Apakah Syetan Menutup Rizki Saya?

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya mempunyai usaha yang baru saya rintis sekitar dua bulanan, insya Allah niat saya menjalankan usaha ini dengan bismillah. Bulan pertama usaha saya berjalan biasa saja dan alhamdulillah pada bulan kedua telah berkembang pesat sehingga menjadi pesaing di kalangan pebisnis serupa dan menyaingi tetangga yang kebetulan bisnisnya sama sampai-sampai ia pernah memarahi pegawai saya. Setelah itu usaha saya sedikit demi sedikit sering mengalami hambatan yang menyebabkan  terhambatnya rizki kami, hingga pada suatu hari keluarga saya memberitahu usaha saya tidak akan pernah maju malah akan menjerumuskan saya pada kehancuran lahir batin karena rizki saya telah ditutup oleh orang yang iri dengan kemajuan usaha kami itu, dan menganjurkan saya untuk meninggalkan usaha ini.

Yang ingin saya tanyakan : Apakah hal itu dapat dilakukan syetan? Tindakan dan ibadah khusus apa yang harus saya lakukan? Saya mohon dengan kerendahan hati dari Majalah Ghoib mau membantu saya. Terima kasih atas kesediaannya membantu masalah saya, semoga Allah selalu melindungi kita. Amien.

Wassalam.

Irwan, Balikpapan

Jawaban

Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Saudara lrwan yang mudah-mudahan mendapat hikmah dibalik musibah yang sedang dihadapinya, kami turut mendoakan anda dan seluruh pembaca Majalah Ghoib semogaAllah segera menolong hamba-hamba-Nya yang sholeh dan sedang terdholimi.

Pembaca yang budiman, apabila kita mendapatkan ujian atau kesulitan dalam usaha kita, maka yang pertama-tama kita lakukan adalah beristirja’ (membaca: inna lillahi wainna ilaihi rojiun), karena berkurangnya harta serta menurunnya bisnis adalah termasuk ujian dari Allah swt, sebagaimana dalam firman Allah berikut ini, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “lnnaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al-Baqarah : 155 – 156).

Mari kita kembalikan hasil baik atau buruk usaha yang telah kita kerjakan hanya kepada Allah SWT sernata. Sebab segala sesuatu itu terjadi karena kehendak Allah. Tanpa ada kehendak dari Allah maka sesuatu itu tidak akan terjadi, hal ini harus menjadi landasan bagi kita semua yang beriman kepada qodho dan qodar Allah. Walau demikian kita tidak bisa berdiam diri hanya sekedar menunggu nasib tanpa ada usaha sama sekali yang kita lakukan. Karena Allah juga memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berikhtiar, dan ikhtiar ini menjadi syarat tercapai atau tidaknya keinginan kita. Sebagaimana Allah telah berfirman di dalam surat ar-Ra’du ayat : 11.

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendi ri. Dan apabi la Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Selanjutnya kita harus berhusnuzhzhon (berprasangka baik) kepada Allah atas kejadian yang menimpa kita, bahwa Allah akan menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan dan juga merupakan teguran dari-Nya atas kekeliruan yang sedang berlangsung. Terkadang tak terasa kita melakukan hal yang bertentangan dengan ajaran agarna lslam. Misalnya dalam berbisnis, terkadang pedagang  mengabaikan kejujuran, menipu, mengurangi timbangan atau ukuran dan kualitas barang dan sebagainya. Serta lupa dalam menjaga akhlak mulia antar pedagang dan pembeli.

Apakah setan bisa menyumbat sumber rizki ?

Besar kecilnya riski seseorang secara mutlak sudah Allah tentukan pada saat manusia masih dalam kandungan ibunya. Yaitu ketika malaikat meniupkan ruh pada jasadnya. Sebagaimana Allah juga telah menentukan sebab atau jalan darimana didapatkannya rizkinya itu. Terdapat dalam hadits shahih Rosulullah saw bersabda, “Sesungguhnya kalian dihimpunkan penciptaannya di dalam rahim ibunya empat puluh hari kemudian menjadi gumpalan darah selama itu juga, kemudian menjadi gumpalan daging selama itu juga, kemudian Allah mengutus seorang Malaikat di perintahkan untuk (menuIiskan) empat kata dan dikatakan kepadanya tulislah : amalnya, rizkinya, ajalnya, sengsara atau bahagia. Kemudian ditiupkanlah ruh ke dalamnya. Sesungguhnya seseorang diantara kalian beramal (baik) hingga antara dia dengan surga tinggal sehasta saja. Namun (karena) telah didahului catatannya maka dia melakukan perbuatan ahli neraka (maka dia jadi penghuni neraka). Dan (diantara kalian) berbuat (maksiat) hingga iarak antara dia dengan neraka kecuali sehasta saia Namun (karena) telah kedahuluan catatannya maka dia melakukan perbuatan ahli surga (maka dia masuk surga).” (HR. Bukhori Muslim).

Di dalam hadits ini sungguh jelas bahwa Allah telah menulis rizki semua manusia. Namun demikian tidak ada seorangpun diantara manusia ada yang mengetahui seberapa banyak bagian rizkinya. Maka dari itu masih sangat terbuka lebar kesempatan manusia untuk selalu berusaha dan, berusaha terus, jangan sampai putus harapan, barang kali inilah rahasia kenapa Allah tidak menjelaskan perincian rizki setiap makhluknya kepada siapapun. Baik kepada malaikat, jin dan manusia.

Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa syetan dengan sendirinya tidak bisa menghalangi rizki manusia tanpa adanya kehendak dari Allah yangmenghendaki demikian. Sama halnya dengan ajal seseorang, tidak ada di jagad ini yang bisa membunuh seseorang kecuali karena Allah telah menghendaki orang tersebut mati disebabkan terbunuh. Banyak sekali contoh di masayarakat tentang rencana jahat sebagian anak manusia yang ingin menghabisi nyawa sesamanya, dan ia telah melaksanakan rencananya itu dengan baik, akan tetapi karena Allah belum menghendaki ia mati. Maka walaupun terkadang ia terluka berat namun ia masih tetap hidup. Begitu juga dengan rizki atau bisnis yang mengalami penurunan tidak serta merta itu karena ulah setan. Karena ulah syetan itu pun tidak membahayakan kecuali atas kehendak Allah.

Dengan demikian, jika Allah berkehendak maka rizki kita bisa terhalangi oleh jin. Kalau ada indikasi ulah syetan (karena sihir) maka harus kita kembalikan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Kemudian kita harus menghilangkan sihir itu dengan cara yang telah diajarkan oleh Allah dan Rosul-Nya kepada kita semua.

Jangan menggunakan cara yang tidak lslami untuk mendatangkan rizki atau menghilangkan segala penghalangnya. Seperti menggantung, menyimpan atau meletakkan jimat di tempat bisnis. Karena hanya akan mengotori aqidah dan bekerjasama dengan jin untuk mengusir jin adalah tindakan syirik dan sesat. Tidak akan menyelesaikan masalah.

Pernah ada kasus yang mirip dengan kasus saudara lrwan ini, kejadiannya di Jawa Tengah. Ada seorang pedagang yang mengalami sepi pengunjung (pembeli). Pada awalnya ia merasakan biasa saja, tidak curiga (berprasangka buruk) kepada tetangganya. luga tidak pergi ke dukun atau ‘orang pinter’ untuk menyelesaikan masalahnya. Kemudian ia menjadi sadar ini adalah ulah sihir (syetan) setelah ia bertemu dengan salah satu pelanggannya di tempat lain yang menanyakan kepadanya perihal tokonya yang selalu tutup. Si pelanggan bertanya, “Setiap saya ke toko bapak kok tutup terus, kenapa?”

Padahal tokonya selalu dibuka seperti biasa. Berarti ini ada yang tidak wajar. Maka ia datang ke rumah ustadz Tim Ruqyah Majalah Ghoib. Ustadz tersebut menyarankan untuk memutar kaset ruqyah tentang sihir di tokonya. Alhamdulillah setelah itu, kejadian yang sebelumnya pernah terjadi (pelanggan jadi terkecoh) tidak terjadi kembali.

Oleh karenanya saudara lrwan, anda bisa menyetel kaset ruqrah sihir seperti yang dilakukan saudara kita di atas. Atau bisa juga dengan membaca sendiri ayat dan doa seperti yang terdapat dalam kaset ruqyah itu.

Maka, siapa pun yang merasakan ada kejanggalan pada masalah bisnisnya. Disinyalir adanya gangguan sihir, sehingga bisnis jadi seret, cepat-cepatlah membaca surat Al-Baqarah dari awal sampai akhir di tempat usaha anda. Dan jangan lupa untuk membaca dzikir pagi dan sore secara rutin. Kemudian berdoalah setiap selesai sholat dengan penghayatan yang mendalam sebagaimana yang diajarkan Rasulullah, “Ya Allah tiada yang mampu menolak apa yang engkau berikan dan tiada yang mampu member apa yang engkau cegah dan tidak ada yang dapat memberi manfaat kepada orang yang memiliki kemulyaan, dari Engkaulah kemulyaan itu.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Setelah seluruh upaya dikerahkan, kuatkan tawakkal. Serahkan hasilhya kepada Allah. Dan semoga Allah menghilangkan segala penghalang kemajuan serta memudahkan usaha saudara. Wallahu a’lam.

 

Ust. Achmad Junaedi, Lc.

Pimpinan Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN