Lempeng Emas ‘Penolak’ Pernikahan Ghaib

Lempeng Emas ‘Penolak’ Pernikahan Ghaib

Lempeng Emas ‘Penolak’ Pernikahan Ghaib

Seorang Bapak yang menggeluti dunia usaha jual-beli computer, di penghujung bulan Juni 2005, datang menantarkan istri tercintanya ke kantor Majalah Ghoib untuk menjalani terapi ruqyah yang kedua kalinya. Kedatangannya kali ini, disertai dengan menyerahkan sebuah bungkusan, yang syarat dengan jimat-jimat yang telah didapatkannya dari seseorang yang mengaku “Kiai”, selama proses penyembuhan istrinya yang sudah sekian lama dihantui ketakutan yang luar biasa. Kepada Majalah Ghoib, Bapak yang sangat mencintai istrinya ini, menceritakan kisahnya dalam mencari kesembuhan.

Alhamdulilah di tahun 2005 ini, saya dapat menunaikan ibadah haji bersama istri saya. Sebelum berangkat, istri saya sering merasa sakit. Seperti ada yang mencekik lehernya, dan dadanya sering sesak. Untuk menyembuhkan penyakit tersebut, kami mendatangi beberapa orang dokter. Namun, menurut hasil analisa dokter tidak ada gejala apa-apa yang terjadi pada diri istri saya.

 

Kami pun berangkat haji dengan tenang. Saat menunaikan ibadah haji dengan penuh khusyu’, penyakit istri saya hilang dan tidak dirasakan gangguan seperti pada saat di rumah. Namun, begitu sampai di Jakarta, gangguan yang selama ini menghantui istri saya datang lagi,  bahkan lebih dahsyat. Melihat gejala tersebut, kami memutuskan untuk mencari orang yang dapat menyembuhkannya. Dalam kondisi bingung, kami mendatangi seseorang yang sering disebut “Kiai” di daerah Tangerang atas saran seorang saudara dekat. Menurut Kiai tersebut, istri saya diganggu oleh seseorang yang suka kepadanya sejak lama.

 

Memang, semenjak sering datang gangguan kepada istri saya, sebagai suami, saya merasakan ada gelagat yang tidak biasanya dari tingkah laku istri saya sehari-hari. Sepertinya ia sangat jauh dari saya, jauh dari anak-anak, dan selalu kepengin berpergian kemana-mana. Dari cara berpakaiannya pun agak berbeda. Informasi yang lebih menyesakkan dada saya, menurut Kiai itu, orang tersebut telah melaksanakan aqad nikah dengan istri saya melalui alam ghaib. Sekarang, ia menuntut kepada istri saya, agar mau dijadikan istrinya, karena menurutnya, mereka telah menikah secara syah. Tuntutan tersebut dijalankannya lewat berbagai macam gangguan yang menyiksa.

 

Berkali-kali saya mendatangi Kiai tersebut. Pada pertemuan ketiga, Kiai tersebut mendeteksi menggunakan media telur di dada istri saya. Dari dalam telur keluar semacam ekor kuda berbentuk serabut. Katanya, kalau bentuknya sudah seperti ini, berarti istri saya ingin dibunuh, karena sudah tidak bisa dijadikan istrinya. Dari semua ranngkaian peristiwa itu, Kiai itu juga memberikan sebuah jimat untuk kami. Katanya, jimat ini terbuat dari emas murni. Jimat ini juga disinyalir dapat membentengi rumah dari serangan santet dan teluh. Namun, bukannya ketenangan dan kesembuhan, malah mimpi yang lebih aneh-aneh yang dialami istri saya ini, setelah menyimpan jimat yang telah diberikan sang Kiai.

 

Suatu saat, saudara saya yang anaknya sudah 15 kali diruqyah, datang ke rumah kami. Ia menyuruh saya datang ke kantor Majalah Ghoib untuk menjalani terapi ruqyah. Setelah diruqyah yang pertama kali, istri saya benyak sekali kemajuannya, bahkan perasaan dicekiknya berangsur hilang dan kami merasakan ketenangan lahir bathin. Semoga saja istri saya sembuh total, sehingga kami mendapatkan ketentraman kembali dalam kehidupan rumah tangga. (tuturnya dengan mata berkaca-kaca).

 

Bentuk Jimat

Jimat ini berbentuk empat persegi panjang, berukuran 8 x 11 cm. terbuat dari seng berwarna silver dengan sisi depan dan belakang. Jimat ini bertuliskan rajah-rajah yang mencampur-adukkan antara bacaan al-Qur’an dengan mantra yang tidak jelas maksudnya. Pada sisi depan jimat ini bertuliskan dua kalimat syahadat, diselingi huruf-huruf hijaiyyah sperti huruf ha’, sin, lam dan ra’ yang ditulis secara terputus dan bergantian. Pada bagian tengah terdapat kalimat bismillahi mu’afii (dengan nama Allah, yang memberikan kesehatan) yang ditulismelingkar, ditambah dengan tulisan surat al-Hasyr ayat 23-24. Pada keempat sisi tulisan melingkar ini terdapat 4 buah lingkaran kecil yang tidak bisa difahami apa isi tulisannya. Pada bagian bawahnya, bertuliskan Allah tiga buah dengan diselingi hiasan seperti bintang kecil. Sementara pada bagian sisi belakang, terdapat penggalan-penggalan huruf Arab yang ditulis terpisah-pisah sehingga tidak jelas apa tulisannya. Tiga buah segitiga, bertuliskan nama-nama Allah bercampur huruf-huruf seperti angka Sembilan terbalik, juga terpampang pada bagian tengah jimat ini, sehingga semakin sulit dimengerti apa makna dari tulisan-tulisan ini.

 

‘Kesaktian Jimat’

Jimat ini diyakini bisa membentengi rumah rumah dari gangguan santet jika dipasang di depan rumah. Bisa juga menangkal gangguan jin yang akan menikahi seseorang secara ghaib. Mahar yang dibayarkan untuk mendapatkan jimat ini senilai Rp. 600.000,-

 

Bongkar Jimat

Wajar saja kalau istri bapak ini mengalami gangguan yang lebih dahsyat setelah memiliki jimat lantaran orang yang dipanggil “Kiai” telah memberikan jimat yang bertuliskan campuran antara ayat-ayat al-Qur’an dengan mantra yang tidak jelas maksudnya. Ayat-ayat suci al-Qur’an yang seharusnya diamalkan dan dibaca untuk dzikir pagi dan sore, malah ditulis pada sebuah benda yang menurutnya dari emas.

 

Adapun tulisan-tulisan yang tertera pada kedua sisi jimat ini tidak akan memberikan manfaat apapun kepada kita. Karena Allah SWT. tidak menjadikan benda bertuliskan ayat sebagai sarana untuk menolak kejahatan semacam santet atau teluh dari orang lain. Pada hakikatnya, yang dapat menjauhkan kita dari segala bentuk ujian, adalah doa-doa serta ibadah yang ikhlas kepada Allah Yang Maha Pemberi Perlindungan. Syetan dan dukun selamanya telah berkolaborasi untuk menyesatkan dan menyelewengkan aqidah menusia dari cahaya Allah. Jimat dan ritual pernikahan ghaib yang menyesatkan seperti dalam kasus ini, merupakan simbol-simbol kesesatan syetan.

 

Dalam menganggapi ujian yang diberikan kepada orang mukmin, Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang Mukmin itu dikeraskan (cobaan) terhadap mereka, karena sesungguhnya tidaklah mara-bahaya berupa ditusuk duri akan menimpa seorang Mukmin, atau yang lebih berat dari itu, dan tidak pula sakit, melainkan Allah SWT. mengangkatnya dengan satu derajat, dan menurunkan (mencoret) daripadanya satu kesalahan.” (HR. Ibnu Sa’ad, Hakim dan Baihaqi).

 

Penyakit (musibah) merupakan ujian dari Allah untuk menghapus kesalahan, atau menjadi teguran atas penyimpangan yang selama ini dilakukkan hamba-Nya baik secara sengaja maupun tidak. Semoga, keluarga ini dapat meraih kebahagiaan dengan hilangnya penyakit dan gangguan yang selama ini menghilangkan keceriaan mereka.

 

Ghoib Ruqyah Syar’iyyah. 47/3

Mengobati Penyakit Was-Was

Mengobati Penyakit Was-was
Mengobati Penyakit Was-was
Mengobati Penyakit Was-was

Mengobati Penyakit Was-was

IMAM Abu Hamid al- Ghozali berkata, “Was-was itu penyebabnya ada dua. Pertama, bodoh terhadap syari’at. Kedua, adanya kekacauan dalam akal atau pikiran. Dan keduanya merupakan kekurangan dan aib yang paling besar dalam diri seseorang.” (Ighotsatul Lahfan: 1/139).

Oleh karena itu, apapun bentuk dan macam dari was-was yang menimpa kita, kita bisa mengikis atau menanggulanginya dengan menghilangkan dua kekurangan yang menjadi penyebab seseorang terjerumus dalam was-was. Yaitu dengan ilmu dan ittiba’ (mengikuti) teladan kita, Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kebodohan hanya bisa diperangi dengan ilmu. Ilmu yang bisa mengantarkan kita mengenal ajaran Allah subhanahu wa ta’ala dan mengetahui sunnah Rasul-Nya, yaitu ilmu syari’at. Dengan ilmu itu, kita bisa memahami apa saja yang telah dilakukan oleh rasulullah semasa hidupnya. Lalu kita mengikutinya dan menjadikannya sebagai imam dan teladan yang terus diikuti.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31).

OBAT MENGATASI WAS- WAS SECARA KHUSUS

1. Was-was Akidah

1) Mengedepankan yang yakin dan mengubur keraguan

2) Membaca isti’adzah, dan segera menghentikan pikiran yang menyeret pada keraguan.

3) Memantapkan hati dengan ucapan, “Saya telah beriman kepada Allah dan RasulNya.

 

2. Was-Was Dalam Shalat

1) Mengedepankan yang yakin daripada yang meragukan.

2) Berlindung kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan membaca doa Isti’adzah

3) Merunduk dan meludah ke arah kaki kiri tiga kali.

4) Kalau was-was atau keraguan datang lagi, maka lakukanlah tiga tindakan di atas atau ulangi lagi.

5. Lalu lakukanlah sujud sahwi sebelum salam, jika sebelum salam kita teringat bahwa ada rekaat yang kurang atau terlupakan serta kelebihan.

 

3. Was-was dalam Wudhu atau Mandi

1) Bacalah Bismillah dan berlindunglah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dari was-was

2) Ikutilah etika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berwudhu atau mandi

3) Hindari pemborosan dalam penggunaan air

4) Kalau was-was muncul, segeralah tepis dan jangan diikuti.

Abu Abdillah bin Muflih al- Maqdisi berpesan, “Seyogyanya orang-orang yang berwudhu itu menyederhanakan dua hal. Pertama, niat. Karena aku pernah melihat sebagian orang yang ditimpa was-was, dia bersiap-siap untuk mengambil air wudhu mulai dari awal Shubuh sampai matahari hampir terbit, karena lamanya ia dalam meyakinkan niat.

Kedua, membasuh anggota wudhu. Ada orang yang berkumur, istinsyaq (memasukkan air ke hidung), membasuh anggota wudhu dengan mengulang-ngulang sampai dua puluh kali. Karena dia merasa bahwa apa yang dilakukannya belum sah dan tidak mengikuti sunnah. Padahal dia telah menyalahi sunnah.” (Mushibah Akibat Tipuan Syetan: 227).

 

4. Was-was dalam Membaca al-Qur’an

1) Belajarlah baca al-Qur’an pada ahlinya secara langsung, agar tidak ada keraguan dalam melafazhkan bacaannya.

2) Bersuci terlebih dahulusebelum membaca al-Qur’an

3) Membaca Isti’adzah dan Basmalah

4) Tepis was-was syetan bila tiba-tiba hadir dalam membaca al-Qur’an.

 

OBAT MENGATASI WAS- WAS SECARA UMUM

1. Membekali diri dengan akidah yang benar dan lurus. Dengan begitu ia bisa menolak was-was syetan dengan segala jenis tipudayanya yang licik.

2. Berpegang teguh kepada syari’at Allah subhanahu wa ta’ala, berlindung kepadaNya dengan dzikir dan do’a.

3. Menjaga rutinitas bacaan al-Qur’an dan mempelajari sunnah-sunnah nabiNya.

4. Melakukan ruqyah i syar’iyyah sebagaimana yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

RUQYAH OBAT YANG PAS UNTUK WAS-WAS

Untuk langkah preventif agar was-was syetan tidak hadir, lakukanlah ruqyah syar’iyyah secara mandiri. Dengan membaca dzikir atau wirid pagi dan sore serta do’a lainnya yang sudah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu juga saat was-was telah menimpa diri kita. Lakukanlah ruqyah mandiri, atau minta bantuan orang lain sebagaimana yang telah dilakukan oleh shahabat Utsman bin Abil Ash saat ditimpa was-was. la minta bantuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meruqyahnya. Dan diriwayat lain ia melakukan ruqyah secara mandiri, mengikuti apa yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Ghoib Edisi 58 Th. 4/22 Muharram 1427 H/23 Februari 2006 M

WASPADAI 6 JENIS PENYAKIT WAS-WAS

 

ALLAH BERFIRMAN,

“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.” (QS. an-Nas: 5).

Dalam ayat tersebut, Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan kepada kita bahwa tempat bisikan syetan pada manusia ada di dadanya. Allah subhanahu wa ta’ala telah memberikan kemampuan bagi syetan untuk bisa masuk ke tubuh manusia, bahkan sampai menembus hatinya. Hati merupakan bagian yang sangat vital fungsinya bagi manusia. Kalau hati yang vital itu telah dikuasai syetan, maka pemiliknya akan menjadi mainan syetan, seperti anak kecil yang memainkan bola di tangannya.

Dalam haditsnya Rasulullah bersabda, “Ketahuilah, bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Apabila (segumpal daging) itu baik, maka baiklah seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berikut ini uraian mengenai 6 jenis penyakit was-was:

1) WAS-WAS PEMICU KEMAKSIATAN

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tidakkah kamu lihat, bahwasannya Kami telah mengirim syetan-syetan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat maksiat dengan sungguh- sungguh?” (QS. Maryam: 83).

Banyak orang yang dalam kesendiriannya, atau dalam kesulitan yang melilitnya, serta kesempitan yang menghimpitnya kemudian berbuat nekat. la menghalalkan segala cara agar bisa memenuhi gelora syahwatnya. Ia akan menempuh semua jalan untuk keluar dari kesulitan, ia akan melakukan apa saja agar terbebas dari himpitan hidup.

Syetan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. la mengobral janji, memberi harapan-harapan yang menggiurkan, menabur kenikmatan semu yang melenakan. Akhirnya manusia terjebak, dan mengikuti bujukan syetan. Padahal kenikmatan semu tersebut berada dalam kubangan maksiat. “Syetan itu memberikan janji-janji kepada mereka dengan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syetan itu tidak menjanjikan kepada mereka kecuali tipuan belaka.” (QS. an-Nisa’: 120).

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah membeberkan kronologi syetan saat melakukan was-was dan menghasung para hamba Allah Subhanallahu wa ta’ala untuk berbuat kemaksiatan dan dosa. “Was-was adalah pemicu keinginan. Di saat hati seseorang hampa dan belum terbersit keinginan untuk berbuat sesuatu, maka syetan melakukan was-was. Lalu terlintaslah dalam benaknya untuk berbuat kemaksiatan dan dosa. Syetan mengiming- iminginya dengan kenikmatan dan menghiasinya dengan syahwat, sehingga terbayang olehnya dan kelezatan dan kepuasan nafsu, dan ia pun terlena dan lupa akan dampak buruk dari perbuatan yang akan dilakukan. Segala akibat negatif dan menyakitkan tertutup oleh gelora nafsu.

Tidak ada gambaran baginya kecuali kelezatan buah maksiat. Sehingga keinginan yang terlintas dalam hatinya itu menguat dan mengkristal. Syetan pun semakin sibuk untuk memprovokasinya agar niat itu segera diwujudkan. Jika niatnya itu redup, syetan dan tentaranya sibuk untuk mengobarkannya. Sampai ia betul-betul b mewujudkan niatnya dan melakukan dosa dan kesa- lahan.” (Tafsir al-Qayyim: 609).

Waspadailah was-was jenis ini, karena syetan sangat licik. Allah menceritakan bahwa Nabi Adam dan istrinya juga pernah menjadi korban was-was ini, “Maka syetan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya. Dan syetan berkata, ‘Tuhan kamu tidak melarangmu untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” (QS. al-A’raf: 20).

2) WAS-WAS PERUSAK IDEOLOGI (AQIDAH)

Aqidah adalah unsur yang sangan prinsip dalam kehidupan seorang muslim. Para umat terdahulu serta shahabat- shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam rela mempertaruhkan jiwa dan raga mereka untuk mempertahankan aqidah yang benar. Mereka tidak silau dengan kemilau dunia, langkah mereka tidak mundur walaupun badai permusuhan orang-orang kafir terus datang menerpa.

Karena aqidah merupakan unsur yang vital, maka syetan pun menjadikannya sebagai sasaran utama untuk menjerumuskan anak-cucu Adam. Iblis berkata, “Karena Engkau telah menghukumku sesat, aku benar-benar akan (menghalang- halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (QS. al- A’raf: 16).

Rasulullah menegaskan kepada kita akan was-was syetan untuk merusak aqidah kita, agar kita selalu waspada. “Manusia akan senantiasa bertanya-tanya. Sampai materi pertanyaannya adalah, “Kalau Allah yang menciptakan semua makhluk, lalu siapa yang menciptakan Allah? Barangsiapa yang menemukan hal itu pada dirinya, maka katakanlah: “Saya telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya’.” (HR. Muslim dan Abu Daud).

Imam al-Khatthabi berkata, : “Hadits tersebut menjelaskan bahwa apabila syetan melakukan was-was (pada seseorang) dengan pertanyaan seperti itu, hendaknya ia segera berlindung kepada Allah darinya, lalu mencutnya (menghentikannya), tidak usah diperpanjang. Karena itulah cara menghentikan was-was (syetan). Hal ini berbeda apabila yang melakukan was-was adalah syetan manusia. Karena kita bisa mematahkan was- wasnya dengan dalil dan argumen yang kuat. Apabila argumennya kalah, ia akan berhenti. Tapi was-was syetan itu tiada akhirnya. Bahkan bila kita beri argumen, ia malah memberi was-was lain sampai kita dibuatnya bingung. Semoga Allah melindungi kita dari was- was jenis ini.” (Fathul Bari: 6/ 341).

3) WAS-WAS DALAM BERWUDHU

Was-was dalam berwudhu bisa meliputi keraguan dalam niat, mengulang-ngulang dalam membasuh anggota wudhu atau boros dalam menggunakan air.

Seorang ulama’ fiqh, Muhammad bin ‘Ajlan berkata, “Orang yang mumpuni (faqih) dalam agama Allah, akan menyempurnakan wudhu dengan sedikit menggunakan atau menuangkan air.” Sedangkan Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Termasuk tanda kurang mumpuninya seseorang dalam agama, borosnya dia dalam menggunakan air.” (Ighatsatul Lahfan: 1/ 141).

Dalam haditsnya, Rasulullah mengingatkan kita agar waspada dengan syetan air yang bernama Walhan. Karena syetan ini akan selalu menebar was-was untuk orang yang sedang berwudhu. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya dalam wudhu itu ada syetan, yang dinamakan Walhan. Maka hati-hatilah terhadap was-was air.”(HR. Ibnu Majah).

Penulis Sarah Sunan Ibnu Majah mengatakan, “Secara bahasa Walhan itu artinya yang hilang akalnya atau tamak untuk menguasai sesuatu. Syetan wudhu disebut Walhan, bisa jadi karena getolnya dia dalam menebar was-was pada orang yang berwudhu. Atau karena perbuatannya itu membuat orang yang wudhu jadi bingung dan linglung seperti orang yang hilang akalnya. Ia tidak tahu bagaimana syetan bisa ngerjain dia, sampai ia tidak tahu apakah air yang dituang sudah membasahi anggota wudhunya atau belum. Atau sudah berapa kali ia telah membasuh anggota wudhunya. (Syarh Sunan Ibnu Majah: 1/ 34).

Abdullah bin Umar berkata, “Saat Rasulullah melewati Sa’ad yang lagi berwudhu, Rasulullah menegurnya, ‘Wahai sa’ad, kenapa kamu terlalu boros menggunakan air?’ la menjawab, ‘Apakah dalam berwudhu juga ada mubadzir (boros)?’ Rasulullah bersabda, “Ya,walaupun kamu berada dalam sungai yang mengalir.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal bercerita, “Saya pernah berkata pada ayahku, bahwa saya termasuk orang yang banyak menggunakan air wudhu. Lalu Dia pun melarangku untuk melakukan hal itu. Dia berkata, “Sesungguhnya dalam wudhu itu ada syetannya, yang dinamakan Walhan.” Ayahku sering mengingatkanku tentang masalah ini dan melarangku agar tidak boros dalam menggunakan air. Pernah dia menegurku, “Wahai anakku, iritlah dalam menggunakan air.” (Ighatsatul Lahfan: 1/42).

4) WAS-WAS DALAM MANDI

Mandi adalah salah satu cara untuk membersihkan badan dari kotoran dan menghilangkan bau badan. Ia juga merupakan cara sehat untuk mengembalikan kondisi badan yang loyo, agar fresh kembali. Kalau kategori mandinya itu mandi besar, maka tidak hanya kotoran fisik yang dihilangkan, tapi juga bisa menghilangkan hadats besar, seperti mandi junub atau mandi setelah berhenti keluarnya darah nifas dan haid.

Karena mandi seperti itu merupakan bagian dari ibadah, syetan juga tidak akan membiarkan atau melewatkan momen itu begitu saja. la dan teman-temannya juga melakukan was-was terhadap orang yang mandi atau bersuci. Rasulullah pernah bersabda, “Akan ada di antara umatku nanti kaum yang berlebih- lebihan dalam bersuci dan berdo’a.” (HR. Abu Daud).

Was-was dalam shalat bisa terjadi dalam niatnya, atau mengalirnya air ke seluruh tubuhnya, atau banyaknya debit air yang ia pakai mandi, sehingga ia ragu apakah air itu suci dan bisa mensucikan?.

Abul Faraj Ibnul Jauzi bercerita, “Ibnu Aqil pernah cerita kepadaku, bahwa ada seorang laki-laki datang kepadanya dan berkata, ‘Apa pendapatmu, jika aku mandi besar dengan menceburkan diriku ke air berkali-kali, tapi aku masih ragu, apakah mandiku sudah sah apa belum?’ Ibnu Aqil berkata, ‘Pergilah kamu! Kamu tidak berkewajiban untuk shalat.’ Dia bertanya keheranan, ‘Bagaimana bisa begitu?’ Ibnu ‘Aqil menjawab, ‘Karena Rasulullah telah bersabda, “Kewajiban tidak diwajibkan bagi tiga orang. Orang gila sampai ia sembuh, orang tertidur sampai ia bangun, anak bayi sampai ia baligh.” Orang yang telah menenggelamkan badannya ke air berkali-kali, lalu ia ragu apakah mandinya sudah sah apa belum adalah orang gila.” (Ighatsatul Lahfan: 1/ 134).

5) WAS-WAS DALAM SHALAT

Was-was dalam shalat juga pernah menimpa salah seorang shahabat Rasulullah yang bernama Utsman bin Abil ‘Ash. Ia telah datang ke Rasulullah seraya mengadu kepadanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam shalatku dan membuat bacaanku ngaco dan rancu.’ Rasulullah menjawab, “Itulah syetan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah.’ Aku pun melakukan hal itu, dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.” (HR. Muslim).

Dan dalam riwayat lain, Abu Hurairah berkata, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda, “Jika salah seorang dari kalian shalat, syetan akan datang kepadanya untuk menggodanya sampai ia tidak tahu berapa rekaat ia telah shalat. Apabila salah seorang dari kalian mengalami hal seperti itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Ibnul Qayyim al-Jauziyyah berkata, “Termasuk tipudaya syetan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwudhu) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam shalat. Was-was itu membuat mereka tersiksa dan tidak nyaman. Dan juga bisa mengeluarkan mereka dari garis yang telah disunnahkan Rasulullah. Bahkan di antara mereka ada yang berfikir bahwa apa yang telah dicontohkan Rasulullah itu tidak cukup, mereka butuh sesuatu atau amalan tambahan untuk memantapkan niatnya. Akhirnya mereka terjerumus dalam presepsi yang salah, kepayahan dalam pelaksanaan ibadah serta pahala yang berkurang atau malah rusak.” (Ighatsatul Lahfan: 1/ 197).

6) WAS-WAS DALAM  MEMBACA AL- QUR’AN

Was-was dalam membaca al- Qur’an biasanya terjadi dalam melafazhkan huruf-hurufnya. Memang kita tidak boleh sembarangan dalam membaca al-Qur’an, ada kaidah baca yang harus kita ikuti. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan bacalah al- Qur’an dengan perlahan-lahan (tartil).” (QS. al-Muzzammil: 4). Ali bin Abi Thalib menafsirkan kalimat “Tartil” dengan mentajwidkan huruf dan mengetahui di mana harus berhenti. (Kitab Abjadul ‘Ulum: 2/571). Sedangkan Imam Qurthubi mengatakan, “Yang dimaksud dengan tartil adalah membacanya dengan pelan dan jelas disertai memahami maknanya.” (Tafsir al-Qurthubi: 19/ 37).

Abul Faraj Ibnul Jauzi berkata, “Terkadang Iblis melakukan was-was dalam shalat seseorang dalam membaca ayat-ayat al-Qur’an. Sampai ada yang membaca al-hamdu pada surat al-Fatihah dengan diulang- ulang. Dan ada juga berusaha keras dan sekuat tenaga sampai keluar air ludahnya dalam mengucapkan huruf “Dhad” dalam membaca “Ghairil Maghdhubi”. Iblis telah mengalihkan perhatian mereka dari memahami makna, dialihkan ke pengucapkan huruf yang berlebihan dan melampaui kaidah baca.” (Ighatsatul Lahfan: 1/60).

Waspadai 6 jenis was-was di atas, begitu juga was-was lainnya. Jangan terpedaya oleh rayuan syetan. “Sesungguhnya orang- orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS.al-A’raf: 201).

 

Ghoib Edisi 58 Th. 4/22 Muharram 1427 Februari 2006 M

Terapi Ruqyah Dan Kedokteran Modern

 

 

Setelah beberapa lama saya bertugas di kantor ruqyah, muncul sebuah pertanyaan. Bagaimanakah terapi ruqyah bila dipandang secara medis menurut ilmu kedokteran modern saat ini?

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas menurut pengetahuan agama Islam yang saya miliki dan menurut pengetahuan ilmu kedokteran yang telah saya pelajari selama kurang 6 tahun.

Namun sebelum menjawabnya saya ingin mengajak kita semua merenungi sejenak dan menyadari bahwa :

a) Tidak ada pertentangan antara agama Islam dengan ilmu pengetahuan apapun, termasuk ilmu kedokteran modern;

b) Al-Qur’an adalah kitab suci yang sudah tidak perlu diragukan lagi kebenarannya;

c) Banyak teori-teori ilmu kedokteran modern yang telah termaktub di dalam Al-Qur’an, salah satunya adalah proses penciptaan manusia yang telah dibuktikan kebenarannya oleh ilmu kedokteran modern saat ini;

d) Semua penyakit berasal dari Allah begitu juga dengan kesembuhannya. Semuanya atas kehendak dan izin-Nya. Manusia hanya berusaha untuk mencari kesembuhan ketika sakit termasuk ketika datang ke dokter atau ahli kesembuhan lainnya. Maka dari itu dalam mencari kesembuhan atas suatu penyakit haruslah dengan jalan yang diridhoi-Nya dan hanya memohon dan berharap kesembuhan kepada-Nya;

e) Marilah kita buka hati dan pikiran kita untuk menerima suatu kebenaran.

Manusia di ciptakan oleh Allah SWT memiliki tiga unsur, yaitu akal, jasad, dan ruh. Akal seseorang dapat kita ketahui dari pola pikirnya dan dari kemampuanya memecahkan masalah serta kemampuannya dalam menganalisa suatu fenomena alam. Jasad seseorang dapat kita  ketahui melalui panca indera kita. Kita akan mengatakan bahwa seseorang itu tampan atau cantik jika  memiliki hidung yang mancung misalnya.  Ruh, paling mudah kita rasakan dari kemauan seseorang untuk hidup dan menjalani kehidupan.

Memang gangguan jin dan sihir sifatnya kasat mata. Namun hal ini jangan membuat kita berkesimpulan bahwa gangguan tersebut tidak ada. Sebelum ditemukannya sinar X dan CT-Scan (Computerized Tomography Scanning), suatu alat untuk memeriksa otak, para dokter tidak dapat membuat diagnosis pasti suatu patah tulang (frakur) dan adanya gangguan di otak, misalnya pendarahan di otak. Penemuan-penemuan alat diagnostik tersebut telah banyak membantu dokter dalam mengobati penyakit-penyakit tersebut. Kedua alat inilah yang para dokter jadikan suatu modalitas untuk mendiagnosis adanya gangguan di otak. Untuk gangguan jin dan sihir, Allah SWT telah menciptakan modalitas yang hebat dan memberikannya kepada seluruh manusia. Modalitas itu adalah ruh kita sendiri. Ruh kita dapat merasakan adanya gangguan jin dan sihir. Contohnya, ruh kita dapat merasakan jika tempat yang kita datangi ternyata angker atau banyak penunggunya. Salah satunya,  dapat kita rasakan dengan berdirinya bulu kuduk kita.

Hal yang perlu digarisbawahi adalah, kita sebagai manusia tidak akan pernah bisa melihat jin. Walaupun kita diberikan suatu karomah oleh Allah SWT. Manusia yang mengaku bisa melihat jin, sebenarnya dia menggunakan jin juga.
Logikanya sederhana sekali. Lumba-lumba dalam berkomunikasi menggunakan suara-suara yang hanya bisa dimengerti sesamanya. Manusia pun begitu, demikian juga halnya dengan bangsa jin. Inilah suatu ke-Maha Besar-an Allah SWT. Jika manusia bisa melihat jin maka tidak akan ada manusia yang bisa tidur dan melakukan apapun dengan tenang karena hampir setiap saat dia akan melihat jin dengan bermacam-macam sosok yang menyeramkan.

Di dalam dunia kedokteran moderen, kini dikembangkan suatu pendekatan yang sifatnya holistik dan integralistik untuk proses kesembuhan pasien. Pendekatan ini mewajibkan seorang dokter sebaiknya tidak hanya melihat
pasien dari penyakitnya saja, namun harus dapat melihat sejauh mana penyakitnya telah membawa dampak terhadap hidup dan seluruh aspek kehidupannya. Pendekatan ini lahir atas makin terkotak-kotaknya pelayanan di bidang kedokteran dengan banyaknya spesialitik dan sub-spesialitik. Pendekatan ini menurut saya, juga lahir sebagai usaha untuk memberikan pelayanan kedokteran yang paripurna dengan memandang manusia seutuhnya yang memiliki akal, jasad, dan ruh.

Memang dalam ilmu kedokteran moderen, sebuah terapi harus dapat memenuhi prinsip reproduceability, yaitu bila terapi ini diulang dan dilakukan kepada orang lain akan memberikan efek kesembuhan yang sama. Menurut.
pengalaman saya selama di klinik Ghoib, terapi ruqyah telah memenuhi prinsip ini. Banyak pasien-pasien yang mengalami gejala awal seperti gejalapasien-pasien psikiatrik dan psikosomatik mengakumerasa lebih baik setelah diterapi ruqyah. Ada beberapa pasien yang bahkan telah berobat ke banyak rumah sakit, ke banyak dokter baik dokter umum maupun doker spesialis, dan mereka mengaku merasa lebih baik keadaannya setelah diterapi ruqyah. Padahal mereka telah diobati dengan obat-obatan dan teknik pengobatan yang moderen sekali pun.

Dari uraian-uraian di atas, saya tidak bermaksud untuk membandingkan antara dunia kedokteran moderen dengan terapi ruqyah. Sebagai seorang dokter, sudah seyogyanya memberikan pelayanan yang paripurna kepada pasien dengan tujuan akhir menyembuhkan penyakitnya. Minimal berusaha untuk menghilangkan gejalanya, di samping harus berupaya semampu mungkin untuk mencari dan kemudian menghilangkan penyebabnya. Tulisan ini saya buat untuk memaparkan suatu terapi baru yang mungkin bisa teman-teman sejawat pertimbangkan jika ada pasien dengan gejala-gejala awal mirip dengan gejala psikiatrik dan gejala psikosomatik, namun setelah kita terapi dalam jangka waktu yang cukup lama dan dengan pengobatan yang kita berikan tidak memberikan perbaikan, maka bukan suatu hal yang memalukan atau hina jika kita coba melakukan terapi ruqyah.

Dalam sumpah dokter, kita para dokter, bukankah diharuskan memberikan kemampuan terbaik yang kita miliki untuk kesembuhan pasien. Namun alangkah naifnya jika kita selalu menutup diri dari metode-metode baru dalam
penyembuhan yang telah terbukti kebenarannya karena arogansi-arogansi yang kita miliki. Hal inilah yang justru menutup diri untuk meningkatkan kemampuan kita dalam memberikan pelayanan yang terbaik dan paripurna kepada pasien.

Penutup
Terapi Ruqyah menggunakan ayat-ayat suci al-Qur’an untuk menghilangkan gangguan-gangguan jin dan sihir. Namun masyarakat jangan mudah ditipu dengan terapi serupa tapi tak sama, yang dalam tekniknya menggunakan jin dan sihir yang lebih hebat dan kuat. Ibaratnya untuk mengusir tikus maka dipakailah kucing. Terapi-terapi ini mempunyai ciri adanya persyaratan khusus dan amalan-amalan yang harus dilakukan pasien dengan tidak wajar dan tidak rasional. Terapi Ruqyah tidak memberikan syarat apapun untuk menyembuhkan, hanya menyarankan agar pasien dapat memperbaiki ibadahnya sesuai dengan apa yang ada di al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah menurut kemampuan masing-masing. Wallahu a’lam.

 

Oleh : dr. farid Maulana, S.Ked

Dokter praktek di kantor Ruqyah
Majalah Ghoib
Ghoib Edisi No. 19 Th. 2/1425 H/2004 M 17

 

Perisai Diri

Sejarah singkat ruqyah

Perisai Diri

Berikut aktivitas yang harus kita lakukan dalam membentengi diri dari berbagai gangguan dan keburukan, diantaranya :

  • Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi kemaksiatan
  • Periharalah shalat fardhu dan nafilah, khususnya sholat rowatib
  • Perbanyak membaca Al-Qur’an setiap hari, khususnya pada malam hari dan lebih afdhol jika disertai dengan membaca terjemah tafsir untuk tadabbur
  • Persempitlah jalan syaithan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal 3 hari dalam sebulan
  • Basahilah lidah lidah dengan banyak berdzikir, baik dzikir khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu atau dzikir umum seperti ; tasbih, tahmid, tahlil, sholawat, dll.
  • Jagalah wirid dzikir pagi dan petang dengan ma’tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
  • Bekali diri dengan ilmu yang shahih berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan manhaj As-Salaf As-Shalih dengan banyak membaca, konsultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji, dll. Khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnufus, tafsir Al-Qur’an dan As-Sunnah.
  • Jauhilah kebiasaan melamun dan menghayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani samapi membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa dan lain sebagainya.
  • Pertahankan diri selalu berada di tengah pergaulan dan kebersamaan islami
  • Sering bermuhasabah diri diikuti taubah dan istighfar
  • Usahakan selalu dalam keadaan suci (berwudhu)
  • Tidurlah secara islami (sesuai sunnah), dengan cara yaitu : Niat (tidur dengan sengaja), Berwudhu, Membersihkan dan merapikan tempat tidur, Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 kali, Membaca ayat kursi dan 2 ayat terakhir Al-Baqoroh, Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut dan membaca Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas lalu mengusapkan ke badan serata mungkin. 3 kali, Membaca do’a tidur, Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan.
  • Jika bermimpi buruk hendaklah : Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali, Berta’awudz, Mengubah posisi tidur, Tidak menceritakannya, Lebih baik jika bangun, berwudhu lalu sholat.

Seluruh kegiatan yang terkait dengan penjagaan, pencegahan atau pengobatan dengan Rquyah Syar’iyyah ini harus benar-benar diniatkan untuk Allah SWT dan difahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari amalan ibadah yang dianjurkan Islam kepada setiap muslim dan tidak dikhusukan hanya untuk meruqyah semata.

Setiap Muslim yang komitmen dengan ajara Islam memiliki kemampuan untuk meruqyah dan ini merupakan amanah Allah untuk membantu saudara muslim yang sekaligus sebagai tugas dakwah islamiyah. Wallahu a’lam

3 Tahapan Pengobatan Ruqyah Syar’iyyah

Ruqyah Syar'iyyah

3 Tahapan Pengobatan Ruqyah Syar’iyyah

Sebelum Pengobatan

  • Mempersiapkan tempat pengobatan supaya malaikat mau masuk : membuang lukisan-lukisan, menghancurkan jimat-jimat, patung-patung, rajah-rajah, sikep, keris dll.
  • Membersihkan dari lagu dan alat musik
  • Membersihkan dari pelanggaran syari’at : seperti laki-laki yang memakai emas dan sutera, waniata yang tidak menutup aurat, ada orang yang tidak pernah sholat dan sebagainya.
  • Mengajarkan pemahaman aqidah yang benar kepada penderita dan keluarganya, supaya mereka hanya bergantung kepada Allah Swt.
    Mingingatkan bahaya maksiat dan durhaka kepada Allah, supaya mereka mau bertaubat. Taubat adalah salah satu faktor terpenting untuk mempercepat proses penyembuhan.
  • Menjelaskan proses ruqyah, dan bedanya dengan sihir
  • Mendiagnosa keadaan : mimpi melihat binatang seperti ular, kucing, anjing ; mimpi buruk dan tindihan; mendengkur dengan keras saat tidur, beradu gigi/geraham saat tidur, insomnia / penyakit aneh yang tidak bisa dibuktikan oleh medis, kebiasaan aneh, seperti : melamun, paranoid, sering pusing tanpa sebab, mudah naik darah, tidak suka mendengarkan Al-Qur’an, suka tidur, malas beribadah dan sebagainya.
  • Dianjurkan bagi para hadirin untuk berwudhu, yang tidak pernah sholat tidak boleh ikut.
  • Jika penderita adalah wanita, harus tertutup aurat, tidak memakai wangi-wangian, lipstik dan kutek
  • Jangan mengobati wanita kecuali dengan muhrimnya
  • Berdo’a kepada Allah agar menolong mengeluarkan jin. Selama meruqyah harus selalu terikat kepada Allah, baik fikiran, lisan dan perbuatan.

Saat Pengobatan

Seluruh ayat Al-Qur’an dan do’a-do’a yang diajarkan Rasulullah dari hadits-hadits shahih dan hasan adalah Ruqyah. Letakkan tangan dikening penderita (tidak mutlak), bacakan ayat-ayat berikut :

  • Al-Fatihah : 1 – 7
  • Al-Baqoroh : 1 – 5, 102 – 103, 163 – 164, 255, 285 – 286.
  • Ali Imran : 18 – 19
  • Al-A’raf : 54 – 56, 117 – 122.
  • Yunus : 81 – 82.
  • Al-Mukminun : 115 – 118.
  • Ash-Shaffat : 1 – 10.
  • Al-Ahqaf : 29 – 32.
  • Ar-Rahman : 33 – 36.
  • Al-Hasyr : 21 – 24.
  • Al-Jin : 1 – 9.
  • Al-Ikhlas : 1 – 4.
  • Al-Falaq : 1 – 5.
  • An-Naas : 1 – 6.

Apabila setelah dibaca, penderita gemetar badanya atau terasa panas, atau mengantuk berlebihan, sakit pada bagian tubuh tertentu, pusing, mual, mata bergerak tak teratur dan berkedip-kedip, menangis, bergerak-gerak dan sebagainya, insya Allah ada jin di tubuhnya.

Tidak semua jin langsung menyerah ketika dibacakan Al-Qur’an dan do’a-do’a, maka ia perlu didakwahi dengan diceritakan proses pencabutan nyawa, adzab kubur, ngerinya hari kiamat, dahsyatnya padang mahsyar, hari penghisaban, titian sirathal mustaqim, siksa neraka, dan sebagainya dari gambaran hadits-hadits Rasulullah Sa. Karenanya, seorang peruqyah harus senantiasa belajar ilmu agama yang shahih. Juga ada jin yang fanatik pada agamanya, sehingga perlu diajak dialog agama. Kemudian diberitahu hukum menyerang orang muslim tanpa alasan yang benar, hukum menyihir dsb. Kalau perlu diancam dibunuh bila tidak mau keluar.

Bila ia bukan jin, tetapi syaithan atau iblis, tidak perlu diajak dialog. Disuruh keluar kalau tidak mau, dibunuh langsung. Ada jenis-jenis tertentu dari iblis (yang tingkat tinggi) yang sepertinya sangat tahan terhadap ayat-ayat Allah, bahkan ikut menirukan bacaanya.

Biasanya iblis seperti ini minta kepada orang yang memeliharanya untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sandal di WC, untuk menghadapinya dibutuhkan ketenangan, ketabahan, kesabaran, keikhlasan dan penyerahan diri mutlak dari peruqyah kepada Allah. Tidak boleh terpancing emosinya walau seperti apapun kelakuannya. Diniatkan jihad fii sabilillah walau harus berkorban nyawa sekalipun.

Setelah Pengobatan

Setelah ruqyah selasai, maka penderita harus melakukan :

  • Mendengar ayat-ayat Al-Qur’an, minimal 1 Juz setiap hari Tadarus Al-Qur’an
  • Menjaga shalat, bila laki-laki berjama’ah di masjid
  • Tidak boleh mendengarkan musik
  • Menjalankan sunnah harian, seperti : do’a masuk kamar mandi dan keluarnya, do’a bepergian, melakukan sunnah-sunnah hendak tidur dan bangun tidur, membaca basmalah ketika hendak memulai sesuatu yang baik, makan dan minum dengan tangan kanan, dll.
  • Ba’da shubuh membaca wirid … … 100x dan wirid-wirid ma’tsurat
    Menjaga dzikir pagi dan petang seperti yang diajarkan oleh Rasulullah
    Senantiasa muhasabah diri (introspeksi), istighfar, bertaubat dan beramal shaleh setiap hari
  • Menjauhi maksiat kepada Allah terutama syirik, bid’ah dan dosa besar
  • Mandi air ruqyah, sebaik dicampur dengan daun bidara

Inilah yang harus dilakukan penderita dan keluarganya. Insya Allah dia sembuh dan meningkat ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ruqyah tidak berdampak negatif sama sekali bagi diri seseorang, beda dengan pengobatan diluar sunnah. Insya Allah dengan pengobatan batil itu penderita juga sembuh, tetapi tidak bertambah keimanannya bahkan makin rusak. Fisiknya membaik, tetapi akhlaknya hancur. Dia juga dilaknati Allah, Rasul-Nya dan Malaikat dan akan mengalami su’ul khatimah, diakhirat mendapat siksa.

Dari Imran bin Hussein ra, dinyatakan : “Bahwa Nabi Saw melihat seorang laki-laki memaki gelang kuningan di tangannya. Beliau bertanya, “Apa ini? Orang itu menjawab, “Penolak sakit”. Maka Nabi bersabda, “Lepaskan. Sebab dia hanya menambah penyakit dan kalau kamu mati dengan dia masih melekat di tubuhmu maka kamu takkan bahagia selama-lamanya.” (HR. Ahmad). Mari kita menuju ridho Allah dalam kondisi susah maupun senang, kala sakit atau sehat.

Ciri-ciri Ruqyah yang di Haramkan agama

Ciri-ciri Ruqyah yang di Haramkan agama

Ciri-ciri Ruqyah yang di Haramkan agama

Berikut diantara ciri-ciri ruqyah syirkiyyah atau ruqyah yang terlarang dan diharankan agama yaitu :

  • Bertanya namanya, nama ayahnya dan nama ibunya untuk dimantera
  • Meminta salah satu benda penderita (fhoto, kain, sapu-tangan, peci, baju dsb)
  • Terkadang minta binatang dengan sifat tertentu atau media lain seperti bunga, misk, daun sirih, tanah dari rumah penderita, tanah kuburan, selamatan dsb.
  • Menulis jimat-jimat tertentu (rajah), menggambar segi empat yang didalamnya ditulisi huruf dan angka, dll.
  • Membaca mantra-mantra yang tidak difahami, potongan ayat Al-Qur’an dsb
  • Kadang-kadang meyuruh penderita menyepi tidak terkena sinar matahari
  • Kadang-kadang tidak boleh menyentuh air pada masa-masa tertentu atau mandi ditengah malam
  • Memberi benda-benda yang harus ditanam di dalam tanah, ditempel diatas pintu, sikep, susuk, keris, akik, cincin besi, air sakti, telur, sabuk perlindungan, benang untuk ditalikan di tubuh, dsb.
  • Menyuruh penderita beribadah dan berwirid bi’dah
  • Terkadang sudah tahu dulu permasalahan, nama dan tempat asal, bisa melihat ada jin dalam diri seseorang atau di suatu tempat.
  • Terkadang punya kamar khusus di rumahnya yang tidak dapat dimasuki oleh orang lain.
  • Ada pantangan terhadap dirinya dan penderita terhadap hari dan tanggal tertentu (Tathoyyur)
  • Menulis Al-Qur’an dengan terbalik, dari kiri atau dengan darah (haid) atau dengan sesuatu yang najis.
  • Suram wajahnya, kebanyakan merokok, membakar kemenyan, sulit untuk tawadlu’

Mungkin selama ini ada ornag yang bukan dukun dan tidak tahu tentang sihir sama sekali, tetapi mungkin ia melakukan kebid’ahan, mengkeramatkan kubur-kubur dan sebagainya, kemudian muncul sesuatu yang luar biasa pada dirinya, seperti ucapan yang mujarab, bisa mengobati tanpa tahu ilmu, dsb. Ini merupakan bantuan syaithan agar ajarannya tampak bagus dan menakjubkan di mata orang

Gejala-gejala gangguan jin pada manusia

Gejala-gejala gangguan jin pada manusia

Gejala-gejala gangguan jin pada manusia

  1. Gejala pada Waktu Tidur
  • Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur kecuali setelah lama dan bersusah-payah
  • Susah bangun, yaitu tidur kebanyakan sehingga tidak bisa melakukan ibadah-ibadah yang diinginkan
  • Cemas, yaitu sering terbangun pada waktu malam
  • Mimpi buruk yaitu mimpi melihat sesuatu yang mengancam lalu ingin berteriak meminta pertolongan tetapi tidak bisa
  • Mimpi melihat berbagai binatang seperti kucing, anjing, onta, ular srigala, tikus
  • Bunyi gigi geraham beradu saat tidur
  • Merintih saat tidur
  • Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur dan tanpa kesadaran
  • Mimpi seolah-olah akan jatuh dari tempat yang sangat tinggi
  • Mimpi berada dalam kuburan, tempat sampah atau jalan yang mengerikan
  • Mimpi melihat orang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali atau hitam sekali
  • Mimpi menyeramkan/melihat hantu
  • Mimpi dengan lawan jenis yang sama berkali-kali, dan ingin bertemu dengan yang diimpikan
  • Mimpi seakan-akan tertindih benda yang sangat berat dan sulit untuk melepasakan
  • Mendengkur sangat keras

2. Gejala pada Waktu Terjaga

  • Sering was-was/ketakutan
  • Suka marah-marah
  • Dorongan kuat untuk bermaksiat
  • Lesu dan malas sekali untuk beribadah
  • Sulit sekali untuk khusyu
  • Suka berkhayal
  • Selalu pusing yang tidak disebabkan oleh penyakit
  • Sakit pada kedua mata, kedua telinga, hidung, gigi, tenggorokan atau lambung
  • Selalu berpaling dari dzikrullah, shalat dan ketaatan lainnya
  • Pikiran linglung
  • Kesurupan atau disebu dengan sumbatan syaraf
  • Rasa sakit pada salah satu anggota badan dan dokter tidak mengetahui penyebabnya

Syarat-syarat Ruqyah Syar’iyyah

syarat-syarat ruqyah syar'iyyah

Syarat-syarat Ruqyah Syar’iyyah

Imam Assuyuthi menjelaskan: “Para ulama telah ijma` tentang bolehnya ruqyah setelah tercukupinya tiga syarat berikut ini :

  1. Hendaknya Ruqyah itu dengan Ayat-ayat Alquràn atau dengan Asmaul Husna. Imam Nawawi menambahkan : zikir  yang bersumber dari hadits yang shahih.
  2. Hendaknya menggunakan Bahasa Arab atau bahasa yang bisa difahami maknanya.
  3. Tidak boleh meyakini bahwa ruqyah itu sendiri yang menyembuhkan tapi kesembuhan itu berlaku atas izin dan takdir Allah.

3 point diatas hendaknya bisa dipahami oleh setiap kita, sehingga kita tidak salah dalam memahami Ruqyah Syar’iyyah.

Apa itu Ruqyah?

apa itu Ruqyah?

Apa itu Ruqyah?

Ruqyah berasal dari kata رقى \ يرقي \ رقية yang secara bahasa :
Menurut Ibnu Sidah العوذة) 🙂 Bacaan perlindungan. Ibnul  Katsir berpendapat bahwa ruqyah adalah bacaan pelindungan yang dibacakan pada orang yang sakit. sedangkan Al Qarafi mengatakan ruqyah adalah bacaan-bacaan khusus yang diharapkan kesembuhan dari penyakit dan segala sesuatu yang mencelakakan.

Ruqyah merupakan bagian dari aplikasi Rukun Iman yakni beriman pada yang ghoib, seperti yang tercantum dalam Al-Baqoroh ayat 3.
Secara garis besar ada dua macam ruqyah yang dikenal, yaitu Ruqyah Syirkiyyah dan Ruqyah Syar’iyyah.

Ruqyah Syirkiyyah adalah mantra-mantra, jampi-jampi atau doa-doa yang mengandung kemusyrikan dan diharamkan oleh syari’at. Ruqyah Syar’iyyah adalah sebuah terapi syar’i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan do’a-do’a perlindungan yang bersumber dari Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam yang dilakukan seorang muslim, baik dengan tujuan penjagaan dari sendiri atau orang lain dari pengaruh jahat pandangan mata (‘ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir, gangguan kejiawaan, berbagai penyakit fisik dan sebagainya dengan tujuan untuk pengobatan dan penyembuhan bagi orang yang terkena salah satu diantara jenis-jenis gangguan dan penyakit tersebut. Rasulullah Saw bersabda, “Kemukakanlah kepadaku jampi-jampi kalian itu, tidaklah mengapa meruqyah selama tidak mengandung kesyirikan”. ( HR. Muslim )

Istilah Ruqyah disertai Syar’iyyah dimaksudkan bahwa terapi ini dalam pelaksanaannya benar-benar murni sesuai dengan batasan syari’at Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan hal itu, baik dengan kemurnian aqidah, niat dan tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan. Jadi harus benar-benar bersih dari unsur-unsur campuran yang tidak berdasar dan yang melanggar hukum syara’

Ruqyah adalah salah satu amal yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, para sahabat dan salafush-shalih untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwanya. Tercatat banyak hadits-hadits shahih dan hasan yang meriawayatkan tentang ruqyah dan hal-hal yang berkaitan dengannya, Rasulullah sendiri pernah meruqyah dan sahabat besar sperti Sa’ad bin Abi Waqqash, Ummul Mu’minin Hafsah binti Umar, tabi’in seperti Malik bin Dinar juga melakukannya. Imam Ahmad bin Hambal, selain terkenal sebagai salah satu imam madzhab (Madzhab Hambali) juga terkenal kemampuanya meruqyah. Muridnya Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim al-Jauziyah juga sering meruqyah. Di zaman modern seperti sekarang, seperti Hasan al-Bana, Syaikh Abdus Salam Bali, Syaikh bin Baz, Muhammad Ash-Shayyim meneruskan pengobatan yang mengikuti Qur’an dan Sunnah tersebut.

HUBUNGI ADMIN