Tasbih “Perlindungan” dari Rasa Takut

Tasbih
Tasbih

Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di daerah Jakarta Pusat, di penghujung tahun 2004, datang ke Majalah Ghaib untuk di ruqyah. Ibu yang pada tahun ini genap berusia empat puluh lima tahun, sebelum diruqyah menyerahkan 2 buah jimat yang didapatkannya dari seorang paranormal beberapa bulan yang lalu, di daerah Jakarta Selatan. Jimat-jimat ini dibungkus rapi dengan plastik berwarna putih, yang kemudian diserahkan ke Majalah Gheib untuk segera dimusnahkan.

Via telepon ibu ini menjelaskan, bahwa kehidupannya dahulu dengan para tetangga berjalan sangat harmonis. Bahkan seringkali ia berdiskusi mengenal berbagai permasalahan kemasyarakatan dengan ketua RT setempat, yang dulu ia calonkan, dan sempat juga ia menjadi tim sukses pada saat proses pemilihan ketua RT di wilayah tempat tinggalnya, di belahan padat penduduk di sudut kota Jakarta. Walaupun hidup dalam kondisi yang bisa dibilang apa adanya, ibu ini selalu berusaha untuk berbuat baik kepada siapa pun yang ia jumpai, dalam pergaulan keseharian. Lebih dari itu, ia juga berusaha menolong siapa saja yang membutuhkan pertolongan, sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Semua tindakan tersebut ia lakukan karena orang tuanya selalu melatih untuk berbuat kebajikan semenjak ia masih berusia kanak-kanak.

Kehidupan harmonis yang ia rasakan tersebut, akhirnya hancur berantakan. Ketua RT yang dulu menjadi teman diskusinya mendadak sering mengancam untuk membunuhnya. Hal tersebut terjadi semenjak ketua RT tersebut menikah dan berkeluarga. Puncaknya terjadi pada bulan suci Ramadhan yang lalu, ketika anak ibu ini kedatangan tamu di rumahnya dan sedang asyik mengobrol. Tiba-tiba Bapak ketua RT ini mengusir tamu anaknya tersebut secara kurang sopan. Setelah anaknya memberitahukan hal tersebut kepadanya. Ibu ini pergi ke rumah Bapak Ketua RT tersebut untuk mendiskusikan secara baik-baik masalahnya. Tetapi alangkah terkejut nya ibu ini, ketika Bapak ketua RT mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati, “Kacian deh lu, tidak diakui oleh warga sini lagi.” Setelah itu terjadi pertengkaran yang sangat hebat antara dirinya dengan Bapak Ketua RT tersebut. Yang tidak pernah ia lupakan adalah ketika secara mendadak Bapak ketua RT mengambil pisau dan ingin membunuh Ibu ini. Anaknya yang mencoba melerai pun tak luput dari “pukulan geledek” ala jet Li yang bersarang di wajahnya. Semenjak kejadian itu, ancaman akan dibunuh dan ancaman yang bernada sihir selalu diterimanya.

Seluruh rentetan peristiwa tersebut. mengakibatkan ia merasa ketakutan terus- menerus sampai hidupnya merasa tidak tenang. Perjalanan mencari ketenangan hidup mulai ia jalani. Dengan diantar oleh keluarga dari bapaknya, ia mendatangi seorang paranormal untuk mendapatkan cara menenangkan dirinya dari rasa takut. Dua buah tasbih berwarna merah dan putih diberikan oleh paranormal ini, dengan harga 250.000 rupiah. Tapi setelah memiliki jimat jimat ini, rasa takut yang dialaminya malah semakin menjadi-jadi. Sehingga la terus mencari cara untuk bisa membuat dirinya lebih tenang.

Setelah suaminya sering membaca Majalah Ghoib, yang dibelinya dari agen dan mendapatkan kabar tentang ruqyah dari sebuah masjid di Kemayoran, tempat suaminya tersebut selalu menjalankan sholat berjamaah. Ibu ini kemudian datang secara ikhlas untuk diruqyah serta menyerahkan jimat-jimat yang sebenarnya sudah sejak dahulu bertentangan dengan hati nuraninya, ke kantor Majalah Ghoib, untuk segera dihancurkan pengaruhnya. “Semua saya pasrahkan hanya kepada Allah.” (seraya menangis).

 

Bentuk Jimat

Jimat-jimat ini berbentuk tasbih yang sering digunakan kaum muslimin untuk berdzikir, digunakan melingkar di tangan untuk menghitung jumlah dzikir yang telah dibaca. Pada tasbih yang berwarna putih, terdapat tulisan Allah dan Muhammad pada tengah-tengah lingkaran bulatannya. Pada penggunaanya tasbih berwarna putih ini harus ditaruh di atas al-Qur’an, di depan pintu jendela. Sementara pada tasbih yang berwarna merah hanya terdapat goresan-goresan hitam saja, sehingga tasbih terlihat lebih cerah. Tasbih berwarna merah ini harus digantungkan di depan pintu, agar khasiatnya lebih mujarab.

 

‘Kesaktian’ Jimat

Jimat ini diyakini bisa memberikan perlindungan si pemakainya dari gangguan siapa pun yang akan mencelakainya. Sehingga kedua tasbih ini, selama beberapa waktu tetap pada tempat yang telah dianjurkan sang paranormal, tanpa ada yang berani menyentuhnya.

 

Bongkar jimat

Dua buah tasbih yang kita bongkar saat ini, sebenarnya sama seperti tasbih yang sering digunakan kaum muslimin pada umumya. Namun, tasbih yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan dan manfaat apa-apa ini, oleh paranormal diyakini bisa melindungi orang dari rasa takut yang disebabkan oleh berbagai ancaman yang menerpa si pemakai jimat ini. Apalagi kalau diletakkan di tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti digantung di atas pintu atau diletakkan di atas al-Qur’an.

Pada kedua jimat ini, seperti biasa terdapat tulisan Allah dan Muhammad, untuk meyakinkan si pemakai. Padahal ini merupakan pelecehan terhadap kebesaran Allah Yang Maha Agung, sumber segala pemberi perlindungan dan ketenangan dari segala marabahaya yang akan menimpa manusia. Sebab setiap kejadian yang akan menimpa seseorang, seperti ketenangan, ketentraman atau ketakutan dan kematian merupakan hak mutlak Allah dan semua terjadi atas kehendak-Nya.

Al-Qur’an telah memberi tuntunan kepada kita dalam mencari ketenangan hidup, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah (berdzikir dalam setiap tempat dan kondisi). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d 28). Nabi juga pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, dari Abu Burdah bin Abdullah. Sesungguhnya bapaknya tercinta bercerita kepadanya bahwa Apabila Rasulullah takut pada suatau kaum beliau berdoa, “Ya Allah sesungguhnya kami menjadikan (menyerahkan) Engkau pada leher-leher mereka dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.” (HR. Abu Dawud).

Lebih dari itu, ritual menggantung atau menyimpan tasbih di atas al-Qur’an, merupakan tindakan yang tidak pernah dianjurkan oleh Nabi. Karena benda-benda tersebut tidak bisa memajukan dan memundurkan musibah atau kebahagiaan yang akan menimpa seseorang, terlebih lagi masalah kematian seseorang. Al- Qur’an telah menjelaskan, “Maha suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang paling baik amalannya. Dan Dia Maha Perkasa Iagi Maha Pengampun.” (QS. Al Mulk 1-2)

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada ibu yang telah menyerahkan jimat ini. Sehingga rasa takut yang ia rasakan, segera sirna dengan pertolongan Allah. Mudah-mudahan kita semua selalu mendapatkan keselamatan dunia akhirat..
Ghoib, Edisi No. 32 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN