Dampak Kolaborasi Saefudin dengan Jin

Syetan kinerjanya memang jeli dan cekatan, momen apapun dimanfaatkannya untuk menyesatkan manusia. Pada setiap kejadian yang fenomenal mereka nimbrung di dalamnya. Setiap peristiwa yang menghebohkan, mereka memasang perangkap untuk menyeret manusia ke lembah kesyirikan. Hanya orang-orang yang beriman teguh dan dirahmati Allah saja yang bisa selamat dari tipu muslihatnya.

Penemuan harta karun sebenarnya merupakan suatu peristiwa yang wajar dan lumrah. Karena kita bukanlah generasi yang pertama menghuni bumi ini. Sudah beberapa generasi sebelum kita yang tinggal di bumi ini, lalu meninggalkan kita. Dan kita semua sudah tahu bahwa tak seorangpun diantara kita yang mengetahui kapan berakhir lembaran kehidupannya. Kita tidak tahu di tanah mana kita dikuburkan dan dalam kondisi bagaimana kita dijemput ajal.

Maka dari itu sering kita jumpai orang yang meninggal dunia tanpa meninggal pesan atau wasiat kepada keluarganya. Padahal mungkin saja orang yang telah mati tersebut sudah menyimpan pundi-pundi emas atau harta benda lainnya sebagai bekal hidup keturunan yang ditinggalkannya. Apalagi pada zaman dahulu tidak ada bank baik yang syariah maupun yang konvensional. Sehingga banyak orang yang menyimpan uang atau perhiasannya di bawah bantal dan kasur, atau dimasukkan ke dalam peti dan ditimbun dalam tanah, agar orang lain tidak mengetahuinya termasuk istri dan anaknya. Sehingga ketika yang bersangkutan itu meninggal secara mendadak dan tidak sempat berwasiat, maka harta peninggalannya akan menjadi kandungan tanah dan misterius.

Kejadian seperti itu telah diabadikan al-Qur’an dalam cerita petualangan Nabi Khidhir dengan Nabi Musa. Nabi Khidhir menjelaskan kepada Nabi Musa perihal dinding rumah yang hampir roboh dan beliau mengajak Nabi Musa untuk menegakkan kembali, tapi Nabi Musa enggan melakukannya, “Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”. (QS.al-Kahfi: 82). Seandainya kedua anak yatim tersebut atau kerabatnya tahu, pastilah harta karun itu diambil sebelum dinding rumah itu mau roboh dimakan zaman. Sementara kata- kata Nabi Khidhir “bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri,” menunjukkan bahwa petunjuk tentang harta karun itu berdasarkan wahyu karena beliau seorang Nabi. Hari ini wahyu telah terputus, yang ada tinggal karamah dan sihir. Karamah tidak mungkin diberikan Allah kepada orang yang berbuat syirik, yang ada hanyalah sihir.

Dengan kisah di atas, tidak usah heran kalau ada orang yang menggali tanah menggali sumur atau lainnya, kemudian menemukan harta terpendam atau benda-benda kuno lainnya. Itu peristiwa yang lumrah, termasuk juga yang dialami oleh Saefudin. Dia bukanlah satu-satunya orang yang menemukan harta terpendam, banyak orang sebelum dia juga pernah mengalaminya.

Tapi ada beberapa hal yang menjadikan kasus Saefudin jadi istimewa. Pertama, keberadaan dia sebagai paranormal, yang mana masyarakat kita masih menganggap sosok paranormal bukanlah manusia biasa. Kedua, proses dia dalam menemukan ‘emas’ tersebut. Ketiga, gambar Soekarno pada batangan ‘emas’ tersebut, yang sampai saat ini sosoknya banyak dikaitkan masyarakat dengan dunia mistik. Keempat, lokasi penemuannya yaitu daerah Bogor, yang mana sebelumnya telah terjadi beberapa kasus heboh yang berkaitan dengan harta peninggalan Soekarno, termasuk kasus yang melibatkan Menteri Agama RI, DR. Sa’id Agil Munawwar, MA. Kelima, peran media yang berlebihan dalam mengekspos Saefudin dan emas penemuanпуа.

Saefudin adalah sosok manusia biasa, bukanlah manusia suci yang dekat dengan Allah. Di samping dulunya punya lembaran hidup yang kelam, malah sekarang tampil dengan baju paranormal. Sebenarnya keadaannya yang sekarang tidak beda dengan yang sebelumnya. Hanya saja dulu sering membuat resah warga sekitar dengan kebiasaan mabuknya, sedangkan sekarang banyak masyarakat yang merasa diuntungkan dengan provesi barunya. Padahal virus yang disebarkannya sekarang lebih berbahaya dampaknya dari yang sebelumnya, karena yang dirusak bukan rumah atau ketenangan istirahat mereka, tapi suatu yang sangat mahal nilainya yaitu aqidah. Naifnya banyak masyarakat tidak merasa dirugikan, bahkan mereka merasa diuntungkan Saefudin sendiri dengan tegas mengakui bahwa proses penemuan ‘emas’ itu dibantu jin khadamnya yang bernama H. Syafi’i. Menurut pengakuannya sudah sering hadir dalam dunia mimpi dan dunia nyatanya, serta memberikan bisikan-bisikan untuk membimbing hidupnya. Jin itu juga yang selama ini membantunya dalam mengobati pasien yang datang kepadanya. Padahal Allah telah menyatakan, “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada bebe- rapa laki-laki dari jin, maka jin- jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin: 6). Saefudin termasuk manusia yang dimaksud dalam ayat tersebut.

 

Soekarno Bukan Manusia Ma’shum

Saefudin juga termasuk orang yang mengagumi sosok Soekarno, bahkan sangat mengkultuskannya. Oleh sebab itu dalam setiap ritual tawassulan, dia selalu mengirim al-Fatihah khusus kepada idolanya itu Sehingga dia tidak merasa berdosa sama sekali saat mengatakan bahwa Soekarno adalah manusia yang ma’shum (terjaga dari dosa), seperti halnya para Nabi dan Rasul. Sungguh naif memang, sosok yang mengusung paham ‘Nasakom’dan oleh sebagian orang digelari ‘Gila Wanita’, kebersihan dirinya disamakan dengan kesucian para Nabi dan Rasul, manusia-manusia pilihan Allah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sepertinya itulah doktrin dan kebohongan yang dipelajari Saefudin dari gurunya jin H. Syafi’i. Lalu dengan perpanjangan lidahnya dia mendakwahkannya kepada manusia yang mengaguminya.

Terlepas dari polemik apakah ‘emas’ yang ditemukan Saefudin itu asli atau palsu, yang jelas Saefudin dan temuannya telah disikapi dan ditanggapi secara berlebihan oleh masyarakat kita. Sikap dan tanggapan seperti itu memang sangat diharapkan kemunculannya oleh syetan yang terkutuk. Sekarang sudah jelas bagi kita, bahwa temuan ‘emas’ itu adalah hasil kolaborasi Saefudin dengan jin perewangannya, maka kita harus segera menyelamatkan aqidah. Jangan terkecoh dengan bujuk rayu dan tipu daya syetan yang terselubung.

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN