Seorang ibu sengaja datang ke kantor Majalah Ghoib (18/12) untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang sedang di hadapinya. Bersamaan dengan itu, ia iuga menyerahkan beberapa buah jimat yang telah disimpannya selama beberapa bulan. Siang itu, Jakarta mendung. Si lbu dengan ditemani anak bungsunya berbincang dengan Majalah Ghoib. “Permasalahan saya boleh dibilang berat,” ujarnya membuka cerita.
Karir suaminya, sedang dalam puncak kesuksesan. Segala kebutuhan rumah tangganya dipenuhi oleh sang suami dengan sangat berkecukupan bahkan boleh dibilang berlebihan. ‘Anak-anak saya sangat bahagia, karena papanya sangat perhatian dalam segala hal. Saya juga sering mendoakannya, agar diberikan kelulusan dalam ujian harta yang berlimpah ini,” tegasnya lagi.
Biduk rumah tangganya ibarat kata pepatah “Rumahku adalah surgaku.” Tapi hidup tidak selamanya indah. Perlahan tapi pasti, karir suaminya seakan redup. Promosi kenajkan pangkat, tidak pernah lagi terdengar. Bonus-bonus dari kantor yang biasanya selalu ada, kini nihil.
Tabungan mereka mulai menipis, “Saya merasa aneh, karena suami saya menjadi pemalas. la seakan tidak punya semangat untuk hidup. Gampang putus asa, tidak sepeni dahulu kala,” imbuh lbu itu. Usut punya usut, temyata perubahan itulah yang menyebabkan karir suaminya hancur. “Saya curiga, ada seorang yang sengaia mengerjai suami. saya agar karirnya terpuruk,” tegasnya lagi. Si ibu kemudian sering curhat kepada kakaknya, perihal yang dialaminya keluarganya. “Semua peristiwa secara detail saya sampaikan kepada kakak saya,” tambahnya lagi.
Tanpa dikira, temyata kakaknya telah pergi beberapa kali ke dukun untuk meminta bantuan menyelesaikan permasalahannya. “Nih, kamu pegang jimat-iimat ini. Semua ini saya dapatkan dari seorang dukun sakti mandraguna di daerah wetan,” ujar sang kaka menegaskan. Beberapa bulan jimat itu disimpanya. Namun, suaminya tetap seperti itu. Tak bertubah sedikitpun.
Suatu hari, ia diberihadiah Majalah Ghoib oleh seorang teman arisan. “Bagi yang sedang bingung nih baca majalah bagus,” ujar temannya. Si Ibu penasaran. Ia langsung membaca semua ini majalah yang namanya masih terdengar asing di telinganya.
“Saya merasa berdosa, setelah membaca majalah ini. Ternyata menyimpan jimat itu, tindakan yang dibenci Allah. Tegasnya kemudian. Setelah membaca Majalah Ghoib itulah, ia seakan mendapatkan setitik cahaya penerang. Dengan kesadaran penuh ia menyerahkan semua jimat yang pernah dimilikinya. “Saya ingin hidup bersih tanpa karat maksiat” imbuhnya menutup kisahnya. Semoga si Ibu diberikan ketabahan dalam menjalani hidup. Dan semoga sang suami kembali bergairah dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Agar keceriaan itu kembali hadir dalam keluarganya. Amin.
BENTUK JIMAT
Jimat ini berbentuk baja berwarna merah berukuran sekitar l0 cm. Wanginya sangat menusuk hidung. Bau minyak Ja’faron. Jimat ini memiliki dua sisi yang berbeda. Pada sisi bagian depan terdapat 5 buah gambar tengkorak kepala berukuran sangat kecil. Pada sisi bagian belakang, terdapat gambar 2 ekor ular kobra yant mengapit tulisan turki. Pada bagian bawah gambar itu, terdapat tulisan SUMFLE dan angka 197. Pada bagian atas terdapat sebuah lubang kecil.
KESAKTIAN JIMAT
Jimat ini berkhasiat sebagai penolak bala’. Kekuatan apapun yang akan mengganggu keutuhan rumah tangga si pemilik jimat ini, maka akan terbentengi. Segala jenis pelet, sihir, santet tidak akan mempan, jika jimat ini disimpan di di dalam rumah.
BONGKAR JIMAT
Modus operandi dukun untuk mengelabui orang, hamper sama. Mereka menggunakan media jimat yang diyakini memiliki kekuatan ghaib. Bahkan si dukun sering mengaku, mendapatkan jimat-jimat tersebut dari negeri entah berantah.
Jimat yang dipakai dukun kali ini dalah sebuah baja berwarna merah. Gambar tengkorak yang terdapat dalam jimat itu, seakan ingin menggambarkan kemistisan jimat tersebut. Walaupun sebenarnya biasa-biasa saja. Bahkan tidak ada apa-apanya. gambar kobra serta berbagai tulisan yang terdapat di situ, biasanya menjadi symbol-symbol bagi si dukun untuk bersekutu dengan syetan. Atau sering kali hanya untuk menambah keyakinan untuk mengibuli pasien. Dasar dukun penipu.
Suami si ibu pada awalnya adalah pekerja keras dan bertanggung jawab. Kemalasan yang menimpa dirinya harus dicarikan solusi. Dari indikasi-indikasi yang ada, sebaiknya jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dari dugaan semata. Mungkin saja, kemalasan suami si ibu karena etos kerjanya yang telah menurun. Atau memang sudah jenuh dengan pekerjaan tersebut. Kalau sudah begini, maka sang isteri harus memberikan dorongan (menyemangati) yang maksimal kepada suaminya bahwa bekerja adalah ibadah. Kalau memang ada indikasi gangguan sihir, maka bersegeralah untuk menjalani terapi ruqyah syar’iyyah bukan memakai jimat-jimat sebagai penolak bala. Insya Allah, jalan keluar akan terbentang.
Islam sangat menekankan agar umatnya bekerja mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia ini dengan tangan sendiri, dan tidak menjadi beban orang lain.Islam mengajarkan umatnya untuk hidup seimbang antara memenuhi kebutuhan rohani dan jasmani. “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (untuk kebahagiaan) negeri akhirar, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi…” (Qs.28: 77). Begitulah pesan Allah di dalam al-qur’an.
Islam memerintahkan umatnya untuk bekerja. ltulah sebabnya, dalam lslam bekerja termasuk ibadah karena bekerja termasuk kewajiban agama. lslam tidak menginginkan umatnya melulu melakukan ibadah ritual (hablum minollah), teapi menginginkan umatnya juga memperhatikan urusan kebutuhan duniawinya sendiri (pangan, sandang, dan papan), iangan sampai menladi pengangguran, peminta-minra, atau menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya kepada orang lain.
Dalam bekerja, lslam juga memberikan arahan atau tuntunan – inilah etika bekerja dalam lslam atau “etos kerja lslami”. Umat lslam diharuskan;
Pertama, bekerja dengan sebaik-baiknya. “sebaik-baik pekerjaan ialah usahanya seorang pekerja jika ia berbuat sebaik-baiknya,’ (HR. Ahmad).
Kedua, bekerja keras atau rajin. “Siapa bekeria keras hingga lelah dari kerjanya, maka ia terampuni (dosanya) karenanya” (al-Hadis). “Berpagi-pagilah dalam mencari rezeki dan kebutuhan hidup. Sesungguhnya pagi-pagi itu mengandung berkah dan keberuntungan” (HR. lbnu Adi dari Aisyah).
Ketiga, menekankan pentingnya kualitas kerja atau mutu produk. “Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang darimu bekerja, maka hendaklah meningkatkan kualitasnya” (al-Hadis).
Keempat, menjaga harga diri serta bekerja sesuai aturan yang ada.
Apa yang dilakukan si lbu, dengan menyerahkan jimat-jimat ini, adalah bentuk rasa penyesalannya kepada Allah. Semoga menjadi langkah awal, mendapatkan segala kemudahan, seperti yang dahulu pernah dirasakannya. Amin.
Ghoib Edisi 76 -.4/7 muharram 1428 H/26 Januari2007 M