Bawang Putih dan Kunyit Pengusir Syetan?

Siapa sih orang yang tidak takut kepada penampakan bangsa lelembut? Kita, orang- orang yang sudah dewasa ini saja akan lari tunggang langgang bila tiba-tiba ada bangsa lelembut yang menyatroni kita. Jangankan melihat penampakan jin, tidak sedikit orang dewasa yang tidak berani melihat mayat.

Bayangkan bila hal itu dialami oleh anak- anak. Urusannya bisa gawat. la bisa mengalami depresi. Badannya menggigil dan ketakutan yang luar biasa. Masyarakat biasanya menyebut dengan sakit sawan.

Untuk menghindari kemungkinan yang buruk itu, maka sebagian orangtua melakukan langkah-langkah yang menyimpang secara syar’i. Sebut sajalah apa yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Padang. Sampai detik ini, masih ada yang meyakini bahwa bawang putih memiliki daya magis yang ampuh untuk menangkal gangguan jin.

Lantaran itu, anak-anak seringkali harus membawa bawang putih ke mana saja. Ya, bawang putih itu ditusuk dengan peniti lalu disematkan di baju anak-anaknya. Bahkan seorang ibu asal Padang yang menengok cucunya di Jakarta tidak lupa membawa biji bawang putih. Entahlah apa yang ada dalam benaknya, sehingga bawang putih yang banyak ditemukan di pasar atau bahkan dapur anaknya dianggap masih belum cukup. Sehingga ia harus langsung mendatangkannya dari Padang. Ada- ada saja.

Bila kemudian apa yang dikhawatirkan itu benar terjadi, apa yang mereka lakukan juga tidak kalah menyedihkannya. Sekarang orangtua menggunakan kunyit sebagai pengusir syetan.

Kunyit yang dihaluskan, dicampur dengan air kemudian dioleskan ke dahi. Itulah realita yang berkembang di sana. Satu hal yang perlu diluruskan kembali. Karena secara jelas hal itu bertentangan dengan syar’i.

Taruhlah dengan menggunakan bawang putih sebagai penangkal syetan. Dalam zaman rasul, sebenarnya hal itu sudah biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat. Hanya saja waktu itu dengan melingkarkan gelang di tangan atau kalung dari bahan tertentu.

Rasulullah tidak membiarkan warisan budaya jahiliah tersebut masih terus berkembang di zaman peradaban Islam. Karena itu Rasulullah memerintahkan sahabat untuk mencabut dan merampasnya dari anak-anak bila hal itu ada di depan mata mereka, karena itu termasuk perbuatan syink. “Barangsiapa yang memakai (menggunakan) jimat, maka ia telah syirik.” (HR. Ahmad)

Ketakutan orangtua kepada gangguan jin itu adalah hal yang wajar. Karena memang di antara mereka ada yang suka menggoda anak Adam, tentu dengan berbagai cara. Tapi kewajaran itu tidak seharusnya membawa kita kepada bencana.

Sebaliknya kekhawatiran itu harus disikapi dengan membacakan doa-doa perlindungan seperti yang dilakukan Rasulullah kepada kedua cucunya. Dengan membaca, “Aku meminta perlindungan kepada kalimat Allah yang sempurna untukmu dari setiap syetan dan binatang beracun. Dan dari setiap pandangan mata yang berbahaya.” (HR. Abu Dawud).

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 35 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN