Tolak Gunung Meletus dengan Ketupat?

Ini bukan sekadar mitos omong kosong dan tidak lagi diyakini sebagian masyarakat di negeri ini. Hari- hari ini, ketupat mudah ditemukan di rumah warga yang berdiam di seputar gunung Merapi. Terutama warga Desa Kinahrejo dan Kepuharjo Cangkringan Yogyakarta. Bukan karena ketupat itu menjadi menu utama makanan mereka. Juga bukan karena sekadar hiasan bila ketupat itu terlihat bergelantungan di pintu-pintu rumah sebagian warga.

Masalahnya, di balik ketupat itu tersimpan keyakinan yang mengakar di tengah masyarakat. Ketupat yang berisi garam terbungkus daun sirih itu diyakini memiliki kekuatan magic. Kemampuan linuwih untuk menghindari letusan Gunung Merapi.

Sejak 12  April 2006 Gunung Merapi berstatus siaga. Aktifitasnya terus meningkat. Menurut pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta posisi magma terus naik. Ditandai dengan tingginya intensitas gempa berfase banyak dan kian seringnya terjadi guguran lava.

“Artinya magma sudah amat dekat dengan puncak, tinggal menunggu saatnya untuk keluar,” kata Sri, petugas Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian seperti dirilis sebuah harian nasional.

Berbagai upaya antisipasi terus dilakukan berbagai pihak. Pemerintah telah menyediakan tenda- tenda pengungsian yang siap dihuni setiap saat. Tim evakuasi juga telah disiagakan.

Penduduk di sekitar Gunung Merapi tidak tinggal diam. Mereka melakukan ritual tolak balak dengan cara menggantung ketupat berisi garam dalam balutan daun sirih di pintu-pintu rumah mereka serta berbagai ritual lainnya.

Menurut keyakinan mereka, ritual ketupat itu diselenggarakan atas dasar wangsit dari Eyang Sapu Jagad. Lalu mengapa harus ketupat, garam dan daun sirih? Mbah Marijan, juru kunci Gunung Merapi membeberkan alasannya. Ketupat janur hijau melambangkan Kraton Yogyakarta, daun sirih yang rasanya agak pahit sama dengan keadaan masyarakat di sekitar Gunung Merapi yang kehidupannya sedang pahit. Sedangkan garam yang dipilih karena garam melambangkan semangat saling menolong.

Melihat asal-usul ritual ketupat tolak balak yang berasal dari Eyang Sapu Jagad serta alasan yang melatar belakanginya, sejatinya hukum dari ritual ini menurut pandangan Islam telah jelas. Seterang sinar matahari di siang hari. Bahwa hukumnya terlarang dan masuk dalam bab syirik.

Tapi bukan berarti kita dan warga di sekitar Gunung Merapi dan beberapa gunung lain yang menunjukkan peningkata aktifitas hanya diam berpangku dan menyerah pada nasib. Ada senjata istimewa yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin di manapun mereka berada. Senjata itu adalah kekuatan doa. Perhatikanlah penuturan Imam al-Ghazali, seperti dinukil Imam Nawawi dalam al-Adzkar.

Imam al-Ghazali berkata, “Jika ada orang yang bertanya, apa manfaatnya doa itu padahal qadha (ketentuan Allah) tidak dapat dihindarkan lagi? Ketahuilah bahwa di antara sebagian dari qadha itu terhindarnya suatu bala bencana karena doa. Doa adalah penyebab dari tertolaknya bala bencana dan adanya rahmat Allah. Sama halnya perisai adalah penyebab bagi terhindarnya orang dari senjata, air penyebab bagi tumbuhnya pohon dan tumbuh-tumbuhan di atas bumi. Bukan lah persyaratan bagi pengakuan akan qadha itu dengan cara tidak membawa senjata (dalam berperang) Allah berfirman: “… maka hendaklah mereka siap siaga dan menyandang senjata…” (QS. An-Nisa’: 102).

Oleh karena itu Allah menakdirkan sesuatu dan menakdirkan pula sebabnya..

Jenazah Diloncati Kucing Hidup Lagi?

Katanya, orang yang telah meninggal dan belum dimakamkan itu bisa hidup lagi bila diloncati kucing. Hi hi hi mengerikan ya pasti orang-orang yang melihatnya akan lari tunggang langgang. Wong baru mendengar beritanya saja sudah merinding. Mayat hidup. mayat hidup…

Masih menurut mitos ini, mayat hidup itu memiliki kekuatan luar biasa. la bisa mendekap orang yang berada di sekelilingnya. Katanya, dekapannya itu begitu kuat sehingga tidak bisa dilepaskan lagi.

Lho…? Menurut mitos ini, kehidupan mayat untuk kedua kalinya itu hanya berlangsung sesaat. Hanya berlangsung beberapa menit saja. Setelah itu dia akan kembali terkapar dan tidak berdaya. Bukan berarti kemudian si mayat akan hidup lagi bertahun-tahun seperti kehidupannya sebelum meninggal.

Sekarang, mitos ini masih sering terdengar meski telah berubah menjadi gurauan. Bila ada yang mengatakan, “Hati-hati lho, bila mayatnya diloncati kucing hidup lagi.” “lya, kucingnya hidup lagi. Wong dia yang meloncat,” begitulah kira-kira jawaban orang-orang yang tidak percaya dengan mitos ini. Yang hidup lagi itu bukan mayatnya, tapi si kucing yang melompatinya. Masih tidak percaya? Coba saja buktikan

Memang, seiring dengan bergulirnya sang waktu, mitos ini mulai tersisih dari peredarannya. Tapi dulu, dua puluhan tahun yang lalu, mitos ini masih berkibar-kibar di tengah masyarakat. Ubaid misalnya. Pemuda yang menetap di Bogor ini semasa kecilnya merasakan ketakutan warga bila ada kucing masuk ke dalam rumah yang di dalamnya, sang mayat masih tergeletak di atas tikar.

Orang-orang yang di rumah itu berusaha keras mengusir sang kucing dan tidak membiarkannya masuk ke dalam rumah. Pokoknya rumah itu untuk sementara waktuharus steril dari kucing.

Di dalam situs internet pun mitos ini masih menghiasi halamannya. “Bila kucing melompati jenazah, maka akan membangunkan si jenazah dan bila jenazah memeluk orang yang ada di sekitarnya maka akan sulit untuk dilepaskan,” tulis situs tersebut tanpa menyebutkan alasan mengapa jenazah itu hidup lagi bila diloncati kucing.

Wah, kalau mayat itu bisa hidup lagi seperti sedia kala dan tidak menimbulkan akibat yang buruk, tentu banyak orang yang akan membiarkannya diloncati kucing.

Atau bahkan menangkap kucing dan memaksanya untuk melompati sang mayat. Bukankah, masih banyak orang yang belum rela ditinggal anak, istri, suami atau orangtuanya? Mereka menangis meraung-raung bila ajal itu datang menjemput. Masalahnya mitos ini hanya sekadar mitos yang tidak ketahuan ujung pangkalnya.

Dalam kaca mata agama, keyakinan ini jelas menyimpang. Yang menghidupkan dan mematikan itu hanyalah Allah . Tidak ada seorang pun di dunia yang bisa melakukannya, kecuali Nabi Isa apalagi seekor kucing. Kisah raja Namrud, yang mengaku bisa menghidupkan orang yang mati menjadi cermin tersendiri.

Sang raja bukannya menghidupkan orang yang telah meninggal. Tapi ia memanggil dua orang narapidana. Narapidana pertama dibebaskannya. Sedangkan narapidana kedua dihukum mati. Dengan itu dia mengatakan bahwa dia bisa menghidupkan dan mematikan.

Kemampuan Nabi Isa itu tidak dimiliki oleh orang lain. Karena itu adalah bagian dari mukjizat yang hanya diberikan Allah kepadanya.

Waspadalah! Jangan kotori akidah dengan debu-debu katanya.

Gadis Keramas di Hari Sabtu?

Katanya, seorang gadis tidak boleh keramas sembarangan. Ada hari dan waktu- waktu tertentu yang menjadi pantangan. Bila pantangan ini tidak dihiraukan, konon si gadis atau orangtuanya harus bersiap-siap menghadapi masalah.

Seperti keramas pada hari Sabtu. Hari ini adalah hari pantangan bagi seorang gadis untuk keramas. Bila dilanggar, katanya, akan berakibat si gadis bakal mempunyai suami penyiksa.

Demikian pula dengan waktu- waktu sehabis Maghrib hingga jelang jam empat pagi. Konon, waktu-waktu tersebut juga menjadi pantangan bagi seorang gadis untuk mandi. Hanya saja, mitosnya sedikit berbeda. Bila keramas pada hari Sabtu, balak nya hanya menimpa si gadis, tapi bila mandi selepas Maghrib hingga jam empat pagi, maka yang menderita adalah orangtua si gadis. Mereka akan rentan terserang penyakit, katanya. Nah lho…

Ning, lajang keturunan Bogor, mengatakan bahwa dulu orangtuanya termasuk orang yang percaya dengan mitos ini. Hingga ia dan keempat saudara perempuannya sering mendapat omelan dari orangtuanya, hanya karena mereka mandi selepas Maghrib. Maklum karena aktifitas yang padat, kadang mereka telat pulang.Akibatnya, mandi harus tidak kenal waktu. Kadang selepas Maghrib atau habis Isya’. Orangtuanya pun mengomel, “Ini mandinya malam melulu nih. Badan bapak jadi sakit semua,” kata bapak sedikit kesal. Beruntung orangtua Ning telah sadar dan tidak lagi mempedulikan apakah anaknya mandi habis Maghrib atau sebelumnya.

Mitos ini tidak diragukan lagi kesalahannya. Bayangkan seorang gadis yang telah akil baligh dilarang keramas pada hari Sabtu. Sedangkan masa haid seorang wanita tidak bisa dilarang untuk hadir pada hari Sabtu atau hari-hari lainnya. Haid itu bisa berakhir kapan saja.

Ironisnya bila seorang gadis lebih mematuhi pada mitos ini, berarti dia telah meninggalkan kewajiban yang tidak terbantahkan dalam agama. Yaitu shalat atau puasa bila bertepatan pada bulan Ramadhan. Karena syarat sahnya shalat dan puasa adalah mandi wajib dengan membasahi seluruh badan. Tidak ketinggalan pula dengan rambut yang sering diistilahkan dengan keramas.

Larangan mandi selepas Maghrib bila dikaitkan dengan kesehatan orangtua juga setali tiga uang. Sama sekali tidak ada hubungan antara sakitnya orangtua padahal yang mandi itu adalah anak-anaknya.

Waspadalah! Bersihkan akidah dari debu- debu katanya!

Baju Terbalik Penunjuk Arah?

Memakai baju terbalik? Mungkin Anda juga pernah mengalaminya. Saat terburu-buru tanpa terasa kaos atau baju yang dikenakan pun terbalik. Bagian yang seharusnya di dalam eh… malah di taruh di luar.

Bagi orang yang percaya dengan mitos, baju yang terbalik memiliki ragam makna. Satu daerah dengan daerah yang lain bisa berbeda. Setidaknya ada dua mitos di masyarakat terkait dengan baju yang terbalik.

Pertama, orang yang memakai baju terbalik tanpa disengaja diyakini memperoleh kemudahan bila mau menagih hutang. Tanpa kesulitan pihak penghutang akan membayarnya. la pun pulang dengan gembira.

Mitos ini berkembang di sebagian masyarakat Temanggung, Jawa Tengah. Bahkan gurauan sesama mereka pun meluncur begitu saja, “Kayak Cina mau nagih hutang saja,” seloroh mereka.

Wah, kalau begitu debt collector pun tidak perlu pasang tampang seram dong, kalau mau menagih hutang. Tinggal membiasakan diri untuk lupa memakai baju saja biar terbalik setelah itu urusan pun beres.

Lain lagi dengan keyakinan sebagian warga Ponorogo, Jawa Timur. Mitos baju terbalik tidak terkait dengan urusan hutang piutang. Tapi lebih kepada orang yang sedang kebingungan. Bila Anda sedang bepergian dan tidak tahu arah, mana barat dan timur, maka menurut mitos orang Ponorogo Anda tidak perlu mengeluarkan kompas penunjuk arah.

Cukup dengan membuka baju lalu memakainya secara terbalik, maka tidak I kemudian kebingungan itu akan hilang. Kehilangan arah itu seakan sirna bersam dengan baju yang terbalik. Ada-ada saja Mau coba? Jangan dulu. Ini adalah mitos yang tidak perlu dicoba dan ditiru. Sebuah mitos yang berasal dari kepercayaan yang tidak jelas ujung pangkalnya. Bayangkan baju terbalik saja bisa diartikan macam-macam. Ada yang mengatakan A, lain daerah mengatakan B. Lalu mana yang benar? Dua-duanya benar? Jelas tidak mungkin.

Tidak ada urusan baju terbalik dengan penagihan hutang maupun penunjuk arah. Itu faktor kebetulan semata. Karena itu kepercayaan semacam ini jelas tidak dibenarkan dalam kaca mata agama.

Bahkan menjurus kepada perbuatan syirik. Bila kebingungan menentukan arah barat dan timur, maka berlindunglah kepada Allah dari gangguan syetan. Bisa jadi itu adalah ulah syetan.

Bila saat itu Anda hendak shalat dan tidak tahu arah, Anda tidak perlu membalik baju. Shalatlah sesuai dengan keyakinan Anda ke arah mana saja. Seandainya mitos yang diyakini sebagian warga Ponorogo itu dibenarkan secara syar’i, niscaya Rasulullah menyuruh umatnya membalik baju, saat hendak shalat dan ia kebingungan menentukan arah kiblat.

Waspadalah! Bersihkan akidah dari debu- debu ‘katanya’..

Buang Pospak Sembarangan, Bayi Gatal-Gatal?

KATANYA, bila popok sekali pakai atau yang disingkat dengan pospak dibuang sembarangan maka sang bayi/anak bisa terserang gatal-gatal atau ruam. Begitulah kepercayaan sebagian warga masyarakat yang memanfaatkan jasa pospak untuk menampung air seni si bayi atau anak-anak.

Untuk itu, pospak atau sebut saja pampers sebagai salah satu jenis pospak harus mendapat perlakuan istimewa. la tidak boleh dibuang sembarangan. Bahkan bila sang bayi buang air besar di pampers maka kotorannya harus dibersihkan dulu, baru kemudian pampers itu dikumpulkan dengan pampers- pampers lainnya dan terpisah dari sampah yang lain.

Bila ketentuan semacam ini tidak dihiraukan, katanya, orangtua bayi harus bersiap- siap menghadapi si bayi yang rewel karena gatal-gatal. Keyakinan ini masih berkembang di tengah masyarakat. Salah seorang tim ruqyah Majalah Ghoib yang anaknya baru berusia satu tahun, langsung mendapat teguran dari tetangganya ketika ia membuang pampers di tempat sampah. “Ustadz, pampersnya jangan dibuang di situ, nanti anak Ustadz sakit gatal- gatal,” tegur sang tetangga.

Memang, menurut rekomendasi dari WHO, badan kesehatan dunia, pospak tidak boleh dibuang sembarangan. la harus dikumpulkan bersama dengan sampah non organik lainnya semisal plastik karena pospak termasuk jenis sampah yang tidak dapat didaur ulang. la harus diproses kembali secara kimiawi.

Larangan membuang pospak sembarangan tidak disebabkan oleh gatal-gatal yang diderita sang bayi/anak, tapi lebih dikarenakan pospak tergolong sampah non organik yang tidak dapat didaur ulang.

dr. Silvi, mengakui bahwa kasus dermatitis/ ruam/radang kulit di daerah kelamin dan pantat bayi yang disebabkan oleh pemakaian pospak yang tidak tepat. Radang kulit itu disebabkan karena kesalahan dalam pemakaian pospak. Karena masing-masing merk dan jenis pospak mempunyai batas maksimal untuk menampung kadar air. Misalnya enam kali basahan.

Bila aturan ini dilanggar, misalnya seorang anak memakai pospak yang sama dari pagi hingga siang (tidak diganti atau tidak dilepas), kemungkinan besar pospak tidak sanggup menampung basahan. Jadi BAK (buang air kecil) anak melebihi daya tampung pospak. Walhasil kulit menjadi lebih basah/ lembab oleh air seni yang dapat membuat peradangan di kulit bayi.

Selain itu, pospak tidak dianjurkan untuk dipakai sepanjang hari, kecuali bila anak atau bayi sedang dalam keadaan darurat, misalnya dalam perjalanan. Kulit butuh penguapan sebagai salah satu mekanisme mengeluarkan panas hasil metabolisme dalam tubuh yang keluar melalui keringat.

Daerah yang tertutup rapat sepanjang hari menjadikan tingkat penguapannya berkurang, dan dalam jangka panjang dapat menimbulkan penyumbatan saluran keringat. Biasanya disebut dengan keringat buntet.

Jadi anak atau bayi bisa saja mengalami gatal/ ruam di daerah genital dan pantat terlepas dari apakah pospak nya dibuang sembarangan atau tidak. Walaupun pospak masuk ke kotak sampah yang benar, tapi bila sebelumnya dipakai secara tidak tepat tetap saja gatal!.

Malam Jum’at Kliwon Syetan Gentayangan?

Malam Jum’at Kliwon menebar ancaman. Ada sebagian orang yang merinding bila keluar rumah di malam jum’at Kliwon. la ketakutan lantaran mendengar mitos keangkeran yang terjadi di malam itu. Katanya, di malam Jum’at Kliwon syetan bergentayangan.

Jagad perfilman lndonesia kembali diramaikan film horor yang mengambil tema malam Jum’at Kliwon. Seorang wanita penyihir yang tewas dihakimi masa menuntut balas. Di malam Jum’at Kliwon, ‘arwahnya yang penasaran’ digambarkan menyembul dari alam ghaib dan menebar ancaman. la bergentayangan mencari mangsa.

Tempat di mana ia meninggal, telah dibangun penginapan. Di malam Jum’at Kliwon keganjilan demi keganjilan menghampiri tamu penginapan. Ada yang kesurupan, ada pula yang meninggal dunia.

Sebuah film yang memanfaatkan mitos yang berkembang di masyarakat untuk mendongkrak pendapatan. Judul film itu telah menggugah rasa penasaran.

Dukun juga memanfaatkan malam Jum’at Kliwon untuk memperkuat ilmunya. Ada yang melakukan ritual-ritual khusus ada pula yang memandikan benda-benda pusaka. Bahkan ada sebagian ilmu sihir yang memanfaatkan jasad perawan yang meninggal di malam Jum’at Kliwon untuk kekuatan ilmunya. Makamnya dibongkar. Kain  kafannya diambil. Semua itu dilakukannya di malam Jum’at Kliwon’.

Bagi kita umat lslam, malam Jum’at Kliwon bukanlah seperti yang dibayangkan orang. Malam yang menakutkan. Sebaliknya, malam Jum’at Kliwon itu tidak berbeda dengan malam Jum’at lainnya. Ia adalah malam yang mubarakah. Malam yang diberkati.

Orang yang meninggal di malam Jum’at Kliwon atau Jum’at-Jum’at lainnya seharusnya berbahagia. Karena itu adalah pertanda bahwa ia adalah orang baik. Orang yang terbebas dari ancaman siksa kubur. Abdullah bin Amr bin Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. Bersabda,

“مَنْ مَاتَ يَـوْمَ اْلجُمْعَــةِ اَو لَيْلَةَ الجُمعَــةِ وُقِـيَ فِتْنَـةَ القَـبْرِ”

“Barangsiapa meninggal di hari Jum’at atau malam Jum’at, dia dibebaskan dan siksa kubur.” (HR. Ahmad)

Hari Jum’at adalah hari raya pekanan bagi urnat lslam. la adalah sayyidul ayyam Sedangkan perhitungan kalender hijriah, dimulai sejak matahari terbenam. Saat adzan Maghrib berkumandang di hari Kamis, maka mulai detik itu sudah terhitung malam Jum’at. Hari Raya Pekanan bagi kaurn muslimin.

Malam Jum’at Kliwon tidak berbeda dengan malam-malam lainnya tidak ada perkecualian apapun untuknya Karena itu tinggalkan hal-hal yang berbau mitos. Kembalilah ke pangkuan lslam.

Waspadalah!! Jangan kotori akidah dengan debu-debu katanya.

 

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Bayi Tidak Boleh Lewat Jembatan Sungai?

KATANYA, anak bayi yang masih merah tidak boleh diajak berjalan melewati sungai. Dikhawatirkan nanti dia akan tumbuh menjadi anak yang rewel. Alias suka menangis. Permintaannya tidak dituruti,l angsung menangis. Sakit sedikit menangis. Digoda temannya sedikit, menangis. Pokoknya dikit-dikit menangis. Nangisnya lama lagi.

Begitu cerita Yang disampaikan Bu ls, asal Tegal, Jawa Tengah. Ketika ditanya alasannya, Bu ls mengatakan, katanYa, di bawah jembatan itu banyak ‘penunggunya’. Air  ungai itu kan mengalir. Nah, ‘penunggu’ itu bisa datang dari mana saja. Sedang anak kecil itu kan  peka. Dikhawatirkan, ia akan melihat penampakan para ‘penunggu’ tersebut.

Suatu ketika, ada tetangga Bu ls yang hendak membawa bayinya melewati jembatan’ Maklum, untuk pergi ke desa seberang, ia harus melewati jembatan. Tak ayal orang tuanya pun menegur’ “ltu oroknya, jangan dibawa lewat jembatan. Bayi masih merah gitu kok,” kata orang tuanya. Kalau sudah terlanjur? “Katanya sih harus balik lagi. Atau dibacakan doa-doa perlindungan,” kata Bu ls.

Bayi yang masih merah, sebaiknya memang tidak dibawa keluar rumah. Pertahanan tubuhnya masih lemah dalam menghadapi terpaan virus dan kuman. Namun, bila larangan tersebut dihubunghubungkan dengan mitos, tentu ada yang perlu diluruskan kembali.

Tidak ada hubungan antara kerewelan seorang anak dengan jembatan sungat. Jin itu ada dimana-mana. Tidak hanya di sungai. Didalam rumah Pun sangat dimungkinkan, bila rumahnya jarang dipergunakan untuk shalat atau membaca al-Qur’an.

Menghindari jembatan sungai, tidak berarti membebaskan seorang anak dari gangguan  syetan. Maka yang perlu dilakukan orang tua adalah bagaimana ia sendiri melakukan Penjagaandiri dengan memperbanyak ibadah, membaca al-Qur’an, serta doa-doa perlindungan lainnya.

Kalau kemudian, anak kita rewel setelah dulunya pernah melewati jembatan sungai, maka jangan sekali-kali terbawa arus. Lalu membenarkan mitos tersebut. ketahuilah syetan itu sangat licik. la bisa memanfaatkan mitos yang berkembang di masyarakat untuk menggelincirkan akidah. Misalnya dengan mengganggu anak yang pernah dibawa melewati jembatan. Dengan demikian, syetan berhasil menyesatkan akidah’ Waspadalah, waspadalah’ Jangan kotori akidah dengan debu’debu katanya.

 

Truk Container Menabrak Orang BAWA HOKI?

ADA cerita miris soal mitos yang berkembang di kalangan masyarakat tertentu. Kecelakaan maut justru dianggap hoki yang membawa keberuntungan tersendiri. Sudah menjadi rahasia umum, bila sebagian sopir truk container bisa dibilang tidak mau mengalah pada pengendara yang lain. Mentang-mentang mobilnya besar, lalu tidak mau mengalah. la menjadi raja jalanan.

 

Tidaklah mengherankan bila kecelakaan maut sering terjadi. Cerita seputar pengendara sepeda motor yang tewas seketika digencet container sering menghiasi halaman surat kabar.

 

lronisnya. kecelakaan yang merenggut nyawa tersebut diyakini sebagian orang justru menjadi tumbal kelancaran bisnis mereka. Nyawa orang lain dipermainkan hanya untuk mengeruk keuntungan pribadi.

 

Perusahaan yang truk containernya menabrak orang hingga meninggal itu diyakini akan meraup keuntungan berlimpah pada bulan-bulan berikutnya. Artinya, biaya yang dikeluarkan untuk santunan keluarga korban, masih lebih kecil dari pendapatan yang akan diraup. Alhasil, sopir-sopir itu tidak jera meski telah mengakibatkan kematian orang lain.

 

Apakah keyakinan itu bermula dari ritual pesugihan? Kemungkinan ini pun bisa saja terjadi.Yang jelas, ada juga orang yang mengaitkan keyakinan itu dengan ritual pesugihan. Pencari pesugihan itu, konon, harus setor nyawa tiap tahunnya. Dan truk container bisa dijadikan sebagai sarananya. Begitulah cerita yang berkembang di tengah masyarakat.

 

Kedua alasan di atas tidak bisa dibenarkan. Apapun alasannya, kita tidak boleh mempermainkan nyawa manusia. Terlebih untuk kepentingan sesaat. Dengan menjadikannya sebagai tumbal atas ritual pesugihan, misalnya.

 

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Harta, kehormatan dan darah  seorang muslim diharamkan atas muslim lainnya.” (HR. Abu Dawud)

 

lslam melindungi jiwa setiap orang. Ia tidak boleh dibunuh kecuali dengan alasan yang dibenarkan agama. Misalnya, murtad, membunuh atau orang tua yang bezina. Karena itu, tidak boleh menghilangkan nyawa orang dengan alasan mitos. Sekadar untuk melancarkan bisnis, lalu membiarkan nyawa melayang tanpa rasa bersalah. Waspadalah, jangan biarkan debu-debu

katanya mengotori akidah!.

 

ghoib ruqyah syar’iyyah

Mimpi Jadi Pengantin, Tanda Kematian?

cincinLagi-lagi mimpi. Lagi-lagi mimpi. Ya, mimpi selalu menjadi sumber mitos di tengah masyarakat. Kali ini, mimpi menjadi pengantin.

Eiit, jangan girang dulu. Mimpi menjadi pengantin belum tentu menyenangkan. Dalam kenyataan, semua orang merasa senang saat menjadi pengantin. Kalaupun ada yang tidak bahagia, itu hanya segelintir orang. Dan jumlahnya tidaklah banyak.

Itu dalam dunia nyata lho. Dalam dunia katanya, lain lagi urusannya. Bila ada yang bermimpi menjadi pengantin, justru harus was-was. Mengapa? Ya, karena kepercayaan di masyarakat itu membuat bulu kuduk merinding.

Bayangkan bila sang pengantin itu meninggal. Wah, takut toh. Begini ceritanya, bila Ratih memimpikan Warto sedang mengenakan pakaian pengantin dan bersanding dengan istrinya, maka diyakini tak berapa lama lagi Warto atau orang yang terbayang dalam mimpi itu akan meninggal.

Tentu Warto ketakutan mendenga cerita itu. Tak lama lagi di menjadi santapan cacing tanah. Walah, walahhh bisa pingsan dia.

Nah, konon, untuk menghalangi datangnya malaikat Izra’il itu, orang yang bermimpi harus melakukan sesuatu. Caranya mudah. Tidak perlu uang jutaan. Beberapa lembar ribuan juga sudah cukup. Tinggal membeli kembang setaman lalu ditabur di perempatan jalan. Beres. Warto tidak perlu cemas. Begitu mitos yang berkembang di sebagian masyarakat.

Sebuah kepercayaan yang tidak masuk di akal. Bagaimana mungkin malaikat Izra’il bisa dilawan hanya dengan kembang setaman. Emangnya malaikat takut sama bunga? Tidak ada yang ditakuti malaikat selain Allah. Jangankan kembang setaman, Iblis pun dilawan.

Pada sisi lain, setiap makhluk yang bernyawa itu telah ditentukan batas kematiannya. “Kullu nafsin dzaa’iqotul mauut” setiap yang bernyawa itu akan meninggal, firman Allah dalam tiga surat yang berbeda; Ali Imran: 185, al-Anbiya’: 35 dan al-Ankabut: 57.

Kematian yang telah ditentukan, tempat, hari, tanggal dan jamnya. Tidak akan bergeser dari ketentuan Allah walau satu detik. “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) memajukannya.” (QS. Al-A’raf: 34).

Waspadalah, waspadalah!! Jangan kotori akidah dengan debu-debu katanya.

 

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Telinga Berdengung Dirasanin Orang?

telingaKatanya, bila telinga Anda berdengung berarti Anda sedang dirasanin (jadi omongan) orang. Pada detik itu, ada orang sirik yang sedang membicarakan aib Anda. Begitulah, ungkapan yang sering kita dengar di tengah masyarakat.

Entah apa alasan mitos ini. Yang jelas, telinga merupakan indera pendengaran bagi manusia. Melalui telinga, kita bisa mendengar dan memahami pembicaraan orang lain.  Itu bila, getaran suara tersebut masuk dalam batas yang bisa ditangkap oleh indera telinga.

Tapi bila pembicaraan itu diluar jangkauan indera telinga, otomatis pembicaraan itu tidak akan tertangkap oleh indera pendengaran ini. Terlebih bila pembicaraan itu dilakukan di tempat yang berbeda. Anda di sini, sedang mereka jauh di sana.

Menjadi bahan pembicaraan orang lain, itu adalah konsekuensi logis dari interaksi Anda dengan mereka selama ini. Toh, Anda tidak mungkin dapat menyenangkan semua orang. Sekeras apapun Anda berusaha, pasti ada di antara teman atau relasi Anda yang pada akhirnya tidak setuju dengan langkah dan tindakan yang Anda tempuh.

Masalahnya, mengapa harus menjadikan dengungan di telinga sebagai isyarat bahwa ada orang yang sirik dengan Anda? Jelas, mitos ini tidak dibenarkan. Mulanya, mungkin sekadar sebagai gurauan, tapi sejatinya, mitos ini menimbulkan masalah yang tidak ringan.

Bagi orang yang terlanjur percaya dengan mitos semacam ini, lalu tiba-tiba telinganya berdengung, tentu dia akan mudah terpedaya. Syetan masuk melalui celah mitos ini dan mulailah ia menebak siapa kiranya yang menggunjingkannya. Si A, si B ataukah si fulan.

Bisa berabe. Tanpa alas an yang jelas, ia mulai menjaga jarak dengan orang yang diyakini telah menggosipkannya. Padahal kejadiannya belum tentu demikian. Karena itu jangan mudah percaya dengan hal-hal yang berbau katanya.

Islam secara tegas melarang kita untuk berburuk sangka. Dalam riwayat Ahmad disebutkan, “Jauhilah prasangka buruk. Karena sesungguhnya persangkaan buruk merupakan sedusta-dustanya pembicaraan.”

Bisa jadi telinga yang berdengung, itu lantaran keteledoran Anda. Lantaran jarang membersihkan telinga, hingga kotoran pun ngendon di dalamnya. Atau bisa jadi, telinga Anda kemasukan air. Lebih parah lagi bila yang menggerayangi telinga adalah semut.

Waspadalah! Jangan biarkan debu-debu katanya mengotori akidah Anda.

 

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

HUBUNGI ADMIN