اهْدَأَ فَمَا عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ أَوْ صَدِيقٌ أَوْ شَهِيدٌ
(رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
“Tenanglah, tidak ada orang di atasmu kecuali Nabi, Ash Shidiiq dan Asy Syhuhada.”
Tingkatan Hadits:
Hadits ini Shahih, sebagaimana dikeluarkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya.
Kenyataan dari yang dinubuwwatkan:
Kenyataannya memang demikian terjadi, seperti yang dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika memberitahukan akan gugurnya beberapa orang shahabat sebagai syuhada melalui ucapannya tersebut. Yang dimaksud dengan Nabi adalah Rasulullah sendiri. Yang dimaksud dengan Ash Shiddiq adalah Abu Bakar, Dan syuhada selain keduanya, yaitu Umar, Utsman, Ali, Thalhah dan Zubeir, dimana mereka semua telah dikaruniai kematian sebahai syuhada, seperti yang telah dikabarkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Imam An Nawawi Rahimahullah Ta’ala berkata, “Bahwa di dalam hadits terkandung mu’jizat Rasulullah. Di antaranya adalah pemberitahuan Nabi, bahwa mereka itu adalah para syuhada. Dan kenyataannya memang demikian, bahwa mereka semua meninggal sebagai syadid selain Nabi shallallhu alaihi wasallam dan Abu Bakar. Umar, Utsman, Ali, Thalhah dan Zubeir semuanya terbunuh dalam keadaan teraniaya. Tiga orang menjadi korban pembunuhan terencana, sementara Zubeir terbunuh setelah memutuskan menarik diri dari kancah peperangan melawan Ali radhiyallahu anhu. Demikian pula halnya dengan Thalhah. Dan sudah merupakan ketetapan, bahwa orang yang meninggal akibat aniaya adalah mati dalam keadaan syahid. Maksudnya ialah, syahid akhirat dan mendapatkan pahala syuhada. Adapun di dunia tetap dilakukan seperti jenazah yang lain, yaitu dimandikan dan dishalatkan.”
Penderitaan dan penganiayaan merupakan sunnatullah yang berlaku bagi hamba-hamba-Nya. Maka sunnnatullah ini pun tidak akan pernah berubah, sekalipun terhadap para Nabi dan orang-orang pilihan-Nya. Oleh sebab itu Rasulullah dan para shahabatnya juga mengalami penganiayaan sebagaimana semua Nabi dan Rasul sebelumnya, hingga mereka mendapatkan kebahagiaan dengan derajat tinggi di sisi Allah, mendapatkan gelar para syuhada.
Karena itu, setiap muslim pun bisa mendapatkan gelar syuhada, ketika ia semakin dekat untuk mencapai tujuan yang diperintahkan Allah, untuk menegakkan dakwah dan membangun peradaban Islam. Manakala ia semakin berat menghadapi penganiayaan, atau mati syahid di tengah perjuangannya. Semoga kita mendapatkan gelar syuhada dari setiap amal kebajikan yang kita lakukan, sehingga derajat kita bisa mengikuti jejak para shahabat mulia.