Badan Gatal dan Bernanah Sembuh dengan Ruqyah Mandiri

Saya Khoiriyah kelas 2 di SMU I Suruh Salatiga Jawa Tengah. Saya pernah mengalami kondisi yang sangat menyedihkan, suatu malam saya tidak bisa tidur, badan saya terasa panas tanpa sebab. Kemudian keesokan harinya bagian tangan dan kaki saya gatal-tagal berdarah dan bernanah begitu cepat. Saya sudah berobat ke dokter, tetapi setelah obat diminum, badan saya terasa panas dan gatal-gatal itu berubah menjadi koreng yang bertambah banyak.

Kemudian saya dibawa ke seorang paranormal atau orang pinter, saya sebenarnya tidak percaya. Dia bilang: nggak apa-apa. Tetapi dia tidak mengobati saya dan saya disuruh mengobati sendiri.

Selanjutnya ada teman saya yang memberi saran untuk ruqyah. Awalnya saya tidak tahu apa itu ruqyah? Ternyata membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah. Saya : tertarik sekali dengan ruqyah karena tidak ada unsur penyimpangan aqidah.

Akhirnya saya dipinjami kaset dan buku ruqyah terapi serangan jin karya ustadz Fahdlan oleh Ibu Diah pembina Rohani Islam di sekolah. Saya lakukan ruqyah sendiri selama satu minggu terus menerus, dengan menjalani nasehat-nasehat di dalam buku itu. Yaitu dengan menggunakan kurma Madinah 7 butir dimakan tiap pagi, habbatus sauda’ dihaluskan diberi air segelas kemudian saya ruqyah dan saya minum sebagian. Kemudian sebagiannya saya oleskan bagian yang sakit. Di samping itu saya juga minum air zamzam yang telah saya ruqyah, setiap hari.

Alhamdulillah, setelah satu minggu gatal-gatal, korengan yang bau dan bernanah telah Allah sembuhkan. Kulit tubuh saya kembali normal seperti semula.. Saya semakin yakin dengan kebenaran syariat Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 20 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Walikota Ditipu Pawang Hujan Palsu

Ini kisah nyata. Pada suatu hari di musim penghujan, salah seorang walikota Jakarta menyelenggarakan resepsi pernikahan. Kebetulan sudah berhari-hari kota Jakarta diguyur hujan cukup lebat. Bapak Walikota pun ketar-ketir. la khawatir kalau pada saat resepsi hujan lebat tanpa dapat ditahan mengucur dari langit.

“Sedia payung sebelum hujan,” pikir pak Walikota Maka dengan segera ia pun merealisasikan rencananya. Dan seperti biasa ia menyuruh pegawai walikota segera mencari pawang hujan dengan dibekali uang 250 ribu rupiah.

Sang pegawai pun kebingungan, kemana gerangan harus mencari pawang hujan. Sudah beberapa jam ia mencari informasi, namun hasilnya tetap sama, nihil. Sejenak, ia pun merenung dan … oo, ia menemukan ide. Dengan langkah mantap ia mendatangi seorang pedagang asongan dan terjadilah transaksi kilat sambil menyelipkan uang 50 ribuan ke tangan pedagang.

Pada hari yang telah dijanjikan, si pedagang asongan datang ke tempat resepsi dengan pakaian hitam-hitam dan topi caping nangkring di kepalanya la segera mencari tempat di pojok lokasi dengan kepala menunduk dan tongkat tidak lepas dari tangannya. Sesekali mulutnya nampak komat-kamit, entah apa yang ia baca.

Secara kebetulan pula pada hari itu udara Jakarta sangat bersahabat dan tidak nampak mendung bergelayut di angkasa. Dan hujan pun enggan turun.

Selesai acara bapak walikota menghampiri pegawainya, “Hebat benar dukun kamu.” mendengar pujian itu si pegawai hanya bisa bergumam dalam hati. “Emang enak dikerjain.”

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Dampak Kolaborasi Saefudin dengan Jin

Dampak Kolaborasi Saefudin dengan Jin

Syetan kinerjanya memang jeli dan cekatan, momen apapun dimanfaatkannya untuk menyesatkan manusia. Pada setiap kejadian yang fenomenal mereka nimbrung di dalamnya. Setiap peristiwa yang menghebohkan, mereka memasang perangkap untuk menyeret manusia ke lembah kesyirikan. Hanya orang-orang yang beriman teguh dan dirahmati Allah saja yang bisa selamat dari tipu muslihatnya.

Penemuan harta karun sebenarnya merupakan suatu peristiwa yang wajar dan lumrah. Karena kita bukanlah generasi yang pertama menghuni bumi ini. Sudah beberapa generasi sebelum kita yang tinggal di bumi ini, lalu meninggalkan kita. Dan kita semua sudah tahu bahwa tak seorangpun diantara kita yang mengetahui kapan berakhir lembaran kehidupannya. Kita tidak tahu di tanah mana kita dikuburkan dan dalam kondisi bagaimana kita dijemput ajal.

Maka dari itu sering kita jumpai orang yang meninggal dunia tanpa meninggal pesan atau wasiat kepada keluarganya. Padahal mungkin saja orang yang telah mati tersebut sudah menyimpan pundi-pundi emas atau harta benda lainnya sebagai bekal hidup keturunan yang ditinggalkannya. Apalagi pada zaman dahulu tidak ada bank baik yang syariah maupun yang konvensional. Sehingga banyak orang yang menyimpan uang atau perhiasannya di bawah bantal dan kasur, atau dimasukkan ke dalam peti dan ditimbun dalam tanah, agar orang lain tidak mengetahuinya termasuk istri dan anaknya. Sehingga ketika yang bersangkutan itu meninggal secara mendadak dan tidak sempat berwasiat, maka harta peninggalannya akan menjadi kandungan tanah dan misterius.

Kejadian seperti itu telah diabadikan al-Qur’an dalam cerita petualangan Nabi Khidhir dengan Nabi Musa. Nabi Khidhir menjelaskan kepada Nabi Musa perihal dinding rumah yang hampir roboh dan beliau mengajak Nabi Musa untuk menegakkan kembali, tapi Nabi Musa enggan melakukannya, “Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”. (QS.al-Kahfi: 82). Seandainya kedua anak yatim tersebut atau kerabatnya tahu, pastilah harta karun itu diambil sebelum dinding rumah itu mau roboh dimakan zaman. Sementara kata- kata Nabi Khidhir “bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri,” menunjukkan bahwa petunjuk tentang harta karun itu berdasarkan wahyu karena beliau seorang Nabi. Hari ini wahyu telah terputus, yang ada tinggal karamah dan sihir. Karamah tidak mungkin diberikan Allah kepada orang yang berbuat syirik, yang ada hanyalah sihir.

Dengan kisah di atas, tidak usah heran kalau ada orang yang menggali tanah menggali sumur atau lainnya, kemudian menemukan harta terpendam atau benda-benda kuno lainnya. Itu peristiwa yang lumrah, termasuk juga yang dialami oleh Saefudin. Dia bukanlah satu-satunya orang yang menemukan harta terpendam, banyak orang sebelum dia juga pernah mengalaminya.

Tapi ada beberapa hal yang menjadikan kasus Saefudin jadi istimewa. Pertama, keberadaan dia sebagai paranormal, yang mana masyarakat kita masih menganggap sosok paranormal bukanlah manusia biasa. Kedua, proses dia dalam menemukan ‘emas’ tersebut. Ketiga, gambar Soekarno pada batangan ‘emas’ tersebut, yang sampai saat ini sosoknya banyak dikaitkan masyarakat dengan dunia mistik. Keempat, lokasi penemuannya yaitu daerah Bogor, yang mana sebelumnya telah terjadi beberapa kasus heboh yang berkaitan dengan harta peninggalan Soekarno, termasuk kasus yang melibatkan Menteri Agama RI, DR. Sa’id Agil Munawwar, MA. Kelima, peran media yang berlebihan dalam mengekspos Saefudin dan emas penemuanпуа.

Saefudin adalah sosok manusia biasa, bukanlah manusia suci yang dekat dengan Allah. Di samping dulunya punya lembaran hidup yang kelam, malah sekarang tampil dengan baju paranormal. Sebenarnya keadaannya yang sekarang tidak beda dengan yang sebelumnya. Hanya saja dulu sering membuat resah warga sekitar dengan kebiasaan mabuknya, sedangkan sekarang banyak masyarakat yang merasa diuntungkan dengan provesi barunya. Padahal virus yang disebarkannya sekarang lebih berbahaya dampaknya dari yang sebelumnya, karena yang dirusak bukan rumah atau ketenangan istirahat mereka, tapi suatu yang sangat mahal nilainya yaitu aqidah. Naifnya banyak masyarakat tidak merasa dirugikan, bahkan mereka merasa diuntungkan Saefudin sendiri dengan tegas mengakui bahwa proses penemuan ‘emas’ itu dibantu jin khadamnya yang bernama H. Syafi’i. Menurut pengakuannya sudah sering hadir dalam dunia mimpi dan dunia nyatanya, serta memberikan bisikan-bisikan untuk membimbing hidupnya. Jin itu juga yang selama ini membantunya dalam mengobati pasien yang datang kepadanya. Padahal Allah telah menyatakan, “Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada bebe- rapa laki-laki dari jin, maka jin- jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin: 6). Saefudin termasuk manusia yang dimaksud dalam ayat tersebut.

 

Soekarno Bukan Manusia Ma’shum

Saefudin juga termasuk orang yang mengagumi sosok Soekarno, bahkan sangat mengkultuskannya. Oleh sebab itu dalam setiap ritual tawassulan, dia selalu mengirim al-Fatihah khusus kepada idolanya itu Sehingga dia tidak merasa berdosa sama sekali saat mengatakan bahwa Soekarno adalah manusia yang ma’shum (terjaga dari dosa), seperti halnya para Nabi dan Rasul. Sungguh naif memang, sosok yang mengusung paham ‘Nasakom’dan oleh sebagian orang digelari ‘Gila Wanita’, kebersihan dirinya disamakan dengan kesucian para Nabi dan Rasul, manusia-manusia pilihan Allah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sepertinya itulah doktrin dan kebohongan yang dipelajari Saefudin dari gurunya jin H. Syafi’i. Lalu dengan perpanjangan lidahnya dia mendakwahkannya kepada manusia yang mengaguminya.

Terlepas dari polemik apakah ‘emas’ yang ditemukan Saefudin itu asli atau palsu, yang jelas Saefudin dan temuannya telah disikapi dan ditanggapi secara berlebihan oleh masyarakat kita. Sikap dan tanggapan seperti itu memang sangat diharapkan kemunculannya oleh syetan yang terkutuk. Sekarang sudah jelas bagi kita, bahwa temuan ‘emas’ itu adalah hasil kolaborasi Saefudin dengan jin perewangannya, maka kita harus segera menyelamatkan aqidah. Jangan terkecoh dengan bujuk rayu dan tipu daya syetan yang terselubung.

 

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Ngalap Berkah Air Sumur ‘Emas’

Ngalap Berkah Air Sumur 'Emas'

Heboh penemuan harta karun peninggalan Soekarno di Bogor menelan “korban”. Pengertian korban di sini bukanlah hilangnya harta atau nyawa. Tapi jauh lebih bermakna dari keduanya. Karena yang menjadi korban adalah aqidah kita. Ratusan warga telah berdatangan ke rumah Saefudin, tempat ditemukan harta karun ‘peninggalan Soekarno’ sejak tersiarnya kabar yang menghebohkan warga Bogor dan sekitarnya Rabu (20/5) lalu.

Informasi dari mulut ke mulut serta media cetak dan elektronik semakin mempercepat perkembangan isu tersebut. Betapa tidak. ‘Emas’ itu diyakini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Keyakinan ini tidak akan tersiar luas begitu saja bila tidak ada yang menyebarkannya. Menurut Saefudin setelah barang temuan batangan ‘emas’ itu diangkat, sumur sedalam tiga meter itu langsung memancarkan air dan didoakan oleh jin yang sering dipanggil H. Syafi’i “Siapa pun yang punya penyakit ataupun sesak nafas mudah- mudahan ada manfaatnya. Kemudian minta sama Allah semoga langsung dikabulkan,” demikian doa jin yang didengar Saefudin seperti dituturkan kepada Majalah Ghoib.

Terang saja pernyataan Saefudin, yang dianggap punya ‘kelebihan’ itu segera diaminkan oleh orang-orang di sekitarnya yang sudah terpengaruh. Puluhan orang terus berdatangan setiap harinya dari berbagai kota seperti Jakarta, Bandung Bogor, Depok dan Sukabumi Tentu dengan ragam alasan dan dari berbagai latar belakang yang berbeda.

Beberapa saat setelah Majalah Ghoib berbicara dengan Saefudin di dalam kamar masuklah empat orang aparat berseragam lengkap. Dengan sedikit malu-malu para aparat muda itu bersalaman dengan Saefudin dan menyatakan keinginannya untuk melihat batangan ‘emas’. Entahlah, apakah itu alasan yang dibuat-buat ataukah ada maksud lain yang masih belum terungkap. Mengingat ada seorang aparat yang juga menjadi anggota pengajian tawasulan yang diadakan setiap malam Jum’at, yang dikenal oleh ketiga anggota tersebut.

 

Rebutan Air Sumur Tempat Ditemukannya ‘Harta Karun’

Setiap batangan ‘emas’ seberat 1 kg itu dianggap bisa menyembuhkan penyakit, sehingga beberapa hari sejak ditemukan ‘emas’ itu menjadi rebutan warga. Bukan untuk dimiliki tapi diambil berkahnya untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Hanya saja sejak Kamis (27/5) emas itu disimpan di dalam tempat tertentu dan tidak semua orang diperbolehkan untuk menyentuhnya.

Meski batangan ‘emas’ itu sekarang dikarantina oleh Saefudin, tapi tetap saja tidak menyurutkan warga dari berbagai daerah terus berdatangan. Tidak dapat menyentuh ‘emasnya’ minum airnya pun bolehlah. Demikian pendapat warga yang meyakini keberkahan air sumur tersebut.

Itulah alasan yang menarik perhatian ibu Mimin, wanita berkerudung asal Dermaga, Bogor yang datang bersama suaminya, la terlihat sedang menuangkan air ke dalam plastik. “Saya dengar dari tetangga bahwa berbagai penyakit bisa disembuhkan dengan air harta karun ini. Apalagi bila ada kesempatan untuk mengusap- usapkan batangan emas ke badan. Dijamin berbagai penyakit akan sembuh,” ujar ibu Mimin dengan serius.

Ketika ditanya lebih jauh apa penyakit yang diderita selama ini. “Komplikasi mas. Saya sudah datang ke beberapa dokter, tapi masih belum sembuh” ungkapan ini dibenarkan oleh suaminya yang dengan telaten menuangkan air ke plastik.

Ironis memang, penyakit tahunan yang belum sembuh itu telah menutup mata hati ibu Mimin dan orang lain yang senasib. Penyakit yang seharusnya menjadi sarana introspeksi diri tidak lagi bermakna. Bahkan menjadi jeratan yang menyeretnya ke jurang penderitaan yang berkepanjangan bila tidak bertaubat.

Lain ibu Mimin, lain ibu Nur. Seorang ibu asal Bogor ini datang bersama kedua putra dan putrinya. Setelah minum segelas air, la segera menciduk segelas lagi dan diserahkan kepada anaknya yang masih berumur delapan tahunan. Ibu Nur berbicara agak keras ketika melihat anaknya hanya memegang saja gelas tersebut dan tidak segera meminumnya. Ketika ditanya mengapa anaknya yang tidak kelihatan sakit juga harus minum air, “Biar otaknya encer,” jawab ibu Nur sambil berlalu.

Ibu Nur, tempatnya segera digantikan oleh pengunjung lainnya yang juga mencoba membuktikan kebenaran desas-desus yang sampai ke telinga mereka. Bahkan banyak di antara pengunjung yang membawa pulang air sumur tersebut dengan kantong plastik yang sudah tersedia. dan sesekali terdengar suara ibu-ibu yang mengajarkan tata cara minum air sumur tersebut biar dapat berkahnya, “Sebelum minum, baca bismillah dan syahadat tiga kali,” suara ibu-ibu itu pun hilang ditelan kegaduhan warga yang berebutan ingin melihat ‘emas’ yang baru dikeluarkan dari kamar dan akan disimpan di akuarium kaca.

Wabah ngalap berkah dari air sumur Saefudin, ternyata juga menjalar ke kalangan remaja. Seperti yang nampak sedang dilakukan oleh empat remaja tanggung berambut cepak yang kelihatan malu-malu kucing. Meski akhirnya mereka juga minum air yang katanya keramat itu. Mereka tidak sekedar minum, air tersebut juga diguyurkan membasahi rambutnya. Dari kaos yang mereka kenakan, nampaknya mereka adalah seorang pelajar. karena kaos salah seorang dari mereka bertuliskan ‘penerbangan poesat’. Memang, mereka adalah pelajar kelas satu di sebuah STM yang jauh-jauh datang dari Jakarta ke Bogor untuk meminta berkah dari air. “Biar pintar mas,” kata salah seorang dari mereka dengan cengar-cengir.

Seorang bapak separuh baya celingukan melihat ruang tamu ingin bertemu dengan Saefudin sambil menenteng sebotol plastik air keramat tersebut. “Ya, ini untuk syariatnya mas. Siapa tahu ada manfaatnya,” kata bapak yang datang langsung dari Bekasi itu.

Ini adalah fenomena yang mengerikan. Harta karun yang awalnya diklaim sebagai emas peninggalan bung Karno benar- benar meminta korban. Pihak kepolisian bisa saja telah menyatakan bahwa batangan itu bukanlah emas, tapi bola salju terus menggelinding. Satu demi satu warga tergadaikan aqidahnya akibat ulah segelintir orang yang kurang bertanggung jawab. Di sini dibutuhkan sikap kearifan tokoh agama dan masyarakat untuk segera bertindak lebih jauh lagi. Agar wabah ini segera terhenti. Mungkin sikap keras perlu dikeluarkan oleh lembaga keislaman yang berkompeten untuk membentengi aqidah dari bahaya kemusyrikan terselubung.

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M 

Dia mah Cuma Orang Biasa

H. Memed (Tokoh Masyarakat, Pensiuanan Pegawai Depag) :

Saat orang ramai berdatangan ke rumah Saefudin yang telah menemukan ‘emas Soekarno dan semakin dianggap sakti itu, H. Memed yang merupakan salah satu tokoh masyarakat desa tersebut menganggapnya sebagai orang biasa saja. tidak ada yang istimewa. Berikut penuturan H. Memed di rumahnya yang berjarak hanya sekitar 100 M dari rumah Saefudin.

Walaupun dekat dengan  rumah Saefudin, istri dan anak saya belum pernah melihat langsung emas yang menghebohkan itu. Saya sendiri sudah melihat, tetapi ketika itu saya hanya menemani Kapolsek Semplak dan Ranca Bungur yang ingin melihat langsung emasnya Saefudin.

Karena menurut saya, dia bukan orang sakti atau hebat seperti yang dianggap orang sekarang-sekarang ini. Setelah dia menemukan batangan dan perhiasan “emas” itu, semakin banyak orang datang ke dia untuk minta bantuan. Dan air sumumya pun dianggap berkah.

Bahkan menurut saya, Saefudin itu orang yang berbuat syirik. Dia itu mengaku mempunyai makhluk gaib yang membisikinya. Dia punya pengajian setiap malam jum’at Pengajiannya itu, menyulut pro kontra. Banyak tokoh masyarakat yang tidak setuju pengajiannya itu. Belum lagi, kegiatan dia dan teman-temannya mendatangi kuburan. Kan meminta bantuan makhluk gaib dan meminta kuburan itu perbuatan syirik. Karena perbuatannya itu tidak sesuai aqidah saya, maka saya tidak ikut- ikutan orang mendatanginya untuk minta bantuan.

Dan dia telah membohongi kita. Katanya emas yang ditemukan cuma sepuluh batang. Padahal saat saya ikut hadir ketika Saefudin dipanggil oleh kepolisian, saya menyaksikan sendiri bahwa emas itu lengkap ada lima belas batang. Dia bohong kalau yang ada hanya sepuluh dan yang lima ada tetapi masih gaib. Ingin membesar-besarkan masalah. Juga masalah emas atau bukan emas. Waktu dia baru menemukan, jelas sekali dia mengatakan bahwa itu emas. Sekarang, setelah pihak yang berwajib mengatakan bahwa itu hanya tembaga, dia mengingkari bahwa dulu dia pernah bilang kalau itu emas.

Dia cuma orang biasa, seperti anak-anak muda lainnya. Dulu dia tukang ojek yang suka mabuk- mabukan dengan anak-anak muda sini. Bahkan pernah dia ditangkap Koramil karena waktu mabuk, dia merusak rumah orang. Kemudian tiba-tiba dia menjadi orang suci, bagaimana itu?

Dia tidak aktif di Masjid. Padahal Masjid itu adanya di samping rumahnya. Dia mulai suka ke Masjid setelah kita membangun tangga Masjid. Dia minta pekerjaan untuk ikut membangun tangga Masjid. Kita beri dia pekerjaan itu. Setelah itu, barulah dia mau sholat di Masjid.

Pengajian yang diadakan di rumahnya, diikuti sekitar dua puluhan orang. Tetapi dia punya empat orang yang harus selalu mendampinginya agar bisa mendatangkan jinnya. Harus ada salah seorang dari empat orang itu jika mau memanggil jinnya. Jika tidak ada sama sekali, tidak bisa datang.

Dan sebenarnya yang datang minta bantuannya untuk mengobati, berasal dari luar kampung ini. Kalau orang-orang sekitar sini tidak ada yang minta bantuan dia. Biasa kan, orang biasanya terkenalnya dan hebatnya di luar. Sementara orang sini menganggapnya biasa saja.

Saya pribadi tidak bisa melarang orang ketika datang ke dia. Tetapi saya dan tokoh masyarakat lainnya hanya melindungi keluarga saja. Ketika istri dan anak saya mau datang minta air berkahnya, saya larang. Saya katakan bahwa ini syirik.

Walaupun suatu saat mungkin saja kita laporkan ini kepada MUI atau yang berwenang secara agama, jika kesalahan ini membesar. Kita juga punya pengajian bulanan dengan ust. Didin Hafidhudin, mungkin. akan kita konsultasikan masalah ini ke beliau.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Bisikan Jin Penemu Harta Karun

Saefudin memang sosok fenomenal di mata sebagian masyarakat. Bapak beranak dua yang berprofesi sebagai ahli pengobatan alternatif ini diyakini memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Sehingga kabut misteri yang menutupi kabar tentang harta karun Bung Karno pun bisa ditembusnya. Padahal tiga tahun yang lalu, Saefuddin bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang tukang ojek.

Sebuah profesi yang tidak banyak membantu perekonomian keluarganya. Penghasilannya dalam sehari hanya berkisar antara tujuh hingga sepuluh ribu rupiah. Ia juga tidak jauh berbeda dengan pemuda sebayanya. Yang menurut penuturan Atin Supriyatna teman mainnya dulu, Saefudin adalah pemuda begajul suka mabuk. Demikian juga ungkapan Anton yang sampai sekarang masih menjadi tukang ojek, “Dia sih, dulu kayak kita-kita anak muda.” Bahkan H. Memed, seorang warga yang rumahnya tidak jauh dari rumah Saefudin mengatakan bahwa Saefudin pernah masuk penjara karena ulahnya merusak rumah ketika mabuk berat.

Kisah perjalanan Saefudin menjadi ahli pengobatan alternatif ini memang tidak terlepas dari bantuan makhluk jin. Yang menyerupai sosok kakek tua renta dengan suara bas treble. Menurut pengakuan Saifudin kakek itu berjenggot dua ratus meter berwarna putih sehalus sutra dan dililitkan di kepalanya dipakai sebagai surban. Entahlah bagaimana sosok sebenarnya jin yang ada dalam mimpi dan sering membisikkan berbagai hal itu. Yang jelas sosok jin yang dipanggil dengan H. Syafi’i itu sangat mempengaruhi kehidupan sang paranormal. “Kalau memang ingin hidup makmur, tenang, tentram sejahtrera kamu harus tafakkur di masjid. Harus dzikir istighfar, subhanallah, alhamdulillah” demikianlah bisikan yang diperoleh Saefudin.

Semenjak itu, suara yang katanya mirip gelombang radio itu selalu memberikan bisikan- bisikan. Bahkan ketika dilarang datang ke rumah pasien, Saefudin pun menurut saja. “Jangan pergi! Hari ini tidak bagus untuk pengobatan. Hari ini untuk mencari rizki.” Bisikian semacam ini sebagaimana diakui Saefudin adalah hal yang biasa. Karena pengobatan yang dilakukan selama ini atas bantuan jin H. Syafi’i. “Bila saya tidak mampu menyembuhkan pasien, maka saya langsung berhubungan dengan H. Syafi’i,” aku Saifudin.

Sesungguhnya bisikan yang dialami Saefudin tersebut bukan sesuatu yang asing bagi orang- orang yang berhubungan dengan jin atau setidaknya orang-orang yang mendapat gangguan jin. Namun, barangkali yang membedakannya adalah bagaimana seseorang menyikapi apa yang terjadi itu. “Selama tidak menyimpang dari agama saya akan mengikutinya” ujarnya dengan yakin bahwa apa yang dilaku- kannya ini tidak menyimpang dari agama.

Persahabatan dengan dunia jin, pada akhirnya membawa Saefudin untuk selalu berpindah dari satu makam ke makam yang lain. Hal ini tidak lain adalah untuk mempertajam kemampuan spiritualnya. Ada beberapa makam yang menjadi tempat tirakatnya. Sebut saja makam Eyang Santri yang terletak di Bojong, makam KH. Aki Martha dan makam Syaikh Ali Akbar. Semuanya di wilayah Bogor.

 

Berawal dari Mimpi dan Bisikan Jin

Menurut Saefudin awal penemuan harta karun itu tidak terlepas dari petunjuk dalam mimpi. “Saya mimpi naik ke awan. Dan ketika saya melihat ke bawah saya merasa takut. Ketika saya bilang demikian, maka saya langsung turun dengan sendirinya. Selanjutnya saya mendengar suara, ‘Kalau memang ingin bersambung dalam impian. Kita bisa ketemu langsung,” kenang Saefudin.

Wangsit yang didapat dalam mimpi itu pun didiskusikan dengan jin H. Syafi’i yang pada akhirnya menyuruhnya untuk membuat sumur di dalam rumah saja. “Pokoknya kalau di dapur ada hikmahnya,” itulah petunjuk yang didapat dari bisikan jin H. Syafi’i.

Apa yang selanjutnya terjadi semakin memperkuat keterlibatan jin dalam penemuan emas itu. Bagaimana tidak, bila untuk menemukan harta karun itu tangannya harus dibimbing jin H. Syafi’i membuat peta untuk menentukan sejauh mana sumur itu digali. Dan setelah sampai pada batas tiga meter barulah ditemukan batangan- batangan logam. Lima batangan logam bergambar padi dan kapas dengan tulisan LM di tengahnya. Di bagian atas ada angka 99,99.

Sebenarnya Saefudin mendapatkan sejumlah harta karun tersebut dari tempat yang berbeda-beda. Pertama kali dia mendapatkan dua kalung besar dan 2 kalung keroncong di kolam belakang rumah Kepala Desa Bantarsari pada akhir April 2004. Penemuan kedua terjadi pada bulan Mei di kawasan tanah wakaf bapaknya, saat itu dia menemukan 2 kalung besar, I kalung kecil, 3 gelang keroncong dan 4 gelang rantai di bawah pohon Nangka.

Asep (partnernya) menemukan logam ketiga pada hari Kamis (6/5) di sekitar makam Eyang Santri desa Bojong. Rancabungur. Empat batang logam berwarna kuning dual diantaranya bergambar Ir.. Soekarno, lengkap dengan. nama dan tanda tangan di bawahnya dan di sisi lainnya. tercantum 24 K. Saefudin mengakui sebenarnya masih ada lima batang lagi yang masih gaib dan tidak bisa dilihat dengan mata biasa.

Ketiga penemuan yang pertama tidak terlalu menarik perhatian warga, meski apa yang ditemukan bisa dibilang tidak kalah pamornya dengan penemuan di galian sumur. Berita penemuan ‘harta karun Bung Karno’ baru tersebar luas ketika benda tersebut ditemukan di dalam rumah Saefudin yang notabenenya adalah seorang paranormal.

Sejak itu rumah Saefudin diserbu puluhan warga setiap harinya Warga yang penasaran bahwa ‘emas’ dan air sumur tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Untuk mengetahui apakah itu emas asli atau bukan kepolisian Bogor segera bertindak cepat dengan membawa satu batang logam bergambar Ir. Soekarno dengan berat 769,06 gram, dua rantai seberat 109,60 gram, dan satu gelang keroncong seberat 14 gram untuk diteliti di pegadaian cabang Bogor, Jl. Juanda. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa benda tersebut bukanlah emas asli.

Dalam surat berita acara taksiran (BAT) yang dikeluarkan Pegadaian JI. Juanda, bernomor. 206.SP/03/185.2004, disebutkan, emas hasil penemuan Saefudin, bukanlah emas asli alias palsu. Penelitian tersebut dilakukan Siti Nurbijati, seorang petugas penaksir dari pegadaian. “Hasilnya ternyata benda- benda itu bukanlah emas, seperti yang ramai dibicarakan,” ungkap Kapolsek Kemang, AKP Syamsiarno.

Untuk penelitian lebih lanjut batangan ‘emas’ tersebut akan diperiksa di puslabfor, Mabes Polri seperti diungkapkan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Paiman, “Pemeriksaan di Kantor Pegadaian itu dilakukan Kapolwil Bogor, Kombes Pol Bambang Wasgito. Hasilnya emas tersebut palsu,” ungkap Irjen Paiman.

 

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 19 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Badan Gatal dan Bernanah Sembuh dengan Ruqyah Mandiri

Saya Khoiriyah kelas 2 di SMU I Suruh Salatiga Jawa Tengah. Saya pernah mengalami kondisi yang sangat menyedihkan, suatu malam saya tidak bisa tidur, badan saya terasa panas tanpa sebab. Kemudian keesokan harinya bagian tangan dan kaki saya gatal-tagal berdarah dan bernanah begitu cepat. Saya sudah berobat ke dokter, tetapi setelah obat diminum, badan saya terasa panas dan gatal-gatal itu berubah menjadi koreng yang bertambah banyak.

Kemudian saya dibawa ke seorang paranormal atau orang pinter, saya sebenarnya tidak percaya. Dia bilang: nggak apa-apa. Tetapi dia tidak mengobati saya dan saya disuruh mengobati sendiri.

Selanjutnya ada teman saya yang memberi saran untuk ruqyah. Awalnya saya tidak tahu apa itu ruqyah? Ternyata membaca ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah. Saya tertarik sekali dengan ruqyah karena tidak ada unsur penyimpangan aqidah.

Akhirnya saya dipinjami kaset dan buku ruqyah terapi serangan jin karya ustadz Fahdlan oleh Ibu Diah pembina Rohani Islam di sekolah. Saya lakukan ruqyah sendiri selama satu minggu terus menerus, dengan menjalani nasehat-nasehat di dalam buku itu. Yaitu dengan menggunakan kurma Madinah 7 butir dimakan tiap pagi, habbatus sauda’ dihaluskan diberi air segelas kemudian saya ruqyah dan saya minum sebagian. Kemudian sebagiannya saya oleskan bagian : yang sakit. Di samping itu saya juga minum air zamzam yang telah saya ruqyah, setiap hari.

Alhamdulillah, setelah satu minggu gatal-gatal, korengan yang bau dan bernanah telah Allah sembuhkan. Kulit tubuh saya kembali normal seperti semula.. Saya semakin yakin dengan kebenaran syariat Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 20 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Penunggu Pohon Jati Mengamuk?

Tahun 2003, warga Dawung Sragen Jawa Tengah menebang tiga pohon Jati yang telah berumur ratusan tahun. Kayu jati itu kemudian dimanfaatkan bagi keperluan umum. Sebagian diambil oleh Bayan desa untuk pembangunan masjid, sebagian yang lain dipakai pak Lurah memperbaiki pendopo.

Tak lama setelah pemanfaatan kayu jati untuk pembangunan masjid, Bayan desa meninggal. Selang beberapa minggu kemudian disusul oleh pak Lurah yang terkena stroke. Sementara sopir yang diketahui sebagai pengangkut kayu jati mengalami peristiwa yang tidak kalah tragisnya. la meninggal karena tabrakan. Dari sini masyarakat mulai kasak-kusuk bahwa penunggu kayu jati marah karena rumahnya diganggu. Dan dia ingin membalas dendam.

Keyakinan masyarakat itu semakin didukung oleh jin yang merasuk ke belasan siswa SMP yang kebetulan hanya berjarak 5 meter dari lokasi penebangan tiga kayu jati. Lebih parah lagi Kapolsek sebagai penanggung jawab wilayah desa Dawuk bermimpi bahwa penunggu kayu jati meminta dibuatkan rumah terbuat dari kayu jati yang ditebang dengan genteng yang baru. Singkat cerita, akhirnya warga meminta bantuan paranormal untuk mengusir jin dan disepakati bahwa untuk menghindari korban berikutnya diadakan ritual penyembelihan kambing. Upacara adat besar-besaran yang dihadiri pemong desa, aparat keamanan dan paranormal itu menancapkan kaki kambing di empat penjuru lahan penebangan kayu jati.

Walau semua hal itu telah dilakukan tetap saja korban kesurupan terus berjatuhan. Hingga seorang pegawai di SMP memutar kaset ruqyah. Setelah beberapa hari kaset itu diputar dengan keras di musholla, akhirnya tidak lagi terjadi siswa yang kesurupan. Melihat keberhasilan kaset ruqyah, sang kepala desa kemudian mengundang ustadz Fadhlan untuk memberikan nasehatnya.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 18 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Ilmu Kebal Sengat Lebah Luntur dengat Ayat Kursi

Di tahun-tahun awal memperkenalkan ruqyahh syar’iyah kepada masyarakat umum di Jawa Tengah, Ustadz Fadhlan sering melakukan ruqyah massal di malam hari. Seperti yang diselenggarakan pada suatu malam di tahun 1996, di masjid Mu’adz bin Jabal. Acara ini menyita perhatian masyarakat yang berdatangan dari berbagai daerah. Dan di antara penonton itu ada seorang satgas dari sebuah partai yang terkenal sakti, la ikut berdesak-desakan bersama penonton. Satgas itu terkenal menguasai berbagai jenis ilmu kesaktian. Ilmu kebal yang bernama kebal sengat lebah adalah satu dari sekian kesaktiannya.

Pada saat Ustadz Fadhlan membaca ayat Kursi, tiba-tiba satgas PPP itu blingsatan. Hingga ia pun melompati beberapa orang dan berlari menuju lapangan yang tidak jauh dari masjid. Penonton hanya diam melongo dan ketakutan. Mereka tidak berani mengejar apalagi menangkap satgas yang terkenal sakti itu. Melihat keganjilan itu Ustadz Fadhlan tidak tinggal diam. la mengejar satgas ke lapangan. Rupanya, sang satgas sudah menunggu dan menantang Ustadz Fadhlan.

Dengan cepat satgas itu menyerang dengan pukulan jarak jauh, tapi tidak ada yang mengenai tubuh Ustadz Fadhlan. Ustadz Fadhlan terus mendekati satgas itu sambil terdengar lantunan ayat Al-Qur’an dari mulutnya, “Hasbunallah wanimal wakiil.” Sang satgas tidak tinggal diam, ia mengerahkan seluruh kesaktiannya. Hingga ketika sudah masuk dalam jarak pukul “bouuk” pukulan tangan kosong Ustadz Fadhlan menghantam dada satgas itu tanpa dapat ditahannya. Akibatnya sungguh diluar dugaan, ia langsung terjatuh. Maka dengan cepat ustadz bergerak meraih kepala sang satgas sebelum sempat membentur tanah beraspal.

Melihat itu orang-orang yang tadi hanya melihat dari jauh mulai mendekat dan membawanya ke dalam masjid. Selanjutnya ia juga diruqyah.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 17 Th. 2/ 1425 H/ 2004 M

Keris layu dengan Al-Fatihah

Tahun 1999, beberapa dukun di desa Rongkop Gunung Kidul gerah. Daerah kekuasaan mereka yang selama ini adem ayem kedatangan seorang guru TPA. Ustadz Medi, demikian guru muda itu biasa dipanggil. Bila kedatangannya hanya mengajar baca tulis Al-Qur’an, tentu : bukan masalah besar bagi mereka. Tapi kali ini guru muda itu lain. Ia seorang yang bernyali besar. Dengan lugas ustadz Medi menerangkan bahaya syirik kepada masyarakat.

Kegigihan ustadz Medi pun menuai badai dari para dukun. Mereka bereaksi keras. Dengan diwakili seorang dukun yang dituakan mereka ingin adu kekuatan. “Bila kamu memang hebat, pegang keris ini,” ujar sang dukun dengan geram, sambil mengacung-acungkan kerisnya.

Dengan tenang, ustadz Medi meraih keris. Menerima tantangan sang dukun. Sejurus kemudian, mulutnya komat-kamit membaca surat al-Fatihah. Saat terdengar, “lyyaka na’budu waiyyaka nasta’in,” dari bibir ustadz Medi, terjadilah peristiwa yang menggemparkan. Keris sang dukun menjadi lentur. Dan… subhanallah, keris itu melengkung. Seperti setangkai bunga yang layu.

Bukan main terkejutnya sang dukun, “Sudah sekian lama saya mempelajari ilmu. Sampai saya harus menjalani bertapa dengan menggantung di pohon. Tapi ternyata tidak ada apa-apanya dengan bacaan al-Fatihah,” katanya dengan suara lirih.

Peristiwa luar biasa itu meluluhkan hati sang dukun. Keris layu itu mengantarkannya ke gerbang pintu taubat. Maha Suci Allah, sang dukun itu akhirnya dengan rendah hati belajar : membaca Al-Qur’an. Ustadz Medi membimbingnya belajar iqra’ dari jilid pertama. Taubatnya :sang dukun ini, tak lama kemudian disusul oleh tiga dukun lainnya.

 

 

 

Ghoib, Edisi No. 16 Th 2/ 1425 H/ 2004 M

HUBUNGI ADMIN