Syetan Biang Cabul

 

 

Satu lagi, bukti nyata di hadapan kita. Syetan benar-benar perusak. Kali ini tentang kasus penyimpangan seksual. Kasus seksual sesama wanita, Lesbi. Penyimpangan seksual yang dulu dianggap sangat aib, tetapi kini dianggap biasa. Bahkan kuat usaha untuk melegalkan kemaksiatan yang menjijikkan itu. Sebagian aktifis kemanusiaan, bicara atas nama kesamaan mengusulkan agar komunitas itu diakui negara. Beberapa negara telah benar- benar melegalkan hal itu. Binatang saja tidak ada yang melakukannya. Manusia memang bisa lebih sesat dari binatang kotor sekali pun.

Kasus saudari kita yang alhamdulillah kini telah taubat, saudari Rosmala sungguh sangat tragis. Dia berjalan di antara lembah hitam. Mencoba mencari kebahagiaan melalui dunia lesbi. Menebar jaring jeratan, untuk menjerat pasangan wanitanya. Mata hatinya telah gelap. Akal sehatnya telah tertutup. Gaji dua bulan habis hanya dalam semalam untuk memuaskan nafsu syetannya. Kemaksiatan jika telah menjadi candu benar-benar membuat orang pandai menjadi sangat bodoh, membuat orang melek jadi buta, membuat orang tidak lagi peduli kecuali mencari kepuasan sesaat. Kecanduan kemaksiatan sampai membuat Rosmala ingin menikahi teman kencannya yang sama-sama wanita. Benar-benar buta.

Jin lesbi ternyata juga berandil besar dalam membuat Rosmala sulit meninggalkan dunia lesbinya. Jin itu telah berhasil dikeluarkan melalui metode Nabi, Ruqyah. Setelah itu, Rosmala bisa mengendalikan diri sehingga bisa benar-benar terlepas dari jeratan penyimpangan seksual. Jin selalu membisikkan hal-hal yang tidak diridhoi Allah.

Sampai-sampai jin Bety ingin menikah dengan Rosmala. Memaksa betul hingga dia tidak mau dikeluarkan. Jin Bety tetap berteriak-teriak ingin menikah dengannya. Karena terlanjur selama ini jin mendapatkan kesenangan dari Rosmala. Sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat, “Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, (dan Allah berfirman): Hai golongan jin (Syetan), sesungguhnya kamu telah banyak (menyesatkan) manusia. Lalu berkatalah kawan- kawan mereka dari golongan manusia: Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian dari pada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian(yang lain).” (Al-An’am: 128).

Kasus jin mencintai manusia pernah juga terjadi di zaman Ibnu Taimiyah. Beliau langsung turun tangan untuk mengeluarkan jin itu. Jin itu berkata, “Saya mencintainya.” Ibnu Taimiyah membentak, “Dia tidak mencintaimu.” Jin itu menyahut lagi, “Aku ingin pergi haji bersamanya”. Ibnu Taimiyah menyangkal, “Dia tidak mau pergi haji bersamamu”. Lalu jin tersebut menambahkan, “Saya tinggalkan dia demi menghormatimu”. Ibnu Taimiyah menegaskan, “Tidak, tapi karena taat kepada Allah dan rasul-Nya. “Ya, aku akan keluar darinya” sahut jin menyerah kalah.

Jin memang biang kerusakan

Setelah Iblis dikeluarkan dari surga, dia bersumpah dengan keagungan Allah untuk menyesatkan anak cucu Adam. Sehingga segala kerusakan dan kemaksiatan yang kita saksikan di bumi ini tidak lepas dari rencana-rencana panjang Iblis dan bala tentaranya.

Sebagaimana yang kita baca dalam ayat yang menjadi selalu pengingat kita bahwa kita selalu berhadapan dengan musuh besar, “Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan.” (Al-Baqarah: 268).

Perbuatan-perbuatan jahat adalah hasil bisikan syetan dalam hati manusia. Sedikit demi sedikit hingga kecanduan dan sulit melepaskan. Kemudian sebagian mati dalam keadaan berlumuran dosa. Naudzu billichi min dzalik.

Seperti yang dialami saudari kita Rosmala. Syetan lah yang telah menyeretnya hingga masuk ke lembah hitam lesbi. Baik syetan manusia yaitu temannya yang pertama kali memperkenalkannya kepada dunia itu ataupun jin yang benar-benar telah merasuk dalam dirinya dan selalu mendorongnya untuk melakukan dosa itu.

Dalam seruan ayat lain yang lebih tegas, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.” (An-Nur:21).

Lesbi adalah perbuatan yang keji dan mungkar. Dan ternyata itu adalah langkah-langkah yang sudah direncanakan untuk merusak anak cucu Adam. Jangan diikuti sejak bisikan kecil pertama yang kelihatannya sepele. Karena itu hanya permulaan dari sebuah rencana jahat yang besar.

Mengejar Cinta Semu

Ini pelajaran berikutnya, terutama bagi orang tua. Percekcokan di rumah tangga antara ayah dan ibu Rosmala sudah bagai kicauan burung di pagi hari. Hampir setiap hari terjadi. Cara mendidik ayah yang kasar dan tidak Islami membuat permasalahan semakin runyam. Belum lagi beban psikis sebagai anak pertama melihat adik-adiknya yang semakin membebani ibu.

Rumah sudah tidak lagi nyaman untuk dihuni. Harapan anak untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian dalam menyusun rencana masa depannya semuanya telah buyar.

Sebagai pelampiasan, dia lari ke luar rumah dengan segumpal harapan untuk mendapatkan yang telah hilang di rumah. Dan sebagaimana yang kita ketahui, dunia luar rumah di negeri ini sangat rawan, Rawan untuk keimanan kita. Sebagaimana yang ditemui Rosmala di luar rumah. Kemaksiatan demi kemaksiatan.

Orang tua yang masih melakukan kontrol terhadap anaknya ketika di luar rumah masih sering kecolongan. Maka bagaimana Rosmala tidak tenggelam dalam kemaksiatan, ketika kontrol orang tua sama sekali tidak ada. Terlebih setelah ibunya meninggal. Sejak usia yang masih relatif kecil yaitu usia SMP di sudah kecanduan narkoba. Setiap minggunya dia selalu memakai barang haram itu.

Sementara teman dekat tempat dia curhat bukan orang baik. Dari temannya itulah dia mengenal dunia yang dulunya tidak pernah terbayangkan akan dilakukannya. Menjadi seorang lesbian. Dari yang sifatnya coba-coba hingga dia sendiri menjadi lesbian yang menggaet teman- teman kerja wanitanya untuk dijadikan teman kencan. Masalah memang sudah kronis. Dosa sudah menjadi candu.

Tetapi berputus asa dari karunia Allah me mang bukan sifat seorang muslim. Dan Rosmala telah membuktikan itu. Karunia Allah turun membersihkan dirinya yang telah kotor. “Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat- Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selamanya-selamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (An-Nur: 21).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya, “Kalau sekiranya Allah tidak menganugerahi bagi yang Dia kehendaki untuk taubat dan kembali kepada-Nya, pembersihan jiwa dari syirik, dosa, kotoran dan akhlak rendah, tentu tidak ada jiwa yang bersih dan baik.”

Selama nyawa ini masih ada, selama matahari belum terbit dari barat, dosa yang telah mencekik kita pun bisa kita lepaskan. Asalkan kita cepat sadar bahwa kita sedang dicengkeram musuh abadi, syetan. Dan jangan pernah berputus asa, karena karunia Allah Maha Luas dan tipu daya syetan sangatlah kecil di hadapan- Nya. Semoga Allah selalu melindungi kita.

 

Ghoib Edisi No. 14 Th. 2/1425 H/2004 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

HUBUNGI ADMIN