Antara Berbakti pada Orangtua dan Mengamalkan Wirid

Asalamu’alaikum Wr. Wb.

Bapak Ustadz yang saya hormati. Saya seorang gadis yang merantau ke Batam. Tepatnya akhir tahun 2002. Sebelum saya berangkat, bapak saya berpesan sama saya, karena kita akan berjauhan. Oleh sebab itu saya dianjurkan setiap usai sholat maktubah, untuk berhadiah fatihah ke Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dan juga bapak ibu saya, supaya di akherat kelak bisa berkumpul lagi.

Dan juga amalan-amalan lain seperti: Amalan ketenangan hati, pengasihan, penolak sihir atau jin (maaf tidak kami cantumkan disini, karena terbatasnya ruang dan untuk menjaga fitnah atau diamalkan orang lain).

Yang ingin saya tanyakan kepada Ustadz:

  1. Apa benar orang yang akan meninggal itu merasakan? Mohon penjelasan.
  1. Apa hukumnya berhadiah fatihah dalam kacamata Islam ?
  1. Bagaimana dengan pesan dan amalan- amalan yang diberikan untuk saya? (Walau bagaimanapun orang tua saya itu niatnya baik, tidak untuk menjerumuskan anaknya dan juga supaya ilmunya bermanfaat buat anak-anaknya. Ringkasnya saya ingin berbakti kepada orang tua). Ustadz apa yang harus saya lakukan ?

Alhamdulillah setelah saya mengenal Majalah Ghoib, saya selalu berusaha untuk beramal sesuai dengan syariat. Dan meninggalkan amalan-amalan yang menyimpang. Tapi setelah itu saya sering bermimpi jumpa dengan bapak, anehnya mimpi yang satu dengan yang lainnya bersambung- sambung. Cuma mengingatkan saya jangan lupa wiridnya. (Inilah yang membuat resah selama ini, apa yang harus saya lakukan?). Untuk jawabannya saya ucapkan: Jazakallahu khairan katsiran.

Wassalamu’alaikum.

Susi-Tiban Indah Permai Batam.

 

Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Segala puji milik Allah semata, shalawat dan salam tersanjung kepada Rasul-Nya. Saudari Susi dan seluruh pembaca Majalah Ghoib yang beruntung mendapatkan pencerahan aqidah yang sesuai Al-Qur’an dan sunnah. Semua orang tua yang akan ditinggalkan anak-anaknya merantau, selalu memberikan nasihat dan pesan sebagai bekal di negeri orang. Itu suatu kewajaran dan bentuk kasih sayang bapak kepada anak serta pendidikan buat mereka. Akan tetapi ada juga orangtua yang memberi bekal ‘amalan-amalan’ untuk jaga diri dihormati orang, disukai banyak orang dan lainnya. Bahkan ada yang dibawakan “bungkusan’ jimat-jimat, tanah kuburan leluhurnya, tanah dan bawah tempat tidurnya atau kain yang biasa dipakai ibunya.

Sekarang ini zaman serba modern. Kecanggihan teknologi bisa memudahkan kita untuk berkomunikasi jarak jauh setiap waktu. Alat transportasi yang cepat bisa membuat jarak tempuh semakin singkat. Aneh memang kalau masih ada mistik dan malah semakin subur. Dengan banyaknya jimat atau amalan yang bertujuan untuk membuat orang selalu dekat dan diingat, atau untuk keselamatan.

Dalam lampiran yang Anda sertakan tentang bacaan-bacaan do’a, sebagian besar bacaan dan urutannya tidak ada dalilnya. Begitupun soal menahan nafas ketika membaca do’a yang Anda jelaskan dalam lampiran. Menahan nafas ketika membaca bacaan-bacaan tersebut, merupakan ajaran yang tidak ada tuntunannya dari Nabi. Sepengetahuan kami tidak ada ibadah atau dzikir ma’tsur dengan cara menahan nafas. Bahkan, do’a yang substansi isinya benar, bisa menjadi dilarang bila pengamalannya menggunakan cara- cara yang dilarang. Cara menahan nafas itu biasa dipakai oleh para dukun dalam menbaca mantra- mantra mereka. Bahkan, terkadang saat seperti itu biasanya syetan nimbrung dan memberikan ‘karamah palsu’ kepada orang yang mengamalkan amalan bid’ah tersebut.

Rasul sendiri sudah mengajarkan kepada kita dzikir dan do’a yang sangat memadai. Dari arti, lafazh atau jumlahnya, seperti dzikir pagi dan sore, dzikir setelah sholat, dzikir akan tidur dan sebagainya. Tentang do’a-do’a ini Anda bisa merujuk ke buku-buku yang dapat dipercaya, yang menjelaskan dengan dalil-dalil yang shahih. Rasanya buku-buku seperti itu sekarang sangat mudah didapat.

Lalu, apakah orang yang akan meninggal itu bisa merasakan? Datangnya kematian adalah rahasia Allah, Allah berfirman, “Dan pada sisi- Nya kunci-kunci keghaiban. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia. Dan sesungguhnya Allah memiliki ilmu tentang hari kiamat. Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidaklah seorang pun tahu apa yang diperbuatnya besok, dan tak seorang pun tahu di bumi mana ia akan meninggal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengawasi” (QS. Luqman: 34).

Maka, jika yang dimaksud “orang yang akan meninggal itu merasakan” dalam pengertian kapan akan meninggal, itu tidak benar. Tapi jika yang dimaksud merasakan sakaratul maut, hal itu benar. Karena sakaratul maut itu ada dan terjadi saat-saat ajal telah dekat. Allah berfirman: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.” (QS. Qaf: 19).

Mengenai mengirim Al-Fatihah secara khusus, tidak ada dalilnya. Tetapi kalau memberikan pahala bacaan Al-Qur’an untuk orang lain, baik yang masih hidup maupun sudah mati, maka sebagian ulama menganggapnya boleh. Tetapi sekali lagi tidak ada yang mengkhususkanya hanya dengan Al-Fatihah. Selain itu, semua ulama sepakat, bahwa orang yang sudah meninggal, tidak bisa mengambil manfaat apapun dari bunyi bacaan Al-Qur’an yang dibaca orang yang masih hidup. Tapi ia bisa mengambil manfaat dari pahala yang dijanjikan Allah untuk si pembaca Al-Qur’an yang telah dihadiahkan untuk dirinya itu, (Syarh al- Aqidah At-Thahawiyah 2/284)

Mengenai keinginan Anda untuk berbakti pada orangtua, sungguh sangat mulia. Dengan memilih jalan yang lurus dalam berdzikir dan berdo’a, Anda tidak harus merasa bersalah seakan tidak berbakti kepada orang tua. Anda tetap bisa mendo’akannya, menjaga hubungan baik, menghormatinya, serta berbakti dalam bentuk- bentuk lainnya. Rasulullah menegaskan, bahwa tidak boleh seorang mukmin mentaati orang lain dalam hal bermaksiat kepada Allah.

Mengenai mimpi, tidak ada artinya secara khusus dalam kacamata syari’at Islam. Tapi Anda tetap perlu waspada, bisa jadi mimpi itu adalah upaya syetan untuk mengganggu Anda, agar Anda selalu merasa bersalah karena tidak mengamalkan wirid titipan ayah Anda. Ditambah lagi keresahan- keresahan dari perasaan Anda sendiri, bisa jadi juga memperkuat datangnya mimpi itu dengan mudah. Jadi tidak usah terlalu dihiraukan. Anda justru harus waspada. Tipu muslihat syetan sangat banyak, di antaranya lewat mimpi-mimpi dengan menyerupai sosok orang yang kita hormati agar lebih meyakinkan.

Semoga kita semua diselamatkan oleh Allah dari kesyirikan dan amalan bid’ah. Wallahu Alam.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 35 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN