Jimat “Pelet” Penyambung Putus Cinta

Melalui pos tertanggal 6 April 2005, Jimat ini dikirimkan oleh seorang gadis berusia 22 tahun dari ibukota propinsi Jawa Barat. Pada saat diterima redaksi, jimat ini dibungkus rapi dengan sampul berwarna coklat, setelah sebelumnya dimasukkan ke dalam kotak sepatu berukuran 14×28 cm. Aroma yang keluar dari Jimat ini sangat menusuk hidung, sehingga setelah jimat ini dibongkar, tak pelak ruangan redaksi seperti tempat yang sering dipakai praktek dukun lengkap dengan bau asesoris minyak misiknya. Dari kota kembang, gadis ini menceritakan kisah yang telah menjerumuskan dirinya pada aktivitas kemusyrikan, melalui saluran telepon. Berikut ceritanya:

Bulan September 2004, adalah saat-saat yang paling menyedihkan buat saya. Setelah berpacaran setahun lamanya dengan teman sekampus, tanpa sebab yang jelas pacar saya itu memutuskan hubungan yang selama ini sudah terjalin indah. Katanya sih, mau melanjutkan kuliah di luar negeri. Kondisi saya menjadi tidak stabil dan bingung setelah peristiwa Itu. Saya berusaha melupakan peristiwa ini dengan menjalani aktivitas sebagai karyawan perusahan swasta di kota saya tinggal. Hari-hari berlalu begitu kelabu tanpa teman yang biasa berbagi cerita baik suka maupun duka. Dalam kondisi sedang kalut seperti itu, oleh teman sekantor, saya dikenalkan dengan seorang ibu muda yang mengaku selalu didampingi dan dijaga oleh kakeknya yang tidak bisa dilihat oleh siapaun. Saya heran, ketika pertama kali menghubungi lewat telepon. Ibu itu dapat mendiskripsikan fisik saya tanpa ada kesalahan sedikitpun. Yang lebih menakjubkan lagi ia juga tahu latar belakang keluarga saya. Tanpa pikir panjang saya langsung janjian dengan ibu itu, di rumah teman sekantor saya.

Selepas Mahgrib, pada hari Jum’at, September 2004. Saya berjumpa langsung dengannya. Orangnya agak aneh, karena ibu itu terus menerus merokok. Menurut penjelasannya, yang merokok sebenarnya eyang yang selalu menjaganya. Saya langsung diberi segelas air putih dan sebuah apel segar yang harus saya makan sampai habis. Saya harus membayar Rp. 200.000 untuk air dan buah apel yang diberikannya. Setelah minta alamat rumah saya. Ibu itu juga menerawang rumah saya. Katanya, rumah saya banyak penghuni makhluk halusnya. Sehingga rumah saya tidak laku dijual sampai sekarang.

Hari Seninnya ia datang bersama suaminya ke rumah saya dengan membawa air kembang untuk saya mandi. la juga membawa buah-buahan seperti pisang dan apel. Buah-buahan tersebut harus dimakan untuk menarik perhatian kembali pacar saya yang sedang kuliah di luar negeri. Semingu kemudian, ibu itu datang seorang diri dan tiba-tiba meminta uang Rp. 5.000.000 untuk ruwatan rumah saya, yang harus ditanami di tiga sudutnya darah ayam yang bulunya semua berwarna hitam. Semua persyaratan tersebut harus didapatkannya dari daerah pedalaman, sehingga biayanya sangat mahal. Saya juga tidak mengerti mengapa saya mengikuti terus semua kemauannya.

Seminggu berselang ia kembali datang ke rumah saya kali ini sambil membawa tiga buah bungkusan yang ditanamnya di tiga sudut rumah saya, tepat jam 01.00 lewat tengah malam di malam Jum’at. la berjanji rumah saya akan laku setelah lebaran. Ibu itu juga memberikan saya beberapa buah jimat untuk memelet kembali pacar saya, nun jauh di negeri orang.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Semua yang dijanjikannya hanya omong kosong dan bohong belaka ibu itu terus saya hubungi lagi. Tapi selalu menghindar dan akhirnya menghilang dari pengamatan saya. Padahal, pada saat terakhir kali berjumpa ia masih punya hutang Rp 500.000 kepada saya.

Pada suatu hari, kakak perempuan saya membawa Majalah Ghoib dan menyuruh saya untuk membaca isinya. Setelah membaca isi Majalah Ghoib, saya tersadar dan bertaubat. Apa yang saya lakukan selama ini adalah salah. Meskipun ibu paranormal itu menggunakan pengantar ayat-ayat al Qur’an, untuk itulah saya mengirimkan jimat-jimat ini untuk segera dimusnahkan oleh Majalah Ghoib.

 

Jimat "Pelet" Penyambung Putus Cinta
Jimat “Pelet” Penyambung Putus Cinta

Bentuk Jimat

Ada tiga buah jimat yang dikirimnya. Yang pertama sebuah aluminium mirip teko kecil yang didalamnya terdapat serbuk dengan bau yang sangat menusuk hidung. Yang kedua, sebuah kain beludru yang juga beraroma sama. Dan yang terakhir adalah sebuah mika berukuran 4×19 cm. yang mirip dengan aquarium yang di dalamnya terdapat dua buah benda mirip pipet yang berisi air berwarna biru dan kuning. Pada bagian luar mika, tertuliskan bacaan Allah yang diapit oleh dua buah pedang yang telah dituliskan rajah-rajah yang tidak dapat dimengerti apa maksudnya. Jimat ini didapatkan oleh sang paranormal, setelah bertarung terlebih dahulu dengan pemiliknya di daerah Cirebon.

 

‘Kesaktian’ Jimat

Jimat ini, diyakini bisa menarik perhatian sang pacar yang telah memutuskan hubungannya dengan gadis ini. Agar khasiatnya terus ada, maka jimat ini harus selalu disimpan dibawah bantal.

 

Bongkar Jimat

“Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (al Hijr:39).

Demikianlah rencana iblis setelah dikeluarkan oleh Allah dari surga. Iblis membagi rencananya menjadi dua bagian: penghiasan kemudian penyesatan. Iblis telah menghiasi kejelekan perbuatan mayoritas para pemuda-pemudi muslim, yang sering disebut dengan pacaran. Menjadi sebuah kegiatan yang indah dan harus dilalui oleh seseorang yang menginjak remaja. Tanpa pacaran, hidup kurang lengkap dan katanya, pacaran bikin hidup lebih hidup. Padahal apa yang telah mereka lakukan adalah perbuatan yang telah Allah larang dalam kitab sucinya. Berdua-duaan di tempat yang sepi seperti yang dilakukan para panganut pacaran, dipastikan yang ketiganya adalah syetan. Sehingga kasus hamil diluar nikah, sudah seperti kacang goreng yang dijual di pinggir jalan.

Cinta ditolak dukun bertindak, ini juga merupakan propaganda sesat yang dihembuskan oleh syetan, Cinta merupakan anugerah Allah yang telah diberikan-Nya kepada setiap insan. Dengan cinta, kita dapat mengasihi ayah-bunda, juga sibuah hati belaian jiwa. Dengan cinta pula, dunia ini terasa lebih damai dan harmonis. Tapi mengaitkan cinta dengan dukun, bagaikan “orang jatuh tertimpa tangga”. Sudah pacarannya dilarang ditambah pergi ke dukun yang merupakan antek-antek syetan. Merupakan dua aktivitas yang sama-sama menuai murka dari Allah.

Sang dukun, yang katanya bisa menolong orang, malah banyak hutang serta banyak menjual barang-barang kemusyrikan dengan harga yang sangat mencekik leher kita. Sungguh, ritual menaruh jimat di bawah bantal, tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah, apalagi untuk memelet seseorang. Yakinlah, bahwa jodoh dan rezeki merupakan kekuasan Allah yang ghaib. Tinggal kita berusaha, yang sesuai dengan syari’atnya, tentunya ditambah dengan doa. Semoga Allah selalu memberikan keselamatan dan kebahagiaan kepada gadis ini beserta keluarganya. Dan memberikannya pendamping hidup yang sholeh dan bertanggung jawab.

 

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 40 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Kelapa “Sakti” Pengusir Dedemit

Seorang Bapak di pertengahan bulan Maret 2005, datang ke kantor Majalah Ghoib untuk mengantarkan sebuah bungkusan jimat yang telah dipasang di rumahhnya selama kurang lebih tiga tahun ke belakang, jimat tersebut diantarkannya, setelah rumahnya diruqyah oleh seorang Ustadz dari tim ruqyah Majalah Ghoib untuk segera dimusnahkan. Kemudian melalui telepon, sang istri dari bapak yang mengantarkan jimat ini, menuturkan kisah awal mula didapatkannya jimat ini kepada redaksi Majalah Ghoib. Serta menceritakan juga, mengapa rumahnya yang asri tersebut harus segera diruqyah.

Peristiwa ini diawali pada pertengahan tahun 2003. Ketika saya dan suami yang baru dikaruniai 2 orang buah hati yang lucu dan menyenangkan hati tinggal di sebuah rumah yang asri di sekitar wilayah satelit Jakarta, tepatnya di daerah Bintara, Bekasi. Sebuah tempat yang menjadi alternatif pemukiman bagi warga ibu kota. Pada saat itu, di rumah saya sering terdengar bunyi seperti sebuah batu atau balok yang dilemparkan ke atas atap. Dua hari setelah peristiwa tersebut salah satu anak saya jatuh sakit. Tetangga yang tinggal di sekitar rumah saya, seminggu setelah kejadian bunyi di atas atap tersebut, melihat ada kilauan api yang masuk ke rumah saya. Tentunya saya sekeluarga menjadi takut dan panik.

Puncaknya adalah ketika saya sedang hamil 6 bulan, pada bulan Ramadhan tahun 2003. Sekitar Jam 8 malam, ketika orang sedang asyik bercengkrama bersama keluarga sambil mengawasi anak-anak belajar. Tiba-tiba di atas atap rumah ada suara yang sangat keras, seperti kejatuhan batu yang sangat besar. Hal yang saya takutkan pun akhirnya terjadi. Seperti biasa, setelah ada suara di atas atap dapat dipastikan ada keluarga yang jatuh sakit. Benar saja, keesokan harinya saya jatuh sakit. Dua hari kemudian anak saya yang kedua juga jatuh sakit. Belum hilang rasa panik saya, di hari ketiga anak saya yang pertama juga jatuh sakit. Disusul kemudian 2 orang pembantu saya juga ikut ambruk. Sekali lagi para tetangga merasakan rumah saya terlihat sangat suram dan seram, sehingga mereka merasa enggan mendekat ke rumah. Sambil menunggu hari menjelang kelahiran anak saya yang ketiga. Saya mengerjakan tugas rumah tangga seorang diri, karena semua pembantu saya benar-benar ambruk. Saya khawatir kalau saya akan melahirkan secara prematur.

Untuk mengatasi semua peristiwa tersebut, perjalanan mencari orang yang bisa menolong masalah di rumah mulai kami lakukan. Suami saya tercinta, menelpon kakak iparnya yang menjadi kepala desa di daerah Jawa Timur. Kakak perempuan suami saya itu, kemudian mendatangi “orang pinter” untuk menanyakan masalah rumah kami di Bekasi. Ternyata menurut penerawangan “orang pinter” tersebut, katanya, rumah saya memang telah dimasuki makhluk ghaib yang sering mengganggu. Setelah itu saya dikirimi jimat ini melalui titipan kilat oleh “orang pinter” itu dari Jawa Timur. Jimat tersebut harus saya simpan di atas atap(para-para) untuk mengusir makhluk jahat dari dalam rumah selama-lamanya.

Memang setelah ditaruh jimat di atas atap (para-para). Rumah saya tidak pernah terjadi apa apa lagi. Namun itu hanya berlangsung satu tahu saja. Karena ternyata “orang pinter” itu telah berbohong kepada saya. Katanya, jimat ini dapat melindungi kami selamanya, ternyata baru setahun saja sudah ada peristiwa lain lagi. Setelah lebaran tahun 2004. Terdengar lagi suara keras di atas atap. Dan setelah itu anak ketiga saya jatuh sakit lagi. Saya kemudian kembali menelepon ke Jawa Timur lagi. Dari sana kemudian dikirimi air untuk disiramkan di sekeliling rumah.

Pada bulan Februari 2005, anak saya yang kedua terkena serangan demam berdarah. Namun setelah dibawa ke dokter, hasil labolatoriumnya bagus. Tidak ada penyakit apapun pada anak saya. Anehnya anak saya itu, pinginnya selalau ke pohon besar. la juga sering merasa diikuti oleh mata besar yang selalu dilihatnya di manapun ia berada. Saya kembali mendatangi “orang pinter” untuk membantu permasalahan saya tersebut. Kali ini saya menyambangi rumah “orang pinter” di daerah Bekasi. Menurut penerawangannya, anak saya dikuasai oleh 5 jin sekaligus dengan dikomandoi 1 jin yang paling “berkuasa” sebagai koordinator (ketua gank kaliiii…), untuk mengusir jin tersebut biayanya sangat mahal. Karena harus mengambil minyaknya dari Arab Saudi. Tapi karena terlalu mahal, akhirnya tidak jadi.

Saya juga pernah mencoba menghubungi salah seorang anggota tim yang sering muncul di televisi untuk menangkap Jin, melalui telepon. Tapi yang menerima asistennya. Menurut penerawangannya, di rumah saya ada kiriman mahkluk ghaib yang jumlahnya lebih dari 3. Yang akan menguras harta dan merusak kedamaian keluarga. Katanya, kalau mau diusir tarifnya 5 juta rupiah. Buat saya itu terlalu mahal.

Suatu ketika saya membeli Majalah Ghoib di sebuah toko. Saat saya membaca semuanya, saya sangat tertarik kepada terapi ruqyah. Namun saya lebih tercengang, bahwa apa yang selama ini saya lakukan dengan mendatangi “orang pinter” ternyata tidak sesuai dengan syariat Islam. Akhirnya pada tanggal 3 Maret saya mendatangi Majalah Ghoib untuk meruqyah anak saya. Alhamdulillah setelah diruqyah anak saya agak membaik. Dan setelah berdiskusi dengan suami, saya juga memutuskan untuk meruqyah rumah dan menyerahkan jimat ini, untuk segera dimusnahkan.

 

Kelapa "Sakti"
Kelapa “Sakti”

Bentuk Jimat

Jimat ini berbentuk buah kelapa yang telah tua dan telah berwarna coklat. Kelapa ini dikirimkan dengan dibungkus kain kafan yang diikat rapi menggunakan benang jahit sepatu. Kemudian dimasukkan ke dalam toples plastik besar.

 

Kesaktian Jimat

Jimat yang berasal dari Jawa Timur dan dikirimkan oleh “orang Pinter” ini, kalau disimpan di atas atap (para-para), diyakini bisa membentengi rumah dari gangguan makhluk ghaib termasuk dedemit yang akan berbuat jahat.

 

Bongkar Jimat

Tema “keghaiban”, menjadi bahasan terfavorit di kalangan kaum muslimin secara umum. Bahasannya seakan tak pernah habis untuk selalu dibicarakan. Hal tersebut tidaklah salah. Karena sebagai insan beriman kita wajib mempercayai hal ghaib, sebagaimana yang telah Allah jelaskan di dalam al-Qur’an.

Yang menjadi masalah adalah ketika sesuatu yang ghaib tersebut selalu dikaitkan dengan kalangan yang sering disebut “orang pintar”. Dan seperti biasa, “orang pinter” tersebut menyulap sebuah benda (buah kelapa) yang sebenarnya lebih enak kalau kita jadikan es, menjadi sebuah jimat yang dijadikan alat dalam membantu orang untuk mengusir makhluk jahat dari rumahnya. Padahal dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “sesungguhnya syetan pergi dan kabur dari rumah yang di dalammya dibacakan surat al-Baqarah.” (HR. Muslim).

Lebih dari itu para “orang pinter” tersebut mengaku bisa melihat keberadan jin setelah melakukan penerawangan. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan apa yang telah dinyatakan oleh Imam Syafi’i, “Barang siapa mengaku dirinya bisa melihat keberadaan jin (dalam bentuk aslinya) maka kami tolak kesaksiannya (karena dia pembohong, pen.), kecuali kalau dia seorang Nabi.” (Fathul Bari:4/489). Semoga Allah senantiasa memberikan ketenangan dan keberkahan pada keluarga ini, agar tetap bisa melaksanakan ibadah dengan khusu’.

 

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 39 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Bungkusan dari Ibu untuk Jaga Diri di Negeri Kanguru

Perjalanan Majalah Ghoib mengikis kesyirikan,  menebarkan tauhid di Australia mendapatkan beberapa jimat yang diserahkan langsung oleh pemiliknya selepas presentasi tentang kajian Mengimani yang ghaib sesui syariat.

Seseorang langsung menghampiri Majalah Ghoib selepas acara seminar yang diakhiri dengan shalat Dhuhur berjamaah bertempat di gedung konsulat jenderal RI di Perth, Australia barat. Sambil setengah berbisik menuturkan bahwa dia pernah ‘dibekali’ oleh ibunya bungkusan yang dia sendiri tidak tahu entah apa isinya. “Simpan baik baik di dompet dan jangan membawanya ke kamar mandi,” begitu dia menirukan pesan ibunya sebelum berangkat ke Australia.

“Sebagai penghormatan kepada beliau saya bawa walaupun saya tidak mempercayai apa-apa dan tidak mantang masuk kamar mandi,” ceritanya panjang lebar. Walaupun tidak mempercayainya, benda itu masih ada dalam dompetnya dibawa kemana dia pergi. Yang membuatnya masih mau menyimpan adalah karena benda itu pemberian orangtua. Itulah masalah yang mengganjal di hatinya.

Setelah dijelaskan bahwa Nabi melarang seseorang untuk taat kepada Makhluk dalam urusan maksiat kepada Khaliq, barulah dengan rela hati dia melepasnya. Setelah diserahkan, Majalah Ghoib mengajaknya untuk membongkar jimat tersebut.

 

Bungkusan Dari Ibu
Bungkusan Dari Ibu

Bentuk Jimat

Seperti biasanya jimat rajah, benda yang diyakini untuk jaga diri dan kelebihan lainnya ini dibungkus dengan kalep yang dijahit kuat. Sehingga sulit sekali untuk disobek bungkusnya, kecuali harus menggunakan gunting atau pisau.

Setelah dibuka dengan pisau, hanya ada satu lembar kertas. Pemilik jimat hanya bisa terbengong ketika melihat isinya dan makna rajah jimat tersebut.

Ada empat belas kotak-kotak. Dengan berbagai isi dalam bahasa Arab. Ada yang diisi dengan angka-angka saja. Ada pula yang setiap kotaknya diisi dengan huruf-huruf hijaiyyah yang jika disambung berarti Muhammad. Ada pula yang setiap kotak berisi kata dari Basmallah. Bismi dalam kotak sendiri, Allah dalam kotak sendiri, Arrahman dalam kotak sendiri dan arrahim juga dalam kotak sendiri. Di baris kedua mulai diacak, dimulai dengan arrahman kemudian arrahim, bismi dan terakhir Allah. Baris ketiga dimulai dengan arrahim kemudian arrahman. Baris keempat dimulai dengan kata Allah selanjutnya bismi kemudian arrahim dan arrahman. Dan pada setiap kata terdapat angka, seperti dibawah bismi ada angka 103, dibawah kata Allah ada angka 66 dan seterusnya. Pengacakan ini tidak hanya terjadi pada basmallah. Sebuah kota besar berisi “Qulhuwallahu ahad Allahus shamad lam yalid.” Yang setiap katanya juga diletakkan dalam setiap kotak, kemudian mulai diacak pada baris-baris berikutnya.

Di sela-sela kotak-kotak tersebut ada tulisan-tulisan Arab yang bisa dibaca dengan mudah karena ditulis dengan cukup terbaca menggunakan tinta merah.

 

“Kesaktian” Jimat

Pemiliknya sendiri tidak tahu bungkusan itu bisa digunakan untuk apa. Apalagi dia menerima dalam keadaan tidak mempercayai jimat tersebut dan ditambah lagi dengan tidak adanya pemberitahuan dari orangtuanya yang memberikan jimat tersebut.

Namun melihat doa dalam rajah tersebut, terlihat bahwa isinya lebih cenderung kepada kewibawaan dan semacam sihir pelet, agar setiap orang yang melihat tertarik dan mencintainya. Sebagaimana yang tertulis dalam doa bahasa Arab yang artinya, “Ya Allah, berikan cahaya Yusuf di wajahku, siapa saja yang melihatku mencintaiku. Dan cahaya bulan di wajahku, siapa saja yang melihatku, lemah lembut kepadaku. Dan cahaya matahari di wajahku, siapa saja yang melihatku akan… (tidak jelas terbaca).”

 

Bongkar Jimat

Dalam jimat ini paling tidak ada tiga kesalahan besar.

  1. Ayat diacak dan dibolak balik

Di sinilah pelecehan ayat itu sering terjadi pada sebuah jimat. Tetapi di sini pulalah biasanya orang tertipu dan mengira bahwa ini bukan jimat karena ditulis dalam bahasa Arab dan dikira benar-benar ayat. Padahal walaupun yang ditulis benar-benar ayat, tetapi ada pelecehan dengan pengacakan serta dibolak balik. Ini adalah salah satu bentuk dari pengolok-olokan terhadap ayat. Karena ayat ayat Allah bukan untuk dipermainkan seperti itu. Dan ancaman Allah kepada mereka yang berani memperolok-olokkan ayat Allah sangat berat. “Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman……” (QS. at-Taubah: 65-66)

2. Angka dan huruf hijaiyyah yang tidak jelas maksudnya

Pengaburan sesuatu baik berupa tulisan, bacaan dan sebagainya adalah salah satu modus penipuan dukun, agar tidak ketahuan bahwa dia sedang meminta kepada jinnya. Apalagi jika yang datang kepada dia adalah seoranng muslim yang bisa jadi tidak setuju tentang kerjasama dengan jin. Maka dia pun menyembunyikan kesesatan dan menampakkan keislamannya.

  1. Doa langsung kepada nama-nama asing yang biasanya itu adalah nama-nama jin

Ada 13 nama aneh tersebut dalam salah satu doa dalam jimat ini. Yang kesemuanya dimulai dengan kata ya yang berarti wahai, yang menunjukkan bahwa ini adalah seruan untuk minta sesuatu. Nama-nama itu di antaranya adalah: Halta, Hamla’, Halalsahat dan biasanya nama-nama aneh itu adalah nama-nama jinnya. Sebagaimana yang sering kita jumpai pada kasus-kasus orang yang diruqyah. Dimana mereka mendapatkan jin dengan nama tertentu setelah menyebut-nyebut nama-nama itu.

Kasih sayang ibu memang sepanjang jalan anaknya. Itulah yang mendorongnya untuk selalu melindungi belahan jiwanya itu walau harus berpisah lain benua. Hanya sayangnya perlindungan yang diberikannya salah. Padahal, seharusnya sang ibu memberikan doa-doa ma’tsur yang diajarkan Rasulullah agar sang anak selalu membacanya untuk perlindungan diri di negeri orang. Wallahu Alam.

 

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi Khusus

Azimat “Rajah” Mubarokah Pembawa Malapetaka

Seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun, datang ke kantor Majalah Ghoib pada hari Senin (7/5/2005), untuk mengikuti terapi diruqyah. Sesaat sebelum diterapi, ibu ini menyerahkan sebuah jimat yang didapatkannya, pada saat usaha travelnya baru berjalan satu tahun. Ketika itu ia mendapat masalah dalam usahanya menambah modal perusahaan. Dalam keadaan bingung, ia diajak sahabatnya untuk menemui seseorang yang sering dipanggil Ki Tejo (bukan nama sebenarnya) di bilangan Jakarta Barat, yang katanya bisa membantu mengatasi masalahnya tersebut.

Ki Tejo kelihatan seperti orang Arab, dengan perawakannya yang tinggi besar. Dinding rumahnya penuh dengan pajangan foto, saat ia bersama beberapa penyanyi dangdut terkenal jaman dahulu. Pada saat itu, ibu ini berpikir untuk meminjam uang di bank, namun urusannya susah dan berbelit-belit. Di sana ia diinterogasi oleh Ki Tejo, termasuk menanyakan biodata keluarganya. Tulisan Ki Tejo menggunakan huruf Arab, tapi bacaannya bahasa Indonesia. Cara memegang pensil juga aneh, yaitu dengan memegang buntut pensil sambil menulis.

Di rumahnya, ada ruangan khusus yang di dalamnya terdapat kemenyan berwarna hitam. Ki Tejo bercerita, kalau di pagi hari, Ki Tejo sering mengantuk, sebab setiap malam ia harus berwirid dari jam 24.00 sampai jam 03.00 dini hari. Ibu ini kemudian menceritakan kesulitannya. la disuruh mandi kembang di kamar mandi. Setelah itu, ia kembali keruangan Ki Tejo. Untuk mahar dupa dan kembang yang telah ia pakai, ia harus membayar 240.000. la juga dibekali kembang untuk mandi di rumah. Ritual tersebut tidak boleh ketahuan oleh siapapun, termasuk suaminya.

Selang seminggu kemudian, ia balik lagi ke rumah Ki Tejo. Kali ini, mahar yang harus ia bayarkan semakin mahal. Naik emnajdi Rp. 360.000 hanya untuk membayar kembang yang ia terima. Pada saat itu, ia bertanya, kenapa ia tidak diberikan bacaan-bacaan doa untuk dibaca Ki Tejo hanya berkata, “Biar bapak yang wiritin semua itu.” Semenjak itu, memang uang pinjaman dari teman-temannya terus mengalir dengan mudahnya. Malah ada yang menawarkan untuk meminjamkan uang tanpa jaminan. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, ia mulai sadar, kalau ternyata, sahabat yang mengantarnya kepada Ki Tejo dan yang selama ini meminjamkan uang kepadanya, ternyata adalah seorang calo dari rentenir. Dari setiap pinjaman yang ia dapatkan, selalu dipotong 20%. Karena ia sedang perlu uang, ya diikuti saja. Kalau ia pinjam uang sebesar Rp. 10 juta, maka dipotong 2 juta. Sedangkan ia harus tetap membayar Rp 10 juta, ditambah bunga perbulan 10%. Lama kelamaan hutang semakin banyak, dan keadaan semakin ruwet, sehingga sampai sekarang hutangnya mencapai ratusan juta. Karena yang baru terbayar hanya bunganya saja, sementara hutang pokoknya belum terbayar. Suatu saat, ketika ia mendapat pinjaman terakhir sebesar Rp. 10 juta, ia mendatangi lagi Ki Tejo. la disuruh menyerahkan uang sebanyak satu juta untuk potong kambing dan ayam hitam yang dagingnya akan disedekahkan ke anak yatim. Tapi anehnya, ia tidak boleh menyaksikan secara langsung prosesi potong kambing tersebut. Lalu ia diberikan sebuah jimat. mirip al-Qur’an kecil yang di dalamnya terdapat tulisan potongan ayat suci.

Mulai saat itu, ia semakin tidak percaya dengan Ki Tejo, dan ia mulai menjauhinya. Tapi Ki Tejo terus menghubungi telepon genggamnya. untuk terus minta uang lagi. Tapi karena bosan, akhirnya Ki Tejo tidak menghubunginya lagi. Sejak itu ibu ini banyak melaksanakan sholat tahajud dan membaca al-Qur’an, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian, di sebuah perpustakan masjid, ia membaca Majalah Ghoib dan membaca sebuah kisah yang mirip dengan pengalamannya. Akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi Majalah Ghoib, dan meyerahkan jimat ini untuk dimusnahkan.

 

Azimat "Rajah"
Azimat “Rajah”

Bentuk Jimat

Jimat ini dibungkus dengan kain berwarna putih yang dijahit rapi. Kain tersebut membungkus sebuah kotak kecil berwarna emas, dengan ukuran 2×3 cm, yang diluarnya terdapat gambar dua buah pedang dan sebuah tulisan Arab yang artinya azimat mubrakah. Di dalam kotak tersebut terdapat sebuah kertas berukuran 60 cm yang dilipat kecil-kecil, seperti file nomor telepon yang biasa dijual Rp 1000, di kereta. Di dalam 35 lipatan-lipatan kecil tersebut terdapat tulisan beberapa ayat suci al-Quran, diselingi beberapa kalender berhuruf Arab dan penggalan huruf Hijaiyyah yang tidak jelas mengapa harus ditulis di situ.

 

Kesaktian jimat

Jimat ini, diyakini bisa memajukan usaha, siapa pun yang memilikinya. Lebih dari itu, rekanan bisnis juga akan selalu datang untuk bertransaksi dengan pemilik jimat ini.

 

Bongkar Jimat

Mencari nafkah adalah kewajiban semua manusia untuk melestarikan kehidupannya dan mencapai kebahagian dalam berumah tangga. Namun, perjalanan mencari nafkah, tidak selamanya berjalan mulus, alias penuh onak dan duri. Hambatan demi hambatan yang kita hadapi setiap hari menjadi ujian perjuangan untuk mempertahankan kehidupan. Persaingan untuk menjadi yang terbaik, terkadang ditempuh dengan menghalalkan segala cara. Aksi tipu-menipu, koneksi, suap menyuap sudah menjadi aktivitas yang lumrah.

Pada kenyataannya, strata pendidikan seseorang belum tentu bisa membantunya berpikir lebih “rasional”, dengan mendatangi “dukun sakti”, yang katanya bisa membantu orang lain dalam menghadapi masalah keuangan. Padahal para “dukun sakti” tersebut, malah mencari uang dari hasil penerawangan yang tidak jelas dan menjual jimat-jimat dengan harga yang sangat mencekik leher, yang nyata-nyata tidak memiliki kekuatan apa pun. Bahkan, merupakan benda yang syarat dengan nuansa kemusyrikan.

Jimat yang telah di sulap menjadi benda yang dianggap sakti tersebut justru membuat keadaan semakin tidak karuan. Harapan agar usaha kita menjadi lebih maju ternyata membuat hutang semakin berseliweran di mana-mana. Tanpa jelas kapan akan terbayar. Ini merupakam gambaran perjuangan untuk mempertahankan hidup, yang tentunya melanggar aturan hukum Islam.

Alhamdulillah, Ibu ini, cepat tersadar dari segala bentuk bujuk rayu syetan, yang datangnya dari setiap sudut penjuru mata angin. Kesadarannya untuk memusnahkan jimat merupakan bentuk pengingkarannya kepada syetan, sang penggoda. Semoga kehidupan Ibu ini, lebih tenang dengan terus berdoa kepas Allah Yang Maha Pemberi Rezeki.

“Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Pemberi Rezeki, Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 58).

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 37 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Flat Berajah “untuk Perlindungan” dari Kota Kembang

Melalui jasa titipan kilat. Jimat-jimat ini dikirimkan oleh seorang pemuda dari daerah Cibiru, Bandung, Jawa Barat. Jimat-jimat ini diterima oleh Redaksi hari Senin, tanggal 14 Februari 2005, dengan sampul coklat yang dilapisi plastik berwarna bening. Dalam surat kedua yang dikirimkankannya ke Majalah Ghoib. Pemuda ini menceritakan, bahwa jimat-jimat tersebut didapatkannya pada tahun 2001 dari seorang yang sering dipanggil Ki Jaka (nama samaran), di Kota Kembang, Bandung. Berawal dari ketidakpuasannya kepada sang guru terdahulu, yang selama ini membimbingnya. Pemuda ini, berusaha mencari guru lain yang lebih cocok untuknya. Gayung bersambut, ketika ada temannya di pabrik mengajaknya untuk datang ke rumah Ki Jaka yang telah memberikan jimat-jimat ini. Setelah datang dan bertemu dengan Ki Jaka yang dimaksud, ia merasa cocok dan betah, karena setiap malam Selasa dan malam Jurn’at diadakan pengajian di depan musholla rumahnya, yang dimulai dari jam 23.00 sampai jam 24.00 tengah malam.

Pengajian dilanjutkan dengan wirid berjamaah, diawali dengan membaca hadiah fatihah, kepada para Nabi, para malaikat, para wali serta para ulama dan kiyai. Dalam salah satu urutan wirid yang terdapat dalam petunjuk bacaan wirid, tertulis juga wirid berbahasa Sunda, untuk meminta ridho dari Allah dan para malaikat. Tidak ketinggalan pula untuk meminta safaat dari mukjizat para Nabi. Kemudian dilanjutkan dengan membaca wirid Asmaul Husna, yang jumlahnya beragam, dari 101 kali sampai 333 kali. Dan sebagai penutup dibaca sholawat nariyah sebanyak 44 kali, sebelum doa.

Pangajian tersebut, biasanya baru selesai jam 2-3 pagi. Pemuda ini, kemudian melanjutkan dengan sholat tahajud sambil menunggu datangnya waktu sholat subuh. Selama tiga bulan ia mengikuti pengajian tersebut, ada hal yang mengganjal yang selama ini ia perhatikan. Saat dzikir barjamaah, tiba-tiba Ki Jaka mengucap salam sambil berkata bahwa ia adalah Sunan Bonang atau sunan lainnya. Kemudian ‘Sunan’ tersebut masuk ke tubuh Ki Jaka sebagai mediator dan memberi wejangan tentang agama. Suatu ketika, pernah juga ‘Sunan’ tersebut memberikan oleh-oleh kepada seluruh anggota pengajian yang hadir, berupa beberapa pusaka seperti, batu akik dan keris.

Pemuda ini juga pernah berdialog dengan dengan ‘Sunan Giri’, melalui bantuan Ki Jaka, katanya ia harus memiliki batu panca warna yang bisa diambil di makam Sunan Kali Jaga, tapi kalau tidak sanggup ke sana, bisa diambil di rumah Ki Jaka, dengan syarat, ia harus memiliki apel jin yang harganya Rp. 850.000. Dari semua kejanggalan tersebut, ia mulai berfikir bahwa, semua ritual ini adalah salah serta menyalahi aturan syariat Islam. “Semua itu adalah ulah jin yang berkedok pengajian dan wirid yang menumpang pada diri Ki Jaka,” tulisnya. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari guru yang benar untuk membimbingnya menuju Allah. Dan selanjutnya menyerahkan jimat-jimat yang telah didapatkannya selama ini kepada Majalah Ghoib, untuk segera dimusnahkan.

 

Flat Berajah
Flat Berajah

Bentuk Jimat

Sebenarnya jimat-jimat yang diserahkan, jumlahnya sangat banyak dengan bentuk yang beragam, seperti: rompi untuk bela diri, beberapa buah wafaq, seperangkat paket untuk menjadi seorang ahli tenaga dalam dan spiritual, sebuah tabung berisi minyak dan kalung berlafad ayat kursi, serta masih banyak lagi yang lainnya. Namun yang kita bongkar pada saat ini adalah jenis jimat yang belum pernah kita bongkar, yaitu sebuah flat dari seng berwarna kuning, berukuran 28 x 2,5 cm, dengan bertuliskan rajah Asmaul Husna pada 21 kotak kecil. Sebuah pedang bertuliskan angka Arab, dengan ditaburi 9 buah bintang kecil, juga terdapat pada jimat ini. Sementara rajah-rajah berbahasa Arab seperti biasa, sulit dimengerti mengapa harus ditulis di situ.

 

Kesaktian Jimat

Jimat ini, diyakini bisa memberi perlindungan pemakainya, jika ditaruh di atas pintu. Jimat ini didapatkan bersamaan dengan jimat rompi dari seorang ustadz di Bandung, dengan membayar mahar untuk membeli bahan dan minyaknya seharga Rp. 850.000. Adapun cara untuk memelihara jimat ini, di setiap kelahiran pemuda ini, di suruh mewirid, “Ya Rohman ya Rohim summum bukmun umyun fahum laa yarji’un” sebanyak 165 kali.

 

Bongkar Jimat

Sebuah flat yang terbuat dari seng berwarna kuning ernas ini, sebenarnya seperti seng lainya, yang sering kita jumpai di sekitar rumah kita. Namun oleh Ki Jaka, disulap menjadi sebuah jimat, setelah diberi rajah-rajah berbahasa Arab dan gambar-gambar yang syarat dengan aroma mistik. Keyakinan, bahwa benda ini bisa mendatangkan perlindungan, merupakan keyakinan yang berdasarkan pada “isapan jempol” belaka, dan merupakan keyakinan yang menunjukkan akan kedangkalan pemahaman akidah yang kita miliki selama ini.

Sejarah perjuangan para Nabi menggambarkan, bahwa perlidungan yang mereka dapatkan, sesungguhnya hanya didapatkan dari Allah Azza wa Jalla. Tanpa ada perantara sebuah benda yang mereka jadikan alat penangkal gangguan makhluk lain. Adapun kisah tongkat Nabi Musa, sebagai mukjizat yang Allah berikan langsung kepadanya, merupakan pengkhususan kepada para Nabi, yang tidak bisa didapatkan oleh orang-orang selain para Nabi tersebut. Jadi, menjadikan sebuah flat menjadi sebuah alat perlindungan yang digantung di atas pintu, merupakan sebuah tindakan yang syarat dengan tipu daya syetan yang licik. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah menjelaskan,” …….. Dan tutuplah pintu kalian secara membaca bismallah, karena syetan tidak akan mampu membuka pintu yang tertutup (dengan bacaan Bismillah)…….”

Sementara pelaksanaan shalat tahajud, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat al-Isra, ayat, 79, “Dan pada sebahagian malam hari, bersembahyang tahajudlah kamu, sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Jadi, pada pelaksanaannya, terdapat hak mata untuk tidur dan badan untuk istirahat, tidak harus diporsir dengan begadang semalaman. Ditambah lagi dengan ritual, membaca wirid pada setiap malam kelahiran, adalah sebuah tindakan yang tidak berdasar.

Jihad, untuk memurnikan akidah kita dari debu kemusyrikan, memerlukan pengorbanan dan ketelitian. Maksud hati ingin memperoleh ketenangan dengan mendatangi seorang guru, yang diharapkan bisa digugu dan ditiru. Ternyata, malah membuat kita terjerumus ke dalam aktivitas kemusyrikan yang dibungkus dengan ritual Islam. Karena itu, tetaplah waspada dalam mencari guru, agar kita tidak lagi terperdaya oleh tipu daya syetan.

Semoga Allah selalu memberikan keselamatan kepada pemuda yang telah menyerahkan jimat ini. Sebagai tanda, bentuk pengingkarannya kepada semua benda yang mengundang segala bentuk kemusyrikan, serta dapat menemukan kembali seorang guru, yang membimbingnya kepada pemahaman tauhid, seperti apa yang telah Nabi ajarkan kepada para shahabat mulia.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 36 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Golok “Sakti” dari Alam Mimpi

Seorang pemuda, yang masih aktif kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. datang ke Majalah Ghoib bersama kakak perempuannya untuk diruqyah. la merasakan sering lupa bilangan rakaat shalat. Selain itu, ia juga merasa malas dan ingin segera pulang, kalau mendengarkan kajian tentang Islam. Ketika pulang, yang ia lakukan hanya tidur saja, tanpa melakukan aktivitas lain. Perasaan seperti ini, ia rasakan, setelah memiliki jimat-jimat, yang didapatkannya dari beberapa orang dukun, di berbagai tempat.

Sudah menjadi keharusan, bagi setiap orang yang akan menjalani terapi ruqyah, harus segera membuang dan memusnahkan segala bentuk persyarikatannya dengan syetan, termasuk jimat. Untuk itulah, pemuda ini menyerahkan beberapa buah jimat yang telah disimpannya sejak lama, untuk segera dimusnahkan oleh Majalah Ghoib. “Selain takut dirazia, jimat-jimat ini lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya,” tuturnya

Ketika masih duduk di bangku SMA, pemuda Ini termasuk anak yang tidak suka berkelahi apalagi ikut dalam tawuran massal, yang sekarang menjadi kegiatan “extrakulikuler” para sebagian pelajar di Ibukota. la sering menjadi korban salah sasaran, oleh anak-anak SMA lain. Tak heran kalau ia sering dikejar dan dilempari batu serta diacungi samurai ketika hendak pulang dari sekolah.

Hingga suatu hari, teman dekatnya yang sedang naik metromini dibajak oleh siswa sekolah lain. Semua barang-barang miliknya diambil, hanya celana kolor yang tersisa untuk bisa sampai ke sekolah, la melaporkan kejadian tersebut kepada pihak sekolah.

Rasa solidaritas pun muncul. Pemuda ini bersama beberapa orang temannya yang merupakan anak-anak pemberani dan kadang juga suka mabuk-mabukan, merencanakan serangan balik kepada siswa SMA yang telah membajak temannya. Namun ketika hari pertempuran yang telah direncanakan tiba, pihak sekolah mengetahui rencana mereka, yang kemudian akhirnya, bisa diredam oleh pihak sekolah. Namun, bara yang telah menyala tidak bisa dilepas begitu saja. Tinggallah dendam yang bisa meledak kapanpun.

Waktu terus berjalan. Dalam perjalanan menggapai cita-cita yang diimpikan, pemuda ini sering mendengar bahkan menyaksikan sendiri, teman-temannya yang sekarat setelah perutnya robek diterjang senjata tajam. la juga tidak bisa berbuat apa-apa saat teman-temannya kembali dikompas dan dibajak oleh siswa sekolah lain. Akhirnya ia merasa tidak berarti di hadapan teman-temanya, tidak bisa membela dan melindungi mereka. Terlebih lagi, tawuran pada saat itu sudah pada taraf saling menculik.

Mulai saat itulah, ia tertarik dengan jimat-jimat dan ilmu ghaib yang dapat menjaganya dari serangan senjata tajam. Pada suatu malam, mengamalkan wirid-wirid dari dukun yang ia temui hingga akhirnya tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya yang berturut-turut selama tiga malam, ia berputar-putar di sebuah pasar, keluar masuk toko untuk melihat cincin dan membeli sebuah golok sakti dari Ciomas. Maka di hari keempat, ia mendatangi pasar tersebut untuk membeli golok sesuai dengan apa yang ada dalam mimpinya. Anehnya, setelah seharian penuh, ia keliling pasar tersebut, tidak ada satu toko pun yang membuatnya tertarik untuk membeli sesuatu. Ketika akan beranjak pulang, ia melihat sebuah toko yang berada di pojokan pasar. Timbul keinginannya untuk menanyakan, apakah di toko tersebut, ada sebuah golok Ciomas.

Ternyata, toko tersebut baru saja membeli sebuah golok dari seseorang yang mengenakan topi petani dan mengaku datang dari daerah Banten. Dengan penuh kegembiraan, ia membeli golok tersebut yang pada akhirnya, disimpan dalam waktu yang cukup lama oleh pemuda ini. Setelah ia mengetahui bahwa jimat merupakan benda syirik tanpa ragu-ragu ia menyerahkan golok ini, sebagai tanda kesungguhannya dalam mengikuti terapi ruqyah di Majalah Ghoib.

 

Golok "Sakti" dari Alam Mimpi
Golok “Sakti” dari Alam Mimpi

BENTUK JIMAT

Jimat ini, berbentuk sebuah golok dengan gagang berwarna hitam. Pada sarung golok yang juga berwarna hitam ini, tertulis rajah-rajah berbahasa Arab yang tidak dapat dibaca dan dimengerti apa maksudnya. Pada bagian gagang golok yang terbuat dari besi tersebut, terdapat tujuh buah kotak kecil yang di dalamnya terdapat tulisan dan gambar yang beragam. Di antaranya: sebuah tulisan tahun 1965, gambar seekor macan yang berdiri gagah, yang diapit oleh huruf-huruh hijaiyyah. Seekor burung yang dinamakan burung Ababil juga terdapat pada golok tersebut. Sementara rajah-rajah berbahasa Arab tidak jelas apa makna dan maksudnya serta mengapa ditulis di situ.

 

KESAKTIAN JIMAT

Golok yang berasal dari Ciomas dan berawal dari mimpi ini, diyakini memiliki “kesaktian” yang luar biasa, seperti: merasakan keberanian dalam menghadapi orang jahat, untuk memperoleh kekebalan dari senjata tajam yang akan mengenal tubuhnya, dan bisa menjadi alat penjagaan rumah.  Jimat yang dibeli dengan harga Rp. 85.000 ini oleh pemiliknya, juga sering diolesi minyak wangi, “stambul cobra“.

 

BONGKAR JIMAT

Satu lagi potret kehidupan masyarakat kaum muslimin, pada umumnya. Di mana budaya kemusyrikan, telah menjadi komoditi yang dianggap menjadi alternatif dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan, termasuk ketika ingin memperoleh keamanan dan keberanian.

Hidup di dunia ini memang penuh tantangan, persaingan untuk memperoleh “kemapanan”. ditempuh dengan berbagai cara. Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern, ternyata ambivalen dengan perkembangan pemikiran kaum muslimin yang semakin percaya dengan budaya mistik yang menyesatkan.

Ibnul Qayyim telah menjelaskan jenis-jenis syahwat yang menjadi akar dari semua dosa yang dilakukan manusia. Di antaranya adalah syahwat kesetanan. Syahwat ini berarti, ada dorongan yang kuat dalam diri individu untuk menyerupai syetan dalam berbagai bentuk perilaku dasarnya. Seperti, benci, dengki, dan dendam, gemar menipu, membuat ulah dan makar, menyebarkan gosip, memfitnah, menyesatkan orang lain dan semacamnya. Syahwat ini, biasanya mempertemukan antara kecerdasan di satu sisi, dengan dorongan syetan di sisi lain. Karena itu pelakunya cenderung licik dan culas dalam pergaulan serta berwajah ganda.

Contohnya, golok biasa yang telah disulap oleh sang dukun menjadi jimat ini, diyakini bisa memberi ketenangan dan keberanian. Sungguh sebuah keyakinan yang tentunya jauh dari rahmat Allah. Karena hanya dengan banyak mengingat Allah (berdzikir di segala kondisi) sajalah, kita akan memperoleh ketenangan dan keberanian, untuk menatap masa depan dengan penuh keyakinan.

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya, kepada pemuda yang telah menyerahkan jimat ini untuk kemudian hidup dalam cahaya iman, seperti apa yang diharapkannya sekarang dan selamanya.

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 35 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Jenglot, Makhluk Apa Itu?

Ibu Zahroh (59) datang dengan berjalan kaki didampingi oleh putranya semata wayang yang baru pulang dari Jepang, Heri (30) begitu panggilan akrabnya. Mereka adalah tetangga dekat dengan rumah orang tua Ustadz Fadhlan Abu Yasir. Mereka langsung menyerahkan bungkusan kain putih di dalamnya ada benda yang disebut Jenglot.

Awal mulanya, ketika Heri membuka lemari ia kaget ada bungkusan kain putih. Ia segera ambil dan dibukanya, tampak kumpulan rambut perempuan. la tanyakan kepada ibunya tentang hal itu. Ibunya menjawab tidak pernah menyimpan rambut, kalau begitu dibuang saja ke tempat sampah. Akhirnya bungkusan kain putih itu dibuang ke tempat sampah. Tetapi anehnya beberapa hari kemudian, bungkusan itu kembali Heri temukan di dalam lemari di posisi yang sama. la penasaran, lalu ia buka sampai ia temukan makhluk seperti tikus yang dikeringkan dan berambut panjang. Ibunya merasa geli dan jijik dengan benda itu. Atas saran keluarga yang lain, agar diserahkan saja kepada Kang Fadhlan, begitu panggilan akrabnya. Maka mereka langsung berjalan menuju rumah Ustadz Fadhlan untuk menyerahkan benda itu.

 

Kepercayaan- Kepercayaan Seputar Jenglot

Ada sebagian orang beranggapan bahwa jenglot adalah manusia petapa yang usianya ratusan tahun, kukunya bertambah panjang, rambutnya bertambah panjang, pandangan matanya berbahaya maka keduanya ditutup dengan plester, ia makan darah, ia diyakini untuk kekuatan tertentu bagi yang memeliharanya, terutama bagi paranormal atau dukun sering meminta bantuan kepada Allah melalui Jenglot yang sudah dianggap Kyai Jenglot yang sakti, karena makanannya sudah minyak wangi bukan darah lagi. Bahkan harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Pada malam-malam tertentu Kyai Jenglot akan menampakkan bentuk petapa aslinya untuk memberikan wasiat atau memberi informasi penting yang dibutuhkan pemiliknya.

Tetapi seluruh kepercayaan semacam itu hanyalah bersumber kepada kata orang, kata dukun, kata orang pintar, kata paranormal dan sebagainya. Tidak ada pijakan syar’i yang bisa dijadikan sebagai rujukan yang baku. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam menyikapinya agar kita bisa bersikap yang tepat dan sesuai dengan syari’at.

 

Bentuk Jenglot yang Aneh

la berbentuk seperti manusia kecil panjangnya 15 cm, memiliki rambut yang lebat dan panjang rambutnya 75 cm dilingkarkan disekitar tubuhnya. Ada dua taring atas yang panjangnya 3 cm dan tidak seimbang dengan ukuran tubuhnya sekecil itu, kedua matanya dibentuk seperti mata manusia, tetapi besar dan tidak seimbang dengan ukuran kepalanya, hidungnya dibentuk seperti hidung manusia dengan dua lobang bulat, rahang bawahnya tidak ada karena dari hidung, bibir, dagu kebelakang tidak sempurna. Kedua tangannya bersedekap, kedua kakinya lurus, tercium seperti aroma minyak wangi Hajar Aswad yang sangat menyengat.

Keanehan yang lain adalah jenglot itu tidak punya gigi meskipun taringnya panjang seperti taring anjing dan menjulur keluar, sedangkan mulutnya tertutup rapat.

 

Jenglot itu Makhluk Hidup atau Bukan?

Apa yang dikatakan orang tentang jenglot? Kita akan bongkar masalah jenglot secara syar’i dan akan kita bedah anatomi tubuhnya untuk mengetahui hakekatnya. Setelah itu pastilah segala misteri jenglot akan terkuak, dan kebatilan omongan orang tentang jenglot pun akan terbongkar. Sehingga pemisah antara kebenaran dan kebatilan menjadi jelas.

Dalam Al Qur’anul karim, kita mendapatkan doktrin-doktrin ilahiyah yang memberitakan bahwa manusia sebagai makhluk yang mulia, Allah menciptakan manusia dalaam sebagus-bagus bentuk ciptaan, kemudian kematian manusia adalah sesuatu yang pasti, dan itu berarti kematian bagi jasadnya dan seluruh anggota tubuhnya, manusia yang sudah mati tidak akan bisa berkomunikasi dengan makhluk hidup atau sebaliknya. Sedangkan arwahnya tetap hidup dan berada di alam barzakh. Allah berfirman:

Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.” (Surat At Tiin ayat: 4).

Kemudian Allah juga menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang hidup kekal di dunia ini, Allah berfirman:

Dan tidaklah Kami menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?” (Surat Al Anbiya’: 34)

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya merekapun akan mati pula.” (Surat Az Zumar: 30)

Siapa saja yang ada dimuka bumi akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Surat Ar Rahman: 26-27).

Maka tidak ada petapa yang usianya abadi, mereka pasti mati dan berlaku padanya hukum- hukum kematian (sunanul maut). Sedangkan kehidupan di alam barzah bagi setiap manusia adalah sunnatullah tanpa kecuali, dengan perbedaan keadaan dan kondisi sesuai dengan amalnya di dunia.

Kita wajib mengimani bahwa Rasulullah telah wafat sebagaimana nabi dan rasul sebelumnya, Rasulullah telah dikubur di dalam tanah, arwah Rasulullah tidak akan datang ke dunia kita lagi. Rasulullah merasakan kehidupan di alam barzakh dengan nikmat yang Allah berikan kepadanya dan kepada orang-orang yang beriman setelah wafat sebagai balasan dari amal shaleh yang mereka kerjakan di dunia. Dan tidak seorangpun yang tetap hidup dalam kuburnya seperti kehidupan fisik kita di dunia.

 

Jenglot Ternyata Hanya Boneka?

Subhanallah, apa yang dikatakan orang tentang jenglot? la hanya boneka? Ya, ia hanya boneka buatan dukun penipu ummat! Ustadz Fadhlan langsung membaca Hasbunallah wa ni’mal wakil saat menerima jenglot itu, ia sambil mematahkan tubuh Jenglot itu, dan langsung patah menjadi dua. Tampak sambungan terbuat dari bahan plastik, termasuk bagian kemaluan dan perutnya terbentuk dari bahan plastik.

Kedua kaki dan tangan jenglot hanyalah terbuat dari kaki dan tangan katak yang dikelupas kulitnya. Maka kaki dan tangannya disambung dengan cairan plastik, termasuk mukanya juga terbuat dari cairan plastik yang dibentuk sedemikian rupa. Sedangkan taringnya dipasang menghadap ke bawah di bagian kanan kiri mulutnya yang tertutup. Yang lebih jelas lagi ketika Ustadz Fadhlan menarik rambut Jenglot, rambut itu memang rambut manusia, tetapi hanya ditempelkan dengan lem karet pada kepala yang mirip kepala ayam yang dipotong paruhnya, kemudian mukanya dibentuk dengan cairan plastik Alhamdulillah, segala kebohongan dan rekayasa dukun telah terbongkar. Maka hendaklah kita jangan mudah percaya kepada berita yang sumbernya bukan dari Al Qur’an dan Sunnah, apalagi hanya sekedar kata orang atau kata dukun. Kalaupun kita dapati boneka jenglot itu bergerak, ketahuilah itu gerakan dan tipu daya syetan.

 

 

Ghoib, Edisi No. 34 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Rompi “Anti Peluru” dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan

Seorang bapak pensiunan Brimob berusia 60 tahunan, di penghujung tahun 2004 datang dari Ciputat ke kantor Majalah Ghoib untuk diruqyah, karena merasakan sering batal (buang angin) saat sedang melaksanakan shalat wajib. Bapak ini mengetahui Majalah Ghoib dari seorang Kiyai, guru ngajinya, yang juga ketua pengurus masjid di daerah Kedaung. Kiyai ini juga pernah datang ke Majalah Ghoib untuk diruqyah dan menyarankan kepadanya untuk datang. Dari sebuah buku terbitan Majalah Ghoib yang dibacanya, mengenai ruqyah, ia bertambah yakin untuk segera datang ke kantor Majalah Ghoib serta menyerahkan jimat yang selama Ini ada di tangannya.

Jimat ini berawal, ketika sekitar tahun 1988, kakak iparnya/kakak istrinya yang bernama Mbak Imah (bukan nama sebenarnya), tiba-tiba menjadi seorang paranormal, di daerah Ciputat. Suami Mbak Imah, dulunya adalah seorang anggota Brimob. Kemudian pindah ke kepolisian dinas umum. Karena di kepolisian dinas umum hubungannya banyak dengan masyarakat umum di lapangan. Suami Mbak Imah tersebut, ketika sedang bertugas akhirnya kecantol dengan wanita lain. Karena perasaan bingung dan panik. Mbak Imah kemudian pergi ke paranormal untuk meminta tolong, agar suaminya kembali kepadanya. Dan itu memang terbukti, dengan bantuan sang paranormal yang didatanginya tersebut, kehidupan bersama suaminya, kembali harmonia. Kemudian sang paranormal membujuk dengan menjelaskan bahwa Mbak Imah bisa juga menjadi seorang paranormal yang dapat menolong siapapun. Semenjak itu, profesi paranormal ditekuni Mbak Imah dengan profesional.

Ketika praktik menjadi paranormal, Mbak Imah, mengaku mendapat bantuan ghaib dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan. Mbah Imah dalam waktu dekat sudah sangat terkenal kemana-mana dan pasiennya sangat banyak. Pernah Mbak Imah bisa menemukan senjata seorang polisi yang hilang, dengan jaminan waktu hanya sebulan saja.

Suatu ketika di tahun 2001 Mbak Imah menyuruh bapak ini menjualkan rompi loreng seharga Rp 100.000 sebagai jimat kepada anggota kepolisian atau siapa saja yang mau. Tetapi semenjak ia sering membaca buku tentang Islam. ia menjadi mengerti bahwa jimat-jimat ini adalah sumber kemusyrikan. Sehingga sampai saat ini ia tidak mau menjualkannya kepada siapapun, karena takut dimurkai Allah. Akhirnya dengan mengharap perlindungan dari Allah, bapak ini menyerahkan jimat tersebut ke Majalah Ghoib, untuk dimusnahkan.

 

Bentuk Jimat

Rompi "Anti Peluru" dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan
Rompi “Anti Peluru” dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan

Jimat ini berbentuk sebuah baju rompi, berwarna loreng, seperti seragam TNI. Pada bagian dalamnya terdapat sebuah lapisan tambahan yang bertuliskan rajah-rajah berbahasa arab dengan tinta warna merah berbahan dasar hitam. Pada lapisan kain hitam tersebut, bertuliskan beberapa ayat suci al Qur’an, seperti surat Al-Fath ayat 29. Sebuah gambar bulan sabit yang di atasnya terdapat tiga buah bintang juga terpampang di sana. Sementara tulisan-tulisan rajah berbahasa arab lainnya, tidak jelas maksud dan maknanya.

 

‘Kesaktian Jimat’

Jimat baju rompi ini, berkhasiat agar si pemakainya, tidak mempan atau kebal dari senjata tajam dan peluru yang akan mengenai dirinya. Jimat rompi ini juga diyakini memiliki kekuatan yang berasal dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan.

 

Bongkar Jimat

Inilah potret kehidupan masyrakat kaum muslimin pada umumnya, di mana kesyirikan telah mendarah daging dan telah membuat gelap hati banyak orang. Pemahaman aqidah mereka sudah sangat ‘rentan’, sehingga kesyirikan yang sesungguhnya sangat membahayakan keislaman itu, sudah menjadi hal yang biasa untuk dikerjakan. Pergi ke paranormal untuk meminta pertolongan terhadap masalah yang sedang dihadapi menjadi alternatif baru yang sedang digandrungi sebagian besar masyarakat kaum muslimin. Padahal dalam sebuahnya hadits Rasulullah telah menjelaskan mengenai hal ini kepada kita. Simaklah riyawat berikut ini, Aisyah berkata, “Orang-orang datang ke Rasulullah dan bertanya tentang dukun-dukun. Rasulullah menjawab: ‘Mereka itu tidak ada apa-apanya. Lalu ada yang berkata: ‘Wahai Raulullah, sesungguhnya mereka kadang-kadang memberitahu kepada kami berita (ramalan) yang benar-benar terjadi, Rasulullah menjawab: ‘Kalimat itu besumber dari kebenaran yang telah dicuri jin, kemudian disampaikan ke telinga walinya (dukun/paranormal). Tapi jin telah mencapur kebenaran dengan seratus kebohongan.” (HR Riwayat Bukhari ).

Sementara, baju rompi berwarna loreng yang kemudian disulap menjadi jimat dan benda keramat ini, diyakini bisa melindungi si pemakai dari benda atau senjata tajam yang akan melukainya. Ini merupakan sebuah keyakinan yang menyesatkan, Karena yang bisa melindungi diri kita dari berbagai bentuk marabahaya hanyalah Allah SWT. Sementara setiap kejadian yang akan menimpa siapapun sudah dengan ketentuan Allah (QS. al-Qomar ayat 49). Termasuk celaka atau tidaknya seseorang ketika akan dilukai oleh senjata tajam atau senjata api. Jadi tindakan bapak ini, untuk tidak menjual jimat ini kepada siapa pun, merupakan sebuah bentuk perbuatan yang menjaga dirinya dan orang lain dari perbuatan kemusyrikan. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua.
Ghoib, Edisi No. 33 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Alumunium Penangkal Gangguan Syetan?

Alumunium Penangkal Gangguan Syetan
Alumunium Penangkal Gangguan Syetan

Seorang ibu beranak satu. berusia 44 tahun datang langsung dari Kota Sukabumi, Jawa Barat. Ibu ini diantar oleh adik bungsunya yang bekerja sebagai supir di Ibu Kota negara Saudi Arabia, Riyadh. Dari negara penghasil minyak inilah, sang adik mendapatkan kabar dari seorang ustadz, agar mendatangi kantor Majalah Ghaib untuk diruqyah, sesuai dengan tuntunan Rasulullah, kalau dia dan keluarganya terganggu makhluk jahat, sebangsa jin atau gangguan sihir yang dikirim oleh para dukun, sebagai kaki tangan syetan. Sebelum terapi ruqyah dimulai, Ibu ini bersama adik bungsunya tersebut, menyerahkan beberapa buah jimat yang telah tersimpan di rumahnya selama 3 tahun, untuk dihilangkan pengaruhnya dan dimusnahkan.

Pada sinar matanya yang paling dalam, tampak ibu ini menginginkan. kesembuhan atas dirinya dari gangguan yang selama ini dirasakan sangat menyiksanya dan sering tidak masuk akal. Ibu ini merasa heran, darimana datangnya gangguan yang selalu menghantuinya tersebut. Sehingga semakin hari semakin menyiksa dirinya. Gangguan ini berawal ketika suatau hari, kolam ikan yang sudah lama dirawat dan dipenuhi ikan-ikan yang sudah cukup besar, serta siap diangkat kalau ada tamu yang datang ke rumahnya, secara mendadak seluruh ikan yang berada di kolamnya tersebut mati mengambang, termasuk ikan lele yang menurutnya, ikan yang paling kuat kalau ada racun yang masuk ke kolam. Semenjak peristiwa itu, dimulailah penderitaan yang ibu ini rasakan, Kepalanya mendadak pusing dan panas, gerah menjalar pada seluruh bagian tubuh, tapi yang berkeringat hanya pada bagian leher dan dadanya saja. Yang lebih aneh lagi, di kepalanya seperti ada orang yang menggelisiknya (mencarikan kutu di rambut) setiap saat. Sementara pada bagian telapak kaki, serasa ada yang menusuk-nusuk dengan sekeras-kerasnya. Tak cukup dengan itu, telinganya pun seperti ada yang selalu mengorek- ngorek seperti menggunakan benda yang amat keras. “Sungguh semua itu, membuat saya tersiksa,” tuturnya.

Selain panas dan gatal yang menyelimuti tubuhnya tersebut, ibu ini mulai sering bermimpi yang aneh-aneh dan menakutkan. Di saat malam tiba, ketika ia mulai memejamkam matanya untuk beristirahat, ibu ini sering melihat wajah orang yang mirip suaminya dan selalu ingin mencelakainya. Mimpi yang lebih menyeramkan lagi dan datang hampir setiap malam adalah datangnya sesosok makhluk yang selalu mengajaknya untuk bersetubuh, ibu ini terus menolak, tetapi makhluk tersebut terus menggodanya untuk mengikuti segala keinginannya. Ibu ini mencoba menolak dengan tidur bertelungkup agar tidak lagi didatangi makhluk tersebut. Makhluk tersebut ternyata sangat licik, ia mencoba datang dari arah bawah tempat tidur ibu ini, untuk kembali meraihnya. Sepontan ibu ini bangun dari tidurnya, sambil ketakutan dan langsung menyebut nama Allah. Seiring dengan bacaan-bacaan itu, makhluk itu lenyap ditelan kegelapan malam.

Perjalanan untuk mencari kesembuhan, mulai dilakukannya. Dengan harap-harap cemas, ibu ini selalu menanggapi setiap informasi yang datang kepadanya, mengenai orang yang bisa menyembuhkan gangguannya tersebut. Dari teman-teman dan keluarga terdekat ia mendapatkan informasi, untuk mendatangi “orang pintar” di beberapa daerah di Indonesia. Sebuat saja daerah yang pernah ibu ini kunjungi, seperti: daerah Sukaraja, Sukabumi, Cirebon, belahan selatan Provinsi Banten, sampai ke daerah Bumi Ayu, di Jawa Tengah. Dengan dalih ikhtiar, ibu ini mendatangi beberapa orang pinter tersebut. Dari beberapa orang pinter tersebutlah ia mendapatkan bekal jimat-jimat ini, yang kemudian dikirimkannya ke Majalah Ghoib, untuk dimusnahkan, karena tidak membawa perubahan dan manfaat apa pun pada dirinya malah menjadi sumber kemusyrikan. Apalagi setelah sang adik banyak mengetahui tentang hal tersebut, dari rubrik bongkar jimat di Majalah Ghoib.

 

Bentuk Jimat

Ada beberapa jenis jimat yang diserahkan, di antaranya: sejenis sabuk kenaikan tingkat dalam ilmu bela diri, warnanya kuning dan hitam. Kemudian 4 buah aluminium berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 8×8 cm. Keempat aluminium tersebut, sangat lentur dan mudah untuk dilipat-lipat. Di atas aluminium tersebut bertuliskan rajah-rajah berbahasa Arab, seperti pembukaan surat al- Fatihah dan beberapa ayat dalam al-Qur’an, yang di antarannya dibatasi dengan huruf-huruf hijaiyyah yang tertulis secara terpisah.

 

‘Kesaktian’ Jimat

Jimat aluminium ini didapatkan dari seorang dukun di daerah Jawa Barat, dengan meminta imbalan ala kadarnya. Jimat ini diyakini bisa menangkal gangguan makhluk-makhluk jahat dari bangsa jin atau syetan yang meneror kebahagiaan manusia. Dalam penggunaannya, ke empat aluminium ini, harus diletakkan di empat penjuru rumah, sehingga yang tinggal di dalamnya akan aman dari berbagai macam gangguan jahat. Bahkan dalam perjalanan mendapatkan jimat- jimat ini, ibu pemilik jimat ini, pernah dimandikan oleh sang dukun dengan menggunakan penutup selembar kain, di tempat praktik sang dukun.

 

Bongkar Jimat

Inilah suasana kesyirikan yang telah mendarah daging di masyarakat dan telah membuat gelap hati banyak orang. Kesyirikan yang sesungguhnya sangat membahayakan keislaman itu, menjadi hal yang biasa.

Aluminium hanyalah logam biasa yang kemudian disulap menjadi benda keramat dan berharga mahal setelah ditulisi dengan beberapa hurup atau angka Arab. Kemudian disertakan dengan bacaan manteranya dengan keyakinan bisa melindungi diri. Padahal setiap kita seharusnya tahu bahwa tidak ada yang mendatangkan kebaikan dan menolak musibah kecuali Allah saja. Perhatikan dengan baik pertanyaan bernuansa sindiran dari Allah berikut ini, “Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ini. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain?). Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya).” (QS.an- Naml: 62).

Dengan ayat tersebut jelaslah bahwa tidak ada yang mempunyai kekuatan menolak bencana kecuali Allah. Maka kalau hanya aluminium, itu adalah permainan dukun untuk menipu dan menyesatkan kita.

Kalau kemudian dikatakan bahwa aluminium adalah salah satu sarana atau perantara untuk meminta perlindungan Allah, maka ini lebih lucu lagi. Karena Allah tidak pernah menjadikan benda yang tidak ada maknanya di sisi Allah itu untuk menjadi perantara pada urusan besar seperti ini. Allah dekat dan tidak perlu perantara.

Ada lagi bentuk penghinaan yang lain. Yaitu dengan dimandikan oleh dukun dengan tubuh hanya ditutupi selembar kain. Kalau dukunnya adalah lawan jenis, maka bagaimana hal ini bisa terjadi. Padahal Islam sangat menjaga jarak agar tidak terjadi campur baur antara laki dan wanita. Dari ritual jenis seperti inilah, kemudian kita mendengarkan banyak berita di televisi tentang dukun cabul. Tentu bukan saja salah si dukun yang memang penipu itu, tetapi si pasien juga rela ditipu dan dicabuli. Semoga Allah menjaga ibu yang telah menyerahkan jimat ini dan membimbing kita ke jalan yang benar. Wallahu A’lam.

 

 

Ghoib, Edisi No. 31 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Minyak Wangi ‘Pemikat’ Bos

Minyak Wangi Pemikat BosKehidupan memang penuh persaingan. Siapa cepat, dia dapat. Namun, dalam menempuh persaingan yang ketat itu, banyak orang menghalalkan segala cara untuk mewujudkam ambisinya. Sikut kanan-kiri, fitnah sana-sini, cari muka di depan pimpinan, menjatuhkan lawan di mata atasan, sering dijadikan sebagai jalan pintas dalam melejitkan karir dan kepentingan pribadi. Akhirnya orang polos tidak lolos, yang jujur tidak mujur, bahkan dibuat hancur.

Korban ketamakan dan persaingan yang tidak sehat itulah yang dialami seorang gadis (28), yang sekarang bekerja sebagai telemarketing dengan gaji seadanya. Padahal posisinya pernah sebagai Operational Manager. Karena persaingan yang tidak sehat, ia akhirnya terjerumus ke dalam lembah kemusyrikan. la mendatangi beberapa dukun di berbagai tempat. Melalui saluran telepon, ia menceritakan kisahnya kepada Majalah Ghoib.

“Peristiwa ini terjadi, sejak tahun 2000”, ia memulai ceritanya. Setelah lulus SMEA, saya bekerja sebagai kasir di sebuah perusahaan kecil. Setelah bekerja beberapa bulan di sana, saya mendapatkan pekerjaan pada perusahaan yang lebih besar. Perusahaan itu bergerak dalam penjualan roti di daerah Jakarta Barat. Karena prestasi saya dianggap bagus, saya ditarik ke daerah Jakarta Pusat untuk mengurus cabang. Perusahaan tersebut menjadi berkembang dengan pesatnya. Saya pun semakin dipercaya.

Ketika perusahaan sedang maju-majunya, ada orang baru yang masuk ke perusahaan kami. la termasuk orang yang sangat dekat dengan bos pemilik perusahaan. Merasa dekat dengan bos, ia lalu ingin menguasai segalanya di kantor. la mulai cari gara-gara untuk menyingkirkan saya. la mulai menfitnah sana-sini dengan tuduhan yang sangat menyakitkan. Karena saya tidak mau ribut, saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang telah saya bangun dari awal itu.

Alhamdulillah, saya mendapatkan pekerjaan di perusahaan sejenis, masih di daerah Jakarta Pusat sebagai marketing. Karena sudah punya pengalaman pada bidang ini. Jabatan saya terus berkembang bahkan mendapatkan gaji yang sangat besar. Tapi entah kenapa, tiba-tiba manager saya mulai berulah, Karena merasa tersaingi, ia menghasut bos dan memberitakan bahwa kerja saya tidak bagus. Bos pun termakan hasutan jahatnya, dan mulai membenci saya. Saya sama sekali tidak mengerti, kenapa saya sering diperlakukan seperti ini.

Dalam kondisi seperti itu. Saya mulai mendapatkan bisikan dari teman-teman sekantor untuk mendatangi ‘orang pinter’. “Biar elu, bisa menghasilkan order banyak, dan didemenin bos,” kata mereka memberi nasehat. Saya awalnya agak bimbang dengan ajakan-ajakan itu. Tetapi karena saya suka penasaran, mulailah saya menjelajahi orang pinter’ satu per satu.

Penjelajahan pertama, saya lakukan ke daerah Pondok Kopi. Seorang ibu beretnis tertentu, mulai menerawang saya ini dan itu. Untuk bisa bertemu dengan ibu ini, kita harus menelpon dan antri terlebih dahulu. Terawangannya sih agak-agak salah. Tetapi anehnya saya mengikuti saja apa perintahnya. Ibu itu, dalam praktiknya memiliki bayi kembar, yang membantunya dalam ritual penerawangan. Rumahnya agak seram, asap kemenyan dan dupa menyengat menusuk hidung melengkapi praktiknya. Saya kemudian dikasih jimat ini olehnya.

Jimat itu esoknya langsung saya pakai. Setelah memakai jimat ini, memang ada pengaruh yang saya rasakan. Order saya lumayan meningkat, bonus melesat. Saya pun kembali mendatangi ‘orang pinter’ itu supaya order saya tetap stabil. Seiring dengan perjalanan waktu, lama-lama order saya pun mulai hancur berantakan, malah saya tertipu puluhan juta rupiah sampai akhirnya bangkrut. Pengaruh jimat itu sudah hilang sama sekali. Sebelum saya menyadari kesalahan saya, seakan tak pernah puas, saya terus mendatangi ‘orang-orang pinter’ sampai ke daerah Tangerang.

Pada suatu malam saya menyaksikan sinetron Astaghfirullah. Hati saya bimbang sekaligus tersadarkan, bahwa apa yang selama ini saya lakukan adalah salah. Mungkin karena dosa-dosa saya yang telah lalu itulah, saya mengalami kebangkrutan seperti sekarang ini. Terbayang semua, apa yang telah saya lakukan dahulu. Hati saya menjerit, ya Allah maafkanlah hamba-Mu ini.

Saya kemudian berusaha mencari alamat redaksi Majalah Ghoib dengan susah payah. Setelah hati ini merasa yakin, saya mengirimkan jimat-jimat yang pernah saya miliki selama ini kepada redaksi Majalah Ghoib. Semoga Allah mau memaafkan dosa saya dan memberikan rizki yang berkah, agar bisa membiayai kuliah adik yang saya sayangi.

 

Bentuk Jimat

Jimat ini berbentuk minyak wangi di dalam kaleng seperti kubus dengan merek tertentu. Warnanya hitam, dengan tinggi 15 cm. Dibelakangnya terdapat aturan pemakaian berbahasa Inggris. Bagian depan kaleng berhiaskan salur-salur warna hijau dan putih.

 

‘Kesaktian Jimat’

Jimat ini dipercayai bisa membuat dagangan laris serta disenangi oleh atasan (bos). Orang yang memegang jimat ini, katanya pasti menang dalam persaingan bisnis dan selalu sukses dalam transaksi. Agar jimat ini tetap sakti, maka tidak boleh dipakai oleh orang lain, kecuali oleh orang yang mendapatkannya secara langsung dari sang dukun.

 

Bongkar Jimat

Sungguh, syetan sangat gemar menimbulkan perselisihan dan rasa dengki antar sesama manusia. Dengan cara seperti itu, syetan menginginkan kerusakan dan keangkaramurkaan di muka bumi. Apa yang dialami gadis ini, dengan terus menerus diterpa fitnah. Adalah bukti dari rasa dengki yang senantiasa dihembuskan syetan. Melalui antek-anteknya, syetan menghembuskan permusuhan kepadanya. Padahal, gadis ini tidak pernah punya masalah dengan atasan atau orang-orang di sekitarnya.

Suasana yang tadinya penuh keceriaan, persaingan sehat serta kerjasama, tiba-tiba menjadi terkotori dan terjadi konflik penuh permusuhan. Dalam surat al-Isra ayat 53 dijelaskan tentang aksi syetan tersebut. “Dan katakan kepada hamba- hamba-Ku, ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik, sesungguhnya syetan menimbulkan perselisihan di antara mereka, sesungguhnya syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. “Untuk menghindari perselisihan tersebut, kita dianjurkan untuk memilih perkatan yang paling baik dalam berhubungan dengan sesama manusia.

Memilih pergi ke dukun, untuk memenangkan persaingan, bukanlah jalan yang tepat. Dalam kondisi terdesak dan dilematis, kita memang sering melakukan hal-hal yang tidak masuk akal. Apalagi, lingkungan di sekitar kita mendukung untuk melakukan perbuatan tersebut. Maka secara tidak sadar, kita telah menjadi budak-budak dukun yang sudah pasti bersahabat dengan syetan. Minyak wangi yang sebenarnya tidak memiliki kekuatan apa-apa, telah dimanipulasi oleh dukun menjadi sebuah benda yang diyakini punya kekuatan tersendiri, yang tidak dipunyai oleh minyak wangi lainnya. Awalnya sih memang ada pengaruhnya. Namun, lambat laun pengaruh tersebut hilang tak berbekas. Saat korbannya sudah terpuruk dalam lembah kesyirikan.

Apa yang telah dilakukan gadis ini, dengan menyerahkan semua jimat yang telah didapatkannya secara susah payah. Merupakan bentuk pertobatannya kepada Allah. Semoga, ia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari semula yang tidak melalaikannya dari perintah Allah . Dan segera mendapatkan seorang pendamping yang dapat membimbingnya meniti Jalan yang diridhai Allah.
Ghoib, Edisi No. 59 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M
HUBUNGI ADMIN