Sebuah pesan pendek singgah. Tak tahu dari siapa. Yang jelas dari seorang guru. Karena bertanya soal permasalahan yang dihadapinya. Tentang pendidikan. Pendidikan negeri ini yang menyedihkan.
Guru yang malang itu bertanya tentang keharusan membocorkan jawaban soal-soal ujian nasional. Karena keharusan itu berasal dari kebijakan sekolah tempatnya mengajar. Sementara hati kecilnya menolak. Karena jelas ini dusta masal. Dan bukan perbuatan guru yang bisa digugu dan ditiru.
Kalau hanya berita seperti itu, biasa saja. Hitunglah satu kasus dari sekian banyak kasus yang ada, sangat kecil. Tetapi ternyata ini adalah perwakilan kasus yang banyak terjadi di tempat lain.
Tempat mulia tempat diajarkannya ilmu dan kebaikan itu keruh. Sekolah khawatir tentang pencitraannya. Sekolah khawatir kalau dibubarkan karena sekian persen siswanya tidak lulus ujian nasional. Akhirnya akan terdapat sekian guru kehilangan pekerjaannya. Sangat pendek visi yang dimilikinya.
Tak cukup sampai disitu, pungli pun terjadi. Setelah membocorkan kunci jawaban, terkadang guru menengadahkan tangan menerima recehan siswa. Pengajar ilmu dan kebaikan pun telah keruh.
Para siswa pun mulai terbentuk suatu rumor. Mereka menyatakan tidak perlu belajar, percuma. Karena akan diberikan jawabannya. Mereka mulai berpikir pragmatis. Kesenangan sesaat. Sangat tidak mudah menolaknya. Karena yang lain mendapat jaminan lulus, sementara yang menolak harus mengerutkan dahi berpikir keras untuk mengurai soal-soal ujian. Dan belum tentu lulus. Para siswa negeri ini juga keruh.
Pihak berwenang bungkam. Diam. Tidak tahu, mungkin. Tapi rasanya tidak mungkin tidak tahu. Walau telah menurunkan para pengawas. Bahkan pengawas independen. Tetapi berita seperti ini telah menjadi hal yang biasa. Departemen Pendidikan semestinya bukan hanya bisa membuat soal di balik meja. Tapi juga segera menyikapi para guru dan anak didik jujur yang tertekan di negeri ini. Jangan-jangan mereka juga telah keruh.
Ujian Nasional adalah pelajaran terakhir untuk anak didik di negeri ini. Setelah sekian lama mereka menerima pelajaran dari para guru dan kebersamaan. Pesan terakhir untuk mereka sebelum meninggalkan sekolah dan para guru serta teman. Para generasi itulah yang akan menopang negeri besar ini. Dan inilah pelajaran terakhir bagi mereka.
Pelajaran : Dusta dan kebohongan masal.
Pelajaran : Pengkhianatan.
Pelajaran : Berpikir pragmatis tanpa visi dan misi.
Pelajaran : Korbankan kebaikan dan kejujuran.
Pelajaran : Korbankan dan singkirkan orang baik dan jujur.
Pelajaran : Kura-kura dalam perahu.
Negeri ini akan dipimpin oleh orang yang sekarang sedang belajar beberapa pelajaran terakhir di atas.
Budi Ashari