Flat Berajah “untuk Perlindungan” dari Kota Kembang

Melalui jasa titipan kilat. Jimat-jimat ini dikirimkan oleh seorang pemuda dari daerah Cibiru, Bandung, Jawa Barat. Jimat-jimat ini diterima oleh Redaksi hari Senin, tanggal 14 Februari 2005, dengan sampul coklat yang dilapisi plastik berwarna bening. Dalam surat kedua yang dikirimkankannya ke Majalah Ghoib. Pemuda ini menceritakan, bahwa jimat-jimat tersebut didapatkannya pada tahun 2001 dari seorang yang sering dipanggil Ki Jaka (nama samaran), di Kota Kembang, Bandung. Berawal dari ketidakpuasannya kepada sang guru terdahulu, yang selama ini membimbingnya. Pemuda ini, berusaha mencari guru lain yang lebih cocok untuknya. Gayung bersambut, ketika ada temannya di pabrik mengajaknya untuk datang ke rumah Ki Jaka yang telah memberikan jimat-jimat ini. Setelah datang dan bertemu dengan Ki Jaka yang dimaksud, ia merasa cocok dan betah, karena setiap malam Selasa dan malam Jurn’at diadakan pengajian di depan musholla rumahnya, yang dimulai dari jam 23.00 sampai jam 24.00 tengah malam.

Pengajian dilanjutkan dengan wirid berjamaah, diawali dengan membaca hadiah fatihah, kepada para Nabi, para malaikat, para wali serta para ulama dan kiyai. Dalam salah satu urutan wirid yang terdapat dalam petunjuk bacaan wirid, tertulis juga wirid berbahasa Sunda, untuk meminta ridho dari Allah dan para malaikat. Tidak ketinggalan pula untuk meminta safaat dari mukjizat para Nabi. Kemudian dilanjutkan dengan membaca wirid Asmaul Husna, yang jumlahnya beragam, dari 101 kali sampai 333 kali. Dan sebagai penutup dibaca sholawat nariyah sebanyak 44 kali, sebelum doa.

Pangajian tersebut, biasanya baru selesai jam 2-3 pagi. Pemuda ini, kemudian melanjutkan dengan sholat tahajud sambil menunggu datangnya waktu sholat subuh. Selama tiga bulan ia mengikuti pengajian tersebut, ada hal yang mengganjal yang selama ini ia perhatikan. Saat dzikir barjamaah, tiba-tiba Ki Jaka mengucap salam sambil berkata bahwa ia adalah Sunan Bonang atau sunan lainnya. Kemudian ‘Sunan’ tersebut masuk ke tubuh Ki Jaka sebagai mediator dan memberi wejangan tentang agama. Suatu ketika, pernah juga ‘Sunan’ tersebut memberikan oleh-oleh kepada seluruh anggota pengajian yang hadir, berupa beberapa pusaka seperti, batu akik dan keris.

Pemuda ini juga pernah berdialog dengan dengan ‘Sunan Giri’, melalui bantuan Ki Jaka, katanya ia harus memiliki batu panca warna yang bisa diambil di makam Sunan Kali Jaga, tapi kalau tidak sanggup ke sana, bisa diambil di rumah Ki Jaka, dengan syarat, ia harus memiliki apel jin yang harganya Rp. 850.000. Dari semua kejanggalan tersebut, ia mulai berfikir bahwa, semua ritual ini adalah salah serta menyalahi aturan syariat Islam. “Semua itu adalah ulah jin yang berkedok pengajian dan wirid yang menumpang pada diri Ki Jaka,” tulisnya. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari guru yang benar untuk membimbingnya menuju Allah. Dan selanjutnya menyerahkan jimat-jimat yang telah didapatkannya selama ini kepada Majalah Ghoib, untuk segera dimusnahkan.

 

Flat Berajah
Flat Berajah

Bentuk Jimat

Sebenarnya jimat-jimat yang diserahkan, jumlahnya sangat banyak dengan bentuk yang beragam, seperti: rompi untuk bela diri, beberapa buah wafaq, seperangkat paket untuk menjadi seorang ahli tenaga dalam dan spiritual, sebuah tabung berisi minyak dan kalung berlafad ayat kursi, serta masih banyak lagi yang lainnya. Namun yang kita bongkar pada saat ini adalah jenis jimat yang belum pernah kita bongkar, yaitu sebuah flat dari seng berwarna kuning, berukuran 28 x 2,5 cm, dengan bertuliskan rajah Asmaul Husna pada 21 kotak kecil. Sebuah pedang bertuliskan angka Arab, dengan ditaburi 9 buah bintang kecil, juga terdapat pada jimat ini. Sementara rajah-rajah berbahasa Arab seperti biasa, sulit dimengerti mengapa harus ditulis di situ.

 

Kesaktian Jimat

Jimat ini, diyakini bisa memberi perlindungan pemakainya, jika ditaruh di atas pintu. Jimat ini didapatkan bersamaan dengan jimat rompi dari seorang ustadz di Bandung, dengan membayar mahar untuk membeli bahan dan minyaknya seharga Rp. 850.000. Adapun cara untuk memelihara jimat ini, di setiap kelahiran pemuda ini, di suruh mewirid, “Ya Rohman ya Rohim summum bukmun umyun fahum laa yarji’un” sebanyak 165 kali.

 

Bongkar Jimat

Sebuah flat yang terbuat dari seng berwarna kuning ernas ini, sebenarnya seperti seng lainya, yang sering kita jumpai di sekitar rumah kita. Namun oleh Ki Jaka, disulap menjadi sebuah jimat, setelah diberi rajah-rajah berbahasa Arab dan gambar-gambar yang syarat dengan aroma mistik. Keyakinan, bahwa benda ini bisa mendatangkan perlindungan, merupakan keyakinan yang berdasarkan pada “isapan jempol” belaka, dan merupakan keyakinan yang menunjukkan akan kedangkalan pemahaman akidah yang kita miliki selama ini.

Sejarah perjuangan para Nabi menggambarkan, bahwa perlidungan yang mereka dapatkan, sesungguhnya hanya didapatkan dari Allah Azza wa Jalla. Tanpa ada perantara sebuah benda yang mereka jadikan alat penangkal gangguan makhluk lain. Adapun kisah tongkat Nabi Musa, sebagai mukjizat yang Allah berikan langsung kepadanya, merupakan pengkhususan kepada para Nabi, yang tidak bisa didapatkan oleh orang-orang selain para Nabi tersebut. Jadi, menjadikan sebuah flat menjadi sebuah alat perlindungan yang digantung di atas pintu, merupakan sebuah tindakan yang syarat dengan tipu daya syetan yang licik. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah menjelaskan,” …….. Dan tutuplah pintu kalian secara membaca bismallah, karena syetan tidak akan mampu membuka pintu yang tertutup (dengan bacaan Bismillah)…….”

Sementara pelaksanaan shalat tahajud, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Isra, ayat, 79, “Dan pada sebahagian malam hari, bersembahyang tahajudlah kamu, sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Jadi, pada pelaksanaannya, terdapat hak mata untuk tidur dan badan untuk istirahat, tidak harus diporsir dengan begadang semalaman. Ditambah lagi dengan ritual, membaca wirid pada setiap malam kelahiran, adalah sebuah tindakan yang tidak berdasar.

Jihad, untuk memurnikan akidah kita dari debu kemusyrikan, memerlukan pengorbanan dan ketelitian. Maksud hati ingin memperoleh ketenangan dengan mendatangi seorang guru, yang diharapkan bisa digugu dan ditiru. Ternyata, malah membuat kita terjerumus ke dalam aktivitas kemusyrikan yang dibungkus dengan ritual Islam. Karena itu, tetaplah waspada dalam mencari guru, agar kita tidak lagi terperdaya oleh tipu daya syetan.

Semoga Allah selalu memberikan keselamatan kepada pemuda yang telah menyerahkan jimat ini. Sebagai tanda, bentuk pengingkarannya kepada semua benda yang mengundang segala bentuk kemusyrikan, serta dapat menemukan kembali seorang guru, yang membimbingnya kepada pemahaman tauhid, seperti apa yang telah Nabi ajarkan kepada para shahabat mulia.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 36 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Golok “Sakti” dari Alam Mimpi

Seorang pemuda, yang masih aktif kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. datang ke Majalah Ghoib bersama kakak perempuannya untuk diruqyah. la merasakan sering lupa bilangan rakaat shalat. Selain itu, ia juga merasa malas dan ingin segera pulang, kalau mendengarkan kajian tentang Islam. Ketika pulang, yang ia lakukan hanya tidur saja, tanpa melakukan aktivitas lain. Perasaan seperti ini, ia rasakan, setelah memiliki jimat-jimat, yang didapatkannya dari beberapa orang dukun, di berbagai tempat.

Sudah menjadi keharusan, bagi setiap orang yang akan menjalani terapi ruqyah, harus segera membuang dan memusnahkan segala bentuk persyarikatannya dengan syetan, termasuk jimat. Untuk itulah, pemuda ini menyerahkan beberapa buah jimat yang telah disimpannya sejak lama, untuk segera dimusnahkan oleh Majalah Ghoib. “Selain takut dirazia, jimat-jimat ini lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya,” tuturnya

Ketika masih duduk di bangku SMA, pemuda Ini termasuk anak yang tidak suka berkelahi apalagi ikut dalam tawuran massal, yang sekarang menjadi kegiatan “extrakulikuler” para sebagian pelajar di Ibukota. la sering menjadi korban salah sasaran, oleh anak-anak SMA lain. Tak heran kalau ia sering dikejar dan dilempari batu serta diacungi samurai ketika hendak pulang dari sekolah.

Hingga suatu hari, teman dekatnya yang sedang naik metromini dibajak oleh siswa sekolah lain. Semua barang-barang miliknya diambil, hanya celana kolor yang tersisa untuk bisa sampai ke sekolah, la melaporkan kejadian tersebut kepada pihak sekolah.

Rasa solidaritas pun muncul. Pemuda ini bersama beberapa orang temannya yang merupakan anak-anak pemberani dan kadang juga suka mabuk-mabukan, merencanakan serangan balik kepada siswa SMA yang telah membajak temannya. Namun ketika hari pertempuran yang telah direncanakan tiba, pihak sekolah mengetahui rencana mereka, yang kemudian akhirnya, bisa diredam oleh pihak sekolah. Namun, bara yang telah menyala tidak bisa dilepas begitu saja. Tinggallah dendam yang bisa meledak kapanpun.

Waktu terus berjalan. Dalam perjalanan menggapai cita-cita yang diimpikan, pemuda ini sering mendengar bahkan menyaksikan sendiri, teman-temannya yang sekarat setelah perutnya robek diterjang senjata tajam. la juga tidak bisa berbuat apa-apa saat teman-temannya kembali dikompas dan dibajak oleh siswa sekolah lain. Akhirnya ia merasa tidak berarti di hadapan teman-temanya, tidak bisa membela dan melindungi mereka. Terlebih lagi, tawuran pada saat itu sudah pada taraf saling menculik.

Mulai saat itulah, ia tertarik dengan jimat-jimat dan ilmu ghaib yang dapat menjaganya dari serangan senjata tajam. Pada suatu malam, mengamalkan wirid-wirid dari dukun yang ia temui hingga akhirnya tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya yang berturut-turut selama tiga malam, ia berputar-putar di sebuah pasar, keluar masuk toko untuk melihat cincin dan membeli sebuah golok sakti dari Ciomas. Maka di hari keempat, ia mendatangi pasar tersebut untuk membeli golok sesuai dengan apa yang ada dalam mimpinya. Anehnya, setelah seharian penuh, ia keliling pasar tersebut, tidak ada satu toko pun yang membuatnya tertarik untuk membeli sesuatu. Ketika akan beranjak pulang, ia melihat sebuah toko yang berada di pojokan pasar. Timbul keinginannya untuk menanyakan, apakah di toko tersebut, ada sebuah golok Ciomas.

Ternyata, toko tersebut baru saja membeli sebuah golok dari seseorang yang mengenakan topi petani dan mengaku datang dari daerah Banten. Dengan penuh kegembiraan, ia membeli golok tersebut yang pada akhirnya, disimpan dalam waktu yang cukup lama oleh pemuda ini. Setelah ia mengetahui bahwa jimat merupakan benda syirik tanpa ragu-ragu ia menyerahkan golok ini, sebagai tanda kesungguhannya dalam mengikuti terapi ruqyah di Majalah Ghoib.

 

Golok "Sakti" dari Alam Mimpi
Golok “Sakti” dari Alam Mimpi

BENTUK JIMAT

Jimat ini, berbentuk sebuah golok dengan gagang berwarna hitam. Pada sarung golok yang juga berwarna hitam ini, tertulis rajah-rajah berbahasa Arab yang tidak dapat dibaca dan dimengerti apa maksudnya. Pada bagian gagang golok yang terbuat dari besi tersebut, terdapat tujuh buah kotak kecil yang di dalamnya terdapat tulisan dan gambar yang beragam. Di antaranya: sebuah tulisan tahun 1965, gambar seekor macan yang berdiri gagah, yang diapit oleh huruf-huruh hijaiyyah. Seekor burung yang dinamakan burung Ababil juga terdapat pada golok tersebut. Sementara rajah-rajah berbahasa Arab tidak jelas apa makna dan maksudnya serta mengapa ditulis di situ.

 

KESAKTIAN JIMAT

Golok yang berasal dari Ciomas dan berawal dari mimpi ini, diyakini memiliki “kesaktian” yang luar biasa, seperti: merasakan keberanian dalam menghadapi orang jahat, untuk memperoleh kekebalan dari senjata tajam yang akan mengenal tubuhnya, dan bisa menjadi alat penjagaan rumah.  Jimat yang dibeli dengan harga Rp. 85.000 ini oleh pemiliknya, juga sering diolesi minyak wangi, “stambul cobra“.

 

BONGKAR JIMAT

Satu lagi potret kehidupan masyarakat kaum muslimin, pada umumnya. Di mana budaya kemusyrikan, telah menjadi komoditi yang dianggap menjadi alternatif dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, termasuk ketika ingin memperoleh keamanan dan keberanian.

Hidup di dunia ini memang penuh tantangan, persaingan untuk memperoleh “kemapanan”. ditempuh dengan berbagai cara. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern, ternyata ambivalen dengan perkembangan pemikiran kaum muslimin yang semakin percaya dengan budaya mistik yang menyesatkan.

Ibnul Qayyim telah menjelaskan jenis-jenis syahwat yang menjadi akar dari semua dosa yang dilakukan manusia. Di antaranya adalah syahwat kesetanan. Syahwat ini berarti, ada dorongan yang kuat dalam diri individu untuk menyerupai syetan dalam berbagai bentuk perilaku dasarnya. Seperti, benci, dengki, dan dendam, gemar menipu, membuat ulah dan makar, menyebarkan gosip, memfitnah, menyesatkan orang lain dan semacamnya. Syahwat ini, biasanya mempertemukan antara kecerdasan di satu sisi, dengan dorongan syetan di sisi lain. Karena itu pelakunya cenderung licik dan culas dalam pergaulan serta berwajah ganda.

Contohnya, golok biasa yang telah disulap oleh sang dukun menjadi jimat ini, diyakini bisa memberi ketenangan dan keberanian. Sungguh sebuah keyakinan yang tentunya jauh dari rahmat Allah. Karena hanya dengan banyak mengingat Allah (berdzikir di segala kondisi) sajalah, kita akan memperoleh ketenangan dan keberanian, untuk menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya, kepada pemuda yang telah menyerahkan jimat ini untuk kemudian hidup dalam cahaya iman, seperti apa yang diharapkannya sekarang dan selamanya.

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 35 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Jenglot, Makhluk Apa Itu?

Ibu Zahroh (59) datang dengan berjalan kaki didampingi oleh putranya semata wayang yang baru pulang dari Jepang, Heri (30) begitu panggilan akrabnya. Mereka adalah tetangga dekat dengan rumah orang tua Ustadz Fadhlan Abu Yasir. Mereka langsung menyerahkan bungkusan kain putih di dalamnya ada benda yang disebut Jenglot.

Awal mulanya, ketika Heri membuka lemari ia kaget ada bungkusan kain putih. Ia segera ambil dan dibukanya, tampak kumpulan rambut perempuan. la tanyakan kepada ibunya tentang hal itu. Ibunya menjawab tidak pernah menyimpan rambut, kalau begitu dibuang saja ke tempat sampah. Akhirnya bungkusan kain putih itu dibuang ke tempat sampah. Tetapi anehnya beberapa hari kemudian, bungkusan itu kembali Heri temukan di dalam lemari di posisi yang sama. la penasaran, lalu ia buka sampai ia temukan makhluk seperti tikus yang dikeringkan dan berambut panjang. Ibunya merasa geli dan jijik dengan benda itu. Atas saran keluarga yang lain, agar diserahkan saja kepada Kang Fadhlan, begitu panggilan akrabnya. Maka mereka langsung berjalan menuju rumah Ustadz Fadhlan untuk menyerahkan benda itu.

 

Kepercayaan- Kepercayaan Seputar Jenglot

Ada sebagian orang beranggapan bahwa jenglot adalah manusia petapa yang usianya ratusan tahun, kukunya bertambah panjang, rambutnya bertambah panjang, pandangan matanya berbahaya maka keduanya ditutup dengan plester, ia makan darah, ia diyakini untuk kekuatan tertentu bagi yang memeliharanya, terutama bagi paranormal atau dukun sering meminta bantuan kepada Allah melalui Jenglot yang sudah dianggap Kyai Jenglot yang sakti, karena makanannya sudah minyak wangi bukan darah lagi. Bahkan harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Pada malam-malam tertentu Kyai Jenglot akan menampakkan bentuk petapa aslinya untuk memberikan wasiat atau memberi informasi penting yang dibutuhkan pemiliknya.

Tetapi seluruh kepercayaan semacam itu hanyalah bersumber kepada kata orang, kata dukun, kata orang pintar, kata paranormal dan sebagainya. Tidak ada pijakan syar’i yang bisa dijadikan sebagai rujukan yang baku. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menyikapinya agar kita bisa bersikap yang tepat dan sesuai dengan syari’at.

 

Bentuk Jenglot yang Aneh

la berbentuk seperti manusia kecil panjangnya 15 cm, memiliki rambut yang lebat dan panjang rambutnya 75 cm dilingkarkan disekitar tubuhnya. Ada dua taring atas yang panjangnya 3 cm dan tidak seimbang dengan ukuran tubuhnya sekecil itu, kedua matanya dibentuk seperti mata manusia, tetapi besar dan tidak seimbang dengan ukuran kepalanya, hidungnya dibentuk seperti hidung manusia dengan dua lobang bulat, rahang bawahnya tidak ada karena dari hidung, bibir, dagu kebelakang tidak sempurna. Kedua tangannya bersedekap, kedua kakinya lurus, tercium seperti aroma minyak wangi Hajar Aswad yang sangat menyengat.

Keanehan yang lain adalah jenglot itu tidak punya gigi meskipun taringnya panjang seperti taring anjing dan menjulur keluar, sedangkan mulutnya tertutup rapat.

 

Jenglot itu Makhluk Hidup atau Bukan?

Apa yang dikatakan orang tentang jenglot? Kita akan bongkar masalah jenglot secara syar’i dan akan kita bedah anatomi tubuhnya untuk mengetahui hakekatnya. Setelah itu pastilah segala misteri jenglot akan terkuak, dan kebatilan omongan orang tentang jenglot pun akan terbongkar. Sehingga pemisah antara kebenaran dan kebatilan menjadi jelas.

Dalam Al Qur’anul karim, kita mendapatkan doktrin-doktrin ilahiyah yang memberitakan bahwa manusia sebagai makhluk yang mulia, Allah menciptakan manusia dalaam sebagus-bagus bentuk ciptaan, kemudian kematian manusia adalah sesuatu yang pasti, dan itu berarti kematian bagi jasadnya dan seluruh anggota tubuhnya, manusia yang sudah mati tidak akan bisa berkomunikasi dengan makhluk hidup atau sebaliknya. Sedangkan arwahnya tetap hidup dan berada di alam barzakh. Allah berfirman:

Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.” (Surat At Tiin ayat: 4).

Kemudian Allah juga menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang hidup kekal di dunia ini, Allah berfirman:

Dan tidaklah Kami menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?” (Surat Al Anbiya’: 34)

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya merekapun akan mati pula.” (Surat Az Zumar: 30)

Siapa saja yang ada dimuka bumi akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Surat Ar Rahman: 26-27).

Maka tidak ada petapa yang usianya abadi, mereka pasti mati dan berlaku padanya hukum- hukum kematian (sunanul maut). Sedangkan kehidupan di alam barzah bagi setiap manusia adalah sunnatullah tanpa kecuali, dengan perbedaan keadaan dan kondisi sesuai dengan amalnya di dunia.

Kita wajib mengimani bahwa Rasulullah telah wafat sebagaimana nabi dan rasul sebelumnya, Rasulullah telah dikubur di dalam tanah, arwah Rasulullah tidak akan datang ke dunia kita lagi. Rasulullah merasakan kehidupan di alam barzakh dengan nikmat yang Allah berikan kepadanya dan kepada orang-orang yang beriman setelah wafat sebagai balasan dari amal shaleh yang mereka kerjakan di dunia. Dan tidak seorangpun yang tetap hidup dalam kuburnya seperti kehidupan fisik kita di dunia.

 

Jenglot Ternyata Hanya Boneka?

Subhanallah, apa yang dikatakan orang tentang jenglot? la hanya boneka? Ya, ia hanya boneka buatan dukun penipu ummat! Ustadz Fadhlan langsung membaca Hasbunallah wa ni’mal wakil saat menerima jenglot itu, ia sambil mematahkan tubuh Jenglot itu, dan langsung patah menjadi dua. Tampak sambungan terbuat dari bahan plastik, termasuk bagian kemaluan dan perutnya terbentuk dari bahan plastik.

Kedua kaki dan tangan jenglot hanyalah terbuat dari kaki dan tangan katak yang dikelupas kulitnya. Maka kaki dan tangannya disambung dengan cairan plastik, termasuk mukanya juga terbuat dari cairan plastik yang dibentuk sedemikian rupa. Sedangkan taringnya dipasang menghadap ke bawah di bagian kanan kiri mulutnya yang tertutup. Yang lebih jelas lagi ketika Ustadz Fadhlan menarik rambut Jenglot, rambut itu memang rambut manusia, tetapi hanya ditempelkan dengan lem karet pada kepala yang mirip kepala ayam yang dipotong paruhnya, kemudian mukanya dibentuk dengan cairan plastik Alhamdulillah, segala kebohongan dan rekayasa dukun telah terbongkar. Maka hendaklah kita jangan mudah percaya kepada berita yang sumbernya bukan dari Al Qur’an dan Sunnah, apalagi hanya sekedar kata orang atau kata dukun. Kalaupun kita dapati boneka jenglot itu bergerak, ketahuilah itu gerakan dan tipu daya syetan.

 

 

Ghoib, Edisi No. 34 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Rompi “Anti Peluru” dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan

Seorang bapak pensiunan Brimob berusia 60 tahunan, di penghujung tahun 2004 datang dari Ciputat ke kantor Majalah Ghoib untuk diruqyah, karena merasakan sering batal (buang angin) saat sedang melaksanakan shalat wajib. Bapak ini mengetahui Majalah Ghoib dari seorang Kiyai, guru ngajinya, yang juga ketua pengurus masjid di daerah Kedaung. Kiyai ini juga pernah datang ke Majalah Ghoib untuk diruqyah dan menyarankan kepadanya untuk datang. Dari sebuah buku terbitan Majalah Ghoib yang dibacanya, mengenai ruqyah, ia bertambah yakin untuk segera datang ke kantor Majalah Ghoib serta menyerahkan jimat yang selama Ini ada di tangannya.

Jimat ini berawal, ketika sekitar tahun 1988, kakak iparnya/kakak istrinya yang bernama Mbak Imah (bukan nama sebenarnya), tiba-tiba menjadi seorang paranormal, di daerah Ciputat. Suami Mbak Imah, dulunya adalah seorang anggota Brimob. Kemudian pindah ke kepolisian dinas umum. Karena di kepolisian dinas umum hubungannya banyak dengan masyarakat umum di lapangan. Suami Mbak Imah tersebut, ketika sedang bertugas akhirnya kecantol dengan wanita lain. Karena perasaan bingung dan panik. Mbak Imah kemudian pergi ke paranormal untuk meminta tolong, agar suaminya kembali kepadanya. Dan itu memang terbukti, dengan bantuan sang paranormal yang didatanginya tersebut, kehidupan bersama suaminya, kembali harmonia. Kemudian sang paranormal membujuk dengan menjelaskan bahwa Mbak Imah bisa juga menjadi seorang paranormal yang dapat menolong siapapun. Semenjak itu, profesi paranormal ditekuni Mbak Imah dengan profesional.

Ketika praktik menjadi paranormal, Mbak Imah, mengaku mendapat bantuan ghaib dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan. Mbah Imah dalam waktu dekat sudah sangat terkenal kemana-mana dan pasiennya sangat banyak. Pernah Mbak Imah bisa menemukan senjata seorang polisi yang hilang, dengan jaminan waktu hanya sebulan saja.

Suatu ketika di tahun 2001 Mbak Imah menyuruh bapak ini menjualkan rompi loreng seharga Rp 100.000 sebagai jimat kepada anggota kepolisian atau siapa saja yang mau. Tetapi semenjak ia sering membaca buku tentang Islam. ia menjadi mengerti bahwa jimat-jimat ini adalah sumber kemusyrikan. Sehingga sampai saat ini ia tidak mau menjualkannya kepada siapapun, karena takut dimurkai Allah. Akhirnya dengan mengharap perlindungan dari Allah, bapak ini menyerahkan jimat tersebut ke Majalah Ghoib, untuk dimusnahkan.

 

Bentuk Jimat

Rompi "Anti Peluru" dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan
Rompi “Anti Peluru” dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan

Jimat ini berbentuk sebuah baju rompi, berwarna loreng, seperti seragam TNI. Pada bagian dalamnya terdapat sebuah lapisan tambahan yang bertuliskan rajah-rajah berbahasa arab dengan tinta warna merah berbahan dasar hitam. Pada lapisan kain hitam tersebut, bertuliskan beberapa ayat suci al Qur’an, seperti surat Al-Fath ayat 29. Sebuah gambar bulan sabit yang di atasnya terdapat tiga buah bintang juga terpampang di sana. Sementara tulisan-tulisan rajah berbahasa arab lainnya, tidak jelas maksud dan maknanya.

 

‘Kesaktian Jimat’

Jimat baju rompi ini, berkhasiat agar si pemakainya, tidak mempan atau kebal dari senjata tajam dan peluru yang akan mengenai dirinya. Jimat rompi ini juga diyakini memiliki kekuatan yang berasal dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan.

 

Bongkar Jimat

Inilah potret kehidupan masyrakat kaum muslimin pada umumnya, di mana kesyirikan telah mendarah daging dan telah membuat gelap hati banyak orang. Pemahaman aqidah mereka sudah sangat ‘rentan’, sehingga kesyirikan yang sesungguhnya sangat membahayakan keislaman itu, sudah menjadi hal yang biasa untuk dikerjakan. Pergi ke paranormal untuk meminta pertolongan terhadap masalah yang sedang dihadapi menjadi alternatif baru yang sedang digandrungi sebagian besar masyarakat kaum muslimin. Padahal dalam sebuahnya hadits Rasulullah telah menjelaskan mengenai hal ini kepada kita. Simaklah riyawat berikut ini, Aisyah berkata, “Orang-orang datang ke Rasulullah dan bertanya tentang dukun-dukun. Rasulullah menjawab: ‘Mereka itu tidak ada apa-apanya. Lalu ada yang berkata: ‘Wahai Raulullah, sesungguhnya mereka kadang-kadang memberitahu kepada kami berita (ramalan) yang benar-benar terjadi, Rasulullah menjawab: ‘Kalimat itu besumber dari kebenaran yang telah dicuri jin, kemudian disampaikan ke telinga walinya (dukun/paranormal). Tapi jin telah mencapur kebenaran dengan seratus kebohongan.” (HR Riwayat Bukhari ).

Sementara, baju rompi berwarna loreng yang kemudian disulap menjadi jimat dan benda keramat ini, diyakini bisa melindungi si pemakai dari benda atau senjata tajam yang akan melukainya. Ini merupakan sebuah keyakinan yang menyesatkan, Karena yang bisa melindungi diri kita dari berbagai bentuk marabahaya hanyalah Allah SWT. Sementara setiap kejadian yang akan menimpa siapapun sudah dengan ketentuan Allah (QS. al-Qomar ayat 49). Termasuk celaka atau tidaknya seseorang ketika akan dilukai oleh senjata tajam atau senjata api. Jadi tindakan bapak ini, untuk tidak menjual jimat ini kepada siapa pun, merupakan sebuah bentuk perbuatan yang menjaga dirinya dan orang lain dari perbuatan kemusyrikan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua.
Ghoib, Edisi No. 33 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Alumunium Penangkal Gangguan Syetan?

Alumunium Penangkal Gangguan Syetan
Alumunium Penangkal Gangguan Syetan

Seorang ibu beranak satu. berusia 44 tahun datang langsung dari Kota Sukabumi, Jawa Barat. Ibu ini diantar oleh adik bungsunya yang bekerja sebagai supir di Ibu Kota negara Saudi Arabia, Riyadh. Dari negara penghasil minyak inilah, sang adik mendapatkan kabar dari seorang ustadz, agar mendatangi kantor Majalah Ghaib untuk diruqyah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah, kalau dia dan keluarganya terganggu makhluk jahat, sebangsa jin atau gangguan sihir yang dikirim oleh para dukun, sebagai kaki tangan syetan. Sebelum terapi ruqyah dimulai, Ibu ini bersama adik bungsunya tersebut, menyerahkan beberapa buah jimat yang telah tersimpan di rumahnya selama 3 tahun, untuk dihilangkan pengaruhnya dan dimusnahkan.

Pada sinar matanya yang paling dalam, tampak ibu ini menginginkan. kesembuhan atas dirinya dari gangguan yang selama ini dirasakan sangat menyiksanya dan sering tidak masuk akal. Ibu ini merasa heran, darimana datangnya gangguan yang selalu menghantuinya tersebut. Sehingga semakin hari semakin menyiksa dirinya. Gangguan ini berawal ketika suatau hari, kolam ikan yang sudah lama dirawat dan dipenuhi ikan-ikan yang sudah cukup besar, serta siap diangkat kalau ada tamu yang datang ke rumahnya, secara mendadak seluruh ikan yang berada di kolamnya tersebut mati mengambang, termasuk ikan lele yang menurutnya, ikan yang paling kuat kalau ada racun yang masuk ke kolam. Semenjak peristiwa itu, dimulailah penderitaan yang ibu ini rasakan, Kepalanya mendadak pusing dan panas, gerah menjalar pada seluruh bagian tubuh, tapi yang berkeringat hanya pada bagian leher dan dadanya saja. Yang lebih aneh lagi, di kepalanya seperti ada orang yang menggelisiknya (mencarikan kutu di rambut) setiap saat. Sementara pada bagian telapak kaki, serasa ada yang menusuk-nusuk dengan sekeras-kerasnya. Tak cukup dengan itu, telinganya pun seperti ada yang selalu mengorek- ngorek seperti menggunakan benda yang amat keras. “Sungguh semua itu, membuat saya tersiksa,” tuturnya.

Selain panas dan gatal yang menyelimuti tubuhnya tersebut, ibu ini mulai sering bermimpi yang aneh-aneh dan menakutkan. Di saat malam tiba, ketika ia mulai memejamkam matanya untuk beristirahat, ibu ini sering melihat wajah orang yang mirip suaminya dan selalu ingin mencelakainya. Mimpi yang lebih menyeramkan lagi dan datang hampir setiap malam adalah datangnya sesosok makhluk yang selalu mengajaknya untuk bersetubuh, ibu ini terus menolak, tetapi makhluk tersebut terus menggodanya untuk mengikuti segala keinginannya. Ibu ini mencoba menolak dengan tidur bertelungkup agar tidak lagi didatangi makhluk tersebut. Makhluk tersebut ternyata sangat licik, ia mencoba datang dari arah bawah tempat tidur ibu ini, untuk kembali meraihnya. Sepontan ibu ini bangun dari tidurnya, sambil ketakutan dan langsung menyebut nama Allah. Seiring dengan bacaan-bacaan itu, makhluk itu lenyap ditelan kegelapan malam.

Perjalanan untuk mencari kesembuhan, mulai dilakukannya. Dengan harap-harap cemas, ibu ini selalu menanggapi setiap informasi yang datang kepadanya, mengenai orang yang bisa menyembuhkan gangguannya tersebut. Dari teman-teman dan keluarga terdekat ia mendapatkan informasi, untuk mendatangi “orang pintar” di beberapa daerah di Indonesia. Sebuat saja daerah yang pernah ibu ini kunjungi, seperti: daerah Sukaraja, Sukabumi, Cirebon, belahan selatan Provinsi Banten, sampai ke daerah Bumi Ayu, di Jawa Tengah. Dengan dalih ikhtiar, ibu ini mendatangi beberapa orang pinter tersebut. Dari beberapa orang pinter tersebutlah ia mendapatkan bekal jimat-jimat ini, yang kemudian dikirimkannya ke Majalah Ghoib, untuk dimusnahkan, karena tidak membawa perubahan dan manfaat apa pun pada dirinya malah menjadi sumber kemusyrikan. Apalagi setelah sang adik banyak mengetahui tentang hal tersebut, dari rubrik bongkar jimat di Majalah Ghoib.

 

Bentuk Jimat

Ada beberapa jenis jimat yang diserahkan, di antaranya: sejenis sabuk kenaikan tingkat dalam ilmu bela diri, warnanya kuning dan hitam. Kemudian 4 buah aluminium berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 8×8 cm. Keempat aluminium tersebut, sangat lentur dan mudah untuk dilipat-lipat. Di atas aluminium tersebut bertuliskan rajah-rajah berbahasa Arab, seperti pembukaan surat al- Fatihah dan beberapa ayat dalam al-Qur’an, yang di antarannya dibatasi dengan huruf-huruf hijaiyyah yang tertulis secara terpisah.

 

‘Kesaktian’ Jimat

Jimat aluminium ini didapatkan dari seorang dukun di daerah Jawa Barat, dengan meminta imbalan ala kadarnya. Jimat ini diyakini bisa menangkal gangguan makhluk-makhluk jahat dari bangsa jin atau syetan yang meneror kebahagiaan manusia. Dalam penggunaannya, ke empat aluminium ini, harus diletakkan di empat penjuru rumah, sehingga yang tinggal di dalamnya akan aman dari berbagai macam gangguan jahat. Bahkan dalam perjalanan mendapatkan jimat- jimat ini, ibu pemilik jimat ini, pernah dimandikan oleh sang dukun dengan menggunakan penutup selembar kain, di tempat praktik sang dukun.

 

Bongkar Jimat

Inilah suasana kesyirikan yang telah mendarah daging di masyarakat dan telah membuat gelap hati banyak orang. Kesyirikan yang sesungguhnya sangat membahayakan keislaman itu, menjadi hal yang biasa.

Aluminium hanyalah logam biasa yang kemudian disulap menjadi benda keramat dan berharga mahal setelah ditulisi dengan beberapa hurup atau angka Arab. Kemudian disertakan dengan bacaan manteranya dengan keyakinan bisa melindungi diri. Padahal setiap kita seharusnya tahu bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan dan menolak musibah kecuali Allah saja. Perhatikan dengan baik pertanyaan bernuansa sindiran dari Allah berikut ini, “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ini. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain?). Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (QS.an- Naml: 62).

Dengan ayat tersebut jelaslah bahwa tidak ada yang mempunyai kekuatan menolak bencana kecuali Allah. Maka kalau hanya aluminium, itu adalah permainan dukun untuk menipu dan menyesatkan kita.

Kalau kemudian dikatakan bahwa aluminium adalah salah satu sarana atau perantara untuk meminta perlindungan Allah, maka ini lebih lucu lagi. Karena Allah tidak pernah menjadikan benda yang tidak ada maknanya di sisi Allah itu untuk menjadi perantara pada urusan besar seperti ini. Allah dekat dan tidak perlu perantara.

Ada lagi bentuk penghinaan yang lain. Yaitu dengan dimandikan oleh dukun dengan tubuh hanya ditutupi selembar kain. Kalau dukunnya adalah lawan jenis, maka bagaimana hal ini bisa terjadi. Padahal Islam sangat menjaga jarak agar tidak terjadi campur baur antara laki dan wanita. Dari ritual jenis seperti inilah, kemudian kita mendengarkan banyak berita di televisi tentang dukun cabul. Tentu bukan saja salah si dukun yang memang penipu itu, tetapi si pasien juga rela ditipu dan dicabuli. Semoga Allah menjaga ibu yang telah menyerahkan jimat ini dan membimbing kita ke jalan yang benar. Wallahu A’lam.

 

 

Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Minyak Wangi ‘Pemikat’ Bos

Minyak Wangi Pemikat BosKehidupan memang penuh persaingan. Siapa cepat, dia dapat. Namun, dalam menempuh persaingan yang ketat itu, banyak orang menghalalkan segala cara untuk mewujudkam ambisinya. Sikut kanan-kiri, fitnah sana-sini, cari muka di depan pimpinan, menjatuhkan lawan di mata atasan, sering dijadikan sebagai jalan pintas dalam melejitkan karir dan kepentingan pribadi. Akhirnya orang polos tidak lolos, yang jujur tidak mujur, bahkan dibuat hancur.

Korban ketamakan dan persaingan yang tidak sehat itulah yang dialami seorang gadis (28), yang sekarang bekerja sebagai telemarketing dengan gaji seadanya. Padahal posisinya pernah sebagai Operational Manager. Karena persaingan yang tidak sehat, ia akhirnya terjerumus ke dalam lembah kemusyrikan. la mendatangi beberapa dukun di berbagai tempat. Melalui saluran telepon, ia menceritakan kisahnya kepada Majalah Ghoib.

“Peristiwa ini terjadi, sejak tahun 2000”, ia memulai ceritanya. Setelah lulus SMEA, saya bekerja sebagai kasir di sebuah perusahaan kecil. Setelah bekerja beberapa bulan di sana, saya mendapatkan pekerjaan pada perusahaan yang lebih besar. Perusahaan itu bergerak dalam penjualan roti di daerah Jakarta Barat. Karena prestasi saya dianggap bagus, saya ditarik ke daerah Jakarta Pusat untuk mengurus cabang. Perusahaan tersebut menjadi berkembang dengan pesatnya. Saya pun semakin dipercaya.

Ketika perusahaan sedang maju-majunya, ada orang baru yang masuk ke perusahaan kami. la termasuk orang yang sangat dekat dengan bos pemilik perusahaan. Merasa dekat dengan bos, ia lalu ingin menguasai segalanya di kantor. la mulai cari gara-gara untuk menyingkirkan saya. la mulai menfitnah sana-sini dengan tuduhan yang sangat menyakitkan. Karena saya tidak mau ribut, saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang telah saya bangun dari awal itu.

Alhamdulillah, saya mendapatkan pekerjaan di perusahaan sejenis, masih di daerah Jakarta Pusat sebagai marketing. Karena sudah punya pengalaman pada bidang ini. Jabatan saya terus berkembang bahkan mendapatkan gaji yang sangat besar. Tapi entah kenapa, tiba-tiba manager saya mulai berulah, Karena merasa tersaingi, ia menghasut bos dan memberitakan bahwa kerja saya tidak bagus. Bos pun termakan hasutan jahatnya, dan mulai membenci saya. Saya sama sekali tidak mengerti, kenapa saya sering diperlakukan seperti ini.

Dalam kondisi seperti itu. Saya mulai mendapatkan bisikan dari teman-teman sekantor untuk mendatangi ‘orang pinter’. “Biar elu, bisa menghasilkan order banyak, dan didemenin bos,” kata mereka memberi nasehat. Saya awalnya agak bimbang dengan ajakan-ajakan itu. Tetapi karena saya suka penasaran, mulailah saya menjelajahi orang pinter’ satu per satu.

Penjelajahan pertama, saya lakukan ke daerah Pondok Kopi. Seorang ibu beretnis tertentu, mulai menerawang saya ini dan itu. Untuk bisa bertemu dengan ibu ini, kita harus menelpon dan antri terlebih dahulu. Terawangannya sih agak-agak salah. Tetapi anehnya saya mengikuti saja apa perintahnya. Ibu itu, dalam praktiknya memiliki bayi kembar, yang membantunya dalam ritual penerawangan. Rumahnya agak seram, asap kemenyan dan dupa menyengat menusuk hidung melengkapi praktiknya. Saya kemudian dikasih jimat ini olehnya.

Jimat itu esoknya langsung saya pakai. Setelah memakai jimat ini, memang ada pengaruh yang saya rasakan. Order saya lumayan meningkat, bonus melesat. Saya pun kembali mendatangi ‘orang pinter’ itu supaya order saya tetap stabil. Seiring dengan perjalanan waktu, lama-lama order saya pun mulai hancur berantakan, malah saya tertipu puluhan juta rupiah sampai akhirnya bangkrut. Pengaruh jimat itu sudah hilang sama sekali. Sebelum saya menyadari kesalahan saya, seakan tak pernah puas, saya terus mendatangi ‘orang-orang pinter’ sampai ke daerah Tangerang.

Pada suatu malam saya menyaksikan sinetron Astaghfirullah. Hati saya bimbang sekaligus tersadarkan, bahwa apa yang selama ini saya lakukan adalah salah. Mungkin karena dosa-dosa saya yang telah lalu itulah, saya mengalami kebangkrutan seperti sekarang ini. Terbayang semua, apa yang telah saya lakukan dahulu. Hati saya menjerit, ya Allah maafkanlah hamba-Mu ini.

Saya kemudian berusaha mencari alamat redaksi Majalah Ghoib dengan susah payah. Setelah hati ini merasa yakin, saya mengirimkan jimat-jimat yang pernah saya miliki selama ini kepada redaksi Majalah Ghoib. Semoga Allah mau memaafkan dosa saya dan memberikan rizki yang berkah, agar bisa membiayai kuliah adik yang saya sayangi.

 

Bentuk Jimat

Jimat ini berbentuk minyak wangi di dalam kaleng seperti kubus dengan merek tertentu. Warnanya hitam, dengan tinggi 15 cm. Dibelakangnya terdapat aturan pemakaian berbahasa Inggris. Bagian depan kaleng berhiaskan salur-salur warna hijau dan putih.

 

‘Kesaktian Jimat’

Jimat ini dipercayai bisa membuat dagangan laris serta disenangi oleh atasan (bos). Orang yang memegang jimat ini, katanya pasti menang dalam persaingan bisnis dan selalu sukses dalam transaksi. Agar jimat ini tetap sakti, maka tidak boleh dipakai oleh orang lain, kecuali oleh orang yang mendapatkannya secara langsung dari sang dukun.

 

Bongkar Jimat

Sungguh, syetan sangat gemar menimbulkan perselisihan dan rasa dengki antar sesama manusia. Dengan cara seperti itu, syetan menginginkan kerusakan dan keangkaramurkaan di muka bumi. Apa yang dialami gadis ini, dengan terus menerus diterpa fitnah. Adalah bukti dari rasa dengki yang senantiasa dihembuskan syetan. Melalui antek-anteknya, syetan menghembuskan permusuhan kepadanya. Padahal, gadis ini tidak pernah punya masalah dengan atasan atau orang-orang di sekitarnya.

Suasana yang tadinya penuh keceriaan, persaingan sehat serta kerjasama, tiba-tiba menjadi terkotori dan terjadi konflik penuh permusuhan. Dalam surat al-Isra ayat 53 dijelaskan tentang aksi syetan tersebut. “Dan katakan kepada hamba- hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik, sesungguhnya syetan menimbulkan perselisihan di antara mereka, sesungguhnya syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. “Untuk menghindari perselisihan tersebut, kita dianjurkan untuk memilih perkatan yang paling baik dalam berhubungan dengan sesama manusia.

Memilih pergi ke dukun, untuk memenangkan persaingan, bukanlah jalan yang tepat. Dalam kondisi terdesak dan dilematis, kita memang sering melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Apalagi, lingkungan di sekitar kita mendukung untuk melakukan perbuatan tersebut. Maka secara tidak sadar, kita telah menjadi budak-budak dukun yang sudah pasti bersahabat dengan syetan. Minyak wangi yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa, telah dimanipulasi oleh dukun menjadi sebuah benda yang diyakini punya kekuatan tersendiri, yang tidak dipunyai oleh minyak wangi lainnya. Awalnya sih memang ada pengaruhnya. Namun, lambat laun pengaruh tersebut hilang tak berbekas. Saat korbannya sudah terpuruk dalam lembah kesyirikan.

Apa yang telah dilakukan gadis ini, dengan menyerahkan semua jimat yang telah didapatkannya secara susah payah. Merupakan bentuk pertobatannya kepada Allah. Semoga, ia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari semula yang tidak melalaikannya dari perintah Allah . Dan segera mendapatkan seorang pendamping yang dapat membimbingnya meniti Jalan yang diridhai Allah.
Ghoib, Edisi No. 59 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M

10.000 Jimat Telah Dimusnahkan

Pada jaman dahulu, di negara Republik Indonesia, terdapat sejumlah kerajaan yang banyak memiliki orang-orang sakti. Untuk mendukung keselamatan dan kewibawaan, maka tidak jarang dari meraka yang rajin dan tekun menuntut ilmu ghaib. Hasil dari pertapaan, mereka biasanya mendapatkan berbagai barang yang memiliki sifat magis. Kekuatannya yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, namun bisa dirasakan khasiatnya walaupun bersifat sementara. Barang-barang yang dijadikan jimat tersebut, katanya, bisa membawa keberuntungan atau kemajuan sesuai permintaan mereka ketika bertapa. Banyak barang yang turun-temurun diwariskan kepada anak dan cucu mereka sampai sekarang secara sengaja. Budaya seperti ini dimanfaatkan oleh para dukun untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dalam manjalankan praktik. Mereka menjual berbagai jenis jimat, yang diakuinya sebagai hasil dari pertapaan dan berkhasiat menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Sejak kehadirannya di tahun 2002, Majalah Ghoib telah menyatakan perang terhadap segala jenis perdukunan yang menyesatkan. Termasuk dengan penggunaan jimat oleh sebagian kaum muslimin, yang nyata-nyata banyak tertipu oleh bualan para dukun. Sejak itulah, banyak pasien Majalah Ghoib yang secara sukarela menyerahkan jimat-jimat yang telah mereka dapatkan dari dukun selama mengembara mencari kesembuhan. Tak kurang 10.000 jimat, telah terkumpul dari mereka yang berprofesi sebagai buruh sampai pejabat teras. Angka 10.000, menunjukkan ketergantungan kaum muslimin pada benda-benda keramat yang disingalir memiliki kekuatan ghaib ini sangat tinggi. Angka ini, sekaligus menunjukkan gambaran umum kaum muslimin yang masih sangat lemah pemahaman aqidahnya. Tentu ini menjadi jihad tersendiri untuk Majalah Ghoib guna mengikis habis kemusyrikan, sampai keakar-akarnya. Yang yang tak kalah pentingnya, bahwa angka 10.000 ini menunjukkan suburnya perdukunan di negeri yang kita cintai ini.

Yang lebih menakjubkan, adalah ragam harga benda-benda ini ketika kaum muslimin mendapatkannya. Ada jimat seharga seribu rupiah yang berbentuk uang kertas seratusan yang telah ditulis rajah-rajah. Harga seribu itu, menjadi syarat ritual para dukun agar penyembuhannya lebih ampuh. Ada lagi jimat yang harganya satu milyar. Jimat keris bermatakan intan berlian ini, milik seorang pengusaha di Indonesia. Bisa kita bayangkan, bagaimana sang dukun, dengan berbohong saja bisa mendadak kaya raya setelah menjual jimat ini. Harga satu milyar, belum apa-apa jika dibandingkan dengan harga aqidah kita yang tergadai. Setelah dikumpulkan selama bertahun-tahun. Benda-benda terlaknat ini, akhirnya dimusnahkan pada acara Bedah Majalah Ghoib Edisi Khusus Perdukunan, yang digelar tanggal 5 Maret 2006 di kantor Ghoib Ruqyah Syar’iyyah Salemba.

 

BENTUK JIMAT

Bentuk jimat yang diserahkan sangat beragam. Seperti: kepala seekor macan yang telah diair keras, sejumlah keris denganberbagai ukuran, kain-kain atau kertas yang telah ditulisi rajah, sabuk, batu cincin, senjata api bahkan ada juga pakaian dalam wanita serta bentuk-bentuk yang telah umum lainnya. Yang menjadi catatan, ada beberapa kesamaan pada benda-benda yang diberikan dukun ini. Rajah yang terdapat pada kain berwarna-warni bentuk dan tulisannya sama, walaupun didapatkan dari daerah yang berbeda. Mungkin ada pabrik jimat yang menyuplai para dukun untuk kelengkapan praktik mereka. Dukun aja kompak…masa kita gak kompak untuk menjauhi mereka. Bau minyak yang dibubuhkan pada semua benda itu, harumnya juga sama. Pasti membuat kepala kita keliyengan jika menciumnya. Entah di mana pabrik tempat memproduksi minyak wangi tersebut. Yang pasti, aromanya mengundang jin untuk datang.

 

KESAKTIAN JIMAT

Khasiat jimat-jimat itu juga sangat beragam. Dari sekadar untuk memelet sampai untuk mencari kekayaan dengan jalan pesugihan- menyembah jin. Kesaktian jimat-jimat tersebut terkadang harus dibantu dengan sejumlah ritual yang tidak masuk akal. Misalnya, harus menginjak al-Qur’an atau seorang gadis yang harus dimandikan oleh sang dukun tanpa busana selembar pun. Wah ini mah…menyamai model majalah porno. Ada juga yang harus berpuasa selama 40 hari 40 malam tanpa berbuka, pati geni, katanya. Dan masih banyak ritual menyesatkan lainnya.

 

BONGKAR JIMAT

10.000 jimat-jimat terkutuk ini, secara massal dimusnahkan selepas acara bedah Majalah Ghoib Edisi Khusus Perdukunan, 5 Maret 2006. Acara ini dipimpin oleh Ustdaz Nurkhalis, Lc. Sementara, pembakaran dilakukan oleh Gus Wahid (seorang mantan pemasang susuk). Hembusan asap hitam yang menggumpal ke angkasa, menjadi saksi atas perang terhadap kemusyrikan yang sudah sangat memprihatinkan. Panasnya api di siang itu, semoga menjadi pelajaran bagi para jin yang telah sudi diperbudak oleh para dukun bos mereka.

Mengapa kita menyatakan perang dengan segala jenis perdukunan termasuk memusnahkan jimat-jimat yang telah diserahkan kepada Majalah Ghoib? Karena memang itulah pesan Nabi kepada kita sebagai umatnya. Suatu ketika, datang rombongan yang terdiri atas 10 orang menghadap Nabi Muhammad untuk berbaiat (menyatakan masuk Islam). Lalu Rasulullah membaiat yang sembilan orang dan menahan yang seorang lainnya. Para sahabat bertanya, “Mengapa engkau menahan yang seorang lagi ya Rasulullah.” Beliau menjawab, “Sesungguhnya di pundaknya terdapat jimat.” Akhirnya, laki-laki itu membuang jimat yang ada di tubuhnya. Setelah itu baru Rasulullah membaiatnya seraya bersabda, “Barangsiapa yang menggantungkan jimat, sesungguhnya dia telah melakukan perbuatan syirik.” (HR Ahmad, Al- Hakim, dan Abu Ya’la dengan isnad jayyid).

Bahkan, Rasulullah telah mendoakan orang-orang yang memakai jimat dengan doa, “Barangsiapa yang menggantungkan jimat, mudah-mudahan Allah tidak menyempurnakan urusannya. Dan barangsiapa yang meng- gantungkan benda keramat (sebagai penangkal), mudah-mudahan Allah tidak memberi perlindungan kepadanya.” Masih maukah Anda mendapatkan perlindungan Allah? Sudah saatnya kita meninggalkan segala bentuk kemusyrikan guna meniti jalan keimanan yang diridhai-Nya.
Ghoib, Edisi 64 Th. 4/ 1427 H/2006 M

Surat Yaasin Pembenteng Diri

Surat YaasinMendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang gampang. Harus punya koneksi dan terkadang sedikit uang pelicin. Istilahnya, biaya administrasi. Setelah mendapatkan pekerjaan, bukan berarti masalah kemudian selesai. Intrik, cari muka, atau persaingan tidak sehat, seringkali mewarnai denyut kehidupan di sebuah peru-sahaan. Segala cara dipakai untuk mempertahan-kan posisi. Terkadang tidak masuk akal dan jauh dari nilai-nilai ilmiah yang selama ini dipelajari di bangku kuliah. Pergi ke dukun, itulah kini yang menjadi tumpuan banyak orang, termasuk para artis dan pejabat kelas atas. Ibu Asih (35 tahun-bukan nama sebenarnya) pernah mengalami hal demikian, sampai akhirnya ia bertemu dengan Majalah Ghoib yang telah membim- bingnnya ke jalan yang lurus. Melalui saluran, Ibu yang bekerja di sebuah perusahaan swasta ini, menceritakan kisahnya kepada Majalah Ghoib.

Sejak tahun 1990, saya mulai akrab dengan dunia kerja. Saya memang terbilang orang yang sangat mudah mendapatkan pekerjaan. Anehnya, saya sering merasa tidak kerasan di kantor tempat saya bekerja. Paling lama tiga bulan. Setelah itu, saya mengundurkan diri. Saya juga tidak mengerti, mengapa bisa berbuat seperti itu. Beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba kepala saya pusing dan terasa sangat panas. Kayaknya, ada orang yang inginmembuat saya tidak betah di kantor. Padahal, pekerjaan saya boleh dibilang cukup baik. Untuk menyibak semua kenehan tersebut, saya mulai tanya sana-sini tentang ‘orang pintar’ di seluruh pelosok Indonesia. Mulailah saya berkelana ke sana kemari untuk mendapatkan ketenangan dan penjagaan diri. Dari Kota Hujan Bogor sampai Kota Pelajar Jogjakarta, telah saya sambangi. Berbagai macam jimat pernah saya terima.

Sekitar tahun 2000, saya datang pada ‘orang pintar di daerah Bogor. Setelah bertemu dengannya, saya diminta membawa 2 buah Surat Yasin dan bawang putih. Setelah dibacakan doa-doa, benda-benda itu diserahkan kepada saya. Waktu terus berlalu. Benda-benda yang saya pegang itu, tidak membawa pengaruh apa-apa pada diri saya. Sampai pada akhirnya, saya bertemu dengan Majalah Ghoib pada sebuah toko buku yang sering saya kunjungi. Begitu melihatnya saya langsung tertarik. Saya terus membacanya, dan mengikuti acara bedah edisi khusus yang diadakan Majalah Ghoib. Setelah mendengar semua penjelasan di sana, saya tersadar, bahwa apa yang saya lakukan selama ini salah. Seminggu setelah acara itu, saya sengaja datang untuk menyerahkan semua benda- benda terlaknat ini.

 

BENTUK JIMAT

Jimat-jimat yang dikirimkan oleh Ibu Asih berupa 2 buah surat Yasin dan 1 siung bawang putih. Surat Yasin yang dilengkapi dengan doa selamat, doa nisfu Sya’ban dan doa khusus bagi mayyit ini berukuran 1/ 4 kertas folio. Seperti Surat Yasin yang dibaca oleh kaum muslimin pada acara-acara tasyakuran. Bentuknya kecil, sehingga mudah dibawa ke mana- mana dengan disimpan di dalam saku. Surat Yasin ini menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, yang dilengkapi dengan terjemahan. Sementara, bawang putihnya sudah kelihatan mengering dan tidak berbau.

 

KESAKTIAN JIMAT

Khasiat dari benda-benda ini, katanya untuk penjagaan atau benteng diri dari mahkluk jahat yang akan menyergap. Jimat ini harus disimpan dan dibawa kemana pun Ibu Asih pergi.

 

BONGKAR JIMAT

Surat Yaa Siin’ terdiri dari 83 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah dan diturunkan sesudah surat Jin. Dinamai surat ‘Yaa Siin’ karena dimulai dengan huruf ‘Yaa Siin’ yang terletak pada permulaan ayatnya. Beberapa pokok kandungan terdapat dalam surat ini. seperti: nilai keimanan, bukti-bukti sesudah hari berbangkit serta kekuasaan serta rahmat Allah . Ada juga kisah utusan-utusan Nabi Isa, dengan penduduk Anthakiyah (Syam). Di akhir-akhir ayat, Allah banyak memberikan gambaran tentang tidak ada faedahnya peringatan bagi orang-orang Musyrik.

Sungguh ironis, kandungan ayat yang syarat dengan nilai-nilai keimanan ini, oleh segelintir orang direndahkan, dengan hanya dijadikan sebagai jimat penjagaan diri. Anehnya lagi, penggunaannya hanya untuk disimpan saja, bukan untuk dibaca, dikaji kemudian diamalkan sehingga menjadi lentera dalam kehidupan. Hal seperti ini, banyak diajarkan oleh mereka yang sering dipanggil guru ngaji oleh masyarakat banyak. Sementara, para pemakainya tak sedikit dari kalangan The Have yang pernah merasakan bangku kuliah. Kewaspadaan kita terhadap tipu daya syetan harsuslah ditingkatkan. Dalam surat ‘Yaa Siin’ ayat 62 dijelaskan bahwa ” Sesungguhnya syetan itu benar-benar telah menyesatkan kamu sekalian. Maka apakah kamu tidak memikirkan?”

Kata kunci dari ayat ini adalah to’qiluun atau pola pikir. Memang, hanya orang-orang yang memiliki semangat perubahanlah, yang akan berpikir jernih, tidak kalap dalam menghadapi semua permasalahannya seperti menghadapi persaingan di tempat kerja. Perlu diingat bahwa hanya mereka yang berpikir secara mendalam lah yang mampu memahami dan berada pada posisi lebih baik dibandingkan orang lain. Mereka yang tidak dapat mengambil pengalaman dari peristiwa-peristiwa disekitarnya dan tidak dapat memanfaatkan akal mereka untuk bepikir adalah sebagaimana diceritakan dalam firman Allah berikut: “Dan perumpamaan (orang-orang yang menyeru) orang- orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti.” (QS. Al-Baqarah, 2: 171)

Kita sering menghadapi berbagai macam kesulitan selama hidup. Namun apa pun kesulitan tersebut, hendaklah kita yakin kepada Allah dan berpikir bahwa kita sedang diuji dengan sesuatu yang kita kerjakan dan pikirkan dalam hidup di dunia. Ini adalah kenyataan yang sangat penting yang seharusnya tidak pernah kita lupakan. Oleh karenanya, ketika menemui kesulitan dalam setiap hal yang kita lakukan atau pikirkan, sehingga tidak berjalan sebagaimana mestinya, kita hendaknya selalu ingat bahwa semua kesulitan ini telah dihadapkan oleh Allah kepada kita untuk menguji keimanan kita.

Ketika kita mengalami kesulitan dalam hidup, orang yang beriman akan berpikir dan ingat bahwa Allah menguji perilaku dan kesabarannya; sehingga tidaklah masuk akal bagi orang yang yakin bahwa ia akan mati dan mempertanggung jawabkan perbuatannya di akhirat, terpengaruh dengan hal-hal yang membawanya pada aktivitas kemusyrikan dan menghabiskan waktunya dengan perasaan takut dan khawatir akan nasibnya. la paham bahwa ada sebuah kebaikan di balik semua peristiwa ini. la tak pernah mengatakan” kenapa Allah memberi cobaan ini kepada saya?” terhadap kejadian apapun. la akan senantiasa berdoa kepada Allah untuk memudahkan pekerjaan- pekerjaannya dan menjadikan segala sesuatunya sebagai kebaikan.

Apa yang dilakukan Ibu ini, dengan menyerahkan jimat-jimat yang selama ini telah disimpannya, adalah bukti kepasrahannya pada Allah 36, melalui proses berpikir atas semua peristiwa yang selama ini telah dialaminya. Semoga Allah memudahkan segala urusannya..

Garam ‘Penabur Cinta’

Dunia memang sudah semakin gila. Segala cara dipakai para dukun untuk membohongi para pasiennya. Kali ini, garamlah menjadi medianya. Seorang gadis (26) yang berprofesi sebagai konsultan pendidikan, membagi pengalamannya kepada Majalah Ghoib, setelah ia berhasil keluar dari jerat-jerat dukun yang membuatnya sengsara. Lewat saluran telepon, ia menceritakan kisahnya.

AWAL TAHUN 2006, saya bersilaturahim ke rumah saudara di Jawa Tengah bersama teman-teman sekantor. Tidak jauh dari rumah yang kami kunjungi, ada seorang dukun yang banyak dikunjungi orang untuk berobat. Awalnya saya tidak tahu bahwa di situ ada praktik perdukunan. Pertama kali melihat rumahnya, saya merasakan ada perbedaan suasana. Hiasan- hiasan rumahnya berbetuk peninggalan kraton Jogja tempo doeloe. Di dalamnya, ada sebuah ruangan yang tidak bisa dimasuki oleh orang sembarangan, kecuali pasien khusus si dukun. Saya merasakan nuansa tidak nyaman, sangat mistis.

Oleh teman-teman, saya dipaksa ke sana untuk berkonsultasi. “Kamu kan belum dapat jodoh, ayo kita usaha ke sana! ” kata mereka membujuk. Sebetulnya, sudah ada beberapa orang laki-laki yang mencoba melamar saya. Anehnya, saya selalu merasakan ketakutan tak berasalan setiap kali ada yang mencoba melamar. Ketakutan tersebut sampai sekarang tidak bisa saya jelaskan kepada siapa pun. Hanya dinding- dinding kamar rumah, yang dapat mengerti perasaan saya.

Sebenarnya saya malas untuk menemui dukun itu. Namun, teman-teman terus saja memaksa. Akhirnya saya duduk dan menemui dukun tersebut bersama teman-teman lainnya. Dukun itu memberikan beberapa buah jimat, lengkap dengan ritual yang harus saya jalankan. Awalnya hati saya terus memberontak Sampai akhirnya saya terpana, ketika dukun itu menyuruh saya untuk mandi tengah malam dan langsung shalat tahajud agar aura saya terbuka. Dalam hati ini saya bergumam, ini pasti betul, kaena menyuruh saya shalat tahajud.

Dalam rombongan kami, sebenarnya ada seseorang yang mengerti agama. Bahkan ia sering memberikan nasehat kepada kami tentang kemusyrikan. Anehnya, di situ ia tidak bisa berbuat apa-apa, seakan terlena dengan suasana mistik di sana. Sebelum pulang, pundak sebelah kanan saya ditepuk oleh dukun tadi. Sebelum mengerjakan semua ritual tersebut, saya sudah merasakan kejanggalan, karena semua ini menurut saya gak beres. Semua teman-teman saya, telah meminum air yang diberikan oleh si dukun sejak masih di perjalanan pulang. Sementara, saya hanya mengabaikan saja semua benda-benda ini, bahkan saya taruh di sembarang tempat.

Saya tiba di Jakarta, saat kumandang adzan Isya membahana. Dalam diri saya terus ada pergolakan bathin. Saya memutuskan untuk menelpon teman yang mengerti agama. “Wah itu udah gak benar, pasti ada Jinnya. Udah buang semua benda-benda itu, jangan disimpan lama-lama,” tegasnya. Saya takut untuk membuangnya. Jangan-jangan nanti malah dipakai or ang lain. Teman saya itu menyarankan untuk datang ke tempat ruqyah di Salemba.

Setelah meneleponnya, malam itu saya merasakan kesedihan yang mendalam. Kesedihan itu datang tanpa sebab, sampai saya menitikkan airmata. Perasaan saya seperti ditimpa musibah berat. Kesedihan itu saya alami selama dua malam berturut turut. Selama itu pula, sholat saya tidak pernah khusuk bahkan sering lupa. Pada pagi harinya, sangat merasakan kebahagiaan sesaat. Jantung saya berdegup kencang. Saya bertanya tanya, kok kemarin sedih sekarang malah merasakan kesenangan yang tak berasalan. Saya pun memutuskan pergi ke tempat ruqyah, ditemani seorang teman.

Ketika diruqyah pertama kali, pundak saya terasa ada yang menekan sekeras-kerasnya. Alhamdulillah, setelah terus diterapi, pundak saya terus membaik. Bahkan sholat pun terasa lebih nikmat apalagi saat melaksanakan shalat tahajud. Bacaan Qur’an saya semakin meningkat pesat. Padahal baru sekali saya diruqyah loh. Semoga hal seperti itu bisa berlangsung terus.

 

BENTUK JIMAT

Jimat-jimat yang diberikan oleh dukun itu seperti: 2 plastik kecil garam beryodium dengan berat 150 gram, sebotol air aqua serta sebuah bungkusan kecil yang tidak boleh dilihat isinya.

 

KESAKTIAN JIMAT

Untuk yang garam harus dicampurkan ke dalam makanan yang akan dimasak. Setelah memakan masakan tersebut, dipastikan aura kita akan terbuka. Tentunya akan menebar perasaan cinta kepada saja yang memandang. Sementara sebuah bungkusan kecil yang dibungkus dengan sebuah kain berwarna biru, harus dibawa kemana pun ia pergi. Seperti masuk WC, hingga tidur pun harus tetap dipegang.

 

BONGKAR JIMAT

Siapa pun orangnya, tentu saja ingin hidup memilki pasangan yang serasi sesuai dengan yang diidamkan. Namun, kerap kali kita sulit menangkap makna di balik takdir yang diberikan Allah kepada kita. Ada rahatia yang disembunyikan Allah Yang Maha kuasa dan mungkit sulit diterjemahkan atau dipahami akal pikiran kita yang terbatas. Kerap kali ada seorang wanita cantik, namun sampai menjelang usia lebih 35 tahun, belum juga mendapatkan jodoh. Demikian pula janda cantik yang ditinggal mati suaminya, namun belum juga mendapatkan lelaki yang didambakan. Hidup memang misteri. Apa yang kita inginkan belurnlah tentu baik bagi kita. Demikian pula sebaliknya.

Hidup sendiri pada usia dewasa, memang menjadi masalah serius dan sering menjadi perbincangan orang yang tidak sedap didengar Namun, tentu saja, siapa pun tidak berkeinginan untuk menjalani hidup demikian. Sebagai manusia normal blasa, sangat membutuhkan rasa kasih sayang dan perhatian darı lawan jenis. Setiap insan butuh untuk menyalurkan dan mencurahkan perasaan dan berbagi rasa dengan pasangannya. Tetapi, dalam kenyataan, tidak sedikit manusia yang mengalami stres dan depresi sebagai akibat tidak dapat merasakan kasih sayang dan perhatian dari lawan jenisnya.

Kalau sudah demikian, pikiran kita pun terkadang tidak rasional lagi. Segala cara kita tempuh untuk mendapatkan seorang pasangan yang kita dambakan. Salah satunya adalah dengan mendatangi dukun. Dan sudah dipastikan, bahwa para dukun tersebut menggunakan berbagai media, seperti garam yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa. Si dukun itulah yang telah menyulap garam itu atau menjampinya, sehingga dipercayai bisa memancarkan aura. Padahal, apa yang telah dilakukannya tersebut, banyak menjerumuskan orang ke lembah kemusyrikan.

Kalau ingin hidup kita lebih bermakna, yakınlah Bahwa jodoh itu ada di tangan Allah dan milikilah selalu sikap optimis. Tidak perlu cemas, apalagi sampai berakibat stres berat menghadapi masalah kehidupan ini hingga akhirnya mendatangi dukun. Allah memiliki rencana yang terbaik untuk seseorang, sehingga terimalah kenyataan yang harus dihadapi meskipun harus pahit. Ingat! bahwa hidup di bumi ini adalah ujian. Lalui bergantinya hari demi hari dengan sikap optimistis dan hati yang ceria. Semoga gadis ini segera mendapatkan seorang pendamping, yang dapat membimbingnya pada kebahagiaan dunia dan akhirat, insya Allah.

Lentera ‘Penolak’ Selingkuh

Lampu PenangkalSeorang ibu muda datang diawal bulan Juli 2007. Rona wajahnya nampak masih diselimuti kesedihan mendalam. Wajah putihnya tertupi oleh air mata yang menetes perlahan. Polesan lipstik tidak mampu menutupi kegundahan akan masalah yang sedang dialaminya. “Masa lalu saya memang buram ustadz. Mungkin karena itu, sekarang saya menderita seperti ini,” ungkapnya membuka cerita, Selanjutnya ia menjelaskan bahwa semasa gadisnya telah terjerumus pergaulan bebas. Bahkan terlalu bebas. Akhir 2006, ia memutuskan untuk menikah karena telah hamil 3 bulan dari hasil hubungan gelapnya dengan seseorang lelaki. “Awalnya lelaki itu tidak mau bertanggungjawab, tetapi saya memaksanya,” tegasnya lagi.

Pertengahan tahun 2007, ia dikaruniai seorang anak yang sangat lucu. Ia pun berniat merawat anaknya dengan segenap cinta, dan berniat menjadi wanita shalihah yang mengabdi kepada suami tercinta. “Semua mimpi itu buyar, setelah mengetahui suami saya ternyata telah berselingkuh. Padahal, sebelumnya kehidupan pernikahan saya baik-baik saja,” ungkapnya panjang lebar.

Hari demi hari dilaluinya dengan penderitaan. Setelah kelahiran anaknya itu, suaminya jarang pulang. Tidak lagi menafkahinya secara lahir bathin. Bahkan, suaminya sering memukul. “Kalau saja saya tidak punya anak, saya ingin mati saja,” bebernya lagi. Ia pun merasa putus asa. Tak tahu apa yang harus diperbuatnya lagi. Dalam keadaan kebingungan seperti itu, seorang tetanggannya mengajak untuk mendatangi seorang dukun di Jakarta. Ia pun tak kuasa menolak. “Niat saya hanya ingin menyelamatkan pernikahan kami, tidak lebih,” tegasnya lagi.

Setelah dua kali ia mendatangi dukun itu, ia diberi sebuah lentera minyak yang harus disimpannya di dalam kamar. “Anehnya dukun itu menyatakan cinta kepada saya. Katanya saya cantik,” jelasbil menghla nafas. Meski ia menjadi benci kepada sang dukun, ia tetap menjalankan ritual atas titah si dukun. “Sampai sekarang, suami saya malah meninggalkan kami. Tak jelas kabar beritanya. Alhamdulillah, saya membaca Majalah Ghoib dan menyadari apa yang telah saya perbuat ini adalah salah. Saya ingin bertaubat kepada Allah, membersihkan dosa yang telah lalu,” tegasnya sambil mengusap air mata yang membasahi pipi dengan derasnya. Ia pun menyerahkan lentera itu dengan segenap ketetapan hati untuk berubah.

Bentuk Jimat

Jimat ini berbentuk lentera minyak berukuran 25 cm. Lentera ini biasanya dipakai, jika aliran listrik di rumah padam. Tidak ada tulisan rajah-rajah seperti biasanya. Semuanya nampak biasa-biasa saja.

“Kesaktian Jimat”

Jimat ini diyakini dapat menghentikan selingkuh suaminya, jika dinyalakan pada malam Jum’at tepat jam 12 malam. Selain itu, si ibu diperintahkan mandi memakai kembang tujuh rupa, pada waktu dan jam yanq sama.

Bongkar Jimat

Lafal ‘selingkuh’ berasal dari Bahasa Jawa yang artinya perbuatan tidak jujur, sembunyi-sembunyi, atau menyembunyikan sesuatu yang bukan haknya. Dalam makna itu ada pula kandungan makna perbuatan serong. Meskipun demikian lafal selingkuh di lndonesia muncul secara nasional dalam bahasa Indonesia dengan makna khusus “hubungan gelap” atau tingkah serong orang yang sudah bersuami atau beristri dengan pasangan lain.

Hubungan gelap ini, sering diterjemahkan oleh masyarakat luas dengan perselingkuhan. Sehingga begitu bahasa Jawa selingkuh ini mencuat jadi bahasa Indonesia tahun 1995-an, langsung punya makna lain (tersendiri) yaitu hubungan gelap ataupun perzinaan orang yang sudah bersuami atau beristri. Ini satu perpindahan makna bahasa serta budaya bahkan ajaran. Sebab rnenurut budaya barat (bahkan hukum barat), yang namanya zina itu hanya kalau sudah bersuami atau beristeri, sedangkan jika masih bujangan atau suka sama suka, dianggap tidak. Itu sama sekali berlainan dengan Islam, karena ada zina muhshan (yang sudah pernah berhubungan badan karena nikah yang sah, hukumannya menurut Islam, dirajam/dilempari batu sampai mati) dan zina ghairu muhshan (belum pernah nikah, hukumannya dicambuk 100 kali dan dibuang setahun bagi lelaki, dan didera 100 kali bagi perempuan).

Sampai sekarang, lafal selingkuh lebih dekat kepada makna hubungan gelap antara orang yang sudah bersuami atau beristri dengan pasangan lain. Kalau pacaran dianggap bukan selingkuh, tetapi kalau diam-diam ada pacar lain lagi, baru dianggap selingkuh. Ini semua makna-makna yang berkembang tetapi sebenarnya tidak sesuai dengan syariat lslam, karena Islam tidak memperbolehkan pacaran.

Kini, perceraian akibat perselingkuhan bukan monopoli artis lagi, yang kisahnya sering ditayangkan di acara infotainment. Selingkuh kini kian meluas dan mengancam keluarga yang merupakan unit terkecil bangsa ini dan benteng bangsa muslim. Penelitian yang pernah dilakukan oleh dr. Boyke Dian Nugraha di klinik Pasutrinya, terhadap 200-an orang pasiennya. Menunjukkan hasil 4 dari 5 pria eksekutif melakukan perselingkuhan. Perbandingan selingkuh pria dan wanita pun berbanding 5:7. Padahal data ini didapat clari yang mengaku saja. Lalu seberapa besar sesungguhnya ancaman selingkuh terhadap keluarga-keluarga Indonesia?

Pergerakan data stastistik dari Direktorat Jendral Pernbinaan Peradilan Agama menguaknya. Selingkuh telah menjadi virus keluarga no 4. Tahun 2005 lalu, misalnya,ada 13.779 kasus perceraian yang bisa dikategorikan akibat selingkuh; 9.071 karena gangguan orang ketiga, dan 4.708 akibat cemburu. Persentasenya mencapai 9,16 % dari 150.395 kasus perceraian tahun 2005 atau 13.779 kasus! Alhasil, dari 10 keluarga yang bercerai, 1 diantaranya karena selingkuh. Rata-rata , setiap 2 jam ada tiga pasang suami istri bercerai gara-gara selingkuh.

Perceraian karena selingkuh itu jauh melampaui perceraian akibat poligami tidak sehat yang hanya 879 kasus atau 0.58 % dari total perceraian tahun 2005. Perceraian gara-gara selingkuh juga 10 kali lipat disbanding perceraian karena penganiayaan yang hanya 916 kasus atau 0,6 %.

Tidak hanya perselingkuhan yang dilarang dalam lslam. Pergi ke dukun juga perbuatan yang melanggar syariat. Apalagi dibekali jimat yang nyata-nyata adalah bentuk persekutuan dengan syetan. Lentera yang sebenarnya untuk cahaya penerangan, telah dipakai oleh dukun sebagai sarana bekerja sama dengan syetan. Menyesatkan. Yang harus dihargai adalah bentuk pertaubatan si ibu kepada Allah SWT. Semoga ia bisa tetap istiqomah dalam menjalankan semua perintah Allah. Amin.

 

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

HUBUNGI ADMIN