Apakah Saya Dulu Dipelet?

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Ustadz Junaidi yang saya hormati. Saya seorang wanita berumur 32 tahun, saya baru saja bercerai dengan suami setelah melewati proses yang panjang karena banyaknya masalah yang menimbulkan pertengkaran yang berkepanjangan, yang akhirnya terjadi konflik di antara kedua keluarga besar kami.

Yang membuat saya penasaran sampai sekarang adalah, selama kami pacaran dulu (+/- 8 tahun) selalu diwarnai putus-sambung, sampai akhirnya menikah (+/-7 tahun) selalu terjadi pertengkaran. Yang terkadang berawal dari hal hal yang sepele. Tapi selalu kembali rukun dan saya pun kembali sayang serta kasihan kepadanya. Walau dia sering menyakiti perasaan saya, dan sebagai seorang suami atau bapak dia tidak bisa bertanggung jawab, untuk urusan dunia atau akhirat.

Semula saya tidak mengerti hal-hal yang berbau mistik. Tetapi setelah saya sering ikut pengajian, dan Kyai mengaji saya bilang kalau perasaan cinta saya kepada suami dari mulai pacaran sampai sekarang tidak wajar. Mulanya saya tidak percaya atas pernyataan tersebut. Tapi setelah saya berlangganan dan baca Majalah Ghoib dan melihat contoh-contoh jimat pada rubrik ‘Bongkar Jimat’, ternyata jimat-jimat tersebut ada yang mirip dengan jimat yang dimiliki mantan suami. Jimat itu terbuat dari kulit binatang, kertas, logam dan lainnya. Itu pernah saya temukan di dompetnya, di atas pintu dan sebagainya. Bahkan saya pernah melihat dia punya mantera bertuliskan huruf arab di atas dadanya saat tertidur, mungkin dibacanya sebelum tidur. Di situ ada nama lengkap saya, tapi saya tidak tahu apa maksudnya.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah: mungkinkah apa yang saya alami ini karena pengaruh jimat yang dimiliki mantan suami? Karena selama hidup dengannya saya mengalami penyakit dan gangguan seperti orang yang diganggu jin. Seperti mudah emosi, benci tanpa sebab, malas shalat dan tidak khusu. Sebagai Informasi tambahan, selama ini mantan suami dan keluarganya jarang sekali melaksanakan shalat, dan mereka gemar ke orang pintar atau dukun bila ada masalah.

Demikian, mohon bapak berkenan menjawabnya agar terjawab rasa penasaran saya. atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

UUN Semarang

 

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah. Saudari UUN dan pembaca lainnya dimana saja Anda berada. Hanya dengan iman kita bisa menjalani hidup dengan tenang dan damai. Namun karena minimnya pemahaman, sebagian besar umat Islam masih banyak yang melakukan perbuatan yang dilarang Syari’at Islam. Misalnya, masalah pacaran, bercampur-baur antara laki dan perempuan yang bukan mahramnya, memelihara jimat dan lain sebagainya.

Apa yang terjadi pada saudari tidak perlu membuat putus asa dan terus larut dalam kesedihan, sehingga melupakan masa depan dan menelantarkan ibadah yang menjadi kewajiban. Atau senantiasa mengingat keburukan mantan suami dan kedzalimannya yang akhirnya bisa menimbulkan dendam kesumat yang tiada akhirnya. Serahkan kepada Allah, karena Dia-lah yang menghukum orang yang bersalah dan membalas orang yang benar.

Banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk Anda pribadi atau para pembaca lainnya. Hendaklah berhati-hati dalam menjalin hubungan dengan lawan jenis. Islam sudah punya aturan yang harus kita taati agar kita tidak salah dalam mencari teman, apalagi untuk mencari pasangan hidup atau suami. Dengan berpacaran tentu banyak hal negatif yang akan muncul, karena kita telah mengundang syetan sebagai pihak ketiga. Apalagi sampai terjadi perzinahan atau dosa besar yang sejenisnya. Na’udzu billahi min dzalik. Rasulullah pernah bersabda, “Jangan ada seorang laki-laki berduaan dengan perempuan karena yang ketiganya adalah syetan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam menghambakan diri, kita hanya punya dua pilihan. Kalau kita enggan untuk menjadi hamba Allah, pasti kita menjadi hamba Iblis atau syetan. Kalau kita enggan untuk mengikuti sunnah Rasulullah, pasti kita terjerumus dalam ‘sunnah’ dukun. Sejauh mana kita mengikuti petuah syetan dukun, sejauh itu pula kita meninggalkan syari’at Allah dan Rasul-Nya. Kalau benar pengamatan saudari, bahwa mantan suami Anda sangat jarang shalat dan suka pergi ke dukun, maka indikasi jalinan hubungan Anda dengan mantan suami dari pertama pertemuan sampai cerai berbau klenik dan mistik sangatlah menyengat. Apalagi Anda telah menemukan bukti-bukti yang jelas, berupa jimat atau mantera, berarti indikasi pelet semakin kuat adanya. Itulah yang bisa kami simpulkan dari sekelumit cerita yang Anda paparkan.

Sedangkan kemalasan saudari dalam beribadah, gampang emosi dan benci tanpa sebab, memang merupakan indikasi gangguan jin. Apakah itu ada kaitannya dengan jimat-jimat dan mantera yang dimiliki mantan suami? Jawabannya tentu butuh bukti, agar kita tidak salah tuduh. Anda perlu introspeksi diri. Sebelum ketemu dengan mantan suami pertama kali, apakah tiba- tiba mencintainya atau melalui proses bergulirnya waktu dan intensitas pertemuan? Kalau tiba-tiba, berarti ada indikasi pelet. Lalu sifat Anda sebelum ketemu dia, apakah emosional, malas shalat dan ibadah? Kalau tidak, bahkan malah sebaliknya berarti ada kekuatan lain yang mempengaruhi sifat Anda. Dan itu salah satu pengaruh sihir yang dihembuskan oleh syetan secara langsung atau melalui dukun. Dalam surat Anda juga tidak bercerita apakah gangguan yang dulu dirasakan masih ada pasca perceraian atau sudah hilang. Kalau masih ada berarti Anda butuh terapi ruqyah syar’iyyah. Kalau sudah hilang, maka bersyukurlah kepada Allah dengan bertaubat kepada-Nya.

Bersyukurlah kepada Allah karena Anda tidak terseret ke dalam kebiasaan buruk mantan suami yang bergelimang jimat. Allah telah memberi petunjuk kepada Anda lewat Majalah yang Anda baca. Peliharalah petunjuk itu agar bisa menjadi penerang hidup, dengan senatiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Perbanyaklah berdzikir kepada Allah dengan membaca kitab-Nya dan mengamalkan sunnah Rasul-Nya. Dekatkanlah diri Anda kepada Allah, agar hati bisa tenang dan tidak gamang dalam menatap masa depan.

Ada beberapa bacaan yang bisa Anda jadikan wirid harian. Bacalah surat al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas setiap pagi dan sore atau setiap habis shalat lima waktu. Ketika hendak tidur baca tiga surat tersebut ditambah ayat kursi dan dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah Semoga Allah mengganti kepergian suami Anda dengan yang lebih baik.
Ghoib, Edisi No. 34 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Penyakit Tidak Sembuh di Tangan ‘Orang Pintar’

Keponakan saya umur 7 tahun, tapi belum bisa berbicara. Sudah diobatkan ke dokter spesialis THT dan dinyatakan normal. Dan ketika dibawa ke orang pintar, dikatakan bahwa saat ibunya hamil pernah menyenggol anaknya jin yang mengakibatkan tangannya patah. Lalu disuruh mengikat kambing hitam yang sedang hamil di tepi pantai jam 24.00 sebagai ganti. Dan anehnya kambing itu tiba-tiba menghilang. Walaupun sudah diikuti resep tersebut, sampai sekarang anak itu belum sembuh. Apa solusinya ustadz?,

Catur Mai Prasetia,  Perum Rindang Garden, RSS Batu Aji Batam.

 

Bismillah wal Hamdulillah, kami ikut prihatin atas musibah yang menimpa keponakan Anda yang sudah berumur 7 tahun tapi belum bisa berbicara. Yang membuat musibah itu bertambah besar dan lebih fatal ketika anak itu dibawa ke ‘orang pintar’. Dilihat dari kinerjanya, jelas sekali bahwa yang Anda maksud dengan orang pintar itu adalah dukun. Seharusnya apa yang dikatakannya tidak boleh dipercaya, apalagi dilaksanakan. Dan ketika Anda melaksanakannya dengan menumbalkan seekor kambing hitam sedang hamil, berarti Anda telah melakukan kesyirikan dua kali. Pertama, Rasulullah telah melarang kita untuk mendatangi dukun dan Anda telah mendatanginya. Kedua, Rasulullah telah melarang kita untuk menyembelih atau berqurban untuk selain Allah dan Anda telah berqurban untuk untuk syetan perewangan si dukun. Dan solusi dari kedua musibah adalah bertaubat dengan menyesali apa yang telah anda perbuat dan memperbanyak istighfar serta meninggalkannya seterusnya.

Kalau memang baru sekali Anda memeriksakan keponakan ke THT dan hasilnya normal atau negatif. Tidak ada salahnya bila Anda memeriksakannya lagi ke spesialis THT yang lain. Sebab kasus seperti itu pernah juga kami jumpai di lapangan. Setelah periksa dua, tiga kali ternyata baru diketahui jenis penyakitnya. Memang ada juga jenis penyakit fisik yang ‘ditunggangi’ oleh gangguan jin. Ada pasien kami yang merasa perutnya sakit, setelah diperiksa ke dokter beberapa kali dinyatakan normal. Lalu dia menjalankan terapi ruqyah di kantor Majalah Ghoib. Dan reaksinya cukup lumayan. Setelah itu dia periksa ulang ke dokter, dan hasilnya baru tampak, yaitu ada tumor di perutnya. Setelah dilakukan operasi, alhamdulillah Allah memberinya kesembuhan.

Dalam kasus keponakan Anda, Anda telah rugi berlipat-lipat. Rugi waktu, materi dan tertekannya jiwa oleh kecemasan serta belum sembuhnya sakit keponakan. Dan yang lebih besar adalah ganasnya virus kesyirikan yang menjangkiti akidah. Kami menyarankan kepada Bapak Catur sekeluarga agar bersabar menghadapi musibah ini. Dengan begitu, kecemasan yang ada akan diganti dengan ampunan oleh Allah. Dan materi yang Anda keluarkan untuk berobat yang tidak menyimpang akan dibalas oleh-Nya. Teruslah berusaha untuk mencari kesembuhan dengan cara yang dibenarkan syari’at. Boleh saja Anda berkonsultasi ke medis, tapi jangan lupa dengan yang Maha Penyembuh. Berdoa dan berdoalah selalu kepada Allah, termasuk dengan menjalani terapi ruqyah. 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 34 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

SEMBUH DARI STEP, BICARA SENDIRI

Adik saya pernah sakit step, dan sudah sembuh. Tapi sekarang suka berbicara sendiri sambil menatap ke atas, kanan kiri. Bagaimana solusinya ustadz?

(Hamba Allah, Sogo Plaza Indonesia)

Bismillah Walhamdulillah, kami turut bergembira atas kesembuhan adik Anda dari penyakit step yang dideritanya. Adapun kondisinya sekarang yang suka berbicara sendiri seraya menatap ke sana kemari terlihat berbicara dengan seseorang, itu tidak ada kaitannya dengan penyakit step yang dulu dideritanya. Apakah ia terkena gangguan jin? ada baiknya kalau dalam hal ini Anda konsultasikan juga ke seorang psikiater atau psikolog. Barangkali dia bebicara sendiri karena tidak ada yang diajak bicara, sementara itu dia ingin bermain dengan imajinasinya. Dalam kesendiriannya itu dia berusaha untuk menghadirkan teman imajinasinya dan mengajaknya berkomunikasi dan berbicara.

Solusi selanjutnya, temanilah dia dan jangan dibiarkan sendiri, ajaklah dia bermain dan berkomunikasi. Kalau dia menolak dan merasa terganggu serta lebih suka dengan kesendiriannya, apalagi kalau ada hal-hal yang aneh, seperti terkadang tertawa sendiri, tiba-tiba nangis. menjerit atau volume makannya tidak wajar, cerita akan kehadiran sosok misterius dan aneh dalam kesehariannya. Berarti adik Anda diganggu jin. Dan untuk lebih meyakinkan lakukanlah ruqyah, bacakan ayat atau doa ruqyah kepadanya. Kalau ada reaksi saat mendengar bacaan ruqyah, maka lakukanlah terapi ruqyah secara intensif. Bila perlu mintalah bantuan seorang peruqyah yang sudah berpengalaman atau datang langsung ke kantor ruqyah.

 

 

Ghoib, Edisi No. 32 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Peruqyah Mengetahui Jin Para Pasien?

Ada ustadz yang meruqyah, tapi dia mengaku bisa mengetahui kalau ada orang yang dalam tubuhnya ada jinnya, bagaimana itu ustadz?

(Astri, Bandar Lampung)

Bismillah Walhamdulillah, peruqyah adalah manusia biasa, bukan Nabi ataupun Rasul yang mendapatkan pengecualian bisa melihat keberadaan jin, seperti pernyataan Imam Syafi’i: “Barang siapa yang mengaku bisa melihat jin (dalam bentuk aslinya), maka kami tolak kesaksiannya, kecuali kalau dia seorang Nabi.” Memang sangat disayangkan, kalau seorang ustadz yang membawa panji syariat dalam kesehariannya, lalu memberikan pernyataan yang tidak sesuai dengan ilmu syariat, karena dampaknya akan sangat fatal, bisa mengacaukan pola pikir dan keyakinan orang yang mengikutinya, seperti anda. Maka dari itu, kita harus memposisikan sosok ustadz secara proporsional. Kita tidak boleh apriori atau antipati dan juga tidak boleh mengkultuskannya. Ustadz juga manusia biasa yang suatu saat pernyataannya bisa salah, bila pernyataannya sesuai syariat, kita akan mengikutinya. Tapi bila menyimpang dari syariat, kita tetap mengikuti syariat dan meninggalkan pernyataannya. Dengan begitu kita akan selamat dunia dan akhirat.

Rasulullah sendiri dalam masa hidupnya tidak pernah menyatakan pada shahabatnya, bahwa dalam diri shahabat tersebut ada sekian banyak jin, atau ada jin singa yang membandel, dan sebagainya. Tapi ketika ada keluhan atau ganguan dalam diri shahabat. Rasulullah baru menyatakan kalau shahabat tersebut diganggu musuh Allah (syetan). Dengan adanya gangguan dan godaan yang ada, seorang ustadz bisa mengidentifikasi bahwa orang tersebut terkena gangguan jin. Dan tidak serta merta memastikan, mengetahui jumlahnya atau jenisnya, karena kita tidak bisa mengetahui keberadaan mereka berdasarkan firman Allah surat Al A’raf ayat 27.

 

 

Ghoib, Edisi No. 32 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Wirid dengan Jumlah Tertentu

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Saya seorang muslimah ingin bertanya kepada ustadz. Saya mempunyai teman yang mempelajari ilmu tertentu (kurang tahu pasti nama ilmunya). Sebelum mempelajari ilmu tersebut ia diharuskan menyembelih ayam di rumah gurunya. Setelah itu ia disuruh mengamalkan bacaan/wiridan tertentu dengan jumlah tertentu pula. Kemudian bila sang murid bermimpi sesuatu maka ia harus mengkonsultasikannya dengan gurunya. Lalu sang guru akan menafsirkan mimpinya.

Yang ingin saya tanyakan adalah:

  1. Apakah ilmu tersebut sesuai syariat Islam atau bid’ah?
  1. Apakah ada dalilnya dalam Islam, larangan mengamalkan wiridan dengan jumlah tertentu? Lalu bagaimana dengan jumlah wiridan dalam al- Ma’tsurat?
  1. Apakah ada kemungkinan hal tersebut berhubungan dengan alam ghaib (jin)?
  1. Bila sudah terlanjur dan bertaubat, bagaimana cara menyadarkan orang tersebut? Apa perlu diruqyah?

Mohon jawabannya ya ustadz, karena saya ragu dengan yang dipelajari oleh teman saya. Terimakasih atas jawaban dan solusinya.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Hamba Allah, Pati

 

Waalaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah, shalawat serta salam atas Rasulullah. Pembaca Majalah Ghoib yang setia, bersyukur sekali kita dapat menyambung kembali silaturrahim antara kita, semoga perlindungan dan hidayah Allah selalu menyertai para pejuang penegak tauhid di mana pun mereka berada.

Belajar atau menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat (QS. al- Mujadilah: 11). Ilmu dalam ayat ini tentu yang dimaksud adalah ilmu yang sesuai dengan syariat. Bukan ilmu yang bertentangan dengan agama, Demikian juga dalam memperoleh ilmu tidak ada penyimpangan-penyimpangan dari syariat Allah azza wajalla.

Ilmu adalah pengetahuan tentang hakekat sesuatu (al-mu’jamul wasith: 264), jika kita berkata orang itu berilmu berarti maksudnya adalah orang itu memiliki pengetahuan akan hakekat sesuatu. Misalnya pengetahuan tentang al-Qur’an, hadits, bahasa Arab dan lain-lain. Dari beberapa pengertian ini kami memahami yang dimaksud oleh saudara penanya tentang ilmu yang dipelajari oleh temannya adalah bukan ilmu yang biasa dipelajari oleh siswa/siswi dibangku sekolah atau pesantren. Hal ini banyak terjadi dimasyarakat kita yang menamakan ritual tertentu dengan ilmu. Padahal sebenarnya bukan mencari ilmu, tetapi ritual untuk mendapatkan ‘kesaktian’  agar mampu melakukan sesuatu yang luar biasa, mencari wangsit (bisikan) agar mampu membaca isi hati orang dan lain-lain. Bahkan ada yang menganggapnya karamah (keistimewaan) yang datangnya dari Allah.

Maka jelaslah bahwa ritual yang mengharuskan menyembelih ayam sebelum belajar ilmu tersebut bukan berasal dari ajaran agama Islam. Walaupun menyembelih ayam hukumnya mubah, tetapi ketika diharuskan dan dikaitkan dengan amalan-amalan berarti terkandung di dalamnya suatu persembahan. Akan lebih terbuka lagi kedok sesatnya jika ada permintaan dengan ciri- ciri khusus, seperti hitam mulus, putih mulus, ayam cemani dan lain-lain. Persembahan atau korban yang tidak karena Allah dan untuk-Nya, pasti tertolak dan termasuk perbuatan syirik.

Penyembelihan yang tidak karena perintah Allah biasanya menjadi persyaratan yang diajukan oleh jin sebagai imbal balik jasa yang akan jin berikan kepada manusia yang bekerja sama dengannya. Perbuatan syirik seperti ini dapat menghapus pahala amal baik pelakunya selama ia belum bertaubat kepada Allah. Di dalam surat al-An’am ayat 88 Allah berfirman, “Dan jika mereka berbuat syirik, sungguh akan terhapus (pahala) apa yang telah mereka kerjakan.”

Kaum muslim dan muslimat pembaca Majalah Ghoib yang dikasihi Allah, hati-hatilah dengan propaganda syetan serta antek-anteknya. Di antara tipuan-tipuannya adalah jin mengajarkan mantera-mantera tertentu kepada manusia yang isinya meminta bantuan kepadanya atau menyekutukan Allah. Mantera-mantera itu biasanya antara daerah satu dengan lainnya berbeda karena adanya perbedaan bahasa. Maka mantera orang Jawa berbeda dengan Melayu atau suku lainnya. Mantera orang Arab berbeda dengan mantera orang Amerika atau Afrika dan seterusnya. Dari sini banyak mantera berbahasa Arab dianggap sebagai al-Qur’an atau doa dari Rasulullah.

Seandainya yang dibaca itu benar-benar ayat- ayat atau surat-surat dari al-Qur’an jika tujuannya salah, maka hal itu tetap saja dilarang dalam Islam. Karena seseorang beribadah itu harus dengan niat yang benar yaitu karena Allah. Ini yang disebut dengan ikhlas, Diterimanya suatu amal di sisi Allah ternyata syaratnya tidak hanya ikhlas. Ada syarat lain yaitu harus ittiba Rasulullah (mengikut sunahnya). Artinya tata cara ibadah tersebut telah diatur lengkap.

Sedangkan mengenai jumlah hitungan wirid atau dzikir memang ada yang ditentukan jumlahnya. Seperti dzikir sehabis shalat membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali, takbir 33 kali dan dzikir pagi sore atau yang disebut al-Ma’tsurat (diriwayatkan dari Rasulullah). Juga ada yang tidak ditentukan, artinya kita dianjurkan untuk selalu ingat Allah di mana saja dan kapan saja. Allah berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman dzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak. Dan bertasbihlah kepadanya pada waktu pagi dan petang.” (QS. al-Ahzab: 41-42)

Ada sahabat yang bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam telah banyak atasku. Maka tunjukkanlah kepadaku dengan apa aku bergantung kepadanya? Rasulullah bersabda, ‘Senantiasa lisanmu terus menerus basah dzikir kepada Allah.” (HR. Timidzi)

Apabila ada dzikir yang ditentukan jumlahnya sedang jumlah itu bukan berasal dari Rasulullah, maka harus kita tinggalkan. Apalagi jika ditambah dengan syarat-syarat lain seperti; harus jam 12 malam Jum’at (Kliwon, legi, dil), tujuh hari berturut-turut dan sebagainya. Karena Rasulullah bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amal yang bukan dari urusan kami maka amal itu tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Waspadalah dengan dzikir-dzikir dan tata caranya yang tidak jelas dalilnya agar kita semua selamat dunia dan akhirat. Lebih jelasnya anda bisa membaca tentang ‘Dikusai Jin Akibat Salah Wirid’.

Untuk menyadarkan teman, jelaskan dengan dalil dan jangan lupa berdoa, karena kita hanya berusaha, sedang hati manusia ada di antara jari- jari Allah. Setelah itu, jika ingin melakukan ruqyah, tentu sangat baik sebagai pembersihan dari ilmu salahnya dulu. Wallahu a’lam.
Oleh : Ustadz Achmad Junaedi, Lc., M.Hi
Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

RUQYAH UNTUK PENYAKIT FISIK

Apakah ruqyah bisa membantu proses penyembuhan penyakit fisik?

(Yusup, Balikpapan, Kalimantan Timur)

Bismillah Walhamdulillah, termasuk pemahaman yang salah kaprah dalam masyarakat kita seputar ruqyah adalah ruqyah khusus untuk menerapi penyakit non fisik. Padahal sebenarnya tidak begitu. Karena Rasulullah juga menggunakan ruqyah untuk menerapi penyakit fisik. Karena segala jenis penyakit -fisik atau non fisik- yang bisa menyembuhkan hanyalah Allah. Dengan ruqyah, kita memohon kepada Allah agar memberikan kesembuhan atas penyakit yang kita derita. Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketika Rasulullah shalat, ada seekor kalajengking yang menyengatnya. Sehabis shalat beliau berkata, ‘Semoga Allah melaknat kalajengking, yang tidak membiarkan orang yang lagi shalat atau lainnya’. Lalu beliau mengambil air yang dicampur dengan garam. Kemudian diusapkan ke bagian yang sakit sambil membaca surat al-Kafirun, surat al-Falaq dan surat an-Nas.” (HR. Ath-Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani). Sedangkan ruqyah itu bacaan dari al-Qur’an dan al-Hadits, Dan Allah telah berfirman, “Dan kami turunkan dari al- Qur’an suatu yang menjadi kesembuhan dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (QS. al-Isra: 82). Jadi ruqyah itu ikhtiar untuk mencari kesembuhan bagi penyakit fisik atau non fisik. Wallahu Alam.
Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

JIN BERAROMA SIRIH

Saya pernah mencium aroma daun sirih di kamar mandi, benarkah aroma itu pertanda datangnya jin pengganggu?

(Abdullah, Cikampek Jawa Barat)

Bismillah Walhamdulillah, sejauh yang kami ketahui dari al-Qur’an atau as-Sunnah seputar kehidupan jin. Kami tidak menemukan satu dalil pun yang menjelaskan bahwa jin itu mempunyai aroma khusus yang bisa dikenali dan dijadikan sebagai dalil akan keberadaannya di lokasi tersebut. Tapi bila dia menebar bau atau aroma- aroma tertentu kepada orang yang diganggu, itu adalah kejadian yang sering dialami oleh saudara- saudara kita yang cerita di Majalah Ghoib sebelum diruqyah. Bisa saja jin melakukan hal itu untuk menakut-nakuti kita atau membuat kita merinding dengan bau-bauan. Sebagaimana jin juga suka menebar aroma tertentu kepada dukun-dukun yang telah menjalin kerjasama dengan mereka, sebagai pertanda bagi yang bersangkutan bahwa jin piaraannya itu akan hadir, Dan aroma itu tidak hanya aroma sirih seperti yang Anda alami, tapi berlainan satu sama lain sesuai yang telah disepakati oleh jin dan dukun yang bersangkutan.

Tapi kami ingatkan di sini, janganlah Anda Ge-Er atau ketakutan terlebih dahulu. Karena bisa jadi aroma yang ada adalah sisa dari sabun, atau cairan beraroma sirih yang dipakai oleh seseorang yang masuk kamar mandi sebelum Anda. Seandainya indikasi tersebut tidak Anda temukan, atau aroma itu sering muncul di setiap Anda memasuki kamar mandi. Maka jangan takut lalu melakukan hal yang menyimpang, jangan terprovokasi. Berlindunglah kepada Allah dari kejahatannya dan bacalah doa sebelum masuk kamar mandi.

 

 

Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

RUQYAH MANDIRI DENGAN KASET

Bagaimana cara melakukan ruqyah mandiri dengan kaset?

(Ibu Eri W. Balikpapan, Kalimantan Timur)

Bismillah Walhamdulillah, apabila Ibu Eri ingin melakukan ruqyah mandiri dengan menggunakan kaset caranya sangat mudah sekali. Sebelum terapi ruqyah dimulai, ibu berwudhu terlebih dahulu. Lalu menutup aurat sebagaimana hendak melaksanakan shalat. Sebaiknya ada yang menemani, bisa suami, kakak, adik, saudara, anak atau anggota keluarga lainnya. Kalau tidak ada seorang pun yang bisa menemani tidak apa-apa. Kemudian carilah tempat yang nyaman, tidak mengganggu orang lain dan ibu bisa konsentrasi saat mendengarkan kaset. Bisa juga ibu melaksanakan shalat sunnah dua rakaat memohon bantuan Allah, lalu mendengarkan kaset dengan seksama. Kalau ibu merasakan reaksi yang keras dan frontal, bacalah hasbiyalllahu wa ni’mal wakil berulang-ulang. Kalau reaksinya semakin keras, maka hentikanlah pemutaran kasetnya. Tapi bila reaksinya lembut, seperti badan terasa panas, merasa ada sesuatu yang bergerak dan mengalir dalam tubuh, kepala terasa berat dan pusing, perut terasa seperti diaduk, mual dan ingin muntah, jantung berdebar-debar, dan yang sejenisnya, tetaplah bertahan mendengarkan kaset dan memohon pertolongan Allah, hasbiyallahu wani’mal wakil. Seandainya ibu tidak merasakan apa-apa, maka ulangi lagi. Tapi bila telah diulang-ulang dan belum terasa perubahannya, padahal ibu merasakan adanya gangguan jin dalam diri ibu. Maka mintalah bantuan seorang peruqyah untuk membantu menerapi ibu. Semoga Allah memberi kemudahan.

 

 

Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Calon Istri Punya Indra ke-6

Bila calon pasangan hidup kita punya ‘indra ke- 6’ (bisa membaca pikiran seseorang), bagaimana kita menyikapinya ustadz?

(R. Nuralam, Bekasi Jawa Barat)

Bismillah Walhamdulillah, indra ke enam adalah istilah yang sering digunakan oleh orang-orang untuk mereka yang bisa melihat hal yang ghaib, membaca suatu yang akan terjadi, membaca pikiran orang lain, mengerti maksud orang lain sebelum orang itu bercerita, dan lain sejenisnya. Singkatnya, istilah itu diberikan kepada orang yang punya ‘kelebihan’ di atas kemampuan manusia kebanyakan.

Padahal dalam terminologi Islam, tidak dijumpai istilah indra ke-6, Justru kalau yang dimaksud orang yang punya indra ke-6 seperti yang mereka pahami, berarti mereka itu adalah orang-orang yang mempunyai karamah atau sihir.

Adapun karamah datangnya dari Allah, Allah memberikannya kepada hamba-hamba-Nya yang shalih dan bertaqwa. Dan tidak semua mukmin yang shalih punya karamah. Karamah tidak bisa dipelajari atau diwarisi, semata-mata merupakan hadiah atau bonus dari Allah. Tapi kalau sihir, siapa saja bisa mempelajarinya atau mewarisi dari leluhurnya. Itulah yang banyak dialami oleh orang- orang yang mengaku punya indra ke-6. Majalah Ghoib telah membuktikan secara langsung, dari sekian banyak orang yang mengaku punya indra ke-6, ternyata mereka disusupi jin. Itu terungkap setelah mereka menjalani terapi ruqyah. Dan akibatnya mereka tidak bisa lagi melakukan hal- hal yang aneh sebagaimana sebelumnya. Karena jin yang membantu dan mengelabuhi mereka selama ini telah kabur.

Maka dari itu, tanyalah dia sejak kapan indra ke-6 itu dimilikinya. Melalui proses belajar atau titisan dari leluhurnya tanpa dia sadari. Dan perintahkan kepadanya untuk segera melakukan terapi ruqyah secara berkala untuk memastikan bahwa keanehan yang dimilikinya itu adalah kelainan, bukan kelebihan dan agar segera hilang.

 

 

Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Sikap Kasar Kaka Ipar, Karena Guna-Guna?

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz pengasuh konsultasi yang saya hormati

Saya mempunyai seorang kakak yang sudah berumah tangga, dan sedang menghadapi masalah dalam rumah tangganya. Istrinya diduga mengalami sakit gangguan fikiran dengan indikasi, sıfat dan perilakunya mengalami perubahan drastis. Menjadi kasar. khususnya pada suami dan anak-anaknya, sering marah, malas shalat, dan tidak lagi peduli pada suami dalam waktu dua bulan terakhir ini. Kebetulan kakak saya adalah seorang pelayar yang jarang bertemu istri. Paling tidak satu hingga dua tahun sekali. Ketika kakak saya pulang ke tanah air belum lama ini dan membawa rezeki yang cukup banyak, malah disambut dengan suasana dingin dan pertengkaran. Bahkan sering tanpa ada pembicaraan awal terlebih dahulu istrinya langsung minta cerai. Dan kakak saya merasa kesulitan untuk komunikasi dengan istrinya, pertanyaan saya:

  1. Apakah perubahan sifat dan sikap kakak ipar saya yang sebelumnya tercermin sebagai wanita shalihah (baik budi dan lemah lembut) adalah sesuatu yang wajar?
  1. Kakak saya sendiri sempat menanyakan ke beberapa orang pintar (ciri-ciri orang pintar tersebut menurut kakak saya pada intinya selalu berdoa dan minta pertolongan langsung pada Allah) bahwa kakak ipar ada yang mengganggu melalui sihir. Sekarang kakak saya sudah kembali bertugas di perantauan. Hingga kini kakak saya sering telpon dan minta bantuan saya untuki follow up ke salah satu orang pintar tersebut. Saya sendiri menolak karena merasasangat ragu dan takut terjebak dalam kesyirikan karena saya tidak tahu pasti cara pengobatan yang dipraktikkannya. Apakah penolakan saya dibenarkan dalam Islam dan apakah jika saya ragu tetapi tetap bersedia membantu follow up walaupun melalui telpon (karena kakak kecewa menganggap saya tidak mau membantu), saya termasuk sebagai orang yang suka tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS. al-Maidah: 2)?
  1. Bagaimana cara mengobati kakak ipar saya, jika dia sendiri tidak menyadari perubahan sifatnya, jika memang terkena gangguan sihir dan susah dibujuk untuk berobat bahkan marah-marah? Padahal secara fisik kakak ipar tidak mengalami gangguan fisik. Mohon doa dan penje-lasannya serta solusi dari Ustadz.

Hamba Allah, Bekasi

 

Saudari Hamba Allah dan seluruh pembaca semoga selalu dalam lindungan Allah. Perubahan yang drastis selama dua bulan seperti yang Anda ceritakan itu adalah perubahan yang terlihat. Sangat mungkin sekali bahwa sesungguhnya ini adalah akumulasi atau kumpulan dari kekecewaan dan kekesalan sebelumnya. Awalnya setuju dan mendukung pekerjaan suami sekalipun konsekuensinya harus ditinggal berbulan-bulan bahkan bisa sampai setahun. Dalam kesendiriannya mengurus anak dan rumahnya ia mendapati sesuatu yang tidak dibayangkan sebelumnya. Kemudian muncullah perasaan; walaupun statusnya sudah berkeluargatapi kenyataannya ia sendiri. Setelah itu perasaan itu mendominasi dirinya, kemudian membuatnya suka melamun diam dan pemarah. Dan pada dua bulan belakangan itulah puncak dari semua itu. Kemarahan dan kekecewaannya ia lampiaskan kepada suaminya ketika ia datang. Karena ia merasa bahwa suaminya sudah tidak punya perhatian lagi, maka kemarahanpun banyak tertuju kepadanya. Termasuk permintaannya untuk diceraikan. Kami ingin tegaskan di sini bahwa perubahan yang terlihat drastis tidak selalu adalah sihir atau perbuatan jahat dari orang lain. Sekalipun hal itu juga mungkin adanya. Karenanya dalam hal ini harus diselidiki, kalau perlu dibawa ke psikiater untuk mengetahui kondisi perubahan yang sesungguhnya. Mungkin untuk mengajaknya berobat (terapi ruqyah) pun termasuk tidak mudah. Maka diperlukan kesabaran yang lebih dalam menghadapi kasus orang yang diam dan menutup diri.

Tapi ingat jangan berhenti disitu. Bujuk dan rayu kalau tidak dikatakan “sedikit memaksa” agar ia mau mendengarkaan bacaan dan do’a. Dan pengaruh dari bacaannya pun mungkin tidak seperti orang yang melakukan terapinya dengan kesadaran penuh. Artinya manfaat dari bacaan al- Qur’an tidak kita sanksikan kebenarannya. Bahwa di dalam al-Qurán ada sesuatu yang menjadi kesembuhan. (QS. al-Isra: 82). Namun seberapa pengaruhnya, hanya Allah yang Maha Tahu dan yang memberikan kesembuhan.

Seperti kisah salah seorang pasien yang diajak oleh ibunya ke Majalah Ghoib untuk mengikuti terapi ruqyah. Keluhannya adalah lambat dalam berfikir lebih lambat 3 tahun dari umur yang semestinya 17 tahun. Setelah dua tahun lamanya dalam kondisi itu, sampailah ia pada tahapan suka berbicara dan tersenyum sendiri. Ketika dibacakan/diruqyah, tawa dan senyum itulah yang muncul. Kemudian menyadari kondisi dan riwayat pasien, Ustdz pun tidak putus asa. Disampaikan kepada Ibu yang mengantarnya: “Ibu kesembuhan Itu datangnya dari Allah, memang tidak ada reaksinya seperti yang ibu saksikan. Karena itu tetap dibantu untuk dilakukan terapi mandiri di rumah, dituntun untuk membaca sendiri dibacakan langsung atau diperdengarkan kaset di rumah. Dua pekan setelah ruqyah pertama Ibunyabertemu dengan Ustadz yang menterapinya dan menceritakan bahwa setelah tiga kali ruqyah anaknya mengalami perubahan yang banyak dan lebih baik, alhamdulillah. Jadi dalam kondisi seorang pasien tidak menyadari akan gangguan pada dirinya diperlukan perhatian dan bantuan khusus dari orang lain. Tingkat keberhasilannya. pun juga ditentukan oleh sejauh mana dan sebesar apa dorongan dan perhatian itu diberikan dari orang-orang yang terdekat dengannya; ayah, ibu, suami atau yang lainnya.

Saudari Hamba Allah dan seluruh pembaca semoga selalu dalam lindungan Allah Di zaman sekarang dimana kebatilan dibungkus kebenaran, maka kehati-hatian sangat diperlukan. Tidak ada salahnya Anda mencari tahu tentang orang yang disebutkan oleh kakak Anda. Dan tidak boleh antipati terhadap sesuatu sebelum mengetahui yang sesungguhnya. Karena tidak setiap orang yang dalam terapinya membaca sesuai dengan syariát. Maka Anda harus mencari tahu dan mengeceknya. Seperti pasien yang pernah berobat kepada seseorang dengan cara dibacakan, tapi sebelum dibaca dia sudah menebak duluan. la katakan, “Di badan kamu ada jin kafir.”

Kalau dengan menyaksikan sendiri Anda yakin tidak ada ritual-ritual yang mengandung syirik, hanya membaca ayat-ayat dan doa’, berarti itu adalah ruqyah syariyyah. Maka sudah seharusnya Anda membantu kakak dan mengantarkan kakak ipar untuk melakukan terapi ruqyah. Selain itu Anda bisa juga mengajaknya ke psikilog atau psikiater untuk mendapatkan masukan dan mengembalikan pada kesadarannya seperti semula.

Allah berfirman, “Tolong menolonglah kalian. dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan.” (QS. al-Maidah: 2). Nabi bersabda, “Barang siapa yang membantu seorang mukmin dalam menyelesaikan satu masalah/kesulitan di dunia, Maka Allah akan hindarkan darinya satu kesulitan dari kesulitannya pada hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan urusan orang yang sedang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkan baginya permasalahan di dunia dan akhirat…” (HR. Muslim) Mudah-mudahan Allah segera memberikan jalan keluarnya. Wallahu a’lam bis shawab..
Oleh : Ustadz Akhmad Sadzali, Lc.
HUBUNGI ADMIN