Tidak ada orang yang bercita-cita masuk neraka. Sebagaimana semboyan yang sesekali terdengar di telinga ‘muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Masalahnya apakah semudah itu seseorang bisa terhindar dari sengatan api neraka Dengan mengandalkan sebuah semboyan semata. Dengan foya-foya dan kekayaan semata? Tentu saja tidak. Setiap orang, harus tetap berusaha agar cita-citanya terwujud.
Setidaknya ada beberapa tips yang bisa ditempuh untuk melempangkan jalan ke surga. Tips-tips tersebut tersebar dalam beberapa hadits dan ayat al-Qur’an. Yang pertama adalah dengan mengoptimalkan kecintaan kita kepada Allah. Karena seseorang yang sedang dirundung cinta, akan melakukan apa pun permintaan orang yang dicintainya. Begitu pula seseorang yang mencintai Allah, maka dia akan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. “Demi Allah, Allah tidak memasukkan kekasih-Nya di dalam neraka.” Begitulah Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik.
Kedua; demikian pula halnya dengan rasa takut akan masuk ke dalam neraka. Takut kepada siksa neraka ibarat rem pada sebuah kendaraan. Bayangkan Anda sedang dalam perjalanan pulang dari puncak. Beranikah Anda menaiki sebuah bis yang rem nya blong (tidak berfungsi). Tentu tak seorang pun mau naik. Karena itu artinya setor nyawa. la sudah mewakafkan dirinya masuk ke dalam jurang. Begitulah orang yang takut kepada siksa neraka. Ketakutannya itu akan menghalanginya melakukan kemaksiatan sebaliknya menjadi cambuk baginya menunaikan perintah.
“Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali ke dalam ambing (kantong susu binatang) dan tidak akan berkumpul pada seorang hamba debu berjuang di jalan Allah dengan asap neraka Jahannam.” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)
Ketiga, dengan memperbanyak puasa. Karena ia merupakan bagian dari perbuatan yang menjadi rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya. Boleh jadi seseorang berpuasa di mata orang lain, tapi di mata Allah tidak. Karena puasa tidak sekadar menahan diri dari makan, minum serta hubungan suami istri.
Karena itu, dalam sebuah hadits Qudsi Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, ‘Puasa itu perisai yang digunakan untuk melindungi diri dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi dari Jabir bin Abdullah).
Keempat; berikutnya adalah orang yang berjuang fisabilillah. Keberaniannya dalam menentang maut di jalan Allah dihargai Allah dengan nilai yang tinggi. Balasannya tiada lain adalah surga. tempat yang menjanjikan kenikmatan tiada terkira. Orang yang memahami hakekat perjuangan ini rela menukar kehidupannya dengan ganasnya medan peperangan. Karena ia adalah salah satu kunci pembuka pintu surga.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak akan berkumpul orang kafir dan pembunuhnya di dalam neraka selamanya.” (HR. Muslim).
Yang kelima adalah dengan memohon perlindungan kepada Allah dari sengatan api neraka. cukuplah kiranya hadits berikut memberikan semangat kepada kita agar tidak melupakan kekuatan doa.