Surat Yaasin Pembenteng Diri

Surat YaasinMendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang gampang. Harus punya koneksi dan terkadang sedikit uang pelicin. Istilahnya, biaya administrasi. Setelah mendapatkan pekerjaan, bukan berarti masalah kemudian selesai. Intrik, cari muka, atau persaingan tidak sehat, seringkali mewarnai denyut kehidupan di sebuah peru-sahaan. Segala cara dipakai untuk mempertahan-kan posisi. Terkadang tidak masuk akal dan jauh dari nilai-nilai ilmiah yang selama ini dipelajari di bangku kuliah. Pergi ke dukun, itulah kini yang menjadi tumpuan banyak orang, termasuk para artis dan pejabat kelas atas. Ibu Asih (35 tahun-bukan nama sebenarnya) pernah mengalami hal demikian, sampai akhirnya ia bertemu dengan Majalah Ghoib yang telah membim- bingnnya ke jalan yang lurus. Melalui saluran, Ibu yang bekerja di sebuah perusahaan swasta ini, menceritakan kisahnya kepada Majalah Ghoib.

Sejak tahun 1990, saya mulai akrab dengan dunia kerja. Saya memang terbilang orang yang sangat mudah mendapatkan pekerjaan. Anehnya, saya sering merasa tidak kerasan di kantor tempat saya bekerja. Paling lama tiga bulan. Setelah itu, saya mengundurkan diri. Saya juga tidak mengerti, mengapa bisa berbuat seperti itu. Beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba kepala saya pusing dan terasa sangat panas. Kayaknya, ada orang yang inginmembuat saya tidak betah di kantor. Padahal, pekerjaan saya boleh dibilang cukup baik. Untuk menyibak semua kenehan tersebut, saya mulai tanya sana-sini tentang ‘orang pintar’ di seluruh pelosok Indonesia. Mulailah saya berkelana ke sana kemari untuk mendapatkan ketenangan dan penjagaan diri. Dari Kota Hujan Bogor sampai Kota Pelajar Jogjakarta, telah saya sambangi. Berbagai macam jimat pernah saya terima.

Sekitar tahun 2000, saya datang pada ‘orang pintar di daerah Bogor. Setelah bertemu dengannya, saya diminta membawa 2 buah Surat Yasin dan bawang putih. Setelah dibacakan doa-doa, benda-benda itu diserahkan kepada saya. Waktu terus berlalu. Benda-benda yang saya pegang itu, tidak membawa pengaruh apa-apa pada diri saya. Sampai pada akhirnya, saya bertemu dengan Majalah Ghoib pada sebuah toko buku yang sering saya kunjungi. Begitu melihatnya saya langsung tertarik. Saya terus membacanya, dan mengikuti acara bedah edisi khusus yang diadakan Majalah Ghoib. Setelah mendengar semua penjelasan di sana, saya tersadar, bahwa apa yang saya lakukan selama ini salah. Seminggu setelah acara itu, saya sengaja datang untuk menyerahkan semua benda- benda terlaknat ini.

 

BENTUK JIMAT

Jimat-jimat yang dikirimkan oleh Ibu Asih berupa 2 buah surat Yasin dan 1 siung bawang putih. Surat Yasin yang dilengkapi dengan doa selamat, doa nisfu Sya’ban dan doa khusus bagi mayyit ini berukuran 1/ 4 kertas folio. Seperti Surat Yasin yang dibaca oleh kaum muslimin pada acara-acara tasyakuran. Bentuknya kecil, sehingga mudah dibawa ke mana- mana dengan disimpan di dalam saku. Surat Yasin ini menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, yang dilengkapi dengan terjemahan. Sementara, bawang putihnya sudah kelihatan mengering dan tidak berbau.

 

KESAKTIAN JIMAT

Khasiat dari benda-benda ini, katanya untuk penjagaan atau benteng diri dari mahkluk jahat yang akan menyergap. Jimat ini harus disimpan dan dibawa kemana pun Ibu Asih pergi.

 

BONGKAR JIMAT

Surat Yaa Siin’ terdiri dari 83 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah dan diturunkan sesudah surat Jin. Dinamai surat ‘Yaa Siin’ karena dimulai dengan huruf ‘Yaa Siin’ yang terletak pada permulaan ayatnya. Beberapa pokok kandungan terdapat dalam surat ini. seperti: nilai keimanan, bukti-bukti sesudah hari berbangkit serta kekuasaan serta rahmat Allah . Ada juga kisah utusan-utusan Nabi Isa, dengan penduduk Anthakiyah (Syam). Di akhir-akhir ayat, Allah banyak memberikan gambaran tentang tidak ada faedahnya peringatan bagi orang-orang Musyrik.

Sungguh ironis, kandungan ayat yang syarat dengan nilai-nilai keimanan ini, oleh segelintir orang direndahkan, dengan hanya dijadikan sebagai jimat penjagaan diri. Anehnya lagi, penggunaannya hanya untuk disimpan saja, bukan untuk dibaca, dikaji kemudian diamalkan sehingga menjadi lentera dalam kehidupan. Hal seperti ini, banyak diajarkan oleh mereka yang sering dipanggil guru ngaji oleh masyarakat banyak. Sementara, para pemakainya tak sedikit dari kalangan The Have yang pernah merasakan bangku kuliah. Kewaspadaan kita terhadap tipu daya syetan harsuslah ditingkatkan. Dalam surat ‘Yaa Siin’ ayat 62 dijelaskan bahwa ” Sesungguhnya syetan itu benar-benar telah menyesatkan kamu sekalian. Maka apakah kamu tidak memikirkan?”

Kata kunci dari ayat ini adalah to’qiluun atau pola pikir. Memang, hanya orang-orang yang memiliki semangat perubahanlah, yang akan berpikir jernih, tidak kalap dalam menghadapi semua permasalahannya seperti menghadapi persaingan di tempat kerja. Perlu diingat bahwa hanya mereka yang berpikir secara mendalam lah yang mampu memahami dan berada pada posisi lebih baik dibandingkan orang lain. Mereka yang tidak dapat mengambil pengalaman dari peristiwa-peristiwa disekitarnya dan tidak dapat memanfaatkan akal mereka untuk bepikir adalah sebagaimana diceritakan dalam firman Allah berikut: “Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang- orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.” (QS. Al-Baqarah, 2: 171)

Kita sering menghadapi berbagai macam kesulitan selama hidup. Namun apa pun kesulitan tersebut, hendaklah kita yakin kepada Allah dan berpikir bahwa kita sedang diuji dengan sesuatu yang kita kerjakan dan pikirkan dalam hidup di dunia. Ini adalah kenyataan yang sangat penting yang seharusnya tidak pernah kita lupakan. Oleh karenanya, ketika menemui kesulitan dalam setiap hal yang kita lakukan atau pikirkan, sehingga tidak berjalan sebagaimana mestinya, kita hendaknya selalu ingat bahwa semua kesulitan ini telah dihadapkan oleh Allah kepada kita untuk menguji keimanan kita.

Ketika kita mengalami kesulitan dalam hidup, orang yang beriman akan berpikir dan ingat bahwa Allah menguji perilaku dan kesabarannya; sehingga tidaklah masuk akal bagi orang yang yakin bahwa ia akan mati dan mempertanggung jawabkan perbuatannya di akhirat, terpengaruh dengan hal-hal yang membawanya pada aktivitas kemusyrikan dan menghabiskan waktunya dengan perasaan takut dan khawatir akan nasibnya. la paham bahwa ada sebuah kebaikan di balik semua peristiwa ini. la tak pernah mengatakan” kenapa Allah memberi cobaan ini kepada saya?” terhadap kejadian apapun. la akan senantiasa berdoa kepada Allah untuk memudahkan pekerjaan- pekerjaannya dan menjadikan segala sesuatunya sebagai kebaikan.

Apa yang dilakukan Ibu ini, dengan menyerahkan jimat-jimat yang selama ini telah disimpannya, adalah bukti kepasrahannya pada Allah 36, melalui proses berpikir atas semua peristiwa yang selama ini telah dialaminya. Semoga Allah memudahkan segala urusannya..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN