Syetan Kalah dengan Berjama’ah

“Dengan berjamaah, semua menjadi mudah”, itulah seharusnya syiar dalam hidup kita. Banyak perintah Allah SWT menyerukan agar kita melaksanakan perintah tersebut secara berjamaah. Karena hanya dengan berjamaah, perintah itu bisa terlaksanakan. Dengan berjamaah, perintah tersebut bisa kita laksanakan dengan mudah. Dan dengan berjamaah, apa yang kita lakukan menjadi lebih berkah.

 

Misalnya, perintah Allah dalam al-Qur’an, “Dan dirikanlah sahalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-rang yang ruku.” (QS. Al-Baqoroh: 43). Kalau kita melaksanakan dhalat sendirian, maka akan terasa berat dan bawaannya malas. Apalagi shalat isya’, terutama shalat shubuh. Kalau hal itu kita laksanakan dengan berjmaah, ada orang lain yang menyemangati kita dikala kita malas, maka menunaikan shalat akan menjadi lebih mudah, meskipun shalat isya’, shubuh dan bahkan shalat malam sekalipun.

Begitu juga dalam menunaikan zakat. Meskipun harta kita sudah sampai nishab (batas minimum kadar dikeluarkannya zakat). Kalau harus menunaikannya sendirian, menghitung hasil panen kita, lalu menentukan berapa jumlah kwintal yang berhak menerima zakat, lalu mengangkat barang tersebut kita bagikan sendiri ke para mustahik, sungguh melelahkan rasanya. Tapi kalau kita kerjakan secara berjamaah, saliong bantu-membantu, maka hal itu sakan manjdi ringan dan mudah. Dan kalau orang lain selain kita sendiri, kepada siapa zakat ityu akan kita berikan? Dengan berjamaah, perintah mengeluarkan zakat bisa kita praktikkan.

Sama halnya dengan perintah shalat berjamaah, “Dan ruku’lah kalian bersama orang-orang yang ruku’,” artinya shalatlah kalian dengan orang-orang yang sedang shaiat, atau berjamaah. Perintah ini mustahil bisa kita laksanakan kalau kita sendirian. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa para shahabat mengadu ke Rasulullah SAW. saat mereka makan tapi tidak kenyang-kenyang. Rasulullah SAW. menjawab bahwa titik masalahnya karena mereka makannya terpisah-pisah, tidak berjamaah. Lalu beliau bersabda, “Berkumpullah kalian ketika makan, dan bacalah Basmalah, niscaya Allah akan memberkahi makanan kalian.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah). Kita perlu jamaah dalam hidup kita, agar kita bisa melaksanakan seluruh perintah Allah dengan sempurna. Dan supaya kita tidak mudah menjadi ‘santapan’ syetan.

Syetan Srigala Manusia

Begitulah Rasulullah SAW. mengistilahkan bahayanya syetan pada manusia, sebagaimana yang disabdakan dalam haditsnya. Mu’adz bin Jabal berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya syetan itu Srigala manusia, seperti Srigala pada kambing. Srigala itu akan memangsa kambing yang menyendiri dan jauh (dari komunitasnya). Maka dari itu, janganlah kalian berpisah-pisah. Dan hendaklah kalian berjamaah, bersama konlunitas masyarakat dan masjid.” (HR. Ahmad, no. 21020 dan menurut al-Hafizh al-‘Iraqi rijalnya terpercaya).

Syekh Abdur Rauf al-Manawi rahimahullah memberikan penjelasan hadits tersebut dalam kitabnya, “Syetan akan mudah untuk merusak dan menguasai orang yang keluar dan menjauh dari kelompoknya seperti mudahnya Srigala memangsa kambing yang menyendiri dan menjauh dari komunitasnya. Dalam hadits itu ada perumpamaan jelas yang mudah dipahami, yaitu strategi syetan untuk ‘memangra’ manusia. Caranya sama dengan Srigala memangsa kambing. Lalu Rasulullah member peringatan keras agar kita tidak berpecah-belah dan berpisah dari kelompok. Beliau juga membberi solusi, agar selamat dari terkaman syetan, hiduplah berjamaah. Perintah itu dikuatkan lagi agar kita selalu bersama komunitas muslim dan menjadikan masjid sebagai basecamp (tempat berkumpul). Karena rnasjid aclalah tempat berkumpulnya orang-orang baik dan tempat yang dimuliakan oleh Allah. Sedangkan syetan tidak suka masjid, mereka lebih suka pasar.” (Kitab Faidhul Qadir:2/ 350).

Orang yang suka menyendiri, tidak mau bergaul dengan lingkungannya, tertutup terhadap komunitasnya, menjauhi jamaah yang ada, menjaga jarak dengan kelompok kaum muslimin lainnya, ia akan mudah jadi santapan syetan, entah itu syetan manusia atau syetan jin.

Orang yang tidak mau bermasyarakat, ia akan menjadi bahan gunjingan sesamanya yang notabene demen ngegosip, bahkan ia akan jadi mangsa empuk untuk difitnah dan diadu domba dengan yang lainnya. Jika ia dalam kesulitan hidup, tiada orang lain yang tahu apalagi membantu. Apabila ia bersalah atau khilaf, tiada orang lain yang mengingatkan atau menasehati. Kalau ia lagi malas atau patah semangat, tiada orang lain yang memotivasi dan menyemangati. Kondisi itu membuat syetan gampang memangsanya.

Syetan jin sangat demen melihat manusia yang hidupnya berpisah dari kelompoknya. Tidak punya teman sebagai tempat untuk bertanya, tidak punya patner untuk bertukar pikiran atau berdiskusi. Tidak punya rekan untuk bekerjasama. Tidak punya sahabat untuk mengajaknya kepada kebaikan dan mencegahnya dari kemungkaran. Syetan sangat leluasa untuk mempermainkan dan menjerumuskannya.

Mencintai Masjid

“Dengan berjamaah, syetan akan mudah kita kalahkan”. Kita masih ingat bagaimana gigihnya syetan Khinzib mengganggu orang yang sedang shalat, sehingga orang itu lupa bacaan shalat, lupa rakaat yang telah dikerjakannya, lupa dari mengingat Allah SWT dan malah mengingat hal-hal lain di iuar shalat. Sehingga hilanglah makna shalat itu sendiri. Dan akhirnya ibadah shalat itu tidak menambah ketakwaan pelakunya kepada Allah SWT. dan tidak cukup efektif untuk mengendaiikan pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.

Tapi apabila kita melaksanakan shalat dengan berjamaah, maka kita akan punya panduan yang bisa kita ikuti. Jika kita sebagai imam dan Ialai rakaat atau lupa bacaan, maka ada mirkmum yang akan mengingatkan kita. Apabila kita sebagai makmum, ada imam yang bisa kita ikuti. Dengan hidup berjamaah, berarti syeran telah terkalahkan. Kita selamat dari hegemoni mereka. Rasulullah sangat mengecam kelompok muslim yang enggan shalat berjamnah. Kelompok seperti itu adalah kelompok yang telah dikalahkan syetan.

Abud Darda’ berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW. bersabda, “Tidaklah ada tiga orang di suatu daerah atau pelosok dan tidak didirikan shalat berjamaah di dalamnya, kecuali mereka semua telah dikuasai syetan. Hendaklah kalian jangan meninggalkan jamaah, karena Srigala biaanya hanya memakan kambing yang terpisah (dari jamaah).” (HR. Abu Daud, no. 460 dan Nasa’i, no. 838 dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan al-Hakim).

Kalau kita tidak ingin mudah dikalahkan oleh syetan, maka mulai sekarang harus kita hidupkan gaya hidup berjamaah. Ada pemimpin yang mengarahkan kita, antar sesama bisa saling mengingatkan satu sama lain, saling menasihati dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran. (Lihat QS. al-Ashr, 1.3). Supaya kita tidak menjadi hamba yang merugi karena mudah dipecundangi syetan.

Tnamkan pada diri kita untuk mencintai masjid. Ajaklah anak dan keluarga serta shahabat untuk berjamaah shalat lima waktu di masjid. Jangan biarkan mereka lebih mencintai pasar, mall, simpang jalan, atau perempatan jalan. Karena tempat-tempat itu sangat disukai syetan. Sudah banyak generasi kita yang kenal narkoba (pil syetan), mencicipi kehidupan seks bebas, bergaya hidup hedonis dan permisif (serba boleh), semua itu diawali dari mall dan kehidupan jalanan yang tak terkontrol. Jadikanlah masjid sebagai rumah kita setelah rumah tinggal. Wallahu a’lam

 

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN