Wanita yang Tak Mencium Bau Surga

Zaman sudah edan. Di tengah-tengah kita berkeliaran orang-orang yang dalam bahasa Rasulullah dikatakan tidak akan pernah mencium bau surga. Orang-orang yang dalam bahasa kasarnya bisa dikatakan sebagai calon penghuni neraka.

Zaman sudah edan. Di mana pun kita berada, orang-orang seperti itu melintas di depan mata. Mereka terus mengitari kita dan tidak memberi kesempatan kepada kita untuk berlepas diri dari mereka.

Jalanan penuh dengan mereka. Tempat- tempat yang diperuntukkan buat masyarakat umum pun penuh sesak oleh mereka. Pasar, terminal, supermarket, pelabuhan. Semuanya penuh dengan mereka, calon penghuni neraka. Tidak ada kesempatan buat mata untuk menghindar.

Calon penghuni neraka yang belum pernah dilihat Rasulullah, kini telah berseliweran di tengah-tengah kita. Ya, mereka adalah wanita- wanita yang enggan membalut tubuhnya dengan pakaian Islami. Mereka adalah wanita- wanita yang terkena sindrom modernisasi.

“Dua golongan dari penghuni neraka yang belum pernah aku melihatnya. Kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi yang mereka memukul orang-orang dengannya, dan wanita yang berpakaian tetapi telanjang, mempengaruhi orang lain dan menyeleweng, kepala mereka seperti punuk onta yang miring. mereka tidak masuk surga dan mencium baunya, sedangkan baunya bisa tercium dari jarak perjalanan sekian sekian. (HR. Muslim).

Nisa’ kasiyat ‘ariyat dalam bahasa hadits itu adalah wanita-wanita yang berpakaian tapi pada hakekatnya telanjang. la adalah para wanita yang mengenakan gaun panjang dengan belahan tertentu di sana-sini. Dengan bangga, ia ingin mempertontonkan sebagian tubuhnya dan menarik perhatian orang lain.

Nisa’ kasiyat ‘ariyat adalah para wanita yang berpakaian tapi pada hakekatnya telanjang. la adalah para wanita yang berpakaian tembus pandang. Pakaiannya tipis. Gaun yang melekat di badannya tidak bisa menyembunyikan lekak- lekuk tubuhnya. merekalah Nisa’ kasiyat ‘ariyat yang tidak masuk surga dan tidak mencium baunya.

Wanita calon penghuni neraka yang belum pernah dilihat Rasulullah itu pun masih meneruskan aksinya. Pakaiannya yang memalukan itu tidak membuatnya risih. Tapi justru dianggap sebagai suatu kebanggaan. Aksinya pun semakin menggila. Goyangan dan lekak-lekuk jalannya dibuat sedemikian rupa. la ingin memancing perhatian orang-orang di sekitarnya. Balutan kain tipis di tubuhnya membuat ia lebih percaya diri. Mode rambut terkini yang beraneka rupa juga tidak ketinggalan. Perhatikan sekeliling kita, maka wanita-wanita yang belum pernah dilihat pada masa Rasulullah kini telah hadir di tengah-tengah kita. Wanita yang tidak akan mencium wanginya surga.

Jangan lagi bertanya apakah mereka layak menjadi penghuni surga bila mencium baunya saja sudah tidak pantas, Surga bukan diperuntukkan buat golongan seperti mereka. Para wanita penyebar petaka dan bencana. la tidak hanya menjerumuskan dirinya ke dalam neraka, tapi juga orang-orang yang berada di sekelilingnya.

Wahai wanita yang berpakaian tapi pada hakekatnya telanjang! Cepatlah bertaubat sebelum terlambat, Sebelum nafas tersendat di tenggorokan. Sebelum fajar menyingsing dari ufuk barat.
Ghoib, Edisi No. 35 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN