Syetan Hadir Saat Sakaratul Maut

“Dan datanglah sakuratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang selalu kamu lari daripadanya.” (QS. Qaf: 19).

Rasulullah di akhir hayatnya memohon pertolongan kepada Allah untuk menghadapi godaan syetan saat sakaratul maut serta kepedihan proses keluarnya ruh. Do’a beliau, “Ya Allah, tolonglah saya untuk menghadapi sakaratul maut.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah) Itulah do’a Rasulullah untuk menghadapi sakaratul maut.

Syetan tidak akan menyia-nyiakan waktu itu untuk menggoda dan menyesatkan anak Adam. Sampai menjelang akhir hayatnya, syetan akan hadir pada waktu sakaratul maut. la berusaha mendoktrin dan menggelincirkan manusia dari jalan yang benar. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya syetan akan mendatangi kalian saat menjelang kematiannya. Ia menyeru: ‘Matilah sebagai seorang Yahudi, matilah sebaga seorang Nashrani.” (HR. Nasa’i)

Kita tidak bisa membayangkan, betapa dahsyatnya pertarungan iman seorang mukmin melawan syetan. Padahal kondisi orang yang sedang sakaratul maut adalah kondisi yang menyakitkan dan melelahkan. Rasa sakitnya melebihi sayatan pisau dan pedang, karena ruh dicabut dari segenap penjuru anggota tubuh.

Amr bin al-Ash berkata kepada anaknya saat sakaratul maut, “Wahai anakku! Demi Allah, seolah-olah aku bernafas dari lubang jarum dan seolah- olah ranting berduri dicabut dari kakiku sampai ke kepala.”

Ahmad bin Umar Al-Qurthubi berkata, “Aku mendatangi salah seorang saudara guruku di Cordova saat menjelang wafat. Dikatakan kepada nya: Katakanlah, La llaha lallah, la menjawab: Tidak, tidak. Ketika ia telah sadar, kami menceritakan kondisinya tadi kepadanya. Lalu ia mengatakan: “Sesungguhnya syetan mendatangiku dari sebelah kananku dan dari sebelah kiriku. Syetan itu mengatakan: Matilah engkau sebagai Yahudi, Matilah engkau sebagai Nashrani. Maka aku spontan menolaknya. Tidak, tidak.” (Sakaratul, Maut: 68).

Imam Ghazali berkata, “Sakaratul maut lebih dahsyat daripada pukulan pedang, lebih tajam dari mata gunting dan gergaji. Kalau satu urat saja ditarik dari tubuh manusia. niscaya in akan menjerit kesakitan. Lalu bagaimana kalau yang ditarik dari tubuh itu ruhnya, yang tidak ditarik dari satu urat saja, tapi dari semuanya. Kemudian setiap anggota tubuhnya akan mati secara bertahap. Pertama kakinya terasa dingin, lalu kedua betisnya, kemudian kedua pahanya. Setiap anggota tubuh merasakan, sekarat dan kepedihan sampa ke kerongkongannya. Pada saat itu terputuslah pandangannya dari dunia dan keluarganya, tertutup pintu taubatnya, dan penyesalan pun meliputi pikirannya.” (Ihya ‘Ulumid Din: 4/419).

Marilah kita berbekal diri dengan memperbanyak ibadah untuk menghadapi saat yang genting, guna mempertahankan iman dan aqidah kita yang lurus dari serbuan syetan di akhir hayat, Rasulullah bersabda, “Setiap orang akan mengakhiri hidupnya sesuai amal perbuatannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Maka marilah kita akhiri akhir hidup kita dengan kebaikan.
Ghoib, Edisi No. 39 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN