Takut Mati Saat Diruqyah

Seorang bapak yang sedang mengikuti pembacan ruqyah massal di ruangan. Tiba-tiba keluar. la mengeluhkan kepalanya yang pening, berat. Perutnya mual. la merasakan ada sesuatu yang akan keluar melalui kepalanya.

Setelah dibujuk oleh Heri, petugas satpam, akhirnya ia mau masuk lagi. Tak lama kemudian, ia keluar lagi, ia dikerubungi oleh ibu-ibu yang sedang menunggu pasien. ‘Memang reaksinya begitu, pak. Nggak usah takut,” kata seorang ibu memberi pengertian.

“Saya merasakan ada sesuatu yang mau keluar dari kepala. Saya takut ruh saya ikut keluar,” bapak itu menambahkan.

Dia dibujuk lagi, dan akhirnya mau masuk ke ruang ruqyah. Tapi, sepuluh menit kemudian ia keluar lagi dengan raut wajah pucat, ketakutan, gugup, dan nada bicaranya terbata-bata. ‘Sa.. ya.. takut ruh saya ikut keluar.’

Untuk kesekian kali dia dibujuk lagi oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Setelah terjadi perdebatan, akhirnya dia berkenan masuk lagi dengan perasaan berat. Namun, apa yang terjadi. Hanya bertahan beberapa menit saja. Bapak itu keluar lagi dengan raut muka pucat, seakan-akan dia menyerah kalah menghadapi lawan dalam suatu pertandingan. Apa boleh buat, petugas pendaftaran pun memaklumi; ya terserah bapak, karena kami tidak berhak memaksa bapak. Memang mengikuti terapi ruqyah harus ada kemauan dari orang yang bersangkutan. Bapak itu pun mengambil tasnya dan langsung pulang dengan membawa rasa pening di kepala dan perut mual, tidak jadi diterapi ruqyah. Ada-ada saja, sudah dewasa kok takut mati saat diterapi ruqyah!.
Ghoib, Edisi No. 33 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN