengar suara keras kemudian tersibukkan dirinya dengan suara itu. Atau orang yang melihat sesuatu yang menakjubkan seperti melihat hiasan atau yang lainnya. Cara mengusir dari gangguan ini adalah dengan tidak menghiraukan suara itu atau tidak melihat hiasan itu dan memalingkan pandangannya. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari hadits Aisyah, “Sesungguhnya Rasulullah shalat memakai pakaian bergambar pemberian Abu Jahm, setelah selesai shalat Nabi melepas pakaian itu dan berkata, “Pergilah dan bawalah pakaian ini kepada Abu Jahm, sesungguhnya pakaian itu telah menyibukkanku dan melupakan shalatku tadi dan bawakan kepadaku Anbajanih (sejenis pakaian tak bermotif/polos).
An-Nasai meriwayatkan dari hadits Ibnu Abbas bahwasanya Rasulullah pernah di atas mimbar sedang ditangannya ada cincin, lalu dilemparkannya seraya berkata, “Cincin ini telah menyibukkanku antara melihat dan memandang kalian.
Oleh sebab itu para ulama memakruhkan pembuatan hiasan dinding dalam masjid karena bisa mengganggu orang yang shalat. Imam Ahmad berkata, “Tidak boleh menulis sesuatu apapun di bagian Qiblat karena akan menyibukkan hati orang yang shalat.”
Pintu kedua: Sesuatu yang berhubungan dengan hati.
Jika hati telah bergantung dengan dunia, maka ia akan disibukkan dengannya di dalam shalat maupun di luar shalat. Karena orang yang mencintai sesuatu itu, ia banyak memikirkannya. Sehingga selalu nampak dalam semua gerakan shalat, bahkan ketika bersujud hatinya sibuk dengan dunia, dan satu pikiran ke pikiran yang lain. Sungguh pintu ini sangat besar, hampir tidak ada yang selamat darinya kecuali orang yang mendapatkan taufiq dari Allah dan tidak ada obatnya kecuali dengan mengetahui rendahnya nilai dunia seraya memperbanyak doa, “Ya Allah, Jadikanlah dunia ditangan kami dan jangan Engkau jadikan dunia di hati kami, kemudian senantiasa mengingat kedahsyatan ketika berdiri di hadapan Allah mempertanggungjawabkan seluruh amal pada hari kiamat.”
Selanjutnya, apa yang harus kita lakukan untuk menghilangkan rasa was-was dan bisa tetap khusyu?
- Siapkan diri Anda untuk shalat dengan cara menghentikan aktifitas sesaat sebelum shalat untuk berdzikir atau membaca beberapa ayat al-Quran.
- Lakukan shalat tepat waktu, Ibnu Mas’ud berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah amal- amal apa yang paling utama ya Rasulullah?” Nabi bersabda, “Shalat tepat waktu,” Saya bertanya, “Kemudian apa?” “Berbakti kepada kedua orangtua” “Kemudian apa lagi?” “Jihad fi Sabilillah,” jawab Nabi. (HR. Bukhori Muslim)
- Shalat dengan berjama’ah di masjid atau di mushalla bagi laki-laki (Perempuan shalatnya berjamaah di rumah dan boleh shalat di masjid jika tidak mengundang fitnah). Nabi bersabda. Shalat berjama’ah itu lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat” (HR Bukhari Muslim)
- Berusaha menempati shaf/barisan yang terdepan, meluruskan dan merapatkannya
- Berusaha untuk memahami maknanya dari setiap bacaan dan menghayati bacaannya.
Jika was-was dan ragu-ragu maka lakukanlah hal berikut.
- Tetaplah berpegang pada yang yakin daripada yang meragukan, misalnya jika anda lupa rakaat ketiga atau ke empat, maka ambillah yang tiga rakaat, karena itu yang meyakinkan.
- Berlindung kepada Allah dengan membaca, “Aku berlindung kepada Allah dari (godaan) syetan yang terkutuk, dari kesombongannya, tiupannya serta bisikan jahatnya.” (HR.Abu Daud)
- Menunduk dan meludah tipis ke arah kaki kiri tiga kali jika mulai ada bisikan was-was
- Kemudian lakukanlah sujud sahwi dua kali saat duduk terakhir sebelum salam.
Bisikan setan tidak akan putus kecuali dengan berlindung kepada Allah sebagaimana firman Allah dalam surat al-A’raf 200.
“Dan jika kamu ditimpa godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi maha mendengar.”
Mudah-mudahan Allah memberikan pertolongan kepada kita dan memasukkan kita pada golongan orang-orang khusyu’ dalam shalatnya Amin.
Oleh : Ustadz Akhmad Sadzali, Lc.
Ghoib, Edisi No. 39 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M