Diare bisa terjadi di mana saja, baik di perkotaan maupun pedesaan, yang mengancam setiap orang tanpa mengenal usia, jenis kelamin maupun status sosial. Penyakit diare selain terjadi secara sporadis, juga sering muncul sebagai kejadian luar biasa atau outbreaks, yakni secara spontan muncul wabah di luar kebiasaan dalam jumlah luas wilayah yang di serangnya. Kejadian luar biasa ini bisa terjadi apabila sediaan atau pasokan air bersih tidak cukup, yang akhirnya orang akan terpaksa meminum air yang sudah tercemar. Diare yang juga dikenal sebagai muntaber, bisa menyerang kapan saja, begitu banyak faktor pemicu keganasannya yang menjadi lebih tinggi di saat musim banjir.
Menurut ahli Mikrobiologi. dr. Amin Soebandrio, Ph. D., secara normal tubuh memiliki mekanisme untuk mengeluarkan sisa makanan dan usus besar. Kotoran yang berasal dari dinding usus, dengan sendirinya akan keluar. Proses itu dibantu oleh sejumlah bakteri untuk terjadinya pembusukan. Bakteri yang ada dalam tubuh manusia sudah ada sejak lahir, dan berfungsi mengusir bakteri jahat atau patogen keluar dari tubuh melalui kotoran. Akan tetapi, bilamana dalam kondisi tidak normal, misalnya bakteri jahat atau patogen tumbuh lebih banyak dibanding bakteri baik, apalagi ditambah dengan adanya kuman yang melalui makanan atau meminum air yang sudah tercemar, bisa menyebabkan ketidakseimbangan di dalam tubuh manusia. Hal ini akan terimplementasi dengan dikeluarkannya kotoran oleh tubuh manusia dalam bentuk yang lebih lembek atau lebih cair. Tujuan dari pas pengeluaran itu sendiri adalah agar jumlah bakteri di dalam mekanisme tubuh menjadi seimbang.
Diare disebabkan oleh bakteri E. Coli atau Echerrichia coli yang ditemukan pada usus besar manusia, oleh Theodor Escherich pada tahun 1885, ahli bakteri dari Jerman. Ukuran bakteri E. Coli hanya sekira 0,5 hingga 3 mikron dan bisa berkembang biak pada suhu 37 derajat celcius pada lingkungan yang minim oksigen. E. Coli membawa racun quenylin dan uraquanylin. Bakten ini bisa menjadi ganas apabila tidak segera diobati atau terjadi infeksi pada usus besar. Bahkan bisa menyebar ke organ-organ vital tubuh, seperti jantung, ginjal, maupun paru-paru. Salah satu bentuk pengobatan yang paling mudah adalah dengan mencoba mempergunakan tumbuhan obat-obatan, seperti kencur.
Kencur (Kaempferia galanga) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk, dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah, bibir bunga berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah dan di tempat terbuka.
Kencur memiliki kandungan kimia: Rimpang Kencur mengandung pati (4.14%), mineral (13,73 %), dan minyak atsiri (0,02 %) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan, asam cinnamic, ethyl aster, asam sinamic, borneol, kamphene, paraeumarin, asam anisic, alkaloid dan gom.
Penyakit Yang Dapat Diobati oleh tumbuhan kencur: Radang Lambung. Radang anak telinga, Influenza pada bayi, Masuk angin, Sakit Kepala, Batuk, Menghilangkan darah kotor, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah dan Diare.
Untuk menyembuhkan diare, dapat dibuatkan Ramuan Sebagai Berikut:
a. Bohan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring. Cara menggunakan diolsekan pada perut sebagai bedak.
b. Bahan: 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuat kencur diparut, kemudian ditambah garam secukupnya. Cara menggunakan dioleskan pada perut sebagai bedak.
Selamat Mencoba
Ghoib, Edisi No. 34 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M