Anugerah besar yang diberikan Allah kepada manusia di antaranya tersirat dalam bentuk fisiknya. Yang pada kenyataannya jauh lebih baik dan proporsional bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Sebutlah nama seekor binatang, maka manusia masih jauh lebih baik dan sempurna fisiknya dari binatang tersebut.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Penegasan yang langsung dianugerahkan Allah kepada manusia dalam surat at-Tiin ayat empat. Keindahan bentuk fisik manusia selama di dunia pada akhirnya juga akan berubah seiring dengan nasib yang menyertai mereka.
Bagi mereka yang kemudian masuk neraka, maka keindahan bentuk fisik itu pun tidak lagi mereka dapatkan. Berbeda dengan mereka yang mendapat rahmat Allah dan dimasukkkan ke dalam surga.
Lalu seperti apakah manusia penghuni surga nanti akan dibangkitkan? Akankah penghuni surga itu dibangkitkan seperti saat mereka meninggal? Sebuah pertanyaan yang sempat terlintas dalam benak Muadz bin Jabal. Sehingga tanpa ragu-ragu ia pun bertanya kepada Rasulullah.
Imam Qurthubi dalam kitab tafsirnya menukilkan kepada kita pertanyaan Muadz bin Jabal. la bertanya kepada Rasulullah bagaimanakah (bentuk) orang-orang mukmin saat mereka dibangkitkan pada hari kiamat? Ini adalah pertanyaan yang wajar saja, bahwa seseorang yang demikian kuat hasratnya untuk merengkuh surga niscaya penasaran dengan apa yang akan terjadi dengan penghuninya.
“Mereka akan dibangkitkan dalam keadaan gundul tak berambut seakan-akan mereka memakai celak, seusia pemuda tiga puluhan tahun itulah jawaban yang disampaikan Rasulullah untuk menghilangkan dahaga Muadr bin Jabal untuk mengetahui bentuk fisik penghuni surga.
Muadz tidak mempertanyakan bentuk fisik penghuni neraka, karena memang dalam berbagai ayat yang berkaitan dengan siksa neraka sudah dapat dibayangkan betapa buruknya penghuni neraka.
Secara lebih jauh imam Ibnu Katsir menyebutkan sebuah riwayat dalam kitab tafsirnya bahwa orang-orang mukmin dibangkitkan kembali dalam bentuk sepert bapak manusia sedunia Nabi Adam alaihissalam dalam usia yang sama dengan kematian Nabi Isa alaihissalam yaitu tiga puluh tiga tahun penghuni surga itu gundul tak berambut seakan-akan memakai celak dan mereka pun berjalan ke arah sebuah pohon di surga. Di sana mereka mendapatkan pakaian-pakaian mereka yang tidak akan rusak. Umur mereka juga tidak akan berubah sepanjang masa. Mereka akan tetap awet muda di dalam surga (tafsir Ibnu Katsir 4/294)
Memang bentuk fisik manusia saat ini telah mengalami penyusutan jika dibandingkan dengan masa Nabi Adam. Kian lama kian mengecil dan jadilah seperti yang kita saksikan sekarang. Di masa mendatang tidak menutup kemungkinan bahwa bentuk fisik manusia akan terus mengecil.