SENJATA IDENTIK dengan kekerasan, berdarah darah, pembantaian, dan tindak tidak manusiawi lainnya. Dan memang biasa begitu. Yang kita saksikan hari ini pada mereka yang menguasai senjata, semakin menguatkan imej tersebut. Bom dengan mudah berjatuhan di negara-negara yang tidak jelas kesalahannya. Dan berdarah-darah, pembantaian, tindakan tidak manusiawi pun sedang dipertontonkan pada dunia yang hanya bisa terpaku ambigu.
Senjata sangat diperlukan untuk pembelaan ataupun penyerangan. Senjata menjadi sesuatu yang diperhitungkan oleh dua kubu yang sedang berseberangan. Karena senjata menjadi salah satu tolok ukur yang cukup kuat untuk prediksi sebuah kemenangan.
Pembuatan senjata makin hari makin canggih. Dari pesawat tempur yang berkecapatan super tinggi, pesawat pengintai yang tidak terdeteksi radar, bom kini yang bisa membunuh dengan masa sangat kejam, bom nuklir yang bisa melumat tempat dengan radius yang sangat luas dan sebagainya.
Negara-negara maju mempunyai dan membuat senjata-senjata itu Tujuan mereka adalah menjadi negara yang tak tertandingi. Agar ditakuti oleh negara lain terutama negara-negara yang tidak bersenjata secanggih mereka. Selain itu juga untuk ajang bisnis mengeruk dolar Tetapi kalaupun dijual, tetap saja negara-negara itu merahasiakan sesuatu dari senjata-senjata tersebut. Ini bukti lain bahwa senjata itu memang untuk membesarkan negara-negara itu Ahli nuklir Indonesia umpamanya, mereka yang dulunya belajar nuklir dari Eropa dan mampu membuat nuklir dengan ilmu mereka, tetapi ada ilmu ‘sederhana’ yang tetap tidak diajarkan Yaitu memisahkan Uranium, bahan baku nuklir dari tambang lainnya. Contoh lain adalah yang dilakukan oleh Angkatan Udara kita saat mengejar pesawat asing yang yang terbang di udara kita, ternyata pesawat kita terkunci. Karena kita membeli pesawat dari mereka.
Semua itu dilakukan dan tanpa ada yang melarang dan menghalangi. Tentu lain ceritanya jika senjata itu dimiliki atau dibuat oleh negara muslim. Yang sedang hangat adalah masalah nuklir Iran. Kekhawatiran Barat terhadap Iran, seharusnya juga ditujukan kepada negara-negara yang menguasai persenjataan dunia dan menguasai ilmu/teknologinya. Faktor utamanya sebenarnya sangat kentara jelas. Faktor agama dan gelar teroris yang telanjur dilekatkan pada agama ini seperti yang ada pada benak pembuat kartun asal Denmark tentang Nabi Muhammad SAW.
Bagi orang beriman, senjata bukan hanya senjata secara fisik tersebut. Ada senjata yang dahsyat dan lebih bertenaga dibandingakan senjata fisik. Yaitu hati yang dipenuhi dengan iman Kekuatan iman dalam hati merupakan kunci kemenangan para sahabat dahulu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin ‘Auf, “Kami tidak berperang hanya karena jumlah pasukan dan perbekalan”.
Bahkan zaman Nabi Muhammad SAW ketika itu, produksi senjata terbesar bukan berada di tangan umat Islam. Tetapi milik orang yahudi Merekalah dahulu si pangacau sesungguhya, pengkhianat perjanjian damai, penebar teror kepada para sahabat sampai Nabi Muhammad SAW.
Jelas sudah, mengapa kemenangan HAMAS yang berlangsung dalam demokrasi yang selama ini dipertuhankan oleh dunia Barat tidak mendapat restu dari dunia Barat sendiri. Karena HAMAS telah terbukti dengan senjata iman yang kuat mampu mendesak Yahudi hingga hancurkan sendiri rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan umat Islam. Itu diraih dengan senjata ‘seadanya’. Kini bayangkan jika dua senjata digabungkan.
Ghoib, Edisi No. 58 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M