Emang Enak Dikerjain

Tidak banyak pemuda seperti Eki. Bisa diterima di berbagai kalangan. Hitam maupun putih bagi Eki semuanya mudah ditembus. Sudah tidak terbilang dukun dan paranormal kondang yang ia datangi. Bukan untuk berobat atau mencari kesaktian. Tujuan Eki ke sana hanya untuk menguji kebenaran apa yang disampaikan dan diajarkannya.

Seperti yang terjadi pada suatu hari, Eki menyatroni rumah seorang paranormal kondang di Jakarta Timur, Ki Brewok namanya. Seperti biasa, ia disambut Ki Brewok dengan baik. Eki tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. la mondar-mandir di dalam rumah Ki Brewok.

“Awas! Jangan ke pojok itu di sana ada Gondoruwonya,” tegur Ki Brewok dengan lantang menghentikan langkah Eki. Tapi Eki bukan anak kemarin sore yang mudah diperdaya. la pun berbalik dan berkata, “Ki, itu ada anak kecil yang mau kencing. Awas Ki.”

Ki Brewok terperangah. Dengan cepat ia bergeser dan berpindah tempat duduk. Padahal Eki hanya berpura-pura melihat anak kecil. Di samping Ki Brewok tidak ada siapa- siapa.

Yah, emang enak dikerjain.
Ghoib, Edisi No. 36 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Bergetar, Saat Membaca Majalah Ghoib

Suatu siang, Ronald (nama samaran) seorang praktisi hipnotis jalan-jalan ke sebuah toko buku. Niatnya iseng mencari kesibukan. Setelah berjalan ke sana kemari, akhirnya ia menemukan rak buku yang memajang berbagai jenis majalah.

Mata Ronald yang tajam tertuju kepada sebuah majalah yang dari namanya telah tergambar apa isinya. Majalah Ghoib. Majalah yang berbau klenik, itulah asumsinya pertama kali. Dengan iseng pula ia mengambil majalah tersebut dan membaca satu halaman.

Belum lama matanya terpaku pada lembaran majalah itu, ia dikejutkan dengan getaran di tangannya yang sedang membaca. Semakin lama, getaran di tangan terus menjalar ke seluruh tubuh. Dadanya berdebar. Jiwanya gelisah. Ronald pun meletakkan Majalah Ghoib Setelah merenung sejenak, ia semakin penasaran atas apa yang terjadi dan demi menghindari sesuatu yang tidak diinginkannya, Ronald membeli Majalah Ghoib dan membacanya di rumah.

Hikmahnya, perkenalannya dengan Majalah Ghoib akhirnya mengantarkan Ronald untuk mengikuti terapi ruqyah, untuk membuang jauh-jauh ilmu hipnotis yang telah menghalanginya memperoleh keturunan padahal ia telah menikah sepuluh tahun.

Kembali keanehan terjadi begitu kakinya memasuki halaman kantor Majalah Ghoib. Apa yang dirasakan dulu kembali terasa. Dadanya semakin sesak. Dan kian tak tertahankan. la pun muntah-muntah. Padahal belum diterapi. Belum diapa-apakan. Satu hal yang semakin menambah keyakinan bahwa ia harus membuang ilmu hipnotisnya.
GHoib, Edisi No. 35 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Rebutan Jin

Sudah belasan kali Irwan mengikuti terapi ruqyah di kantor Majalah Ghoib. Sudah banyak pasien dengan berbagai reaksi yang ia temukan. Namun pengalaman ruqyah kemarin (Kamis 27/12/05) sangat di luar dugaannya. Hendro (nama samaran) yang kebetulan diterapi lebih dulu membuat Irwan terheran-heran.

Hendro hanya tertawa dan tertawa ketika diruqyah. Jin yang merasuk ke dalam dirinya bahkan sering kali mengajak santai kepada ustadz yang menterapinya. Entah kesalahan apa yang dilakukan Hendro, sehingga jin yang bersarang dalam dirinya begitu kukuh.

Nah, ketika tiba giliran Irwan untuk diterapi, sementara Hendro sendiri juga masih ditangani oleh ustadz yang lain, tiba-tiba Hendro berteriak sambil tangannya menunjuk kepada Irwan “Itu yang di pinggang bisa jadi anak buah saya. Itu jin paling kafir. Sini-sini.”

Jin yang bersarang dalam diri Irwan pun tidak tinggal diam. Mereka pun mengadakan perlawanan. Dengan gerakan tangan dan kaki Irwan mencoba melawan. “Ah tidak ada apa-apanya. Nih kaki kanan dicoba dulu. Kalau kamu bisa, baru kamu bisa jadi bos saya,” ejek Hendro.

Lima belas menit kemudian, Irwan lemas. la merasakan seperti ada sesuatu yang ditarik dari pinggangnya. “Yang di pinggang ke sini-sini menjadi anak buah saya,” teriak Hendro lagi. Tak lama kemudian, Irwan merasakan seperti ada sesuatu yang keluar dari dirinya. la benar-benar tidak berdaya. “Tuh. Sudah sekarat tuh,” celoteh Hendro lagi.

Setelah jin yang di pinggang keluar, Irwan merasakan bahwa tinggal jin yang di dada yang masih mbandel. Tapi itu pun tidak berselang lama. Jin yang mengaku bernama Kholiq itu pun bertaubat dan keluar setelah berganti nama menjadi Abdul Kholiq.
Ghoib, Edisi No. 34 Th. 2/ 1426 H/ 2005 M

Takut Mati Saat Diruqyah

Seorang bapak yang sedang mengikuti pembacan ruqyah massal di ruangan. Tiba-tiba keluar. la mengeluhkan kepalanya yang pening, berat. Perutnya mual. la merasakan ada sesuatu yang akan keluar melalui kepalanya.

Setelah dibujuk oleh Heri, petugas satpam, akhirnya ia mau masuk lagi. Tak lama kemudian, ia keluar lagi, ia dikerubungi oleh ibu-ibu yang sedang menunggu pasien. ‘Memang reaksinya begitu, pak. Nggak usah takut,” kata seorang ibu memberi pengertian.

“Saya merasakan ada sesuatu yang mau keluar dari kepala. Saya takut ruh saya ikut keluar,” bapak itu menambahkan.

Dia dibujuk lagi, dan akhirnya mau masuk ke ruang ruqyah. Tapi, sepuluh menit kemudian ia keluar lagi dengan raut wajah pucat, ketakutan, gugup, dan nada bicaranya terbata-bata. ‘Sa.. ya.. takut ruh saya ikut keluar.’

Untuk kesekian kali dia dibujuk lagi oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Setelah terjadi perdebatan, akhirnya dia berkenan masuk lagi dengan perasaan berat. Namun, apa yang terjadi. Hanya bertahan beberapa menit saja. Bapak itu keluar lagi dengan raut muka pucat, seakan-akan dia menyerah kalah menghadapi lawan dalam suatu pertandingan. Apa boleh buat, petugas pendaftaran pun memaklumi; ya terserah bapak, karena kami tidak berhak memaksa bapak. Memang mengikuti terapi ruqyah harus ada kemauan dari orang yang bersangkutan. Bapak itu pun mengambil tasnya dan langsung pulang dengan membawa rasa pening di kepala dan perut mual, tidak jadi diterapi ruqyah. Ada-ada saja, sudah dewasa kok takut mati saat diterapi ruqyah!.
Ghoib, Edisi No. 33 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Rumah Bekas Penggilingan Padi

Mas Bambang (nama samaran) adalah seorang pengusaha penggilingan padi asal Kulon Progo, Yogyakarta. la berniat untuk mencari perutungan baru. Usaha penggilingan padi yang telah dijalanınya bertahun-tahun mengalami kendala hingga akhirnya gulung tikar.

Bagunan bekas penggilingan padi itu rasanya sia-sia bila tidak dimanfaatkan lagi. Sementara tempatnya cukup luas dan bisa dibilang strategis untuk bisnis. Setelah merenung cukup lama, Mas Bambang menemukan ide segar. ‘Wah, beternak telur puyuh saja ya’ pikirnya.

la masih ketar-ketir bila langsung melaksanakan niatnya lantaran bangunan penggilingan padinya menurut kata orang itu angker dan dihuni oleh sekawanan jin.

Singkat cerita, Mas Bambang akhirnya mengundang Ustadz Fadhlan untuk meruqyah tempat bekas penggilingan padi sebelum dimanfaatkan lebih jauh. Tak lama setelah diruqyah, keluar seekor ular kecoklatan yang berlari ke pojok ruangan. Ustadz Fadhlan segera mengejarnya, tapi ular itu hilang secara misterius. la seperti ditelan bumi. Tidak ada bekas dan tidak ada lobang.

Malam harinya, warga yang tinggal tidak jauh dari rumah penggilingan padi, geger. Mereka berlarian keluar rumah. Katanya, malam itu mereka mendengar seperti suara rumah terbakar. Suaranya berasal dari rumah penggilingan padi yang pagi harinya diruqyah.

Tapi mereka kecele. Rumah kayu itu masih berdiri kokoh. Tidak ada api. Tidak ada asap. Rupanya kegaduhan itu berasal dari sekawanan jin yang mengungsi dari rumah penggilingan padi karena kepanasan setelah diruqyah.

 

 

Ghoib, Edisi No. 32 Th. 2/ 1425 H/ 2005 M

Badan Gatal dan Bernanah Sembuh dengan Ruqyah Mandiri

Saya Khoiriyah kelas 2 di SMU I Suruh Salatiga Jawa Tengah. Saya pernah mengalami kondisi yang sangat menyedihkan, suatu malam saya tidak bisa tidur, badan saya terasa panas tanpa sebab. Kemudian keesokan harinya bagian tangan dan kaki saya gatal-tagal berdarah dan bernanah begitu cepat. Saya sudah berobat ke dokter, tetapi setelah obat diminum, badan saya terasa panas dan gatal-gatal itu berubah menjadi koreng yang bertambah banyak.

Kemudian saya dibawa ke seorang paranormal atau orang pinter, saya sebenarnya tidak percaya. Dia bilang: nggak apa-apa. Tetapi dia tidak mengobati saya dan saya disuruh mengobati sendiri.

Selanjutnya ada teman saya yang memberi saran untuk ruqyah. Awalnya saya tidak tahu apa itu ruqyah? Ternyata membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah. Saya : tertarik sekali dengan ruqyah karena tidak ada unsur penyimpangan aqidah.

Akhirnya saya dipinjami kaset dan buku ruqyah terapi serangan jin karya ustadz Fahdlan oleh Ibu Diah pembina Rohani Islam di sekolah. Saya lakukan ruqyah sendiri selama satu minggu terus menerus, dengan menjalani nasehat-nasehat di dalam buku itu. Yaitu dengan menggunakan kurma Madinah 7 butir dimakan tiap pagi, habbatus sauda’ dihaluskan diberi air segelas kemudian saya ruqyah dan saya minum sebagian. Kemudian sebagiannya saya oleskan bagian yang sakit. Di samping itu saya juga minum air zamzam yang telah saya ruqyah, setiap hari.

Alhamdulillah, setelah satu minggu gatal-gatal, korengan yang bau dan bernanah telah Allah sembuhkan. Kulit tubuh saya kembali normal seperti semula.. Saya semakin yakin dengan kebenaran syariat Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 20 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Walikota Ditipu Pawang Hujan Palsu

Ini kisah nyata. Pada suatu hari di musim penghujan, salah seorang walikota Jakarta menyelenggarakan resepsi pernikahan. Kebetulan sudah berhari-hari kota Jakarta diguyur hujan cukup lebat. Bapak Walikota pun ketar-ketir. la khawatir kalau pada saat resepsi hujan lebat tanpa dapat ditahan mengucur dari langit.

“Sedia payung sebelum hujan,” pikir pak Walikota Maka dengan segera ia pun merealisasikan rencananya. Dan seperti biasa ia menyuruh pegawai walikota segera mencari pawang hujan dengan dibekali uang 250 ribu rupiah.

Sang pegawai pun kebingungan, kemana gerangan harus mencari pawang hujan. Sudah beberapa jam ia mencari informasi, namun hasilnya tetap sama, nihil. Sejenak, ia pun merenung dan … oo, ia menemukan ide. Dengan langkah mantap ia mendatangi seorang pedagang asongan dan terjadilah transaksi kilat sambil menyelipkan uang 50 ribuan ke tangan pedagang.

Pada hari yang telah dijanjikan, si pedagang asongan datang ke tempat resepsi dengan pakaian hitam-hitam dan topi caping nangkring di kepalanya la segera mencari tempat di pojok lokasi dengan kepala menunduk dan tongkat tidak lepas dari tangannya. Sesekali mulutnya nampak komat-kamit, entah apa yang ia baca.

Secara kebetulan pula pada hari itu udara Jakarta sangat bersahabat dan tidak nampak mendung bergelayut di angkasa. Dan hujan pun enggan turun.

Selesai acara bapak walikota menghampiri pegawainya, “Hebat benar dukun kamu.” mendengar pujian itu si pegawai hanya bisa bergumam dalam hati. “Emang enak dikerjain.”

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Dampak Kolaborasi Saefudin dengan Jin

Dampak Kolaborasi Saefudin dengan Jin

Syetan kinerjanya memang jeli dan cekatan, momen apapun dimanfaatkannya untuk menyesatkan manusia. Pada setiap kejadian yang fenomenal mereka nimbrung di dalamnya. Setiap peristiwa yang menghebohkan, mereka memasang perangkap untuk menyeret manusia ke lembah kesyirikan. Hanya orang-orang yang beriman teguh dan dirahmati Allah saja yang bisa selamat dari tipu muslihatnya.

Penemuan harta karun sebenarnya merupakan suatu peristiwa yang wajar dan lumrah. Karena kita bukanlah generasi yang pertama menghuni bumi ini. Sudah beberapa generasi sebelum kita yang tinggal di bumi ini, lalu meninggalkan kita. Dan kita semua sudah tahu bahwa tak seorangpun diantara kita yang mengetahui kapan berakhir lembaran kehidupannya. Kita tidak tahu di tanah mana kita dikuburkan dan dalam kondisi bagaimana kita dijemput ajal.

Maka dari itu sering kita jumpai orang yang meninggal dunia tanpa meninggal pesan atau wasiat kepada keluarganya. Padahal mungkin saja orang yang telah mati tersebut sudah menyimpan pundi-pundi emas atau harta benda lainnya sebagai bekal hidup keturunan yang ditinggalkannya. Apalagi pada zaman dahulu tidak ada bank baik yang syariah maupun yang konvensional. Sehingga banyak orang yang menyimpan uang atau perhiasannya di bawah bantal dan kasur, atau dimasukkan ke dalam peti dan ditimbun dalam tanah, agar orang lain tidak mengetahuinya termasuk istri dan anaknya. Sehingga ketika yang bersangkutan itu meninggal secara mendadak dan tidak sempat berwasiat, maka harta peninggalannya akan menjadi kandungan tanah dan misterius.

Kejadian seperti itu telah diabadikan al-Qur’an dalam cerita petualangan Nabi Khidhir dengan Nabi Musa. Nabi Khidhir menjelaskan kepada Nabi Musa perihal dinding rumah yang hampir roboh dan beliau mengajak Nabi Musa untuk menegakkan kembali, tapi Nabi Musa enggan melakukannya, “Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”. (QS.al-Kahfi: 82). Seandainya kedua anak yatim tersebut atau kerabatnya tahu, pastilah harta karun itu diambil sebelum dinding rumah itu mau roboh dimakan zaman. Sementara kata- kata Nabi Khidhir “bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri,” menunjukkan bahwa petunjuk tentang harta karun itu berdasarkan wahyu karena beliau seorang Nabi. Hari ini wahyu telah terputus, yang ada tinggal karamah dan sihir. Karamah tidak mungkin diberikan Allah kepada orang yang berbuat syirik, yang ada hanyalah sihir.

Dengan kisah di atas, tidak usah heran kalau ada orang yang menggali tanah menggali sumur atau lainnya, kemudian menemukan harta terpendam atau benda-benda kuno lainnya. Itu peristiwa yang lumrah, termasuk juga yang dialami oleh Saefudin. Dia bukanlah satu-satunya orang yang menemukan harta terpendam, banyak orang sebelum dia juga pernah mengalaminya.

Tapi ada beberapa hal yang menjadikan kasus Saefudin jadi istimewa. Pertama, keberadaan dia sebagai paranormal, yang mana masyarakat kita masih menganggap sosok paranormal bukanlah manusia biasa. Kedua, proses dia dalam menemukan ‘emas’ tersebut. Ketiga, gambar Soekarno pada batangan ‘emas’ tersebut, yang sampai saat ini sosoknya banyak dikaitkan masyarakat dengan dunia mistik. Keempat, lokasi penemuannya yaitu daerah Bogor, yang mana sebelumnya telah terjadi beberapa kasus heboh yang berkaitan dengan harta peninggalan Soekarno, termasuk kasus yang melibatkan Menteri Agama RI, DR. Sa’id Agil Munawwar, MA. Kelima, peran media yang berlebihan dalam mengekspos Saefudin dan emas penemuanпуа.

Saefudin adalah sosok manusia biasa, bukanlah manusia suci yang dekat dengan Allah. Di samping dulunya punya lembaran hidup yang kelam, malah sekarang tampil dengan baju paranormal. Sebenarnya keadaannya yang sekarang tidak beda dengan yang sebelumnya. Hanya saja dulu sering membuat resah warga sekitar dengan kebiasaan mabuknya, sedangkan sekarang banyak masyarakat yang merasa diuntungkan dengan provesi barunya. Padahal virus yang disebarkannya sekarang lebih berbahaya dampaknya dari yang sebelumnya, karena yang dirusak bukan rumah atau ketenangan istirahat mereka, tapi suatu yang sangat mahal nilainya yaitu aqidah. Naifnya banyak masyarakat tidak merasa dirugikan, bahkan mereka merasa diuntungkan Saefudin sendiri dengan tegas mengakui bahwa proses penemuan ‘emas’ itu dibantu jin khadamnya yang bernama H. Syafi’i. Menurut pengakuannya sudah sering hadir dalam dunia mimpi dan dunia nyatanya, serta memberikan bisikan-bisikan untuk membimbing hidupnya. Jin itu juga yang selama ini membantunya dalam mengobati pasien yang datang kepadanya. Padahal Allah telah menyatakan, “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada bebe- rapa laki-laki dari jin, maka jin- jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin: 6). Saefudin termasuk manusia yang dimaksud dalam ayat tersebut.

 

Soekarno Bukan Manusia Ma’shum

Saefudin juga termasuk orang yang mengagumi sosok Soekarno, bahkan sangat mengkultuskannya. Oleh sebab itu dalam setiap ritual tawassulan, dia selalu mengirim al-Fatihah khusus kepada idolanya itu Sehingga dia tidak merasa berdosa sama sekali saat mengatakan bahwa Soekarno adalah manusia yang ma’shum (terjaga dari dosa), seperti halnya para Nabi dan Rasul. Sungguh naif memang, sosok yang mengusung paham ‘Nasakom’dan oleh sebagian orang digelari ‘Gila Wanita’, kebersihan dirinya disamakan dengan kesucian para Nabi dan Rasul, manusia-manusia pilihan Allah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sepertinya itulah doktrin dan kebohongan yang dipelajari Saefudin dari gurunya jin H. Syafi’i. Lalu dengan perpanjangan lidahnya dia mendakwahkannya kepada manusia yang mengaguminya.

Terlepas dari polemik apakah ‘emas’ yang ditemukan Saefudin itu asli atau palsu, yang jelas Saefudin dan temuannya telah disikapi dan ditanggapi secara berlebihan oleh masyarakat kita. Sikap dan tanggapan seperti itu memang sangat diharapkan kemunculannya oleh syetan yang terkutuk. Sekarang sudah jelas bagi kita, bahwa temuan ‘emas’ itu adalah hasil kolaborasi Saefudin dengan jin perewangannya, maka kita harus segera menyelamatkan aqidah. Jangan terkecoh dengan bujuk rayu dan tipu daya syetan yang terselubung.

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Ngalap Berkah Air Sumur ‘Emas’

Ngalap Berkah Air Sumur 'Emas'

Heboh penemuan harta karun peninggalan Soekarno di Bogor menelan “korban”. Pengertian korban di sini bukanlah hilangnya harta atau nyawa. Tapi jauh lebih bermakna dari keduanya. Karena yang menjadi korban adalah aqidah kita. Ratusan warga telah berdatangan ke rumah Saefudin, tempat ditemukan harta karun ‘peninggalan Soekarno’ sejak tersiarnya kabar yang menghebohkan warga Bogor dan sekitarnya Rabu (20/5) lalu.

Informasi dari mulut ke mulut serta media cetak dan elektronik semakin mempercepat perkembangan isu tersebut. Betapa tidak. ‘Emas’ itu diyakini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Keyakinan ini tidak akan tersiar luas begitu saja bila tidak ada yang menyebarkannya. Menurut Saefudin setelah barang temuan batangan ‘emas’ itu diangkat, sumur sedalam tiga meter itu langsung memancarkan air dan didoakan oleh jin yang sering dipanggil H. Syafi’i “Siapa pun yang punya penyakit ataupun sesak nafas mudah- mudahan ada manfaatnya. Kemudian minta sama Allah semoga langsung dikabulkan,” demikian doa jin yang didengar Saefudin seperti dituturkan kepada Majalah Ghoib.

Terang saja pernyataan Saefudin, yang dianggap punya ‘kelebihan’ itu segera diaminkan oleh orang-orang di sekitarnya yang sudah terpengaruh. Puluhan orang terus berdatangan setiap harinya dari berbagai kota seperti Jakarta, Bandung Bogor, Depok dan Sukabumi Tentu dengan ragam alasan dan dari berbagai latar belakang yang berbeda.

Beberapa saat setelah Majalah Ghoib berbicara dengan Saefudin di dalam kamar masuklah empat orang aparat berseragam lengkap. Dengan sedikit malu-malu para aparat muda itu bersalaman dengan Saefudin dan menyatakan keinginannya untuk melihat batangan ‘emas’. Entahlah, apakah itu alasan yang dibuat-buat ataukah ada maksud lain yang masih belum terungkap. Mengingat ada seorang aparat yang juga menjadi anggota pengajian tawasulan yang diadakan setiap malam Jum’at, yang dikenal oleh ketiga anggota tersebut.

 

Rebutan Air Sumur Tempat Ditemukannya ‘Harta Karun’

Setiap batangan ‘emas’ seberat 1 kg itu dianggap bisa menyembuhkan penyakit, sehingga beberapa hari sejak ditemukan ‘emas’ itu menjadi rebutan warga. Bukan untuk dimiliki tapi diambil berkahnya untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Hanya saja sejak Kamis (27/5) emas itu disimpan di dalam tempat tertentu dan tidak semua orang diperbolehkan untuk menyentuhnya.

Meski batangan ‘emas’ itu sekarang dikarantina oleh Saefudin, tapi tetap saja tidak menyurutkan warga dari berbagai daerah terus berdatangan. Tidak dapat menyentuh ‘emasnya’ minum airnya pun bolehlah. Demikian pendapat warga yang meyakini keberkahan air sumur tersebut.

Itulah alasan yang menarik perhatian ibu Mimin, wanita berkerudung asal Dermaga, Bogor yang datang bersama suaminya, la terlihat sedang menuangkan air ke dalam plastik. “Saya dengar dari tetangga bahwa berbagai penyakit bisa disembuhkan dengan air harta karun ini. Apalagi bila ada kesempatan untuk mengusap- usapkan batangan emas ke badan. Dijamin berbagai penyakit akan sembuh,” ujar ibu Mimin dengan serius.

Ketika ditanya lebih jauh apa penyakit yang diderita selama ini. “Komplikasi mas. Saya sudah datang ke beberapa dokter, tapi masih belum sembuh” ungkapan ini dibenarkan oleh suaminya yang dengan telaten menuangkan air ke plastik.

Ironis memang, penyakit tahunan yang belum sembuh itu telah menutup mata hati ibu Mimin dan orang lain yang senasib. Penyakit yang seharusnya menjadi sarana introspeksi diri tidak lagi bermakna. Bahkan menjadi jeratan yang menyeretnya ke jurang penderitaan yang berkepanjangan bila tidak bertaubat.

Lain ibu Mimin, lain ibu Nur. Seorang ibu asal Bogor ini datang bersama kedua putra dan putrinya. Setelah minum segelas air, la segera menciduk segelas lagi dan diserahkan kepada anaknya yang masih berumur delapan tahunan. Ibu Nur berbicara agak keras ketika melihat anaknya hanya memegang saja gelas tersebut dan tidak segera meminumnya. Ketika ditanya mengapa anaknya yang tidak kelihatan sakit juga harus minum air, “Biar otaknya encer,” jawab ibu Nur sambil berlalu.

Ibu Nur, tempatnya segera digantikan oleh pengunjung lainnya yang juga mencoba membuktikan kebenaran desas-desus yang sampai ke telinga mereka. Bahkan banyak di antara pengunjung yang membawa pulang air sumur tersebut dengan kantong plastik yang sudah tersedia. dan sesekali terdengar suara ibu-ibu yang mengajarkan tata cara minum air sumur tersebut biar dapat berkahnya, “Sebelum minum, baca bismillah dan syahadat tiga kali,” suara ibu-ibu itu pun hilang ditelan kegaduhan warga yang berebutan ingin melihat ‘emas’ yang baru dikeluarkan dari kamar dan akan disimpan di akuarium kaca.

Wabah ngalap berkah dari air sumur Saefudin, ternyata juga menjalar ke kalangan remaja. Seperti yang nampak sedang dilakukan oleh empat remaja tanggung berambut cepak yang kelihatan malu-malu kucing. Meski akhirnya mereka juga minum air yang katanya keramat itu. Mereka tidak sekedar minum, air tersebut juga diguyurkan membasahi rambutnya. Dari kaos yang mereka kenakan, nampaknya mereka adalah seorang pelajar. karena kaos salah seorang dari mereka bertuliskan ‘penerbangan poesat’. Memang, mereka adalah pelajar kelas satu di sebuah STM yang jauh-jauh datang dari Jakarta ke Bogor untuk meminta berkah dari air. “Biar pintar mas,” kata salah seorang dari mereka dengan cengar-cengir.

Seorang bapak separuh baya celingukan melihat ruang tamu ingin bertemu dengan Saefudin sambil menenteng sebotol plastik air keramat tersebut. “Ya, ini untuk syariatnya mas. Siapa tahu ada manfaatnya,” kata bapak yang datang langsung dari Bekasi itu.

Ini adalah fenomena yang mengerikan. Harta karun yang awalnya diklaim sebagai emas peninggalan bung Karno benar- benar meminta korban. Pihak kepolisian bisa saja telah menyatakan bahwa batangan itu bukanlah emas, tapi bola salju terus menggelinding. Satu demi satu warga tergadaikan aqidahnya akibat ulah segelintir orang yang kurang bertanggung jawab. Di sini dibutuhkan sikap kearifan tokoh agama dan masyarakat untuk segera bertindak lebih jauh lagi. Agar wabah ini segera terhenti. Mungkin sikap keras perlu dikeluarkan oleh lembaga keislaman yang berkompeten untuk membentengi aqidah dari bahaya kemusyrikan terselubung.

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M 

Dia mah Cuma Orang Biasa

H. Memed (Tokoh Masyarakat, Pensiuanan Pegawai Depag) :

Saat orang ramai berdatangan ke rumah Saefudin yang telah menemukan ‘emas Soekarno dan semakin dianggap sakti itu, H. Memed yang merupakan salah satu tokoh masyarakat desa tersebut menganggapnya sebagai orang biasa saja. tidak ada yang istimewa. Berikut penuturan H. Memed di rumahnya yang berjarak hanya sekitar 100 M dari rumah Saefudin.

Walaupun dekat dengan  rumah Saefudin, istri dan anak saya belum pernah melihat langsung emas yang menghebohkan itu. Saya sendiri sudah melihat, tetapi ketika itu saya hanya menemani Kapolsek Semplak dan Ranca Bungur yang ingin melihat langsung emasnya Saefudin.

Karena menurut saya, dia bukan orang sakti atau hebat seperti yang dianggap orang sekarang-sekarang ini. Setelah dia menemukan batangan dan perhiasan “emas” itu, semakin banyak orang datang ke dia untuk minta bantuan. Dan air sumumya pun dianggap berkah.

Bahkan menurut saya, Saefudin itu orang yang berbuat syirik. Dia itu mengaku mempunyai makhluk gaib yang membisikinya. Dia punya pengajian setiap malam jum’at Pengajiannya itu, menyulut pro kontra. Banyak tokoh masyarakat yang tidak setuju pengajiannya itu. Belum lagi, kegiatan dia dan teman-temannya mendatangi kuburan. Kan meminta bantuan makhluk gaib dan meminta kuburan itu perbuatan syirik. Karena perbuatannya itu tidak sesuai aqidah saya, maka saya tidak ikut- ikutan orang mendatanginya untuk minta bantuan.

Dan dia telah membohongi kita. Katanya emas yang ditemukan cuma sepuluh batang. Padahal saat saya ikut hadir ketika Saefudin dipanggil oleh kepolisian, saya menyaksikan sendiri bahwa emas itu lengkap ada lima belas batang. Dia bohong kalau yang ada hanya sepuluh dan yang lima ada tetapi masih gaib. Ingin membesar-besarkan masalah. Juga masalah emas atau bukan emas. Waktu dia baru menemukan, jelas sekali dia mengatakan bahwa itu emas. Sekarang, setelah pihak yang berwajib mengatakan bahwa itu hanya tembaga, dia mengingkari bahwa dulu dia pernah bilang kalau itu emas.

Dia cuma orang biasa, seperti anak-anak muda lainnya. Dulu dia tukang ojek yang suka mabuk- mabukan dengan anak-anak muda sini. Bahkan pernah dia ditangkap Koramil karena waktu mabuk, dia merusak rumah orang. Kemudian tiba-tiba dia menjadi orang suci, bagaimana itu?

Dia tidak aktif di Masjid. Padahal Masjid itu adanya di samping rumahnya. Dia mulai suka ke Masjid setelah kita membangun tangga Masjid. Dia minta pekerjaan untuk ikut membangun tangga Masjid. Kita beri dia pekerjaan itu. Setelah itu, barulah dia mau sholat di Masjid.

Pengajian yang diadakan di rumahnya, diikuti sekitar dua puluhan orang. Tetapi dia punya empat orang yang harus selalu mendampinginya agar bisa mendatangkan jinnya. Harus ada salah seorang dari empat orang itu jika mau memanggil jinnya. Jika tidak ada sama sekali, tidak bisa datang.

Dan sebenarnya yang datang minta bantuannya untuk mengobati, berasal dari luar kampung ini. Kalau orang-orang sekitar sini tidak ada yang minta bantuan dia. Biasa kan, orang biasanya terkenalnya dan hebatnya di luar. Sementara orang sini menganggapnya biasa saja.

Saya pribadi tidak bisa melarang orang ketika datang ke dia. Tetapi saya dan tokoh masyarakat lainnya hanya melindungi keluarga saja. Ketika istri dan anak saya mau datang minta air berkahnya, saya larang. Saya katakan bahwa ini syirik.

Walaupun suatu saat mungkin saja kita laporkan ini kepada MUI atau yang berwenang secara agama, jika kesalahan ini membesar. Kita juga punya pengajian bulanan dengan ust. Didin Hafidhudin, mungkin. akan kita konsultasikan masalah ini ke beliau.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

HUBUNGI ADMIN