GANTUNGAN KUNCI PENARIK RIZKI

 

“SEPULUH TAHUN silam saya memutuskan menikah lagi dengan seorang lelaki beristri, setelah bercerai dengan suami saya yang pertama.” Ungkap seorang ibu (36) melalui saluran telepon. Hidup terasa berat, setelah saya bercerai. Apalagi ketiga anak dari hasil perkawinan pertama tinggal bersama saya. Saya menjadi orangtua tunggal setelah itu. Harapan memperbaiki kehidupan terbuka, setelah saya dijadikan istri kedua oleh seseorang yang dikatakan sudah sangat mapan. Walaupun sebenarnya terasa berat menjalani hidup sebagai istri kedua, kehidupan kami boleh dikatakan baik selama beberapa bulan. Nafkah lahir bathin diberikanya dengan penuh tanggung jawab.

Kebahagiaan yang kami rasakan hanyalah sekejab saja. Setelah beberapa bulan lamanya kami menikah, suami saya membuat masalah. Kedatanganya kepada kami mulai tidak menentu. Uang dapur pun diberikan secara seenaknya saja. Pusiiiing tujuh keliling saya rasakan. Saat itu, biaya sekolah ketiga anak saya sedang besar-besarnya. Belum lagi kebutuhan sehari-hari yang terasa berat. Dalam kondisi seperti itu saya  memutuskan untuk berwiraswasta secara mandiri. Dengan berbekal pinjaman dari seseorang, saya mulai menjajakan kebutuhan alat-alat rumah tangga dari rumah ke rumah dengan system kredit.

Berjalan dua tahun, usaha saya mulai terlihat hasilnya. Saya kemudian diajak saudara sepupu menemui ‘orang pinter’ yang menjadi langganganya. Dari sana saya dibekali sebuah benda sebagai jimat. Katanya untuk kelancaran usaha saya yang sedang maju. Namanya tidak faham hal beginian, saya simpan saja sebagai pegangan. Awalnya, usaha saya memang terasa lebih lancar. Kalau menagih angsuran pelanggan membayarnya tepat waktu dan selalu mudah ditemui. Namun, beberapa tahun belakangan ini, usaha saya semakin runyam. Pelanggan sangat susah sekali ditagihnya

 

Berbagai macam penyakit datang menghampiri saya. Banyak usaha yang saya lakukan untuk memperlancar bisnis, menyembuhkan penyakit serta memperbaiki kehidupan rumah tangga, namun hasilnya NIHIL. Pertengahan November 2005 saya mengetahui terapi ruqyah syar’iyyah dari seorang teman.

 

Dengan harapan, semua urusan saya kembali seperti sedia kala. Saya mendatangi tempat terapi ruqyah syhar’iyyah di bilangan Salemba, Saya langsung datang dari rumah saya di Bogor untuk menjalani terapi ruqyah. bersamaan dengan itu saya menyerahkan benda yang telah dijadikan jimat ini agar dimusnahkan oleh Majalah Ghoib.

 

BENTUK JIMAT

Jimat ini berbentuk seperti sebuah gantungan kunci mobil lengkap dengan pocket untuk menyimpan sim atau kartu nama. Dari luar gantungan kunci ini seperti gantungan kunci lainnya dengan warnanya yang hitam menyala. Bagian atasnya dilengkapi dengan tempat menyantelkan kunci berwarma siver. Sementara bagian bawahnya diberi hiasan kain renda kuning yang dipotong pendek-pendek. Namun, kalau kita teliti lebih lauh dan kita buka bagian dalamnya, maka kita akan menemukan berbagai tulisan berbahasa arab. Tulisan-tuIisan pada  jimat-jimat ini bentuknya serupa tapi tak sama dengan jimat-jimat lain yang bertuliskan huruf-huruf arab. Pada bagian tengah jimat ini, seperti biasa tertulis dua kalimat syahadat yang mengapit huruf-huruf hijaiyyah yang ditulis secara terpisah. Sementara pada kedua bagian sisi yang terdapat kancing penjepitnya, tidak jelas tulisannya karena semrawut tak karuan.

 

KESAKTIAN JIMAT’

Jimat ini dipercaya bisa memperlancar usaha orang yang membawanya kemanapun ia pergi. Untuk mendapatkan jimat ini, harus membayar mahar seharga Rp 100.000. Agar khasiatnya bertambah ampuh ketika menagih kepada pelanggan, jimat ini dipegang sambil membaca bismillah tiga kali dengan menahan napas. Oleh ibu ini, jimat ini digantungkan pada tasnya agar mudah  dibawa kemana-mana.

 

BONGKAR JIMAT

Mencari nafkah untuk keperluan rumah tangga adalah bagian dari ibadafi kita kepada Allah Azza wa Jalla. Apapun profesi kita di dunia ini, kita gunakan sarana untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Semua aktivitas yang kita lalukan tersebut, haruslah memperhatikan apakah itu sesuai dengan tunutunan Allah Azza wa Jalla?.

 

Mendatangi ‘orang pinter’ untuk meminta kemajuan atas usaha yang sedang kita lakukan, bukanlah pilihan-pilihan yang tepat. Apalagi dengan menggunakan media jimat sebagai alat bantunya. Sebab syetan memang selalu berusaha menjerumuskan manusia kepada kemusyrikan.

 

lngatkah kita, kisah Nabi lbrahim yang berkali-kali diganggu saat akan menunaikan perintah Allah Azza wa Jalla untuk menyembelih putranya lsmail yang sedang lucu-lucunya. Ketika itu, lbrahim memohon perlindungan dan pengharapan hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja.

 

Ujian yang datang kepada kita, bentuknya berbagai rupa. Ada yang diberikan ujian dalam bentuk kesenangan, ada pula yang diberikan ujian dalam bentuk kesulitan seperti yang dialami ibu ini. Ujian-ujian tersebut haruslah disikapi dengan kesabaran dan keikhlasan.

 

Orang-orang yang ikhlas akan menerapkan pengertian kalimat “La ilaha illallah” (tiada Tuhan selain Allah) dalam kehidupan sehari-harinya, bukan pada sebuah gantungan kunci yang di dalamnya tertulis kalimat tersebut. la akan berusaha semaksimal mungkin bahwa amal perbuatannya semata-mata hanya untuk Allah Azza wa Jalla.

 

Lebih dari itu, membaca kalimat Basmalah sambil menahan napas bukanlah cara-cara yang disunnahkan oleh Rasulullah –sollallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang menginginkan agar usahanya berjalan dengan lancar dan sukses haruslah ditempuh dengan kerja keras serta doa yang kita panjatkan secara terus menerus kepada-Nya. Rasulullah  adalah seorang pedagang yang berhasil. Karena amanah dan kejujurannya, Khadijah semakin memberikan kepercayaan lebih pada-Nya untuk membawa dagangan dalam jumlah yang lebih besar. Karena kerja keras dan kejujuran itulah Rasulullah  memperoleh kebelhasilan tanpa bantuan para dukun. Adakah contoh tauladan yang terbaik selain Rasulullah?

 

Apa yang dilakukan ibu ini dengan menyerahkan jimat ini adalah bentuk usahanya dalam memperbaiki kualitas ibadahnya kepada Allah Azza wa Jalla.  Semoga lbu ini memperoleh segala keinginannya dan senantiasa mendapatkan bimbingan dari Allah Jalla Jalaaluh Rabb semesta Alam.

 

Ghoib edisi:  56-3/Januari 2006 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN