Gerbang Angker Persinggahan Roh Leluhur

Pernahkah Anda, mendengar sebuah gerbang angker yang dikenal dengan sebutan Hadrian’s Arch. Hadrian’s Arch letaknya tidak jauh dari Syntagma. Bangunan dari batu marmer itu bentuknya melengkung. Di masing-masing sisi Hadrian’s Arch terdapat prasasti yang berbeda. Di sisi barat misalnya tertulis ‘Ini Athena’, kota kuno Theseus. Sebaliknya di sisi timur terdapat prasasti yang berbunyi ‘Ini kota Hadrian, bukan Theseus’.

Nama gerbang legendaris ini diambil dari nama Kaisar Romawi yang hidup antara 24 Januari 76 sampai 10 Juli 138. Nama kaisar itu adalah Hadrian atau Publius Aelius Traianus Hadrianus. Kaisar Romawi ini sangat mengagumi Yunani dan tergila-gila mempelajari Sastra Yunani. Sampai-sampai, ia mendapat julukan ‘Graeculus’ alias ‘Yunani Kecil’. Hadrian sangat dihormati oleh warga Athena. Semasa hidup, ia kasmaran berat dengan gadis Yunani bernama Antinous. Hadrian sangat mencintai Antinous dan mengajaknya pergi ke Mesir. Tanpa sebab- sebab yang jelas, Antinous tewas tenggelam di Sungai Nil pada tahun 130.

Hadrian begitu berduka, hingga ia mendirikan kota Antipolis di Mesir untuk mengabadikan nama kekasihnya. lapun memerintahkan pematung membuat replika patung Antinous di berbagai tempat. Oleh warga Yunani, Hadrian sering disebut sebagai ‘Pili Tou Adrianou’. Hadrian berkuasa sebagai Kaisar Romawi menggantikan Kaisar Trajan. la merupakan saudara jauh Trajan dan bisa berkuasa berkat bantuan Plotina, permaisuri Trajan. Hadrian yang lahir di Italica Hispania sebelumnya adalah panglima perang Romawi yang banyak ditugaskan ke Timur Tengah.

Suara derap langkah kuda kerap terdengar dari Hadrian’s Arch, gerbang yang berada di ujung jalan Amalias dan Vassilissis Olgas di Athena itu. Gerbang kota kuno tersebut letaknya tidak jauh dari Kuil Olympian Zeus. Suara ringkik kuda kadang-kadang terdengar di Hadrian’s Arch, memecah kesunyian malam. Padahal saat ini tidak ada kuda yang berkeliaran di tempat itu. Jadi, suara apa dong? Model transportasi kuno tersebut sudah lama ditinggalkan warga Athena.

Konon ringkik dan derap kaki kuda itu muncul bersamaan dengan penampakan barisan tentara berpakaian besi. Menurut warga setempat, pasukan unik tersebut merupakan arwah pasukan Romawi yang gentayangan. Kasian ya…sudah berperang susah payah, arwahnya harus gentayangan lagi. Padahal ini adalah kerjaan iseng jin yang membuat manusia selalu percaya pada konon. Jin memang sangat menyukai tempat- tempat yang dianggap angker oleh masyarakat. Apalagi tempat tersebut merupakan saksi sejarah, para leluhur jaman dahulu. Kalau saja, kita tidak pernah menganggap sebuah tempat itu angker. Maka jin tidak akan bisa berulah, seperti sekarang.
Dari berbagai sumber

Ritual Magis Mengundang Hujan

Air sangat penting bagi kehidupan. Tanpa air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia tak dapat bertahan hidup. Sekitar 70% dari tubuh manusia merupakan unsur air. Wajar jika manusia mampu bertahan hidup lebih lama kendati tidak mengonsumsi makanan, ketimbang tidak memperoleh air. Tanpa air, makhluk hidup akan mengalami dehidrasi dan sulit mempertahankan hidupnya. Bagaimana rasanya kalau sehari saja kita tidak menemukan air untuk kehidupan manusia?

Bagaimana manusia mengatasi kekurangan air? Sebagian warga masyarakat masih percaya kepada praktik magis karena diyakini mampu menimbulkan kekuatan ghaib dalam menguasai alam maupun pikiran dan tingkah laku manusia. Salah satu wujud magis ialah yang disebut like effects like. Praktik magis ini didasari prinsip kesamaan dalam bentuk dan proses. Sebuah tiruan yang serupa akan menghasilkan hal yang dirupakannya. Pada musim kering para petani di Rusia menuangkan air melalui saringan dan air yang jatuh melalui saringan itu seperti hujan yang disertai guntur. Mereka meyakini bahwa penyiraman air dengan cara demikian dapat membuat hujan turun dari langit. Di India, saat terjadi kekeringan, penduduk desa setempat mendandani seorang bocah laki-laki dengan pakaian dari daun. Bocah dengan kostum dedaunan itu dinamai “Raja Hutan”. Segenap anggota keluarga memercikinya dengan air sampai basah kuyup sebagai ritual magis untuk mendatangkan hujan. Tentu semua ritual tersebut lebih mengedepankan ritual turun temurun serta adat istiadat daripada nilai-nilai Ketuhanan.

Di samping melakukan ritual magis, manusia modern menggunakan ilmu pengetahuan untuk menyiasati kekurangan air dengan CA menurunkan hujan buatan. Itulah hasil karya para ahli geofisika pada masa kini kendati air hujan hasil rekayasa kimiawi ini begitu terbatas, baik dilihat dari volumenya, maupun kualitas airnya. Hal ini lebih masuk akal, daripada menjalankan ritual magis yang tak jelas sumber dan asal- usulnya.

Kapan musim hujan datang? Itulah pertanyaan banyak orang ketika musim kemarau yang berlangsung begitu lama. Keterlambatan datangnya pasokan air hujan membuat para petani gigit jari karena gagal panen. Juga menurunnya debit air mengancam fungsi pembangkit listrik tenaga air. Bahkan, kekurangan air pun merambah rumah tangga kita sehingga kebutuhan cuci mencuci pun sulit. Lalu orang pun berusaha untuk menggali sumur lebih dalam lagi. Dalam al-Qur’an surat al-Jaatsiyah ayat ke-5 dijelaskan bahwa air hujan adalah sumber kehidupan bagi manusia, “Dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang turunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.”

Ketika mengalami kekurangan air seperti ini. Seharusnya manusia bertambah dekat kepada Allah. Karena dalam setiap desiran air hujan dan perkisaran angin terdapat sumber kehidupan bagi orang-orang yang mau memikirkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Dalam ajaran Islam, kita disunnahkan untuk melaksanakan sholat Istisqo’ untuk memohon turunnya air hujan. Segala kepasrahan dan ketundukkan kita serahkan kepada Sang Pencipta Langit dan Bumi. Bukan dengan cara-cara yang dapat merusak nilai aqidah sebagai seorang hamba.

Uji Nyali di Goa Angker

Di Negara bagian Tennesse, Amerika Serikat terdapat sebuah tempat angker, tepatnya di kota Adams. Lokasinya disebut Nowheresville, dimana ada sebuah goa yang angker. Padahal, tidak ada tempat angker di manapun, kalau kita yakin dengan diri sendiri. Warga setempat tidak banyak yang berani datang ke sana, karena keangkerannya itu. Sebetulnya, kita sendirilah yang membuat syetan itu besar kepala, karena menyebut tempat mereka angker. Oleh warga, goa itu disebut ‘Bell Witch Cave’. Suatu hari, seorang remaja putri berusia 16 tahun, berlibur ke rumah saudara sepupunya di Tennesse. Remaja bernama Liz itu menderita penyakit serius dan dikenal malas keluar rumah. Hobinya tidur- tiduran, membaca, nonton televisi atau mendengarkan musik. Ke mana-mana Liz tak lupa membawa walkman. Liz tinggal bersama keluarga bibinya dan selalu bermain dengan Jimmy, saudara sepupunya.

Suatu hari, Jimmy mengajak Liz memancing atau bermain bola, tetapi gadis itu tidak tertarik. Baru setelah Jimmy bercerita tentang Bell Witch Cave, Liz tertarik. Apalagi Jimmy mengatakan goa itu angker. Liz yang berasal dari New York, justru ingin mengunjungi Bell Witch Cave. Akhirnya, meskipun dengan berat hati, Jimmy bersedia mengantar Liz ke goa angker. Sampai di mulut goa, Jimmy mempersilakan Liz masuk sendiri. la memilih menunggu di luar. Gadis pemberani itupun merangsek ke dalam goa dan menantang makhluk halus penunggu goa untuk menampakkan diri. Lantaran tantangannya tidak dijawab, Liz bertambah berani dan melangkah lebih ke dalam lagi. Walaupun segala tipu daya syetan itu lemah, seharusnya kita tidak menantang siapa pun karena itu ciri-ciri sifat sombong.

Pada saat itu, tiba-tiba ia merasa ada ribuan kerikil yang terarah ke tubuhnya. Liz mulal ketakutan dan terjatuh. la takut terbenam hidup- hidup ditimbun kerikil. Pada saat itulah ia berteriak-teriak memanggil Jimmy. Tiba-tiba Liz merasa ada dua tangan yang menarik kaki dan tubuhnya keluar goa. Wajah Liz penuh debu, sedangkan kakinya luka-luka. Nafasnya memburu dan Liz merasa ketakutan. Pada saat itulah ia sadar dan mengerti bahwa orang yang menarik kakinya keluar goa adalah Jimmy, saudara sepupunya. Kedua remaja itupun cepat-cepat meninggalkan Bell Witch Cave dengan rasa khawatir. Namanya juga goa, kena getaran sedikit saja, pasti ada yang terjatuh.

Di rumah, Jimmy bercerita bahwa makhluk yang menghujani Liz dengan kerikil adalah arwah seorang Indian yang marah. Konon perempuan Indian itu hidup pada tahun 1800-an dan memusuhi keluaga Bell, lantaran makamnya diobrak-abrik. Keluarga Bell merupakan petani sukses di Tennesse. Mereka memiliki tanah pertanian luas dan memiliki banyak budak. Tidak pernah ada sumber yang datangnya dari Allah, yang mengatakan arwah seseorang yang sudah mati bisa bergentayangan. Mereka menanti balasan yang akan diterima di akhirat kelak. Mana mungkin, arwah bisa marah-marah di dalam goa.

Sumber lain mengatakan bahwa hantu perempuan di goa itu adalah Kate Batts. Perempuan ini semasa hidupnya bermusuhan dengan John Bell dan dipercaya membunuh tuan tanah itu dengan racun. Konon Kate memasukkan racun ke tabung obat John Bell. Pada saat tuan tanah itu dimakamkan, Kate pun tertawa keras dan mengatakan dialah pembunuhnya. la tidak ditangkap, karena polisi menganggapnya sebagai orang yang kurang waras. Orang gila aja dipercaya!

Dari berbagai sumber.

Kera ‘Ghaib’ Penghuni Cagar Alam

Bagi Anda yang sering berkeliling dunia, terutama negara Brazil. Tentunya pernah mengenal sebuah cagar alam yang luasnya mencapai 365.000 kilometer persegi. Pantanal. begitulah daerah suaka margasatwa itu dikenal orang. Berwujud rawa-rawa, padang rumput, sungai, danau dan dataran rendah. Letaknya di dua propinsi Brazil, yakni Mato Grosso dan Mato Grosso do Sul.

Pantanal dapat ditempuh dari Campo Grande, yang berjarak 140 mil dari tempat itu. Pecinta ecotourism menempatkan Pantanal sebagai daerah tujuan utama wisata di Brazil. Maklumlah karena Pantanal menawarkan berbagai keindahan. Di sini ratusan jenis flora dan fauna hidup berdampingan dengan tenteram. Satwa yang hidup di sini pun unik dan beraneka, seperti ikan piranha, anteater raksasa, caiman, capybara, peccary, jaguar, puma, tapır, toucan dan rhea.

Selain terkenal dengan keindahan alamnya, daerah Pantanal ada juga yang diyakini sebagai sarang makhluk halus. Letaknya di tepi perairan Aquidauana. Di tempat itu terdapat batu besar berbentuk seperti bukit yang konon ditunggui lelembut berwujud belasan kera. Di siang hari, makhluk ini tidak pernah memperlihatkan diri. Namun di malam hari, mereka muncul dan menimbulkan suara gaduh. Mereka biasanya menampakkan diri pada kegelapan malam. Kalau siang takut kena razia polisi kali (he… he…). Konon kera-kera itu bisa menghilang dan senang berkelahi.

Menurut Alberto, seorang pramuwisata yang kerap bermalam di Pantanal, kera-kera itu muncul secara mendadak dan berombongan. Beberapa tahun yang lalu, Alberto pernah bertemu dengan gerombolan kera itu. Pada saat Itu, ia tengah mengantar dua orang turis dari Argentina yang memutuskan bermalam di Pantanal. Mereka berkemah di tepi Aquidauana.

Usai makan malam, mereka bertiga duduk- duduk di luar kemah sambil memandang bintang- bintang yang bertaburan di langit. Alberto pun bercerita tentang tempat-tempat indah yang bisa dikunjungi di Pantanal. Pada saat itu tanpa diduga- duga di depan kemah mereka muncul belasan kera yang bergelut dan menimbulkan suara gaduh. Alberto dan kedua tamunya sempat heran, dari mana datangnya kera-kera itu, karena di dekatnya tidak ada pohon-pohon besar.

Alberto terkesiap, karena kera-kera itu memiliki mata yang mengeluarkan cahaya kebiru- biruan. Padahal setahunya, mata kera biasanya hitam atau kelabu dan tidak mengeluarkan cahaya. Kedua turis Argentina itu menduga kera- kera itu termasuk spesies baru dan belum dikenal para ilmuwan. Mengingat hal itu, mereka berdua langsung mengarahkan handycam miliknya ke arah gerombolan kera-kera itu.

Mereka berharap bisa mempelajari kera spesies baru itu dari rekaman video. Salah satu turis itu keheranan, karena kera-kera itu tidak merasa terganggu meskipun aktivitasnya direkam. Primata itupun tidak menyerang atau merebut handycam. Bahkan kesannya, perkelahian mereka jadi lebih bersemangat lantaran tahu direkam. Seperti pada saat datang, pada saat pergi, kera- kera itupun menghilang secara misterius. Begitulah ulah jin, biasanya datang dan pergi secara misterius.

Semua kera itu terjun ke air dan tidak muncul- muncul lagi. Hal ini membuat Alberto terkesima dan bertanya-tanya. Baru keesokan harinya pertanyaan itu terjawab, karena rekaman video hanya menunjukkan sinar-sinar putih yang tidak beraturan. Mereka tidak menemukan gambar kera sama sekali. Makanya, kalau mau berkunjung ke sebuah tempat, jangan lupa berdo’a dan berlindung kepada Allah yang Maha Esa.

Dari berbagai sumber

“Hantu Pocong” Penunggu Kebun Raya

SYETAN memang selalu bikin ulah. Kali ini mereka mengganggu pengunjung Kebun Raya Ewanrigg di Zimbabwe. Sekitar 40 kilometer di timur laut Harare, terdapat sebuah Kebun Raya terkenal. Tempat itu disebut Kebun Raya Ewanrigg. Di kebun ini terdapat ratusan spesies flora dan fauna. Pohon-pohonan dari yang kecil sampai yang besar ada, mulai pohon Jacaranda sampai bunga Noreglia. Menurut cerita para petualang, suasana Kebun Raya Ewanrigg di malam hari gelap gulita. Hanya suara serangga malam yang memecah kesunyian. Para petualang yang pemberani, kadang- kadang bermalam di kebun raya ini. Tentu saja mereka harus waspada dengan tidak berkemah di kawasan yang sering didatangi kawanan gajah.

Konon Kebun Raya Ewanrigg angker. Di tempat ini kerap muncul pocong berjalan. Sosok yang terbungkus kain putih kerap mengejutkan para petualang yang sedang berkemah. Biasanya pocong ini mendekati kemah, bila penghuni kemah menyalakan kompor atau lampu. Sebenarnya pihak pengelola Kebun Raya melarang para petualang membuat api unggun, tetapi hal ini seringkali dilanggar. Secara sembunyi-sembunyi, petualang tersebut menyalakan api unggun. Alasannya sederhana, api unggun itu bisa untuk menghangatkan badan dan mengusir nyamuk. Sembari menghangatkan badan, mereka juga menjerang air untuk membuat teh, kopi atau mie instant.

Pada suatu hari. Lipton, seorang pemuda asal Kongo pernah berkemah di Kebun Raya Ewanrigg. la datang bersama beberapa orang temannya. Rombongan yang terdiri dari tiga orang itu memutuskan untuk berkemah di area Kebun Raya. Mereka memilih lokasi yang berpemandangan indah, tidak jauh dari sungai yang mengaliri Kebun Raya. Menurutnya dengan berkemah di tepi sungai, maka mereka tidak kesulitan mencari air, dan bisa memancing ikan. Mereka memutuskan untuk mendirikan kemah menjelang petang. Siang hari, mereka manfaatkan untuk berjalan-jalan menelusur Kebun Raya. Lipton membawa buku untuk mencatat flora dan fauna yang ditemui. Kebetulan mereka tertarik dengan flora dan fauna khas Afrika yang banyak ditemukan di Kebun Raya ini.

Menjelang petang, mereka mendirikan kemah Zeni, rekan Lipton mengusulkan agar rombongan beristirahat. Makan malam akan dimasak dengan api unggun. Usulan Zeni pun diterima, maka Lipton dan kawan-kawannya memilih tidur-tiduran di kemah. Malamnya, perut mereka keroncongan. Zeni menyalakan api unggun untuk memasak air minum dan mie instant. Mereka tidak berani memasak daging, takut didatangi hewan-hewan buas. Pada saat Lipton dan kawan-kawannya asyik menyantap mie dan minum kopi panas. Tiba-tiba dari balik pohon muncul sesosok pocong. Makhluk tersebut mendekati api unggun dan sepertinya tertarik untuk ikut menghangatkan badan.

Lipton terkejut tetapi masih bisa menahan diri, sedangkan Zeni pingsan. Kakinya tersiram kopi panas. Merasa kasihan kepada Zeni, Lipton tidak mau meninggalkan temannya sendirian. Sementara pocong itu malah berjalan mendekati Zeni. Dengan gerak refleks, Lipton melemparkan sebongkah batu ke arah pocongan itu. Makhluk tersebut berlari sambil menjerit-jerit. Suara jeritannya mirip suara perempuan. Sepanjang malam, Lipton dan teman- temannya tidak dapat tidur. Dan keesokan harinya. mereka segera bergegas meninggalkan tempat itu.

Sama batu aja, hantu pocong sudah merasa kesakitan. Apalagi kalau pakai senjata tajam. Buat kita orang muslim, jangan takut saat menghadapi penampakan. Doa adalah senjata utama. Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk membaca doa, jika memasuki sebuah wilayah yang baru kita kenal Dan jika kita melihat penampakan, lantunkanlah adzan. Insya Allah, nggak bakalan diganggu lagi ama pocong, atau bentuk penampakan syetan lainnya Oke…? Dari berbagai sumber.

“Dedemit Gundul” Keok Ama Garam

SIAPA yang tak kenal Bangladesh, sebuah negara yang luas wilayahnya kira-kira sebesar pulau Jawa, Madura dan Bali yang digabung menjadi satu. Negara yang terletak di Asia Selatan ini, jumlah penduduknya mencapai sekitar 145 juta jiwa. Bangladesh juga dikenal sebagai surga bagi satwa-satwa eksotik seperti Harimau bengal, Rusa tutul dan Bebek siberia. Untuk dapat menyaksikan bagaimana hewan-hewan itu tumbuh dan bercengkerama dengan sesamanya, warga bisa mengunjungi Sundarban. Nama kepulauan yang terdiri dari hutan-hutan dan rawa seluas 6 ribu kilometer persegi. Tempat-tempat istimewa di Sundarban seperti Hiron Point dan Katka. Menurut paranormal setempat, tempat itu dikenal sebagai kerajaan makhluk halus. Di Hiron Point, tepatnya di daerah Nilkamal terdapat hutan bakau.

Di hutan itulah kerap muncul segerombolan makhluk halus yang semuanya gundul. Makhluk berkepala pelontos itu bergelayutan di pohon. Mereka seperti anak-anak kecil yang sedang bermain akrobat. Jungkir balik, dengan kepala di bawah dan kaki di atas. Di leher makhluk- makhluk gundul itu bergelantungan ular-ular yang saling membelit.

Konon hewan-hewan di hutan, sangat peka akan kehadiran makhluk-makhluk ini. Bila makhluk-makhluk gundul menampakkan diri, hewan buas seperti Harimau bengal tiba-tiba seperti kehilangan keberaniannya. Jangankan menyerang pemburu, hewan itu seperti terpaku di tanah. Kaki mereka seolah-olah sulit untuk digerakkan. Sepertinya hewan-hewan itu mengetahui kehadiran hantu-hantu gundul itu.

Sudeep, seorang paranormal terkenal di Dhaka Bangladesh, pernah sesirih di Sundarban. Ia ingin membuktikan bahwa bocah-bocah gundul yang senang bermain akrobat, memang benar-benar ada di sana. Usaha Sudeep tidak sia sia. Pada hari ketiga sejak ia bermalam di hutan, tiba-tiba la merasa tubuhnya ada yang mendorong-dorong. Sudeep sebenarnya sangat mengantuk, namun tiba-tiba la merasa harus membuka mata lebar-lebar. Pria yang selalu mengenakan sarung itupun terperanjak, karena di atas pohon yang ada di depannya, bocah-bocah gundul itu berayun-ayun dan melompat dari satu dahan ke dahan lainnya. Sepertinya mereka tidak kenal rasa takut. Selagi Sudeep terbengong-bengong, segerombol anak-anak gundul yang lain sibuk menarik-narik sarungnya. Seorang bocah bahkan menginjak-injak bahu Sudeep dan berusaha duduk di atas kepalanya. Tentu saja, Sudeep merasa kesal diperlakukan tidak sopan.

la bersiap-siap menangkap dan memukul bocah yang kurang ajar itu, tetapi tangannya seolah-olah malas bergerak. Sudeep sadar bahwa yang dihadapi bukanlah manusia, melainkan makhluk ghaib, maka ia pun merapalkan mantra- mantra sebisanya. la juga ingat nasehat istrinya untuk melemparkan bawang putih dan garam ke arah makhluk-makhluk itu. Usahanya tidak sia- sia, karena makhluk-makhluk gundul itu langsung menghilang begitu Sudeep melemparkan bawang dan garam yang dibawa dari rumah.

Sama bawang dan garam saja, gerombolan dedemit gundul itu sudah keok. Apalagi kalau dibacakan ayat-ayat al-Qur’an yang mulia, pasti mereka hangus kepanasan. Adakah yang lebih ditakuti syetan selain al-Qur’an, mengapa masih banyak orang yang tidak berlindung dengannya?

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 59 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M

HANTU ‘JAHIL’ Suka Menggandeng Tangan

TANGAN-TANGAN jahil, bukan hanya kita dapati di dalam bus atau tempat umum saja. Aksi kecepatan tangan yang biasanya dilakukan oleh para pencopet itu, seringkali menjengkelkan bahkan merugikan orang lain. Namun lain lagi ceritanya dengan tangan-tangan jahil yang terdapat di sebuah gua, di wilayah Patagonia selatan yang kini menjadi bagian dari World Heritage. Gua tersebut konon dihuni hantu ‘jahil’ yang suka menggandeng tangan pengunjungnya. Gua tersebut sangat terkenal dan termasuk peninggalan archeologis yang berusia lebih dari 8.000 tahun.

The Cave of the Hands, mendapatkan nama demikian karena pada dindingnya terdapat lukisan 890 telapak tangan. Selain itu terdapat pula lukisan hewan berkaki empat yang jumlahnya ratusan. Hewan tersebut kebanyakan berwarna hitam, sedangkan lukisan tangan yang terdapat di bawahnya berwarna merah, kuning, coklat dan hitam. Orang Spanyol menyebut gua itu dengan nama ‘Cuevas de las Manos’. Warga Argentina menyebutnya sebagai Alto Valle Rio Pinturas’ dan letaknya di Propinsi Santa Cruz.

The Cave of the Hands dikenal sebagai tempat yang angker. Orang-orang yang berada di dalam gua tersebut seringkali ada yang diganggu makhluk halus. Mereka merasa ada yang menarik-narik bajunya dari belakang. Tidak jarang orang yang diganggu jadi kesal terhadap orang yang ada di belakangnya. la mengira orang yang berdiri di belakang itulah yang berbuat usil. Kalau sudah begitu, biasanya yang bajunya ditarik-tarik akan protes. Kadang-kadang ada pula yang merasa tangannya digandeng seseorang. Bedanya dengan tangan orang biasa, tangan makhluk ghaib ini terasa dingin seperti es. Tangan itu tidak terlihat, namun kehadirannya bisa dirasakan oleh orang yang digandeng. Biasanya orang yang digandeng baru tersadar, kalau ada tangan yang menggandengnya setelah mereka hampir keluar dari gua.

Lelembut penghuni The Cave of the Hands, kadang-kadang mengganggu pengunjung dengan membuat perintang berupa tali. Begitu terantuk tali, pengunjung bisa terjatuh dan kehilangan keseimbangan. Ketika penyebab jatuh tersebut dicari-cari, ternyata tidak terlihat apa-apa.

Dinding The Cave of the Hands mencapai 600 meter dan ribuan tahun yang lalu, gua ini dihuni oleh bangsa Tehuelches. Kedalaman gua mencapai 24 meter, sedangkan lebarnya 15 meter. Menurut penelitian ilmuwan Argentina, mayoritas gambar tangan di gua itu adalah tangan kiri. Dari 890 gambar tangan itu, hanya 31 buah yang merupakan cap telapak tangan kanan. Makhluk halus yang gentayangan di The Cave of The Hands jarang memperlihatkan diri, namun aktivitas mereka dapat dirasakan orang yang berada di dalam gua. Hal inilah yang membuat pengunjung deg-degan. Mereka seperti dibawa ke alam lain.

Syetan dalam bentuk apa pun, senantiasa mengganggu manusia. Memang, itulah pekerjaan utama dari syetan. Kalau tidak menjahili orang, bukan syetan namanya. Semua itu mereka lakukan dengan rencana dan strategi yang licik. Mungkin juga syetan lebih mengerti tentang analisis SWOT, dan bagaimana cara menjerumuskan manusia. Jadi, tetaplah waspada pada tipu daya syetan. Jangan lupa berdo’a ketika mau beraktifitas atau memasuki suatu tempat. Agar Allah senantiasa melindungi diri kita dari tipu daya dan gangguan syetan, di mana pun kita berada.
Ghoib, Edisi No. 58 Th. 4/ 1427 H/ 2006 M
HUBUNGI ADMIN